• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

B. Partai Politik

Partai politik dalam pendefinisiannya sangat berbeda-beda dalam yang dikemukakan oleh pakar.Menurut Lapalombara dan Myron Weiner dalam Dwi Nofiani (2015) ada tiga teori yang mencoba menjelaskan asal usul partai politik.Pertama,teori kelembagaan yang melihat ada hubungan antara parlemen awal dan timbulnya parpol. Kedua, teori situasi historik yang melihat timbulnya parpol sebagai upaya suatu sistem politik untuk mengatasi krisis yang ditimbulkan dengan perubahan masyaraka tsecara luas.Ketiga, teori pembangunan yang melihat parpol sebagai produk modernisasi sosial ekonomi. Sigmund Neumann dalam Debora Sanur Lindawati (2014) mendefinisikan partai politik sebagai “organisasiartikulatif yang terdiri atas pelaku-pelaku politik yang aktif dalam masyarakat,yaitu mereka yang memusatkan perhatiannya pada pengendalian kekuasaan pemerintah dan yang bersaing untuk memperoleh dukungan rakyat,dengan beberapa lain kelompok yang mempunyai pandangan yang berbeda-beda.Dengan demikian partai politik merupakan perantara besar yang menghubungkan kekuatan-kekuatan dan ideologi sosial dengan lembagalembaga pemerintah yang resmi dan yang mengkaitkannya dengan aksi politik di dalam masyarakat politik yang lebih luas.

Partai politik merupakan sarana bagi warga Negara untuk turut serta atau berpartisipasi dalam proses pengelolaan Negara Budiarjo dalam Richard Samatara (2009) Partai politik pertama sekali lahir di Negara-negara Eropa Barat dengan meluasnya gagasan bahwa rakyat merupakan faktor yang perlu

diperhatikan serta diikut sertakan dalam proses politik. Dalam literatur ilmu politik terdapat beragam definisi tentang partai politik misalnya, Carl J. Friedrich dalam Richard Samatara (2009) menuliskan:Partai politik adalah sekelompok manusia yang terorganisir secara stabil dengan tujuan merebut ataumempertahankan kekuasaan terhadap pemerintahan bagi pimpinan partainya dan mengikutiberdasarkan penguasaan ini memberikan kemanfaatan kepada anggota partainya.

Partai politik dapat dikatakan bahwa partai politik adalah suatu kelompok yang teroarganisir, yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai (values), atau cita-cita yang sama. (Miriam Budiarjo dalam Khoiron dan Ahmad Siboy). Dengan pengertian tersebut dapat diterjemahkan bahwa setiap partai politik pasti mempunyai cita-cita yang sama dari seluruh pengurus dan kadernya masing-masing. Tujuan umum dari partai tentu untuk mendapatkan kekuasaan, dukungan (voters) di dalam proses politik yaitu pemilu. Dengan mendapatkan dukungan politik (voters), yang banyak partai politik akan mendapatkan kekuasaan konstitusional dan menjadi tujuan akhir dari sebuah partai didirikan.

Menurut Carl Friedrich juga mendefinisikan tentang partai politik dalam Dwi Nofiani (2015), memberi batasan partai politik sebagai sekelompok manusia yang terorganisasi secara stabil dengan tujuan untuk merebut atau mempertahankan kekuasaan dalam pemerintahan bagi pimpinan partainya dan berdasarkan kekuasaan itu akan memberikan kegunaan materiel dan ideal kepada anggota-anggotanya. Sementara itu, Soltau memberikan definisi partai

politik sebagai sekelompok warga Negara yang sedikit banyak terorganisasi, yang bertindak sebagai suatu kesatuan politik dan dengan memanfaatkan kekuasaannya untuk memilih, bertujuan untuk menguasai pemerintahan dan menjalankan kebijaksanaan umum mereka.Ada satu unsur yang kurang mendapat perhatian dari keduanya, yaitu ideologi atau nilai-nilai politik yang hendak diperjuangkan.Ideologi partai, selain berfungsi sebagai dasar dan tujuan partai, juga berfung sisebagai identitas dan karena itu sebagai pemersatu partai politik yang bersangkutan.Hanya saja kadar ideology suatu partai dengan partai lain mungkin berbeda-beda.

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa partai politik merupakan sekelompok anggota yang terorganisasi secara rapi dan stabil yang disatukan dan didorong oleh suatu ideologi tertentu, yang berusaha mencari dan mempertahankan kekuasaan dalam pemerintahan lewat pemilihan umum guna melaksanakan kebijaksanaan umum yang mereka susun.Kebijaksanaan umum partai tersebut merupakan hasil pemaduan berbagai kepentingan yang hidup dalam masyarakat, sedangkan cara mencari dan mempertahankan kekuasaan dalam pemerintahan guna melaksanakan kebijaksanaan umum itu adalah lewat pemilihan umum.

1. Fungsi Partai

Indonesia merupakan salah satu negara demokrasi yang memiliki banyak partai dalam pemilihan umumnya. Di Indonesia, fungsi partai politik adalah sebagai wahana bagi negara untuk berpartisipasi dalam pengelolaan kehidupan bernegara dan memperjuangkan kepentingan dihadapan

penguasa. Selain itu, partai politik di dalam sebuah negara demokrasi juga berfungsi sebagai suatu sarana komunikasi politik, sarana sosialisasi politik, sarana rekrutmen politik, dan juga sebagai sarana pengatur konflik (Budiardjo,dalam Ria Andriani.2015 ).

Fungsi partai politik di Indonesia juga diatur dalam Undang-Undang No.2 Tahun 2008 ,pasal 12 (Cangara, dalam Ria Andriani.2015). Fungsi partai politik yakni menjadi sarana untuk :

1) Pendidikan politik bagi anggotanya dan masyarakat luas agar menjadi warga Negara Republik Indonesia yang sadar akan hak dan kewajibannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

2) Penciptaan iklim yang kondusif serta sebagai perekat persatuan dan kesatuan bangsa untuk mensejahterakan masyarakat.

3) Penyerap, penghimpun, dan penyalur aspirasi politik masyarakat secara konstitusional dalam merumuskan dan menetapkan kebijakan Negara. 4) Partisipasi politik warga Negara Indonesia.

5) Rekrutmen politik dalam proses pengisian jabatan politik melalui mekanisme demokrasi dengan memperhatikan kesetaraan dan keadilan gender.

2. Pemasaran Politik (Political Marketing)

Pemasaran politik adalah sebuah konsep baru yang belum begitu lama dikenal dalam kegiatan politik. Ini merupakan konsep yang diintroduksi dari penyebaran ide-ide sosial di bidang pembangunan dengan meniru cara-cara pesan komersial, tetapi orientasinya lebih banyak pada tataran penyadaran

,sikap, dan perubahan perilaku untuk menerima hal-hal baru. Cara penyebaran seperti ini dilihat dari konteks dan orientasinya disebut “pemasaran sosial” yang secara substantif tidak jauh berbeda dengan istilah penyuluhan, sosialisasi dan kampanye (Cangara dalam Ria Andriani.2015).

Hermawan Kertajaya dalam Yesi Elsandra dan Yofina Mulyati (2013). Dalam hal partai politik, ketika peserta pemilu hanya 3 partai, pemasaran belum menjadi sesuatu yang sangat penting. Apa lagi saat itu pemenang pemilu selalu dapat ditebak sebelum hasil pemilu diumumkan. Untuk memenangkan persaingan dalam dunia politik yang saat ini terdiri dari multi partai maka pemasaran menjadi penting artinya bagi setiap partai politik.

Menurut Adman Nursal dalam Ria Andriani (2015), political marketing merupakan serangkaian aktivitas terencana, strategis namun juga taktis dalam menyebarkan makna politik terhadap masyarakat. Political marketing juga meliputi unsur-unsur berupa strategi pemasaran, bauran politik, dan proses pemasaran.

Marketing politik adalah konsep permanen yang harus dilakukan terus menerus oleh kandidat atau kontestan politik dalam membangun kepercayaan dan image publik (Butler & Collins dalam Ria Andriani.2015). Political marketing harus dilihat secara komprehensif diantaranya:

1) Political marketing lebih dari sekedar komunikasi politik

2) Political marketing diaplikasikan dalam seluruh proses organisasi politik, tidak hanya sebatas kampanye politik akan tetapi sampai pada tahap

bagaimana memformulasikan produk politik melalui pembangunan simbol, image, platform, dan program yang ditawarkan.

3) Political Marketing menggunakan konsep marketing secara luas, tidak hanya terbatas pada teknik marketing, namun juga sampai strategi marketing, dari teknik publikasi menawarkan ide dan program dan desain produk sampai ke market intellegent serta pemprosesan informasi.

4) Political marketing banyak disiplin ilmu dalam pembahasannya, seperti sosiologi dan psikologi. Misalnya produk politik merupakan fungsi dari pemahaman sosiologis mengenai simbol dan identitas. Sedangkan faktor psikologisnya, kedekatan emosional dan karakter seorang pemimpin sampai keaspek rasionalitas platform partai

5) Konsep political marketing bisa diterapkan dalam berbagai situasi politik,mulai dari pemilihan umum sampai ke proses pelobian diparlemen.

Strategi political marketing yang tepat pada akhirnya akan memutuskan preferensi politiknya terhadap suatu kandidat politik yang diusung dengan memberikan suaranya pada saat pemilihan, dengan tujuan akhir atas riset politik, polling, survey dan juga political marketing. Dalam pemasaran politik, yang ditekankan adalah penggunaan pendekatan dan metode marketing untuk membantu politikus atau para aktor politik (individual maupun partai) agar lebih efisien serta selektif dalam membangun komunikasi dua arah dengan konstituen dalam masyarakat.

Konstituen dan masyarakat inilah pada akhirnya yang akan menentukan kemenangan calon dalam pemilu. Dalam dunia politik pemasaran, politik disini digunakan untuk menyampaikan pesan politiknya berupa ide, platform partai dan ideologi kepada masyarakat selama pemilihan umum (Morrison, dalam Ria Andriani.2015).

3. Partai Gerindra

Pembentukan Partai Gerindra terbilang mendesak. Sebab dideklarasikan berdekatan dengan waktu pendaftaran dan masa kampanye pemilihan umum, yakni pada 6 Februari 2008. Deklarasi di dalamnya termaktub visi, misi dan manifesto perjuangan partai, yakni terwujudnya tatanan masyarakat indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, demokratis, adil dan makmur serta beradab dan berketuhanan yang berlandaskan Pancasila sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD NKRI tahun 1945Pembentukan Partai Gerindra terbilang mendesak. Sebab dideklarasikan berdekatan dengan waktu pendaftaran dan masa kampanye pemilihan umum, yakni pada 6 Februari 2008. Deklarasi di dalamnya termaktub visi, misi dan manifesto perjuangan partai, yakni terwujudnya tatanan masyarakat indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, demokratis, adil dan makmur serta beradab dan berketuhanan yang berlandaskan Pancasila sebagaimana termaktub dalam pembukaan UUD NKRI tahun 1945.

Visi dan Misi Partai Gerindra 1. Visi

Visi Partai Gerindra adalah menjadi partai politik yang mampu menciptakan kesejahteraan rakyat, keadilan sosial dan tatanan politik negara yang melandaskan diri pada nilai-nilai nasionalisme dan religiusitas dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan pada pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang senantiasa berdaulat di bidang politik, berkepribadian di bidang budaya dan berdiri di atas kaki sendiri dalam bidang ekonomi.

2. Misi

1) Mempertahankan kedaulatan dan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan pada pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945.

2) Mendorong pembangunan nasional yang menitikberatkan pada pembangunan ekonomi kerakyatan, pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan pemertaan hasil-hasil pembangunan bagi seluruh warga bangsa dengan senantiasa berpegang teguh pada kemampuan sendiri.

3) Membentuk tatanan sosial dan politik mayarakat yang kondusif untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dan kesejahteraan rakyat.

4) Menegakkan supremasi hukum dengan mengedepankan azas praduga tak bersalah dan persamaan hak didepan hukum serta melindungi seluruh

warga negara Indonesia secara berkeadilan tanpa memandang suku, agama, ras dan atau latar belakang golongan.

5) Merebut kekuasaan pemerintahan secara konstitusional melalui Pemilihan Legislatif atau Pemilihan Presiden untuk menciptakan lapisan kepemimpinan nasional yang kuat disetiap tingkat pemerintaha

Dokumen terkait