• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.3 Populasi dan Sampel 34 3

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di BEI tahun 2007 sampai dengan tahun 2010, yaitu sebanyak 34 (tiga puluh empat) perusahaan. Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih target populasi adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan yang terdaftar berdiri dan listing selama tahun pengamatan

2. Perusahaan yang memenuhi kriteria variabel penelitian dan tetap dipublikasikan selama tahun pengamatan

3. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan publik pada sektor industri barang dan konsumsi yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2007 hingga tahun 2010.

4. Perusahaan tersebut secara periodik mengeluarkan laporan keuangan tiap tahunnya dan memiliki kelengkapan data selama periode pengamatan.

5. Perusahaan yang tidak pernah mengalami kerugian selama waktu penelitian. Berdasarkan pada kriteria pengambilan sampel seperti yang telah disebutkan di atas, maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 20 perusahaan.

Adapun perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah semua yang menjadi target populasi dan dapat dilihat secara lebih jelas dalam tabel 3.1 berikut ini.

Tabel 3.1

Daftar Perusahaan Industri Barang Konsumsi di Bursa Efek Indonesia Tahun 2007-2010 (Sampel)

Sumber: Situs resmi BEI, http://www.idx.co.id, 2012 (Data diolah)

3.4 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder pada penelitian ini bersumber dari Jakarta Stock Exchange monthly, JSX Statistik dan Indonesian Capital Market Directory 2007-2010 yang diterbitkan oleh

Bursa Efek Indonesia dan di download dari

keuangan tahunan dari setiap emiten, dari situs resmi Bursa Efek Indonesia

No Kode Nama Emiten Tanggal Berdiri Tanggal Listing

Industri Makanan dan Minuman

1 CEKA Cahaya Kalbar Tbk 09 Desember 1980 09 Juli 1996

2 DLTA Delta Djakarta Tbk 15 Juni 1970 27 Februari 1984

3 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk 14 Agustus 1990 14 Juli 1994

4 MYOR Mayora Indah Tbk 17 Februari 1977 04 Juli 1990

5 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 03 Juni 1929 15 Desember 1981

6 SKLT Sekar Laut Tbk 19 Juli 1976 08 September 1993

7 STTP Siantar Top Tbk 12 Mei 1987 16 Desember 1996

8 ULTJ Ultra Jaya Milk Industry & Trade 02 November 1971 02 Juli 1990 Industri Rokok

9 GGRM Gudang Garam Tbk 26 Juni 1958 27 Agustus 1990

10 HMSP H.M. Sampoerna Tbk 27 Maret 1905 15 Agustus 1990

Industri Farmasi

11 DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk 15 Desember 1976 11 November 1994

12 KAEF Kimia Farma Tbk 16 Agustus 1971 04 Juli 2001

13 MERK Merck Tbk 14 Oktober 1970 23 Juli 1981

14 PYFA Pyridam Farma Tbk 27 November 1976 16 Oktober 2001

15 TSPC Tempo Scan Pacific Tbk 20 Mei 1970 17 Juni 1994

Industri Kosmetik & Barang Keperluan Rumah Tangga

16 TCID Mandom Indonesia Tbk 05 november 1969 30 September 1993

17 MRAT Mustika Ratu Tbk 14 Maret 1978 27 Juli 1995

18 UNVR Unilever Indonesia Tbk 05 Desember 1993 11 Januari 1982

Industri Peralatan Rumah Tangga

19 KDSI Kedawung Setia Industrial Tbk 09 Januari 1973 26 Juli 1996

time series), yang disebut juga dengan pooling data.

3.5 Identifikasi dan Operasional Variabel 3.5.1 Variabel Independen

Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat secara positif atau negatif (Uma Sekaran, 2006).

Intellectual capital adalah sumber daya pengetahuan dalam bentuk karyawan, pelanggan, proses atau teknologi yang mana perusahaan dapat menggunakannya dalam proses penciptaan nilai bagi perusahaan.

Intellectual capital yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kinerja IC yang diukur berdasarkan value added yang diciptakan oleh physical capital (VACA),

human capital (VAHU), dan structural capital (STVA).

Dalam mengukur kinerja Intellectual Capital dalam penelitain ini yaitu dengan mengkombinasikan Value Added Capital Employed (VACA), Value Added Human Capital (VAHU), dan Structural Capital Value Added (STVA). Kombinasi dari ketiga value added tersebut disimbolkan dengan nama VAICTM yang dikembangkan oleh Pulic (1998; 1999; 2000). Konsep ini telah diuji dan diadopsi oleh Firer dan Williams (2003); Mavridis (2004); Chen et al., (2005); Kamath (2007); dan Tan et al. (2007).

Formulasi dan tahapan perhitungan VAICTM adalah sebagai berikut:

Tahap pertama: Menghitung Value Added (VA) .

VA dihitung sebagai selisih antara output dan input (Pulic, 1999).

Dimana:

a. OUT = Output: total penjualan dan pendapatan lain

b. IN = Input: beban penjualan dan biaya-biaya lain (selain beban karyawan).

Tahap kedua: Menghitung Value Added Capital Employed (VACA).

VACA adalah indikator untuk VA yang diciptakan oleh satu unit dari physical capital. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap unit dari CE terhadap value added organisasi.

Dimana:

a. VACA = Value Added Capital Employed: rasio dari VA terhadap CE b. VA = Value Added

c. CE = Capital Employed: dana yang tersedia, Total Ekuitas + Laba bersih setelah pajak.

Tahap ketiga: Menghitung Value Added Human Capital (VAHU).

VAHU menunjukkan berapa banyak VA dapat dihasilkan dengan dana yang yang dikeluarkan untuk tenaga kerja. Rasio ini menunjukkan kontribusi yang dibuat oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam HC terhadap value added.

Dimana:

a. VAHU = ValueAdded Human Capital: rasio dari VA terhadap HC. b. VA = Value Added

c. HC = Human Capital: beban karyawan

Tahap keempat: Menghitung Structural Capital Value Added (STVA).

VACA = VA/CE

Rasio ini mengukur jumlah SC yang dibutuhkan untuk menghasilkan 1 rupiah dari VA dan merupakan indikasi bagaimana keberhasilan SC dalam penciptaan nilai.

Dimana:

a. STVA = Structutal Capital Value Added

b. SC = Structural Capital : VA – HC

c. VA = Value Added

Tahap kelima: Menghitung Value Added Intellectual Capital (VAICTM ). VAICTM mengindikasikan kemampuan intelektual organisasi yang dapat juga dianggap sebagai BPI (Business Performance Indicator). VAICTM merupakan penjumlahan dari 3 komponen sebelumnya, yaitu: VACA, VAHU, dan STVA.

3.5.2 Variabel Dependen

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Uma Sekaran, 2006)..

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan yang diproksikan dengan Return on Asset (ROA), Asset Turnover Ratio (ATO), dan

Market to Book Value Ratio (MBR). ROA merupakan ukuran profitabilitas sedangkan ATO merupakan ukuran produktivitas, dan MBR merupakan ukuran valuasi pasar.

VAICTM = VACA + VAHU + STVA STVA = SC/VA

a. Return on Asset (ROA)

Return on Asset (ROA) merupakan salah satu rasio profitabilitas yang mengukur efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aset yang dimilikinya. ROA mereflesikan keuntungan bisnis dan efisiensi perusahaan dalam pemanfaatan total aset (Chen et al., 2005).

Rumus untuk menghitung ROA yaitu:

���= ����������

����������

b. Asset Turnover Ratio (ATO)

Asset Turnover Ratio (ATO) adalah rasio dari total pendapatan terhadap nilai buku dari total aset (Firer dan William, 2003). ATO mereflesikan efisiensi input yang dikonversikan menjadi output (Ghosh dan Mondal, 2009).

Rumus untuk menghitung ATO, yaitu:

���= ���������������

����������

c. Market to Book Value Ratio (MBR)

Market to book value ratio (MBR) adalah rasio dari total kapitalisasi pasar (harga saham dikali dengan total saham biasa yang beredar) terhadap nilai buku aset (Firer dan William, 2003). MB mereflesikan tingkat dimana nilai pasar perusahaan melebihi nilai bukunya (Ghosh dan Mondal, 2009).

Rumus untuk menghitung MB, yaitu:

���= ��������������������������������������

�������������������

3.5.3 Variabel Kontrol

Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen tidak dipengaruhi oleh

faktor luar yang diteliti. Variabel kontrol sering digunakan oleh peneliti, bila akan melakukan penelitian yang bersifat membandingkan (Uma Sekaran, 2006).

a. Leverage Perusahaan

Rasio leverage adalah rasio yang dimaksukan untuk mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan utang (Riyanto, 1995). Untuk mengukur seberapa besar perbandingan total utang dengan total aset, digunakan rumus:

�����������=���������� − ������������ b. Ukuran Perusahaan

Variabel ukuran perusahaan merupakan varibel kontrol yang sering diteliti dan hasilnya cukup konsisten berpengaruh terhadap luas pengungkapan. (Hadi dan Subeni, 2002, dan Rahmawati dkk, 2007). Dalam penelitian ini, ukuran perusahaan dihitung berdasarkan nilai natural log (ln) total aset.

Tabel 3.2

Definisi Operasional Variabel: Variabel, Definisi Operasional, Indikator, Skala

No Variabel Definisi Operasional Indikator Skala

Pengukuran 1 Dependen Value Added of Inetellectual Capital (X) Kemampuan intelektual organisasi yang dapat juga dianggap sebagai BPI (Business Performance Indicator).

VAIC=

VACA+VAHU+STVA

Skala Rasio

2 Independen

Kinerja Perusahaan (Y)

a. ROA Rasio profitabilitas yang

mengukur jumlah profit yang diperoleh tiap rupiah aset yang dimiliki perusahaan.

ROA = Laba Bersih Total Asset

Skala Rasio

b. ATO Rasio yang digunakan untuk

mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan di dalam menghasilkan penjualan dengan menggunakan aset yang dimiliki.

ATO = Total Pendapatan Total Asset

Skala Rasio

c. MBR Rasio yang membandingkan

nilai pasar saham dengan investasi para pemegang saham dalam perusahaan.

MBR = MV BV

Skala Rasio

3 Variabel Kontrol

a.Leverage Rasio yang dimasukkan untuk mengukur sampai berapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan utang.

Total Hutang = Total Asset – Total Aktiva

Skala Rasio

b.Ukuran Perusahaan

Ukuran untuk menentukan besar kecilnya perusahaan.

•Rata-rata total aset

seluruh perusahaan sampel

•Bila total aset di atas

rata-rata maka dikategorikan menjadi perusahaan besar

•Bila total aset di bawah

rata-rata maka dikategorikan menjadi perusahaan kecil. Skala Nominal 1=perusahaan besar 0=perusahaan kecil

3.6 Uji Asumsi Klasik

Dokumen terkait