METODE PENELITIAN
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Suharsimi Arikunto (1993: 102) menyatakan bahwa: “Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian”. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah sepeda motor Honda Revo 110 cc tahun 2010.
2. Sampel Penelitian
Dalam penelitian ini sampel penelitiannya diambil dengan menggunakan teknik “Purposive Sampling” artinya suatu teknik pengambilan sampel yang dilakukan hanya untuk tujuan tertentu saja (Sugiyono, 2001: 62). Suharsimi Arikunto (1993: 113) memaparkan bahwa teknik purposive sampling adalah sampel dilakukan dengan cara mengambil subyek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu.
Sampel pada penelitian ini adalah sepeda motor Honda Revo tahun 2010 dengan nomor mesin JBC1E2164241 dengan pemasangan ionizer dan variasi panjang pipa pemanas bahan bakar di kepala silinder. Data didapat dari pengukuran daya mesin di laboratorium tanpa ionizer, dengan pemasangan ionizer merk X-Power tipe XP-800G dan variasi panjang pipa pemanas bahan bakar di kepala silinder (panjang pipa 0 cm, 20 cm, 30 cm, dan 40 cm).
Jumlah data dari penelitian ini diperoleh dengan melakukan tiga kali pengukuran daya mesin pada setiap perlakuan, oleh karena pemasangan ionizer
commit to user
35 ada dua sedangkan variasi panjang pipa pemanas bahan bakar di kepala silinder ada empat sehingga jumlah data yang diperoleh sebesar 2 x 4 x 3 = 24 buah.
D. Teknik Pengumpulan Data 1. Identifikasi Variabel
Definisi variabel penelitian adalah sebagai obyek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 1993: 91).
Di dalam suatu variabel terdapat satu atau lebih gejala, yang mungkin pula terdiri dari berbagai aspek atau unsur sebagai bagian yang tidak terpisahkan. Dari pengertian tersebut secara garis besar variabel dalam penelitian ini ada tiga variabel, yang secara lengkap dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah himpunan sejumlah gejala yang memiliki pula sejumlah aspek atau unsur didalamnya, yang berfungsi menerima atau menyesuaikan diri dengan kondisi lain, yang disebut dengan variabel bebas Dengan kata lain ada atau tidaknya variabel terikat tergantung ada atau tidaknya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah daya mesin pada sepeda motor Honda Revo 110 cc tahun 2010.
b. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah himpunan sejumlah gejala yang memiliki berbagai aspek atau unsur, yang berfungsi mempengaruhi atau menentukan munculnya variabel lain yang disebut dengan variabel terikat. Munculnya atau adanya variabel ini tidak dipengaruhi atau tidak ditentukan oleh ada atau tidaknya variabel lain. Sehingga tanpa variabel bebas, maka tidak akan ada variabel terikat. Demikian dapat pula terjadi bahwa jika variabel bebas berubah, maka akan muncul variabel terikat yang berbeda atau yang lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah:
1) Ionisasi Bahan Bakar (tanpa pemasangan ionizer dan dengan pemasangan ionizer ).
commit to user
36 2) Variasi panjang pipa pemanas bahan bakar di kepala silinder yaitu pipa
pemanas dengan panjang 0 cm, 20 cm, 30 cm dan 40 cm. c. Variabel Kontrol
Variabel kontrol adalah himpunan sejumlah gejala yang memiliki berbagai aspek atau unsur didalamnya, yang berfungsi untuk mengendalikan agar variabel terikat yang muncul bukan karena variabel lain, tetapi benar-benar karena variabel bebas yang tertentu. Pengendalian variabel ini dimaksudkan agar tidak merubah atau menghilangkan variabel bebas yang akan diungkap pengaruhnya.
Demikian pula pengendalian variabel ini dimaksudkan agar tidak menjadi variabel yang mempengaruhi/ menentukan variabel terikat. Dengan mengendalikan pengaruhnya, berarti variabel ini tidak ikut menentukan ada atau tidak variabel terikat. Dengan kata lain kontrol yang dilakukan terhadap variabel ini, akan menghasilkan variabel terikat yang murni.
Variabel kontrol dalam penelitian ini adalah:
1) Sepeda motor yang digunakan yaitu Honda Revo 110 cc tahun 2010 dengan kondisi standar.
2) Letak pemasangan ionizer setelah pipa pemanas bahan bakar dan sebelum karburator.
3) Bahan bakar yang digunakan adalah premium
4) Bahan pipa pemanas bahan bakar terbuat dari tembaga dengan diameter luar pipa 6 mm dan ketebalan 1 mm.
5) Putaran mesin ± 5000 rpm. 6) Temperatur gas buang ± 120oC
7) Selang waktu tiap pengambilan data dibuat sama 2 menit. 8) Beban Pengendara 45 kg.
Sebelum penelitian, sepeda motor yang akan digunakan sebagai bahan penelitian diservis terlebih dahulu, antara lain : ruang bakar dibersihkan dari kerak yang menempel, penyetelan celah katup sesuai standar, karburator dan busi juga
commit to user
37 dibersihkan terlebih dahulu, sehingga secara keseluruhan, kondisi motor dianggap dalam keadaan baik.
1. Desain Eksperimen
“Desain eksperimen adalah suatu rancangan percobaan (dengan tiap langkah tindakan yang betul-betul terdefinisikan) sedemikian rupa sehingga informasi yang berhubungan dengan atau diperlukan untuk persoalan yang sedang diteliti dapat terkumpul”.(Sudjana,1995:7)
Pada penelitian ini digunakan desain eksperimen faktorial 2 x 4 definisi dari desain eksperimen adalah eksperimen yang semua (hampir semua) taraf sebuah faktor tertentu dikombinasikan dalam eksperimen tersebut. Pada penelitian ini terdapat dua variabel bebas yang pada eksperimen disebut faktor. Faktor pertama mempunyai dua taraf, yaitu tanpa pemasangan ionizer dan dengan pemasangan ionizer sedangkan faktor kedua mempunyai empat taraf yaitu tanpa pemasangan pipa pemanas dan dengan pemasangan pipa pemanas bahan bakar dengan panjang ( 0cm, 20 cm, 30 cm, dan 40 cm). Sehingga pada eksperimen ini diperoleh desain eksperimen faktorial 2 x 4 dengan demikian diperlukan delapan kondisi eksperimen atau delapan kombinasi perlakuan yang berbeda-beda, pada masing - masing perlakuan dilakukan replikasi sebanyak tiga kali, sehingga tiap perlakuan diperoleh 3 data, maka pada eksperimen faktorial 2 x 4 x 3 ini akan diperoleh data sebanyak 24 data.
commit to user
38 Tabel 3. Desain Eksperimen Faktorial Pengaruh Pemasangan Ionizer dan Variasi Panjang Pipa Pemanas Bahan Bakar di Kepala Silinder Terhadap Daya Mesin Pada Sepeda Motor Honda Revo 110 cc Tahun 2010.
Taraf
Faktor A (Ionisasi Bahan Bakar)
Jumlah Keseluruhan Rata-rata Keseluruhan Tanpa ionizer Dengan ionizer F ak tor B (V ari as i P anj ang P ipa P em ana s Ba ha n Ba ka r d i K epa la S il inde r) Tanpa Pipa pemanas Y111 Y112 Y113 Y121 Y122 Y123 Jumlah J110 J120 J100
Rata-rata Y̅110 Y̅120 Y̅100
Panjang Pipa Pemanas 20cm Y211 Y212 Y213 Y221 Y222 Y223 Jumlah J210 J220 J200
Rata-rata Y̅210 Y̅220 Y̅200
Panjang Pipa Pemanas 30cm Y311 Y312 Y313 Y 321 Y322 Y323 Jumlah J310 J320 J300
Rata-rata Y̅310 Y̅320 Y̅300
Panjang Pipa Pemanas 40cm Y411 Y412 Y413 Y 421 Y422 Y423 Jumlah J410 J420 J400
Rata-rata Y̅410 Y̅420 Y̅400
Jumlah Besar J010 J020 J000
Rata-rata Besar Y̅010 Y̅020 Y̅000
commit to user
39 Keterangan :
Y : Data Daya Mesin.
J : Jumlah Data Daya Mesin. Y̅ : Data Rata-Rata Daya Mesin.
2. Pelaksanaan Eksperimen a. Alat Penelitian
Dalam penelitian ini alat yang digunakan adalah : 1) Tool set
Peralatan yang digunakan untuk membongkar dan memasang bagian-bagian yang akan diteliti.
2) Tachometer
Tachometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur putaran mesin dalam rpm sepeda motor sesuai kebutuhan yang diinginkan untuk mengambil data yang diperlukan.
3) Kipas dan Blower
Digunakan untuk mendinginkan mesin dan membuang gas buang ke luar ruangan.
4) Thermokopel
Alat yang berfungsi untuk mengetahui kondisi temperatur. 5) Dynamometer Inersia
Alat yang digunakan untuk mengukur daya mesin pada poros output. Pada penelitian ini menggunakan Dynamometer dengan pembebanan berupa roller berbentuk tabung yang dihubungkan pada roda belakang motor. Alat inilah yang mengirimkan data berdasarkan putaran roller ke modul kemudian diterjemahkan oleh komputer dan ditampilkan pada monitor berupa grafik dan angka-angka.
commit to user
40
Gambar 13 : Ruangan Dynamometer Spesifikasi Dynamometer :
Tipe : Sportdyno V 3.3
DYNAMOMETER : SD325 (diameter 325 mm)
roller inertia : 1.446 kg.m2
Sumber Daya : 115 V, 60 Hz, 15 Amphere (komputer), 230 V, 60 Hz, 40 Amphere (dynamometer)
b. Bahan Penelitian
1) Ionizer bahan bakar ( tanpa Ionizer dan dengan pemasangan ionizer ).
Gambar 14 : Ionizer
2) Pipa pemanas bahan bakar yang terbuat dari material tembaga dengan panjang (0 cm, 20 cm, 30 cm, dan 40 cm). Pipa diletakkan di depan kepala silinder karena bentuk dari kepala silinder Honda Revo 110 cc cenderung datar dan di depan ruang bakar sehingga panas pipa lebih besar dan merata.
commit to user
41
Gambar 15: Desain Alat Pemanas Dan Ionizer
Gambar 16: Desain Pipa Pemanas Bahan Bakar 3) Sepeda motor Honda Revo tahun 2010.
Gambar 17: Sepeda Motor Honda Revo 110
(Sumber : http://www.astra-honda.com) Spesifikasi Honda Revo 110 cc tahun 2010:
a) Tipe suspensi depan Teleskopik
b) Tipe suspensi belakang: Lengan ayun dengan peredam keju ganda c) Rem depan: Cakram hidrolik, dengan piston tunggal
commit to user
42 e) Tipe mesin : 4 langkah, SOHC, pendinginan udara
f) Diameter x langkah: 50 x 55,6 mm g) Volume langkah: 109,1 cc
h) Perbandingan kompresi: 9,0 :1
i) Daya Maksimum : 8,46 PS / 7500 rpm j) Torsi Maksimum : 0.86 kg f.m / 5500 rpm k) Gigi transmsi : 4 kecepatan bertautan tetap l) Busi: ND U20EPR9S, NGK CPR6EA-9S m) Sistem pengapian: AC-CDI, Battery c. Tahap Eksperimen
Tahapan eksperimen dalam penelitian ini dapat digambarkan dengan bagan aliran proses eksperimen sebagai berikut :
commit to user
43 d. Urutan langkah eksperimen :
1) Persiapan
a) Menyiapkan obyek penelitian, yaitu sepeda motor Honda Revo tahun 2010 yang sudah ditune up terlebih dahulu.
b) Menyiapkan alat dan bahan.
c) Melepas sayap yang mengganggu aliran kipas pendingin
d) Memasang sepeda motor pada dynamometer serta mengencangkan sabuk pengikat.
2) Langkah pemanasan mesin a) Menghidupkan mesin.
b) Memanaskan mesin selama 5 menit dalam kondisi idle (± 1400 rpm). c) Memeriksa kondisi mesin sepeda motor dan memastikan semua panel
berjalan dengan normal dan instrument berjalan dengan baik. d) Mesin siap untuk diuji dayanya.
3) Langkah Kalibrasi Dynotest
a) Menyiapkan kendaraan uji ke dalam alat dynotest (roda belakang harus tidak oleng).
b) Menyalakan alat ukur dengan menghubungkan kabel power ke sumber listrik dan menekan tombol “on”.
c) Memasang tachometer pada kabel busi dan thermokopel pada knalpot. d) Menaiki kendaraan uji seperti halnya mengemudi di jalan raya.
e) Menghidupkan mesin agar didapat suhu kerja mesin.
f) Menarik ulur handel gas hingga mencapai putaran ± 5000 rpm. g) Menandai handel gas pada putaran ± 5000 rpm dengan stopper. h) Mengembalikan handel gas pada posisi idle dan mematikan mesin.
4) Langkah Eksperimen
a) Tanpa pemasangan ionizer
(1) Sepeda motor dalam kondisi standar (ionizer dan pipa pemanas belum dipasang).
(2) Memanaskan mesin hingga mencapai suhu kerja. (3) Mengeluarkan bensin pada karburator.
commit to user
44 (4) Memasukkan persneling ke gigi 3 dan menarik handel gas hingga
mencapai stopper.
(5) Mencatat daya mesin (HP) dan putaran mesin (rpm) pada saat handel gas pada posisi seperti poin {3) g)}.
(6) Menurunkan putaran sampai pada putaran iddle. (7) Mengulangi percobaan untuk mendapatkan 3 replikasi. (8) Mematikan mesin.
(9) Memasang pipa pemanas dengan panjang 20 cm.
(10) Mengulangi langkah {4) a) (2)} sampai dengan {4) a) (8)}. (11) Memasang pipa pemanas dengan panjang 30 cm.
(12) Mengulangi langkah {4) a) (2)} sampai dengan {4) a) (8)}. (13) Memasang pipa pemanas dengan panjang 40 cm.
(14) Mengulangi langkah {4) a) (2)} sampai dengan {4) a) (8)}. b) Dengan Pemasangan ionizer
(1) Memasang ionizer pada sepeda motor.
(2) Mengulangi langkah {4) a) (2)} sampai dengan {4) a) (8)}. (3) Memasang pipa pemanas dengan panjang 20 cm.
(4) Mengulangi langkah {4) a) (2)} sampai dengan {4) a) (8)}. (5) Memasang pipa pemanas dengan panjang 30 cm.
(6) Mengulangi langkah {4) a) (2)} sampai dengan {4) a) (8)}. (7) Memasang pipa pemanas dengan panjang 40 cm.
(8) Mengulangi langkah {4) a) (2)} sampai dengan {4) a) (8)}. E. Sumber Data
Data untuk penelitian ini diambil dari pengukuran daya mesin pada sepeda motor Honda Revo 110 cc tahun 2010 tanpa pemasangan ionizer dan dengan pemasangan ionizer. Serta variasi panjang pipa pemanas bahan bakar di kepala silinder (20 cm, 30 cm, dan 40 cm).
commit to user
45 F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis variansi dua jalan (anava) dua jalan. Namun sebelumnya terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Persyaratan Analisis Data a. Uji Normalitas
Uji Normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data pada variabel-variabel penelitian berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji normalitas Liliefors. Adapun prosedur yang ditempuh dalam pengujian ini adalah sebagai berikut :
1) Tentukan hipotesis
H0 = Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. H1 = Sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi normal. 2) Tentukan taraf nyata α = 0,01
3) Menentukan harga SD dengan rumus :
n1 n X X n SD 2 i 2 i 2
4) Pengamatan X1, X2,...., Xn dijadikan bilangan Z1, Z2,...., Zn dengan
menggunakan rumus : Zi =XiSDX
5) Statistik uji yang digunakan L = Maks [ F(Zi) – S (Zi) ] 6) Daerah kritik uji DK = {L | L > Lα;n
Ho ditolak apabila L0 maks > L tabel. Hi diterima apabila L0 maks < L tabel.
(Sumber : Budiyono, 2000 : 169) b. Uji Homogenitas
Untuk menguji persyaratan homogenitas digunakan uji bartlet, adapun prosedur yang harus ditempuh adalah sebagai berikut:
commit to user
46 1) Tentukan hipotesis
Ho : S12 = S2 …. = Sk2 ; Hi : Tidak demikian 2) Tentukan taraf nyata α = 0,01
Tabel 4. Harga-harga yang perlu untuk uji Bartlet
Sampel Ke Dk 1/dk Si2 Log Si2 (dk) Log Si2 1 2 k n1 – 1 n2 – 1 nk – 1 1/ (n1 – 1) 1/ (n2 – 1) 1/ (nk – 1) S12 S22 Sk2 Log S12 Log S22 Log Sk2 (n1 – 1) Log S12 (n2 – 1) Log S22 (nk – 1) Log Sk2 Jumlah Ʃ(ni – 1) Ʃ1/(ni – 1) - - Ʃ(ni – 1) Log Si2 (Sumber : Sudjana, 1996:262)
3) Untuk uji bartlet digunakan statistik chi kuadrat X2 = (Ln 10) {B – Ʃ(ni – 1) Log Si2}; dimana : B = koefisien bartlet =( Log S2) Ʃ(ni – 1)
S2 = variasi gabungan dari semua sampel = { Ʃ(ni – 1) Si2 / Ʃ(ni – 1)}
Si2= Yi 2− (( Yi)2/ni ni− 1
4) Daerah kritik ( Daerah penolakan Ho ) Ho ditolak apabila X2 ≥ X2t ( 1 - α )( k – 1 ) Ho diterima apabila X2 ≤ X2
t ( 1 - α )( k – 1 )
(Sumber : Sudjana, 1996:261) 2. Analisis Data
a. Uji Hipotesis dengan Anava Dua Jalan
Dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis setelah diperoleh data dengan metode eksperimen yang berdistribusi normal dan memiliki varian yang homogen. Maka digunakan analisis varian dua jalan. Dengan langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
1) Mengambil hipotesis, dimana :
1) Ha1 : σA2 ≠ 0 ; Ha1 : Ada peningkatan daya mesin dengan pemasangan ionizer pada sepeda motor Honda Revo 110 cc tahun 2010.
commit to user
47 2) Ha2 : σB2 ≠ 0 ; Ha2 : Ada peningkatan daya mesin dengan variasi panjang pipa pemanas bahan bakar di kepala silinder pada sepeda motor Honda Revo 110 cc tahun 2010.
3) Ha3 : σC2 ≠ 0 ; Ha3 : Ada interaksi antara pemasangan ionizer dan variasi panjang pipa pemanas bahan bakar di kepala silinder pada sepeda motor Honda Revo 110 cc tahun 2010.
2) Memilih taraf signifikasi tertentu (α = 0,01) 3) Menentukan besarnya F
Rumus-rumus yang digunakan untuk menganalisa data guna menentukan jumlah kuadrat (JK), derajat kebebasan (dk), mean kuadrat (KT) dan F observasi adalah: 𝑌2= 𝑌𝑖𝑗𝑘2 𝑛 𝑘=1 𝑏 𝑗 =1 𝑎 𝑖=1 , dengan dk = abn
Ji00 = Jumlah nilai pengamatan yang ada dalam taraf ke i faktor A
= 𝑌𝑖𝑗𝑘 𝑏
𝑘=1 𝑗 =1
J0j0 = Jumlah nilai pengamatan yang ada dalam taraf ke j faktor B
= 𝑌𝑖𝑗𝑘 𝑛
𝑘=1 𝑎
𝑖=1
Jij0 = Jumlah nilai pengamatan yang ada dalam taraf ke i faktor A dalam taraf ke j faktor B
= 𝑌𝑖𝑗𝑘
𝑛
𝑘=1
J000 = Jumlah nilai semua pengamatan
= 𝑌 𝑖𝑗𝑘2 𝑛 𝑘=1 𝑏 𝑗 =1 𝑎 𝑖=1 Ry = 𝐽000 2 𝑎𝑏𝑚 , dengan dk = 1
commit to user 48 = 𝑏𝑛 ( 𝑎 𝑖=1 𝑌 100− 𝑌 000 )2 = ( 𝐽000 2 𝑏𝑛 ) 𝑎 𝑖=1 − 𝑅𝑦 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑘 = (𝑎 − 1) By = Jumlah kuadrat (JK) untuk semua taraf faktor B
= 𝑎𝑛 ( 𝑎 𝑖=1 𝑌 100− 𝑌 000 )2 = ( 𝐽000 2 𝑛 ) 𝑏 𝑖=1 − 𝑅𝑦 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑑𝑘 = (𝑏 − 1)
Jab = Jumlah kuadrat-kuadrat (JK) untuk semua sel untuk daftar sel a x b.
= 𝑛 ( 𝑏 𝑗 =1 𝑎 𝑖=1 𝑌 0𝑗 0− 𝑌000 )2 = ( 𝑏 𝑗 =1 𝐽0𝑗 0 2 𝑛 ) 𝑏 𝑖=1 − 𝑅𝑦
Aby = Jumlah kuadrat-kuadrat untukinteraksi antara faktor A dan faktor B.
= 𝑛 ( 𝑏 𝑗 =1 𝑎 𝑖=1 𝑌 𝑖𝑗 0− 𝑌 000− 𝑌 0𝑗 0− 𝑌 000)2 = Jab – Ay – B , dengan dk = (a – 1) (b – 1) Ey = ∑ Y2 - Ry - Ay - By - ABy dengan dk = ab (n-1) A = Mean kuadrat untuk faktor A
= 𝐴𝑦
(𝑎−1)
B = Mean kuadrat untuk faktor B = 𝐴𝑦
(𝑏−1)
AB = Mean kuadrat untuk faktor A dan B = 𝐴𝐵𝑦
𝑎−1 (𝑏−1)
= 𝐸𝑦
commit to user
49 Setelah perhitungan selesai, hasilnya dimasukan kedalam daftar anava sebagai berikut :
Tabel 5. Rangkuman Anava Dua Jalan
4) Menetapkan kriteria pengujian
a) Ha1 diterima apabila F ≤ Fα (a-1, ab (n-1)) Ha1 ditolak apabila F ≥ Fα (a-1, ab (n-1)) b) Ha2 diterima apabila F ≤ Fα (b-1, ab (n-1))
Ha2 ditolak apabila F ≥ Fα (a-1, ab (n-1))
c) Ha3 diterima apabila F ≤ Fα ((a-1) (b-1), ab (n-1)) Ha3 ditolak apabila F ≥ Fα ((a-1) (b-1), ab (n-1)) 5) Menetapkan kesimpulan
FA ≥ Ft ; Ha1 diterima FB ≥ Ft ; Ha1diterima FAB ≥ Ft ; Ha1 diterima
(Sumber: Sudjana, 1989: 114) b. Komparasi Ganda Pasca Anava Dua Jalan
Komparasi ganda pasca anava bertujuan untuk mengetahui rerata mana yang berbeda atau rerata mana yang sama. Dalam penelitian ini, komparasi ganda yang digunakan untuk tindak lanjut anava dua jalan adalah dengan memakai metode Scheffe.
Langkah-langkah yang harus ditempuh pada metode Scheffe adalah sebagai berikut:
1) Mengidentifikasikan semua pasangan komparasi rataan yang ada. 2) Menentukan tingkat signifikasi α = 1%
commit to user
50 3) Mencari nilai statistik uji F dengan menggunakan formula:
a) Uji scheffe untuk komparasi rataan antar baris.
Fi-j =
j . n 1 i . n 1 RKG X Xi j 2 , RKG = EDaerah kritik uji (DK) = { F | F > (p-1) Fα ; p-1, N-pq } b) Uji scheffe untuk komparasi rataan antar kolom.
Fi-j =
j . n 1 i . n 1 RKG X Xi j 2 , RKG = EDaerah kritik uji (DK) = { F | F > (q-1) Fα ; q-1, N-pq }
c) Uji scheffe untuk komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama.
Fij-kj =
kj . 1 ij . n 1 RKG 2 n + X Xi j , RKG = EDaerah kritik uji (DK) = { F | F > (pq-1) Fα ; pq-1, N-pq }
d) Uji scheffe untuk komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama.
Fij-ik =
ik . n 1 ij . n 1 RKG X Xi j 2 , RKG = EDaerah kritik uji (DK) = { F | F > (pq-1) Fα ; pq-1, N-pq }
4) Menentukan keputusan uji untuk masing-masing komparasi ganda. 5) Mengambil kesimpulan keputusan uji yang ada.
Keterangan:
Fi – j = Nilai Fobs. Pada pembandingan baris ke i dan baris ke j
Fij – kj = Nilai Fobs. Pada pembandingan rataan pada sel ke i dan sel ke j 𝑋 i = Rataan pada baris ke-i.
𝑋 𝑗 = Rataan pada baris ke-j. 𝑋 𝑖𝑗 = Rataan pada sel ij. 𝑋 𝑘𝑗 = Rataan pada sel kj. RKG = E = Rataan kuadrat galat.
commit to user
51 n . i = Ukuran sampel baris ke-i.
n . j = Ukuran sampel baris ke-j. n . ij = Ukuran sel ij.
n . kj = Ukuran sel kj.
(Sumber: Budiyono, 2000: 209)
Uji yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan uji Scheffe untuk komparasi rataan antar baris, komparasi rataan antar kolom, komparasi rataan antar sel pada kolom yang sama dan komparasi rataan antar sel pada baris yang sama. Hal ini dilakukan agar benar-benar diketahui tingkat perbedaan besarnya pengaruh masing-masing kombinasi perlakuan terhadap besarnya daya mesin pada sepeda motor Honda Revo 110 cc tahun 2010.
Selanjutnya untuk mengetahui daya mesin yang paling besar dengan mencari rerata dari pemasang ionizer dan variasi panjang pipa pemanas bahan bakar di kepala silinder.
Rumus yang digunakan untuk menghitung data rata-rata tiap sel adalah sebagai berikut:
𝑋𝑖𝑗 = 𝑋𝑖𝑗 𝑛𝑘 Keterangan:
Xij = rata- rata sel pada kolom ke-I dan baris ke-j ΣXij = jumlah data sel pada kolom ke-I dan baris ke- j nk = jumlah data sel
commit to user
55 BAB IV
HASIL PENELITIAN