BAB 4. METODOLOGI PENELITIAN
2. Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah Keseluruhan subjek penelitian yang diteliti
(Notoatmodjo, 2005). Populasi lansia yang berada di UPT Pelayanan Sosial Lansia
dan Balita Wilayah Wilayah Binjai dan Medan pada bulan November 2011 berjumlah
162 orang.
2.2. Sampel Penelitian
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari
karakteristik yang dimiliki populasi (Hidayat, 2009). Penentuan jumlah sampel
dilakukan dengan mengunakan teknik pengambilan dari 25% - 30% jumlah populasi
(Arikunto, 2000). Sampel pada penelitian ini adalah 41 orang. Pengambilan sampel
dilakukan dengan menggunakan cara purposive sampling yaitu teknik penetapan
diperlukan oleh peneliti. Sampel menjadi responden dalam penelitian adalah lansia di
Panti Werdha UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Anak Balita Wilayah Binjai dan
Medan yang berumur 60 tahun ke atas, kooperatif, orientasi orang, tempat dan waktu,
mampu melihat, membaca, dan mendengar dengan baik, mampu berkomunikasi
bahasa Indonesia dengan baik, serta lansia yang mau menjadi responden penelitian.
.
3. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan pada di UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan
Anak Balita Wilayah Binjai dan Medan yang beralamat di Jalan Perintis
Kemerdekaan, Cengkeh Turi, Binjai. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Januari
sampai Februari 2012. Alasan pemilihan panti ini sebagai objek penelitian adalah
karena panti werdha ini merupakan milik pemerintah yang berada di bawah
pengawasan Kementrian Kesejahteraan Sosial dengan jumlah populasi lansia yang
cukup besar.
4. Pertimbangan Etik Penelitian
Penelitian dilakukan setelah mendapat persetujuan dari institusi Fakultas
Keperawatan, selanjutnya mengirim surat permohonan penelitian untuk mendapatkan
izin dari Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara dan surat izin tersebut dikirim kepada
pimpinan UPT Pelayanan Sosial Lanjut Usia dan Balita Wilayah Binjai dan Medan.
Dalam penelitian ini peneliti akan menyampaikan beberapa informasi penting yang
dilakukan selama penelitian dan hak-hak responden dalam penelitian ini. Calon
responden yang bersedia akan menandatangani lembar persetujuan (informed
consent). Apabila calon responden menolak maka peneliti tidak akan memaksa dan
tetap menghormati hak – haknya. Perlu menjaga kerahasiaan responden sehingga
peneliti tidak mencantumkan nama, hanya membuat nomor responden dan memberi
kode tertentu pada lembar kuesioner (Anonimity). Peneliti juga memberikan jaminan
kerahasiaan hasil penelitian, baik informasi maupun masalah lainnya. Semua
informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiannya (Confidentiality) oleh
peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset (Hidayat,
2009). Data-data yang telah diperoleh dari calon responden juga hanya untuk
kepentingan penelitian (Nursalam, 2008).
5. Instrument Penelitian 5.1. Kuesioner Penelitian
Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk kuesioner yang
didasarkan pada tinjauan kepustakaan. Kuesioner ini terjadi dari tiga bagian, yaitu
kuesioner data demografi calon responden yang berisi identitas calon responden,
kuesioner interaksi sosial, dan kuesioner kesepian pada lansia.
a. Kuesioner data demografi
Kuesioner data demografi meliputi jenis kelamin, umur, pendidikan, lama
menghuni panti werdha, agama, dan suku. Data demografi ini menggambarkan
b. Kuesioner interaksi sosial
Kuesioner ini bertujuan untuk mengidentifikasi interaksi sosial terhadap
kesepian pada lansia. Kuesioner ini terdiri dari 21 pernyataan yaitu 13 pernyataan
positif dengan jawaban sering, kadang-kadang, tidak pernah, yaitu pernyataan nomor
1, 2, 3, 4, 6, 10, 12, 13, 14, 15, 17, 20, 21. Kemudian 8 pernyataan negatif dengan
pilihan jawaban sering, kadang-kadang, tidak pernah, yaitu pernyataan nomor 5, 7, 8,
9, 11, 16, 18, 19. Pernyataan positif, jika jawaban sering akan diberi skor 3, kadang-
kadang diberi skor 2, tidak pernah diberi skor 1. Sebaliknya untuk pernyataan negatif,
jika jawaban sering diberi skor 1, kadang-kadang diberi skor 2, tidak pernah diberi
skor 3.
Interaksi sosial dalam bentuk kerja sama diwakili oleh pernyataan nomor 1, 2,
3, 4. Dalam bentuk akomodasi diwakili oleh pernyataan nomor 11, 12, 13. Dalam
bentuk asimilasi diwakili oleh pernyataan nomor 14, 15, 16. Dalam bentuk akulturasi
diwakili oleh pernyataan nomor 20, 21. Dalam bentuk persaingan diwakili oleh
pernyataan nomor 5, 6, 7. Dalam bentuk kontroversi diwakili oleh pernyataan nomor
8, 9, 10. Dalam bentuk konflik diwakili oleh pernyataan nomor 17, 18, 19.
Data mengenai interaksi sosial dikategorikan atas 3 kelas interval. Nilai
terendah yang mungkin dicapai adalah 21 dan nilai tertinggi adalah 63. Berdasarkan
rumus statistika �=������rentang����� (menurut Sudjana, 2002), di mana p merupakan panjang kelas, dengan rentang ( nilai tertinggi dikurang dengan nilai terendah)
diperoleh panjang kelas sebesar 14. Dengan p = 14 dan nilai terendah adalah 21
sebagai batas bawah kelas pertama, maka interaksi sosial dikategorikan dalam kelas
interval, yaitu 21-34 = interaksi kurang, 35-48 = interaksi cukup, 49-63 = interaksi
baik
c. Kuesioner kesepian
Kuesioner ini bertujuan untuk mengidentifikasi kesepian pada lansia.
Kuesioner ini diadopsi dan dimodifikasi dari The UCLA Loneliness Scale. Kuesioner
ini terdiri dari 20 pertanyaan dengan jawaban tidak pernah, jarang, kadang-kadang,
selalu. Jika jawaban tidak pernah diberi skor 1. Jika jawaban jarang diberi skor 2. Jika
kadang-kadang jawaban diberi skor 3. Jika jawaban selalu diberi skor 4.
Data mengenai kesepian pada lansia dikategorikan atas 2 kelas interval. Nilai
terendah yang mungkin dicapai adalah 20 dan nilai tertinggi adalah 80. Berdasarkan
rumus statistika �= rentang
����������� (menurut Sudjana, 1992), di mana p merupakan
panjang kelas, dengan rentang ( nilai tertinggi dikurang dengan nilai terendah)
sebesar 60 dan dibagi atas 2 kategori kelas, yaitu kesepian dan tidak kesepian. Maka
diperoleh panjang kelas sebesar 30. Dengan p = 30 dan nilai terendah adalah 20
sebagai batas bawah kelas pertama, maka kesepian pada lansia dikategorikan dalam
5.2. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Uji validitas dan reliabilitas pada instrument penelitian akan dilakukan oleh
yang ahli di bidangnya. Prinsip validitas adalah pengukuran dan pengamatan yang
berarti prinsip keandalan instrumen dalam mengumpulkan data (Nursalam, 2008).
Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya diukur (Sugiyono, 2006). Kuesioner ini divalidasi dengan menggunakan
validitas isi (Content validity) yang dilakukan oleh salah satu ahli yaitu dosen
Fakultas Keperawatan. Hal ini dilakukan dengan mengajukan kuesioner dan proposal
penelitian kepada penguji validitas. Ahli diminta untuk mengamati secara cermat
semua item dalam tes yang hendak divalidasi. Kemudian mengoreksi semua item
yang telah dibuat. Pada akhir perbaikan, ahli diminta untuk memberikan
pertimbangan tentang bagaimana tes tersebut menggambarkan cakupan isi yang akan
diukur. Pertimbangan ahli tersebut juga menyangkut apakah semua aspek yang
hendak diukur telah dicakup melalui item pertanyaan dalam tes (Sukardi, 2009).
Pernyataan yang tidak valid akan langsung diganti oleh peneliti sesuai dengan
petunjuk dari ahli validitas. Terdapat dua buah kuesioner yaitu kuesioner tentang
interaksi sosial yang terdiri dari 21 pernyataan dan kuesioner tentang kesepian yang
diadopsi dan dimodifikasi dari The UCLA Loneliness Scale yang terdiri dari 20
pernyataan. Pada kuesioner interaksi sosial terdapat 12 pernyataan yang harus
mengalami perbaikan yaitu pernyataan nomor 1, 2, 3, 4, 6, 8, 9, 10, 11, 13, 16, dan
21. Sedangkan pada kuesioner kesepian yang diadopsi dan dimodifikasi dari The
tersebut diadopsi dari bahasa Inggris dan perlu penyesuaian makna dan kata-kata
ketika dimodifikasi ke dalam bentuk bahasa Indonesia.
Uji reliabilitas instrument bertujuan untuk mengetahui seberapa besar derajat
atau kemampuan alat ukur untuk mengukur secara konsisten sasaran yang akan
diukur. Menurut Nursalam (2008), uji reliabilitas dilakukan terhadap 10 orang yang
memenuhi kriteria yang telah ditentukan sebagai sampel tetapi tidak akan menjadi
sampel pada penelitian. Uji reliabilitas dalam penelitian ini dicari dengan
menggunakan analisis Cronbach alpha. Menurut Djemari (2003) dalam Riwidikdo
(2008), kuesioner dikatakan reliabel jika memiliki alpha minimal 0,7. Hasil uji
reliabilitas terhadap kuesioner interaksi sosial adalah 0,792 dan kuesioner kesepian
adalah 0,715 sehingga dapat disimpulkan bahwa kuesioner yang digunakan dalam
penelitian ini adalah reliable.
6. Pengumpulan Data
Setelah melewati tahap pengambilan izin dari pihak-pihak atau instansi-instansi
yang terkait dengan penelitian ini, peneliti langsung pergi ke UPT PS Lanjut Usia dan
Balita wilayah Binjai dan Medan yang merupakan lokasi penelitian dalam penelitian
ini. Prosedur pengambilan data yaitu dengan melihat dari karakteristik responden
yang telah ditetapkan, peneliti mendatangi langsung ke responden. Tahap awalnya
adalah peneliti menjelaskan maksud dan tujuan penelitian kepada responden serta
peneliti juga menjelaskan hal apa saja yang harus dilakukan responden selama proses
selama proses pengisian kuesioner tersebut. Peneliti telah menetapkan waktu yang
digunakan dalam pengisian kuesioner ini adalah 15 menit tetapi waktu ini dapat
berubah tergantung kesepakatan dengan responden terkait dengan aktivitas ataupun
kemauan dari responden. Setelah mendapat persetujuan dari responden, peneliti
memberikan kuesioner yang terdiri dari data demografi, kuesioner interaksi sosial dan
kuesioner kesepian. Peneliti meminta responden untuk menjawab setiap pertanyaan
sesuai dengan petunjuk yang telah tertera di kuesioner tersebut. Peneliti juga memberi
penjelasan kepada responden tentang maksud dari setiap pertanyaan yang tertera di
kuesioner tersebut apabila responden mengalami kesulitan selama proses pengisian
kuesioner. Setelah responden selesai mengisi kuesioner, peneliti kemudian
memeriksa kelengkapan data jika ada data yang kurang dapat segera dilengkapi.
Selanjutnya data data yang terkumpul dianalisa.
Waktu yang dibutuhkan untuk mengumpulkan data adalah selama 2 bulan.
Pengumpulan data dilakukan pada waktu dan hari tertentu saja. Hal ini disebabkan
karena factor jarak dari lokasi penelitian dan tempat tinggal peneliti serta keadaan
dari responden dan aktivitas yang berlangsung di lokasi penelitian. Oleh karena itu
peneliti memilih waktu yang tepat untuk menjumpai responden secara langsung agar
memperoleh hasil data yang maksimal.
7. Analisa Data
Setelah semua data pada kuesioner terkumpul, maka dilakukan analisa data
memastikan bahwa semua jawaban telah terisi kemudian data yang sesuai diberi kode
untuk memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi dan analisa data. Selanjutnya
peneliti memasukkan data ke dalam komputer dan dilakukan pengolahan data dengan
menggunakan teknik komputerisasi. Metode statistik data untuk analisa data yang
digunakan pada penelitian ini adalah:
Statistic univariat. Pada penelitian ini, metode statistik univariat digunakan
untuk menganalisa variabel independen yaitu interaksi sosial dan variabel dependen
yaitu kesepian pada lansia. Untuk menganalisa variable interaksi sosial, akan
dianalisa dengan menggunakan skala interval dan akan ditampilkan dalam distribusi
frekuensi. Untuk menganalisa variable kesepian pada lansia, akan dianalisa dengan
menggunakan skala interval dan akan ditampilkan dalam distribusi frekuensi.
Statistic Bivariat. Statistik bivariat adalah suatu metode analisa data untuk menganalisa hubungan antara dua variabel. Untuk melihat hubungan antara variabel
independen dan dependen digunakan uji Pearson karena variabel independen
berskala interval dan variabel dependen berskala interval. Interpretasi hasil uji
korelasi didasarkan pada nilai r dan nilai p. Nilai r menginterpretasikan kekuatan
hubungan dengan nilai r berkisar antara -1 sampai +1 dengan kriteria sebagai berikut
Tabel 3. Kriteria Penafsiran Korelasi Nilai r Penafsiran Diatas -0,5 -0,3 sampai -0,5 -0,1 sampai -0,3 0,10 sampai 0,30 0,30 sampai 0,50 Diatas 0,50
Korelasi negatif tinggi
Hubungan negatif dengan interpretasi kuat Korelasi negatif sedang
Hubungan negatif dengan interpretasi negatif Korelasi negatif rendah
Hubungan negatif dengan interpretasi lemah Tidak ada korelasi/hubungan
Korelasi positif rendah
Hubungan positif dengan korelasi lemah Korelasi positif sedang
Hubungan positif dengan interpretasi memadai
Korelasi positif tinggi
Hubungan positif dengan interpretasi kuat
Nilai p menginterpretasikan nilai signifikan, jika nilai p < 0,05 maka terdapat
hubungan bermakna antar variabel yang diuji dan jika nilai p > 0,05 maka tidak