• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : PERSPEKTIF TEORI

A. Politik Hukum

penggantian hukum lama, dalam rangka mencapai tujuan negara.

b. Pengambilan keputusan merupakan suatu cara yang digunakan untuk

memberikan suatu pendapat yang dapat menyelesaikan suatu masalah

dengan cara/teknik tertentu agar dapat lebih diterima oleh semua pihak.

c. Pemerintahan desa merupakan penyelenggaraan urusan pemerintahan

dan kepentingan masyarakat setempat dalam sistem pemerintahan

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

F. Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai problematika pengambilan keputusan

pemerintah desa sebelumnya sudah banyak diteliti seperti Akmal Maulid

Al Nashr yang berjudul “Pengambilan Keputusan di Desa Gondang

Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang Prespektif Siyasah” dalam

penelitian ini berkesimpulan pengambilan keputusan yang dilakukan di

Desa Gondang merupakan wewenang dari kepala desa sebagai pemimpin

tertinggi dalam pemerintahan desa. Dalam menjalankan pemerintahannya

yang berkaitan dengan pemecahan masalah-masalah yang ada di

masyarakat, mekanisme yang dilakukan dalam pengambilan keputusan

oleh kepala desa menggunakan cara musyawarah tingkat desa. Namun,

dari keputusan yang telah dibuat terdapat beberapa keputusan yang kurang

demokratis sehingga hasil yang dicapai tidak maksimal karena belum bisa

mensejahterakan masyarakat desa

5

. Dalam penelitian ini menggunakan

metode kualitatif perbedaannya dari penelitian ini dengan yang akan

diteliti terletak pada lokasi dan pada fokus dimana penelitian yang akan

diteliti merujuk pada dinamika dan problematika pengambilan keputusan

dan tindakan pemerintahan Desa Tropodo dalam penempatan pengelolaan

akhir sampah.

G. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Metode penelitian menjadi alat bagi peneliti dalam melakukan

analisis data yang ada. Sehingga dapat menemukan sebuah kesimpulan

dari penelitian tersebut. Dalam penelitian yang berjudul “Dinamika

Pengambilan Keputusan Pemerintahan Desa dalam Perspektif Politik

Hukum ( Studi kasus pengelolaan akhir sampah Desa Tropodo kecamatan

5 Akmal Maulid Al Nashr, Pengambilan Keputusan di Desa Gondang Kecamatan Taman Kabupaten Pemalang Prespektif Siyasah, 2016.

Waru )” maka peneliti menggunakan metode pendekatan kualitatif, dimana

metode pendekatan kualitatif yang secara sederhana dapat dijelaskan

bahwa metode kualitatif ini adalah penelitian yang dilakukan untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh objek penelitian

dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

ilmiah.

6

Metode kualitatif menurut Banister Et Al “ inti dari penelitian

kualitatif adalah sebagai suatu metode untuk menangkap dan memberikan

gambaran terhadap suatu fenomena, sebagai metode untuk mengeksplorasi

fenomena, dan sebagai metode untuk memberikan penjelasan dari suatu

fenomena yang di teliti”.

7

Dalam pendekatan ini peneliti terjun langsung ke Desa Tropodo

kecamatan Waru Kabupaten Sidoarjo yang merupakan lokasi penelitian.

Peneliti mendatangi pemerintahan Desa Tropodo serta masyarakat desa

Tropodo yang sudah ditentukan sebagai informan dalam penelitian tentang

Dinamika pengambilan keputusan pemerintahan Desa Tropodo dalam

penempatan tempat akhir sampah.

Penelitian ini mencari data langsung dengan melakukan wawancara

dimana peneliti mengajukan beberapa pertanyaan kepada anggota

pemerintahan Desa Tropodo yang sudah ditentukan sebagai informan dan

melakukan percakapan kepada orang-orang yang bersangkutan, seperti

masyarakat yang terdampak mengenai penempatan sampah di Desa

6 Bagong suyanto metode peneltian social: berbagai alternative pendekatan, (Jakarta, kencana prenaa media group, 2005), 166.

Tropodo. penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena pada

permasalahan mengenai dinamika pengambilan keputusan penempatan

sampah di Desa Tropodo. Sehingga tidak memungkinkan penelitian ini

menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan instrumen berupa

angket. Karena pada permasalahan kali ini sangat tepat kiranya jika

menggunakan metode penelitian kualitatif untuk memahami masalah

fenomena-fenomena sosial yang terjadi.

Dan dengan menggunakan metode kualitatif ini dapat menggali data

yang bersifat proses kerja, perkembangan suatu kegiatan, deskripsi yang

luas dan mendalam, prasaan, norma, sikap, mental, keyakinan, etos kerja

dan budaya yang dianut oleh individu maupun kelompok orang dalam

lingkungan kerja. Sehingga tujuan dari penelitian dapat tercapai.

Dari sisi metodeologis, tata cara mengungkapkan pemikiran

seseorang atau pandangan kelompok orang adalah dengan menggunakan

penelitian secara kualitatif. Untuk mengungkapkan pemikiran seseorang

secara metodologis, peneliti melakukan beberapa tahap agar bisa

mendapatkan data yang sesuai.

Penelitian ini dilakukan dalam kurun waktu dua bulan setengah

untuk mendapatkan data yang valid. Melakukan wawancara dengan setiap

masyarakat yang terdampak dan masyarakat yang ikut serta dalam mediasi

yang dibuat untuk mencari jalan keluar dalam pengambilan keputusan

tentang penanganan sampah, agar dapat lebih maksimal untuk menggali

data. Setelah melakukan wawancara dan mendapatkan jawaban-jawaban

dari setiap hasil pemikiran informan yang sudah disampaikan. Maka

selanjutnya peneliti mengelolah data-data secara tertulis dan terstruktur

sesuai dengan tema penelitian.

Dari proses penelitian tentang dinamika pengambilan keputusan

pemerintahan Desa Tropodo dalam penempatan sampah akhir sesuai

dengan yang disampaikan oleh Bodgan dan Taylor dalam Basrowi

mendefinisikan metodelogi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Individu dipandang sebagai

bagian dari suatu keutuhan, bukan sebagai variabel atau hipotesis. Jenis

penelitian ini menggunakan studi kasus,

Pada penelitian itu bermacam-macam jenisnya, dan dapat

dikelompokkan berdasarkan tujuan, metode, tingkat eksplanasi, dan

analisis jenis data. Dalam hal ini penelitian yang dilaksanakan adalah

berupa penelitian yang bersifat deskriptif. Metode deskriptif analisis yaitu

metode dimana penulis mengumpulkan data-data penelitian yang diperoleh

dari objek penelitian dan literature-literatur lainnya. Kemudian

menguraikan secara rinci untuk mengetahui permasalahan penelitian dan

mencari penyelesaiannya.

8

Sedangkan, metode deskriptif kualitatif yang berbasis studi kasus

yaitu penelitian yang dimaksud untuk memahami tentang apa yang dialami

oleh subyek penelitian misalnya perilaku, presepsi, motivasi dan tindakan

dan dengan cara deskripsi melalui kata-kata dan bahasa pada konteks

khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai macam metode

alamiah.

9

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di desa Tropodo Kecamatan Waru

Kabupaten Sidoarjo. Tropodo merupakan salah satu desa yang padat

penduduknya di Kecamatan Waru. Di Tropodo sudah banyak berdiri

perumahanperumahan, seperti Griyo Mapan Sentosa, Tropodo Indah,

Tropodo Asri, Citra Tropodo, Wisma Tropodo, Taman Wisata Tropodo,

Perum Samudra, Perum P&K. Di Tropodo juga banyak berdiri

pabrik-pabrik. Secara geografis Desa Tropodo berada pada 4 km dari pusat

pemerintahan Kecamatan Waru sedangkan dari pusat pemerintahan Kota

Sidoarjo pada 10 km sebelah utara kabupaten Kota Sidoarjo, batas-batas

wilayah Desa Tropodo sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Desa Kepuh Kiriman Kecamatan Waru

b. Sebelah Selatan : Desa Pabean Kecamatan Waru

c. Sebelah Barat : Desa Ngingas Kecamatan Waru

d. Sebelah Timur : Desa Tambak Sawah Kecamatan Waru

Alasan peneliti memilih lokasi ini sebagai obyek penelitian yaitu:

a. Karena Desa Tropodo merupakan desa yang padat penduduk

yang sulit untuk mengatasi sampah dan menempatkan sampah

b. ada anggota masyarakat yang memanfaatkan lahan untuk

penempatan sampah

c. pemerintahan desa yang kurang peduli dengan lingkungan

3. Informan Penelitian

Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik

purposive sampling atau sampling bertujuan. Sampling bertujuan

merupakan suatu strategi jika seseorang menginginkan agar dapat

memahami sesuatu mengenai kasus-kasus terpilih tertentu tanpa

membutuhkan (atau berhasrat) untuk mengeneralisasi kepada semua kasus

seperti itu. Peneliti menggunakan purposive sampling untuk meningkatkan

kegunaan informasi yang diperoleh dari sampel yang sedikit. Sampling

bertujuan membutuhkan informasi yang diperoleh atau diketahui itu dalam

fase penghimpunan data awal mengenai variasi di antara sub-sub unit

sebelum sampel dipilih. Peneliti pada mulanya menelusur informan,

kelompok-kelompok, tempat-tempat, atau peristiwa-peristiwa kunci yang

mempunyai informasi yang kaya dari mereka, sub-sub unit dipilih untuk

kajian yang lebih dalam. Dengan perkataan lain, sampel-sampel ini dapat

dipilih karena merekalah agaknya yang mempunyai pengetahuan banyak

dan informatif mengenai fenomena yang sedang diinvestigasi oleh peneliti.

Sehingga, dalam menentukan informasi penelitian, penulis memilih

informan berdasarkan beberapa pertimbangan. Pertimbangan tersebut

bedasarkan kedudukannya dalam pemerintahan desa.

Informan adalah orang yang bisa memberi informasi tentang situasi

dan kondisi latar penelitian. Informasi ini dibutuhkan untuk mengetahui

Dinamika pengambilan keputusan pemerintahan Desa Tropodo dalam

pengelolaan akhir sampah. Berikut beberapa informan yang dimintai data

informasi sesuai dengan tema yang diteliti, pertama Yusuf selaku kepala

desa yang kedudukannya sebagai pemimpin desa alasan memilih informan

Yusuf, dikarenakan kepala desa merupakan lembaga eksekutif desa dalam

pengambilan suatu kebijakan. Kedua, Irianto selaku ketua BPD di Desa

Tropodo yang memiliki kewenangan Membahas dan menyepakati

rancangan peraturan desa bersama kepala desa. Ketiga, Hudiyono selaku

kepala seksi pembangunan karena yang membidangi masalah

pembangunan terutama tentang tempat pengelolaan sampah. Keempat,

Rodis sekertaris desa karena menjadi pengganti kepala desa apabila

kepala desa berhalangan. Kelima, Rrofi’i LPM Desa Tropodo karena

sebagai lembaga yang mendampingi masyarakat. Keenam, Fadillah

sebagai masyarakat Desa Tropodo. Ketujuh, Rouf masyarakat Desa

Tropodo. Kedelapan, Abu sebagai ketua kelompok masyarakat yang

protes kepada pemerintah desa Tropodo. Kesembilan, Hadi sebagai tokoh

masyarakat Desa Tropodo. Kesepuluh, Sulaiman selaku ketua RT 13, dan

kesebelas Muhammad Fauzan, selaku ketua RW 01 orang yang dirasa

lebih mengerti mengenai informasi permasalahan yang ada di RW 01.

4. Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil dari sumber data yang

pertama di lapangan atau sember data pertama yang dihasilkan.

10

Data

primer diperoleh dengan cara mencari jawaban dari pertanyan yang

diajukan melalui wawancara secara langsung. Dengan menentukan

beberapa informan yang dipilih berdasarkan kebutuhan penelitian, yang

berkaitan dengan tema penelitian. Informan adalah orang yang bisa

memberikan informasi tentang situasi dan juga kondisi latar

penelitian.

11

Informan bukan hanya sebagai sumber data, melainkan

juga aktor pelaku yang menentukan berhasil atau tidak penelitian

berdasar hasil informasi yang diberikan.

b. Data Sekunder

Data skunder diperoleh dari sumber sekunder, yaitu sumber data

yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data,

misalnya melalui orang lain atau melalui dokumen. Data sekunder

merupakan data pendukung dan pelengkap dari data primer. Dalam

penelitian ini, data sekunder diperoleh dengan cara dokumentasi dalam

pengumpulan data. Data sekunder adalah data penunjang sumber utama

untuk melengkapi sumber data primer. Sumber data sekunder diperoleh

dari hal-hal yang diberkaitan dengan penelitian, antara lain buku, jurnal,

10 Burhan bungin, Metodologi Penelitian Sosial. Airlangga University (Surabaya: Press, 2001), 129.

artikel, koran, browsing data internet, dan juga berbagai dokumentasi

pribadi maupun resmi.

5. Teknik Pengumpulan Data

Adapun untuk mencari realitas kebenaran maka dibutuhkan metode

di bawah ini dalam penelitian yang dilakukan:

a. Metode Observasi

Metode ini merupakan pengamatan yang dilakukan secara

sengaja, sistematis mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala

psikis untuk kemudian dilakukan pencatatan. Metode ini penulis

gunakan untuk memperoleh data tentang lokasi, sarana letak geografis

objek penelitian.

12

Dalam metode observasi ini peneliti melakukan

pengamatan langsung dilapangan. Menurut Patton (dalam Poerwandari

1998) salah satu hal yang penting, namun sering dilupakan dalam

observasi adalah mengamati hal yang tidak terjadi. Dengan demikian

Patton menyatakan bahwa hasil observasi menjadi data penting karena

Peneliti akan mendapatkan pemahaman lebih baik tentang konteks

dalam hal yang diteliti akan atau terjadi. Observasi memungkinkan

peneliti untuk bersikap terbuka, berorientasi pada penemuan dari pada

pembuktiaan dan mempertahankan pilihan untuk mendekati masalah

secara induktif.

b. Metode Wawancara

12 Bagong suyanto metode peneltian social: berbagai alternative pendekatan, (Jakarta: Kencana Prenaa Media Group, 2005). hal 172

Metode ini adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan

penelitian. dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si

penanya dengan si penjawab dengan menggunakan alat yang

dinamakan interview guide (panduan wawancara)

13

. Menurut Stewart

dan Cash “wawancara diartikan sebagai sebuah interaksi yang

didalamnya terdapat pertukaran atau berbagai aturan, tanggung jawab,

prasaan, kepercayaan, motif, dan informasi. Wawancara bukanlah suatu

kegiatan dengan kondisi satu orang melakukan/memulai pembicaraan

sementara yang lain hanya mendengarkan, akan tetapi adanya interaksi

yang berkesinambungan antara pewawancara dan informan.”

14

Dalam hal ini metode wawancara bertujuan untuk menggali data

dengan cara memberikan pertanyaan kepada informan atau responden.

wawancara dapat dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara

spontan ataupun dengan menggunakan pedoman wawancara kemudian

peneliti mencatat dan merekam hasil wawancara dengan informan.

c. Metode Dokumentasi

Dalam teknik pengumpulan data sangat membutukan metode

dokumentasi. Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan

dokumen-dokumen yang dimana sebagai data skunder. Peneliti menggunakan

metode dokumentasi untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel

yang berupa catatan, transkrip, buku dll.

15

13 Ibid, hal 172

14 Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif. (Jakarta: Selemba Humanika, 2010), Hal 118.

Setelah melakukan pengamatan dokumentasi, peneliti memohon

izin untuk meminta copyan data dokumentasi kepada lembaga yang

berhak. Metode ini akan mendukung hasil penelitian dengan metode

wawancara. Sehingga hasil penelitian lebih bisa dipercaya.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara

sistematis catatan hasil observasi, wawancara dan lainnya untuk

meningkatkan pemahaman peneliti tentang kasus yang diteliti dan

menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain. Moelong mendefinisikan

analisis data sebagai proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke

dalam pola, kategori dan satuan dasar sehingga dapat ditemukan tema dan

dapat dirumuskan hipotesis kerja sebagaimana yang disarankan oleh

data.

16

Penelitian ini menggunakan model analisis data yang dikembangkan

oleh Miles dan Huberman yang terdiri dari tiga hal utama/alur kegiatan

yang akan dilaksanakan dari awal hingga selesai, yaitu: reduksi data,

penyajian data dan penarikan kesimpulan. Adapun langkah-langkah yang

harus ditempuh dalam model analisis data kualitatif adalah sebagai

berikut:

a. Reduksi Data

Reduksi data adalah proses pemilihan, pemfokuskan data kasar yang

muncul dari catatan tertulis dari lapangan (field note) yang dilakukan

Alfabata, 2014) Hal 277.

16 Noeng Muhjair, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Yogyakarta:Rake Sarasin, 1996) 104.

secara terus-menerus selama penelitian berlangsung. Penelitian menyeleksi

setiap data yang didapatkan di lapangan melalui observasi, wawancara,

dan dokumentasi yang telah dan sedang dilakukan. Karena, proses reduksi

data ini bertujuan untuk menajamkan, menggolongkan, mengarahkan,

membuang bagian data yang tidak diperlukan, serta mengorganisasi data

sehingga memudahkan penarikan kesimpulan, kemudian dilanjutkan

dengan proses verifikasi.

Tahap ini dilakukan oleh peneliti dalam menyelesaikan Skripsi yang

berjudul “Dinamika Pengambilan Keputusan Pemerintahan Desa dalam

Perspektif Politik Hukum ( Studi kasus pengelolaan akhir sampah desa

Tropodo kecamatan Waru )”. Untuk memfokuskan menjadi penelitian ini.

Peneliti melakukan beberapa kali observasi, dan dengan melakukan

tahap-tahap yang dilakukan oleh peneliti yaitu, menentukan informan yang akan

diwawancarai dan dianggap sangat tahu informasi dan juga dapat

memberikan data yang valid terhadap setiap pertanyaan yang akan di

ajukan. Yang setelah itu turun langsung di lapangan, dengan menemui

beberapa informan dan melakukan wawancara kepada setiap informan

untuk mendapatkan data yang valid. Wawancara ini dilakukan beberapa

kali oleh peneliti selama data tersebut dirasa belum sampai pada target

yang ditentukan oleh peneliti. Dalam melakukan wawancara tersebut,

peneliti membuat catatan tulisan dari semua data (field note) yang didapat

murni dari lapangan. Dari semua data kasar tersebut, dikelola oleh peneliti,

dipilih mana yang dianggap sangat tepat, termasuk memilih beberapa

informan sebagai bentuk pengfokusan dalam menganalisis data yang akan

dimasukkan dalam laporan penelitian, agar mudah untuk ditarik

kesimpulan dari penelitian tersebut.

b. Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan. Dalam penyajian data, peneliti akan lebih mudah memahami apa

yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan. Artinya, setelah proses

reduksi selesai dilakukan, peneliti menyajikan data secara terstruktur.

c. Verifikasi atau Penarikan Kesimpulan

Upaya penarikan kesimpulan dilakukan peneliti secara

terus-menerus selama berada di lapangan. Peneliti mengintrerpretasi data yang

telah tersaji, kemudian merumuskan pola dan tema, melihat data dan

mencoba mereduksinya kembali, sehingga proses ini merupakan proses

yang interaktif.

I. Teknik Keabsahan Data

Pada langkah ini penetapan dari keabsahan data diperlukan teknik

pemeriksaan pelaksanaan. Teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah

kriteria tertentu. Ketajaman analisis peneliti dalam menyajikan sebuah data

tidak menjadikan hasil temuan peneliti memiliki keakuratan data. Perlu

melewati pengujian data terlebih dahulu sesuai dengan langkah-langkah

yang telah ditetapkan sebagai seleksi akhir dalam menghasilkan temuan.

17

Keabsahan data merupakan standar kebenaran suatu data hasil

penelitian yang lebih menekankan pada data atau informasi dari pada sikap

dan jumlah orang. Pada dasarnya uji keabsahan data dalam sebuah

penelitian, hanya ditekankan pada uji validitas dan reliabilitas. Dalam

penelitian ini peneliti memakai keabsahan data sebagai berikut:

1. Perpanjangan Keikutsertaan

Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti memastikan data yang

di lapangan benar-benar terkumpul dengan menambah studi penelitian

di lapangan. Hal ini dilakukan agar bertujuan agar tidak ada kekliruan

pada penelitian atau tulisan sehingga data yang diperoleh akan lebih

valid. Namun langkah ini memungkinkan peneliti untuk kembali ke

lokasi penelitian dengan memerlukan waktu yang lumayan lama.

2. Ketekunan Pengamatan

Ketekunan pengamatan disini berarti teknik pemeriksaan

keabsahan data berdasarkan ketekunan peneliti dalam kegiatan

pengamatan. Ketekunan merupakan sikap mental yang disertai dengan

ketelitian dan keteguhan di dalam melakukan pengamatan untuk

memperoleh data penelitian. Pengamatan merupakan proses yang

kompleks, yang tersusun dari proses biologis (mata, dan telinga) serta

psikologis (daya adaptasi yang didukung oleh sifat kritis dan cermat).

18

3. Triangulasi

Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan

pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Triangulasi

dalam pengujian kredibilitas ini diartikan data dari berbagai sumber

dengan berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.

Dengan demikian, terdapat triangual sumber, teknik, dan waktu.

a. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek

kembali derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui

waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif, hal tersebut

dapat dicapai dengan mebandingkan data hasil pengamatan dengan

data hasil wawancara. Membandingkan keadaan dan perspektif

seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan juga perlu

dilakukan, serta perlunya membandingkan hasil wawancara dengan

isi suatu dokumen terkait.

b. Triangulasi dengan metode. Hal ini dimaksudkan dengan

menggunakan metode dengan cara melakukan perbandingan,

pengecekan kebenaran dan kesesuaian data penelitian melalui

metode yang berbeda. Terdapat dua strategi yaitu:

19

a. Pengecekan derajat kepercayaan menemukan hasil penelitian

dengan beberapa tenik pengumpulan data.

b. Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan

metode yang sama.

Pada penelitian ini, akan dilakukan hal dengan membandingkan data

antara di lapangan dengan luar lapangan. Peneliti mengambil salah satu

informan yang bernama Hadi, yang mana informan tersebut adalah orang

yang luar lapangan yang diteliti, namun masih tetap satu desa yang

dianggap oleh masyarakat sangat membantu dalam penyelesaian

penempatan akhir sampah tersebut. Maka, dengan perbandingan ini akan

memungkinkan peneliti lebih mengetahui apakah data tersebut valid atau

tidak. Karena disini peneliti akan memilih data yang akan dijadian laporan

yang berikutnya akan dimasukan ke dalam laporan penelitian.

J. Sitematika Pembahasan

Untuk mendapatkan gambaran yang menyeluruh dan jelas terhadap

suatu penelitian, maka hasil penelitian ini disusun secara berurutan dengan

sistematika yang sudah ditentukan.

Bab I, adalah pendahuluan, bab ini memuat latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, telaah

putaka dan sistematika penulisan.

Bab II, adalah kerangka konseptual dan teori. Dalam bab ini Kerangka

Teori terdiri dari teori politik hukum.

Bab III, adalah setting penelitian, gambaran umum desa Tropodo,

APBDes Tropodo 2017.

Bab IV, adalah penyajian data dan analisa data yang memaknai hasil

penelitian tentang. Memaparkan hasil penelitian dan pembahasannya

“Dinamika pengambilan keputusan pemerintahan Desa Tropodo dalam

penempatan pengelolaan akhir sampah” dan “Problematika pengambilan

keputusan pemerintahan Desa Tropodo dalam penempatan pengelolaan akhir

sampah”.

Bab V, yaitu penutup, yang memuat kesimpulan dan saran. Yang pada

bagian terakhir adalah daftar pustaka dan lampiran.

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Politik Hukum

Politik hukum menurut F. Sugeng Istanto bawa pengertian dari

politik hukum dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yang pertama

politik hukum sebagai terjemahan rechtspolitic, kedua, politik hukum

bukan sebagai terjemahan rechtspolitic, dan yang ketiga politik hukum

membahas public policy.

1

Public policy (kebijakan publik) yang berpacu pada tulisan Dye dan

Singler yang memfokuskan pada perbuatan yang dilakukan atau tidak

dilakukan oleh pemerintah. Politik hukum merupakan bagian dari ilmu

hukum yang membahas perubahan hukum yang berlaku menjadi hukum

yang seharusnya untuk memenuhi perubahan kehidupan dalam

bermasyarakat. Beberapa ahli hukum mengemukakan antara lain,

Bellefroid mengemukakan bahwa politik hukum menyelidiki

Dokumen terkait