• Tidak ada hasil yang ditemukan

5) Lagu hit terkenal “Another one Bites the Dust” oleh Queen mengandung kalimat yang jelas jika diputar terbalik yang berbunyi “Its

4.3.3. Politik Adu Domba dan Pengalihan Isu

Berbeda pendapat dan opini antara sesama dalam kehidupan manusia adalah hal yang wajar dan tidak akan pernah terelakkan. Tetapi terjadinya beda pendapat dan sampai menyebabkan perpecahan tentulah akan sangat disayangkan dan merugikan kerukunan dan keharmonisan dalam hidup bermasyarat, berbangsa dan bernegara.

Dan sungguh sangat disayangkan sekali, kalau perpecahan yang di timbulkan oleh beda pendapat tersebut disebabkan oleh suatu agenda atau kekuatan yang memang sengaja ingin memecah belah suatu masyarakat dalam suatu negara. Tidak jarang dilihat dan dengar di media terjadi saling caci dan hujat yang berujung pada kebencian antara sesama warga negara,

sesama organisasi, antara warna negara dengan sebuah institusi, ataupun antara institusi dengan institusi lainya.

Jadi, terkait masalah ekspresi pertunjukan kesenian musiknya, Lady Gaga bisa dibilang cukup menggemparkan dunia. Dikatakan menggemparkan karena memang setiap pertunjukan musik yang dibuatnya selalu menuai kontroversi yang luar biasa baik itu melibatkan sesama tokoh agama, masyarakat, pemerintahan serta dikalangan masyarakat sendiri juga menimbulkan kontroversi yang tak kalah hebatnya. Hal seperti itu juga menimpa negara Indonesia takkala batalnya konser Lady Gaga pada bulan Mei Tahun 2012 silam.

Melihat begitu hebatnya efek pro-kontra yang ditimbulkan oleh Lady Gaga, sungguh membuat khalayak bertanya-tanya dalam hati, kenapa hal tersebut bisa terjadi? Apa istimewanya seorang Lady Gaga? Apakah karena ada dampak negatif yang dibawanya atau malah sebaliknya?. Dalam ilmu psikologi, jika terjadi banyak penolakan terhadap sesuatu yang dianggap tidak sesuai dengan nilai etika, agama, sosial dan budaya, maka sudah bisa dikatakan kalau sesuatu itu lebih banyak mudhoratnya dari pada manfaatnya.

Berikut ini adalah beberapa data yang penulis himpun terkait pro dan kontra batalnya pertunjukan konser Lady Gaga di Indonesia:

KH. Hasyim Muzadi: “HAM tidak bisa digunakan untuk hal-hal yang merusak serta menciptakan kerawanan. Kalau konser ini dipaksakan tentu menguntungkan yang berbisnis, namun ujung-ujungnya akan menambah beban stabilitas saja” (www.arrahmah.com, Mei 2012)

KH. Syaifudin Amsir, MA dari Syuriah PBNU mengatakan: “Saya heran pada orang Indonesia. Sudah jelas-jelas Lady Gaga itu ditolak di banyak negara, di Indonesia kok malah diperbolehkan. Ketinggalan zaman. Banyak negara sudah berpikiran maju, rakyat Indonesia kok malah meributkan soal Lady Gaga” (www.arrahmah.com, Mei 2012).

Ketua Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) Slamet Effendy Yusuf berpendapat “tidak perlu ada penolakan, terlebih mengharamkan, terhadap diva pop Lady Gaga yang akan menggelar konser di Jakarta, Juni mendatang. Lady Gaga merupakan artis yang memiliki talenta luar biasa yang bisa saja memberikan inspirasi khalayak di Indonesia” (www.kapanlagi.com. 20 Maret 2012).

Mentri Menkopolhukan, Djoko suyanto menyatakan “Harus disepakati dan dikompromikan dengan pihak mereka, agar tidak menampilkan yang vulgar”. Yang terpenting kan dikelola antara yang pro dan kontra, sehingga show-nya bisa jalan, tapi aspirasi yang mengkhawatirkan penampilannya juga diwadahi” (www.detik .com, 2012).

Beragam respon dari publik muncul atas permintaan pembatalan konser Lady Gaga yang diutarakan oleh Ketua MUI, KH Kholil Ridwan. Sebagian besar dari mereka menyayangkan apabila konser yang rencananya akan digelar pada 3 Juni 2012 ini batal. Berikut ini beberapa contoh tanggapan terhadap ketua MUI tersebut:

Terkait fatwa haram menonton konser Lady Gaga yang dikeluarkan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Cholil Ridwan, Slamet yang juga salah satu Ketua MUI itu menganggap itu fatwa pribadi, bukan kelembagaan (Kapanlagi.com, 20 maret 2012).

"Yaelah... yg beginian aja diurusin sama uztad. kaya ga ada topik lain yg mau dibahas. penduduk asli indonesia yg kental dgn adat timur aja blm kelar2 urusannya mslh umbar aurat, boro boro. menggelikan," ujar salah seorang pengguna Facebook (Kapanlagi.com, 20 Maret 2012).

Beberapa lagi malah mengaitkan dengan kegiatan korupsi di negeri ini yang lebih penting untuk diurusi. "setuju sama erick! mending ngurusi koruptor yg lbh gk tw m0ral drpda lady gaga!" tulis sebuah akun menanggapi komentar yang mengaitkan hal ini dengan korupsi (Kapanlagi.com, 20 Maret 2012).

Meski begitu, tidak semua masyarakat tidak setuju dengan pernyataan Kholil, beberapa di antaranya juga menyatakan dukungannya. "Bagus!, Setuju ma MUI!," tulis salah satu pengguna Facebook di fanspage (Kapanlagi.com, 20 Maret 2012).

"Menurut saya itu sih berlebihan, karena Lady Gaga, Beyonce atau siapa pun yang datang ke sini tujuannya kan menghibur. Jangan mengadukan suatu hal yang agamis dengan hiburan. Saya rasa yang beli tiket ini juga sudah cerdas, yang memang menghibur atau merusak moral." Ucap Julia Perez (Jupe) saat dijumpai di ANTV Studio Complex, Rasuna Epicentrum, Jakarta Selatan, Senin (19/03) malam (www.kapanlagi.com, 19 Maret 2012).

Dari penjelasan di atas, bisa dikatakan kalau semua itu merupakan serangan terhadap Negara Indonesia dari berbagai segi. Itulah sebabnya mengapa begitu banyaknya pemahaman Islam yang aneh dan menyimpang tumbuh subur di Indonesia seperti Islam Liberal, Ahmadiyah dan sebagainya. Itu juga sebabnya selalu ada guncangan terhadap sistem perekonomian Indonesia baik itu dari dalam maupun dari luar negeri. Itu juga sebabnya maraknya terjadi aksi teroris di Indonesia. Illuminati ingin menggoyahkan kekompakan Umat Muslim terbesar di dunia.

Bukankah semua itu merupakan agenda dan cita-cita Illuminati yang tertuang dalam Protokol Zion?. Mereka ingin melihat masyarakat Indonesia tercerai berai dalam perang saudara yang berkepanjangan seperti yang terjadi di Timur-Tengah sana. Dan jika Indonesia tidak waspada, suatu saat hal

tersebut akan benar-benar terjadi. Semua itu adalah ibarat bom waktu yang siap meledak bagi bangsa Indonesia. Dalam politik, tidak ada suatu kejadian terjadi secara tidak sengaja, semua hal pastilah sudah direncanakan untuk terjadi.

Batalnya konser Lady Gaga telah menjadi perselisihan yang hebat di Indonesia. Bahkan kalau dibaca, beragam komentar di jejaring sosial seperti caci maki dan sumpah serapahpun tertuju kepada kepolisian Republik Indonesia sebagai institusi hukum yang berwenang menjaga stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat. Kepolisian RI dianggap telah gagal dalam menjalankan tugasnya tersebut. Bisakah dibayangkan hanya gara-gara izin tidak dikeluarkan pada artis yang bermasalah, lalu sebagian masyarakat menghujat lembaga yang satu ini. Harusnya, jika ingin maju, cobalah menilai sesuatu dengan hati nurani. Dengan kata lain, jika memakai konsep pandangan agama Islam, ekspresi kesenian Lady Gaga bisa dikatakan sebuah fitnah bagi masyarakat dunia umumnya dan masyarakat Indonesia khususnya yang merupakan mayoritas Muslim terbesar di dunia.

Kata fitnah (jamak: fitan) digunakan dalam Al-Qur’an untuk merujuk pada makna “godaan yang menguji komitmen keagamaan mukmin” dan berarti pula “hukuman melalui ujian”. Dalam teks-teks sejarah Arab klasik, kata fitnah utamanya digunakan untuk merujuk pada “perang saudara” “pemberontakan yang mengarah pada perpecahan”, atau “perselisihan faksi yang dahsyat”, namun bahkan dalam teks-teks sejarah, kata tersebut mengandung konotasi “ujian atau penderitaan bersama” dan “godaan untuk merendahkan sesama

saudara Muslim”. Dalam literatur hadis, fitnah bisa bermakna “perselisihan di antara kaum Muslim”, dan bisa pula berarti “cobaan yang diberikan oleh Allah untuk menguji dan menyucikan diri orang mukmin” – Encyclopedia of Islam, Editor Kepala, Richard C. Martin, hal 259 (Zaid, 2013: 409).

Dari penjabaran tentang fitnah tersebut, maka dapat disimpulkan kalau persoalan ekspresi kesenian dari Lady Gaga maupun artis lainnya yang sejenis, jelas merupakan godaan yang merendahkan sesama umat Muslim Indonesia atau ujian dan penderitaan bersama yang dipikul oleh umat Muslim untuk tetap sabar dan tabah terhadap semua bentuk strategi adu domba atau perang saudara yang menginginkan terpecahnya persatuan dan kesatuan Muslim Indonesia.

Sebenarnya penolakan terhadap kedatangan seorang artis asing di suatu negara adalah hal yang biasa. Apapun alasannya, entah karena dianggap melanggar norma dan ajaran agama yang dianut mayoritas warganya, dianggap tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya yang dibangun negara tersebut, atau sekedar bermasalah hukum pribadi. Tapi penolakan itu tak pernah dibesar-besarkan sampai jadi perbincangan dunia internasional. Bahkan di masa Orde Lama, Presiden RI Soekarno, pernah melarang musik Barat yang disebutnya musik “ngak-ngik-ngok” karena dianggap imperialisme budaya.

Tapi kenapa media-media di Indonesia cendrung membesar-besarkan masalah batalnya konser Lady Gaga?. Sedangkan hal yang serupa juga pernah terjadi di negara-negara maju sekalipun, akan tetapi permasalahannya

tidaklah dibesar-besarkan layaknya di Indonesia. Pertanyaan yang muncul di sini adalah ada apa dibalik semua ini? Adakah pihak-pihak tertentu yang ingin memecah-belah masyarakat dan umat beragama di Indonesia?. Jawabnya sudah pasti ada.

Berikut ini adalah kasus serupa yang melarang artis tertentu untuk masuk ke suatu negara dikarenakan artis tersebut dianggap memiliki masalah, tetapi negara yang bersangkutan tidak dianggap melanggar HAM dan pemberitaanya tidaklah seheboh layaknya penolakan yang terjadi di Indonesia. Berikut kasus serupa diantaranya (www.kaskus.us):

Amerika Serikat pun pernah melarang artis masuk ke negaranya. Penyanyi pop asal Inggris, Lily Allen, dihentikan pihak berwenang bandara Los Angeles, meski telah mengantongi visa bekerja pada 2007. Penyebabnya, insiden pertengkaran Lily Allen dengan seorang fotografer. Lily dituding memukul fotografer itu. Amerika juga pernah menolak kedatangan penyanyi peraih Grammy Award, Amy Winehouse. Alasannya, nama penyanyi asal Inggris ini tercemar karena kasus kecanduan narkoba dan memukul seorang penggemarnya.

Pada 2010, Jepang pernah melarang Paris Hilton singgah di Negeri Sakura karena kasus narkoba yang menimpa sosialita ini. Sebelumnya, Paris ketangkap basah dengan kokain di Los Angeles. Badan imigrasi Jepang menghentikan perempuan berambut pirang ini di bandara dan memintanya segera meninggalkan Jepang.

Tolak menolak orang untuk masuk ke negara tertentu dengan alasan keamanan sudah sering dan biasa terjadi bahkan di negara yang mengaku pahlawan HAM. Misalnya, Cat Steven pernah ditolak masuk Amerika, dan Yusuf Qardhawi,ulama moderat Arab pernah ditolak masuk Perancis.

Sesungguhnya dalam menyikapi beda pendapat atau perselisihan di tengah-tengah hidup manusia sudah dituntun dan diatur dalam agama, akan tetapi manusia memang jarang yang mengembalikan segala sesuatunya kepada agama dikarenakan rasa ego yang memperbudak hati nurani manusia itu sendiri, walaupun sebenarnya mereka tahu sesuatu itu hal yang buruk dan cara pandangnya harus dikembalikan pada perspektif agama. Dalam agama Islam sendiri, untuk hal yang seperti ini Allah SWT telah mengaturnya dengan firmanya sebagai berikut:

“Jika kamu berlainan pendapat tentang segala sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Quran) dan Rasulnya (Sunahnya) (An-Nisaa : 59)

Pada prinsipnya, jika setiap tokoh agama, pemerintahan dan pengamat sosial budaya kembali kepada cara pandang agama masing-masing dengan mengedepankan hati nurani, menurut penulis persoalan seperti pembatalan koser dari Lady Gaga oleh pihak kepolisian ini tidak akan menjadi masalah dan perselisihan yang membuat masyarakat dari berbagai kalangan menjadi terkotak-kotak dan saling benci-membenci. Tapi kembali lagi, kenapa masih banyak tokoh, pengamat ataupun pemimpin suatu instansi yang malah mendukung sesuatu yang sangat jauh dari nilai etika, agama dan moral dalam masyarakat? Untuk menjawabnya silahkan masing-masing diri memahaminya setelah mengetahui fenomena realitas yang tampak.

Kemudian lagi, fenomena Lady Gaga tersebut menurut penulis tidak hanya untuk memecah belah kelompok masyarakat, akan tetapi juga ada agenda lain dibalik itu. Agenda tersebut adalah upaya pengalihan isu. Menurut penulis ada kepentingan politik pihak-pihak tertentu mungkin dari pihak asing yang sedang bermasalah dengan pemerintah Indonesia dalam hal tertentu dimana hal tersebut mungkin menjadi perbincangan publik yang hebat. Jadi, di saat itulah hal-hal seperti kedangan artis kontroversial ataupun yang lagi naik daun diagendakan untuk manggung. Dengan tercurahnya perhatian pada hal lain, mereka bisa sedikit bernafas dan memiliki waktu untuk mengatur strategi yang akan diambil demi memuluskan tujuan yang ingin dicapai.

Dokumen terkait