• Tidak ada hasil yang ditemukan

Polusi suara ancam kehidupan ikan

Dalam dokumen EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING (Halaman 68-71)

Sulit dibayangkan manusia, namun ternyata berbagai peralatan ciptaan manusia menciptakan kebisingan di lautan yang mengancam kehidupan hewan-hewan laut. Pernyataan ini diperoleh setelah sejumlah ilmuwan melakukan penelitisan di seluruh dunia tentang dampak berbagai jenis suara yang dihasilkan pengeboran minyak, berbagai jenis kapal dan suara sonar.

Menurut para ilmuwan, pendengaran ikan sangat tajam sehingga bisa menangkap berbagai jenis suara itu dengan baik. Sehingga semakin meningkatnya level kebisingan di lautan ternyata mempengaruhi distribusi ikan dan kemampuan ikan-ikan itu bereproduksi, berkomunikasi dan menghindari pemangsa. "Manusia selalu berfikir bahwa ikan hidup dalam kesunyian," kata ahli biologi Dr Hans Slabbekoorn dari Universitas Leiden, Belanda. Namun, dalam jurnal Trend in Ecology and Evolution, Dr Slabbekoorn dan para koleganya di Belanda, Jerman dan Amerika Serikat menyimpulkan kehidupan bawah laut tidaklah sesepi yang diperkirakan manusia. Manusia selalu berfikir bahwa ikan hidup dalam kesunyian.

Dr Hans Slabbekoorn mengatakan sejauh ini, semua penelitian menunjukkan bahwa ikan memiliki kemampuan mendengar baik menggunakan telinga dalam dan garis lurus yang melintang sepanjang sisi tubuh ikan. Setiap spesies ikan memiliki

132

kemampuan dan sensitivitas berbeda dalam hal pendengaran. Sebagai contoh, ikan kod Atlantik memiliki kemampuan mendengar yang cukup baik. Sementara, ikan emas mampu mendengar suara berfrekuensi tinggi.

Secara umum, ikan mampu mendengar suara yang berfrekuensi antara 30-1000Hz,meski dengan adaptasi khusus beberapa jenis ikan mampu mendengar suara dengan frekuensi lebih tingga yaitu antara 3000-5000Hz. Ikan ternyata memiliki kemampuan mendengar yang cukup baik. Bahkan, beberapa spesies ikan tertentu mampu mendengar suara berfrekuensi sangat tinggi. Sementara jenis lain misalnya belut Eropa sangat sensitif terhadap suara infrasonik.Ini semua berarti, lanjut para ilmuwan, semua bunyi yang dihasilkan manusia di bawah air memiliki potensi mempengaruhi ikan seperti halnya suara lalu lintas mempengaruhi burung.

Saat ini, sebagian besar riset terfokus pada dampak bunyi-bunyian terhadap mamalia laut seperti paus dan lumba-lumba. Namun, polusi suara juga mempengaruhi kehidupan ikan, misalnya kemampuan bereproduksi, berkomunikasi dan menghindari predator. Sebagai contoh, sejumlah penelitian melaporkan ikan hering Atlantik, kod dan tuna sirip biru ternyata menghindari lingkungan yang terlalu berisik. Hal itu berarti level kebisingan mempengaruhi distribusi ikan karena ikan cenderung mengindari kawasan yang terkena polusi suara buatan manusia.

Polusi suara dapat secara signifikan mempengaruhi komunikasi antar ikan. Sejauh ini diketahui lebih dari 800 spesies dari 109 keluarga ikan bisa menghasilkan suara yang berfrekuensi kurang dari 500Hz. Ikan menghasilkan suara ketika bertarung mempertahankan wilayah, memperebutkan makanan atau sedang menghindari pemangsanya. Awal tahun ini, Dr Slabbekoorn mempublikasikan sebuah laporan ilmiah dalam jurnal Behavioral Ecology yang intinya mengatakan bahwa ikan cichlid di Danau Victoria, Afrika Timur menghasilkan suara yang sangat spesifik secara spesies maupun ukurannya.

Suara yang dihasilkan itu memainkan peranan penting saat ikan itu mencari pasangan dan melakukan seleksi seksual di antara ikan-ikan yang ada di danau itu. Sehingga selain mempengaruhi distribusi ikan, polusi suara juga mempengaruhi proses reproduksi ikan karena menyebabkan stres, membatasi kemampuan mereka dalam mencari pasangan atau menjauhkan mereka dari lokasi tempat bertelur.

Polusi suara juga menyebabkan ikan tak mampu mendengarkan suara antar mereka dan mengurangi kemampuan komunikasinya. Selain itu kemampuan ikan mendeteksi mangsa atau mendengar datangnya pemangsa juga jauh menurun.

Sumber : http://www.bbc.com/indonesia/majalah/2010/06/100602_fishnoisy.shtml

Masalah : dari kasus di atas diskusikan permasalahan berikut.

1. Mengapa pencemaran suara di perairan mendapat perhatian besar dunia internasional?

2. Apa yang terjadi apabila perairan tercemar polusi suara dalam intensitas tinggi? 3. Apa penyebab terjadinya pencemaran suara diperairan?

Petunjuk : Untuk memecahkan permasalahan di atas , lakukanlah langkah-langkah pemecahan masalah sebagai berikut.

1. Setelah membaca dan memahami permasalahan dari artikel di atas, rumuskan kembali poin-poin permasalahan dari kasus tersebut. Temukan pokok-pokok masalahnya.

2. Hubungkan poin-poin masalah tersebut dengan permasalahan pencemaran udara dan sajikan dalam bentuk mind map.

3. Buatlah hipotesis (dugaan sementara) dari permasalah-permasalah tersebut. 4. Pembuktian hipotesis dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi dari

sumber lai (buku, modul, ataupun internet).

5. Hubungkan jawaban-jawaban dari permasalahan tersebut kedalam mind map yang telah dibuat sebelumnya.

6. Langkah terakhir ialah jawablah pertanyaan-pertanyaan diatas.

Lembar Jawab 1. ... 2. ... 3. ... 4. ... ~ SELAMAT MENGERJAKAN ~

134

Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen

Pertemuan 1

Sub Materi Pencemaran Udara Nama Anggota : 4. 4. 5. 5. 6. Kelompok : Kelas : XA C. Tujuan

5. Siswa dapat memahami hakikat pencemaran udara

6. Siswa dapat mengidentifikasi sumber-suber pencemaran udara 7. Siswa dapat menganalisis dampak dari pencemaran udara

8. Siswa dapat menemukan cara penanggulangan pencemaran udara D. Urutan Belajar

Baca dan pahami artikel berikut :

Kendala ganda hadang penanganan kebakaran hutan

Berdasarkan informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, sebanyak 30 titik panas berada di Pulau Sumatera, pada Senin (04/04). Dari jumlah itu, 18 titik di antaranya berasal dari Provinsi Riau.

Teguh Surya (pegiat dari lembaga Greenpeace), mengatakan penanganan kebakaran hutan sebenarnya bisa lebih cepat melalui peta interaktif di internet yang dirilis 15 Maret lalu. Melalui peta itu dapat diketahui di lahan konsesi (Perijinan pembukaan lahan oleh pemerintah) setiap kebakaran berlangsung. Bahkan, ada kebakaran di lahan yang konsesinya tumpang tindih.

Peta tersebut, menurut Teguh, menggunakan informasi resmi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta data resmi dari konsesi perkebunan, pertambangan, dan batubara dari daerah. Oleh Greenpeace, kumpulan data diverifikasi, disatukan, didigitalisasi, dan diunggah ke peta daring. “Di peta itu bisa dilihat dengan jelas, persoalannya apa, siapa stakeholder-nya, tinggal langkah-langkah apa yang akan ditempuh pemerintah,” kata Teguh.

.

Konsesi lahan (Pembukaan Lahan)

Upaya pemadaman kebakaran hutan selama ini gencar dilakukan pemerintah di kawasan hutan dan lahan masyarakat. Menurut Direktur Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Raffles Panjaitan, pihaknya tengah memusatkan perhatian pada 731 desa yang rawan kebakaran hutan dan lahan di Sumatera dan Kalimantan.

Dalam dokumen EFEKTIVITAS MODEL PROBLEM BASED LEARNING (Halaman 68-71)

Dokumen terkait