• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4 METODE PENELITIAN

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi target pada penelitian ini adalah ibu-ibu usia 25-45 tahun. Populasi terjangkaunya adalah ibu-ibu usia 25-45 tahun yang tinggal di Kelurahan Mangga pada tahun 2010. Dari hasil survei awal, besar anggota populasi terjangkau ini adalah 1599 orang.

4.3.1 Kriteria Inklusi :

a. Ibu-ibu usia 25-45 tahun yang bersedia menjadi responden penelitian

setelah memperoleh persetujuan setelah penjelasan (informed consent). b. Responden yang tinggal di lokasi penelitian.

c. Responden berjenis kelamin perempuan

d. Sudah menikah

e. Responden berada di tempat pada saat mengumpulkan data

4.3.2. Kriteria Eksklusi:

a. Tidak bersedia menjadi responden.

Berdasarkan hasil survey, jumlah wanita yang berusia 25-45 tahun di Kelurahan Mangga adalah 1599 orang. Teknik penarikan sampel yang

digunakan adalah pemilihan tidak berdasarkan peluang

(non-probability sampling) yang jenis consecutive sampling, dimana semua subyek yang memenuhi kriteria pemilihan dimasukkan dalam penelitian sampai jumlah subyek yang diperlukan terpenuhi. Jumlah

subyek yang diperlukan dapat ditentukan dengan menggunakan rumus perkiraan besar sampel untuk populasi terbatas. Rumus yang digunakan adalah:

Menurut Wahyuni (2008), jumlah sampel minimal dihitung dengan menggunakan rumus :

n = N. Z2 1-α/2.p.(1-q) (N-1 )d2 +Z2 1-α/2.p.(1-q)

n : besar sampel minimum

Z1-α/2 : nilai distribusi normal baku (tabel Z) pada α tertentu

p : harga proporsi di populasi

q : 1-p

d : kesalahan (absolut) yang dapat ditolerir

N : jumlah di populasi

Berdasarkan rumus diatas, nilai yang harus di cari adalah nila p (harga proporsi), sedangkan nilai yang ditetapkan oleh peneliti adalah Zα

dan nilai d. Dalam penelitian ini, proporsi di populasi adalah 50% (0,50), q

adalah 1-p (1-0,50) yaitu, 0,50. Peneliti menetapkan α sebesar 5%

sehingga Z1-α/2 = 1,96, dengan kesalahan absolut yang masih bisa

ditolerir (d) di tetapkan sebesar 10% (0,1).

Dengan demikian, besar sampel yang diperlukan adalah : n = N. Z2 1-α/2.p.(1-q)

(N-1 )d2 +Z2 1-α/2.p.(1-q)

n = 1599x1,962 x 0,50x (1-0,50) = 90 (1599-1)x0,102 x1,962 x 0,50x (1-0,50)

4.4. Teknik Pengumpulan Data 4.4.1. Data Primer

Pada penelitian ini, digunakan data primer yang didapat langsung dari responden. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dengan alat pengumpulan data berupa kuesioner. Pertanyaan-pertanyaan di dalam kuesioner ditanyakan langsung oleh surveyer kepada responden.

Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 18 pertanyaan. Sebelum digunakan dalam penelitian, kuesioner disebarkan kepada 20 orang responden non sampel penelitian, yang terdiri atas 8 orang berprofesi pegawai negeri, 9 orang berprofesi ibu rumah tangga, 3 orang berprofesi lainnya. Kuesioner ini diuji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan SPSS versi 17.0.

Berikut ini adalah hasil uji validitas dan reliabilitas kuesioner penelitian yang dilakukan uji validitas konstrak dengan Korelasi Pearson dan uji reliabilitas dengan metode Alpha Cronbach.

Tabel 4.2 : Hasil Uji Vailiditas dan Reliabilitas Kuesioner Penelitian

Nomor Pertanyaan Status Validitas Status Reliabilitas

6 Valid Reliabel 7 Valid Reliabel 8 Valid Reliabel 11 Valid Reliabel 12 Valid Reliabel 14 Valid Reliabel 15 Valid Reliabel 18 Valid Reliabel 19 Valid Reliabel 20 Valid Reliabel 21 Valid Reliabel 22 Valid Reliabel 23 Valid Reliabel 24 Valid Reliabel 25 Valid Reliabel 26 Valid Reliabel 27 Valid Reliabel 28 Valid Reliabel

4.1.1. Data Sekunder

Data sekunder pada penelitian ini yang diperoleh dari kantor kelurahan adalah jumlah wanita usia 25-45 tahun yang tinggal di Kelurahan Mangga tahun 2010, yaitu sebanyak 1599 orang. Data ini diperlukan untuk mengetahui apakah jumlah subyek mencukupi di dalam populasi tersebut.

4.5. Etika penelitian

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dalam bentuk angket/kuesioner, dan sebelum pengisian kuesioner akan dilampirkan lembar persetujuan responden. Kuesioner tersebut berisikan pertanyaan-pertanyaan berupa pengetahuan dampak penggunaan kosmetik pemutih terhadap kesehatan kulit. Baik nama serta identitas diri pasien akan menjadi rahasia peneliti dan tidak akan disebarluaskan. Sedangkan hasil penelitian serta jawaban yang diberikan responden hanya akan digunakan untuk keperluan penelitian. Waktu pengisian kuesioner memakan waktu kurang lebih 25 menit.

4.6. Pengolahan dan Analisa Data

Pengolahan data dilakukan melalui beberapa proses. Proses awal adalah memeriksa ketepatan dan kelengkapan data. Jika ada data belum yang lengkap ataupun ada kesalahan, dapat dilengkapi dengan mewawancarai ulang responden. Selanjutnya data yang lengkap dan tepat tersebut diberi kode secara manual sebelum diolah dengan komputer. Kemudian data dimasukkan ke dalam program komputer dan dilakukan pemeriksaan untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam pemasukan data. Setelah itu data disimpan, lalu hasilnya disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Program statistik yang digunakan untuk mengolah dan menganalisis data penelitian ini berupa SPSS versi 17.0. (Wahyuni, 2008).

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Dalam bab ini, akan dipaparkan hasil penelitian beserta pembahasannya. Penelitian dilakukan sejak penyusunan proposal hingga penyusunan laporan hasil penelitian. Proses pengumpulan data penelitian dilakukan pada bulan Juli-November 2010 dengan melakukan wawancara terhadap 90 orang wanita usia 25-45 tahun yang bertempat tinggal di Kelurahan Mangga tentang penggunaan kosmetik pemutih.

5.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah Kelurahan Mangga. Kelurahan Mangga merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Medan Tuntungan yang dipimpin oleh Bapak Wandro A.A. Malau, SSTP. Kelurahan ini memiliki luas 2,8 km2 dan dibagi menjadi 21 lingkungan. Penelitian mencakup seluruh lingkungan yang ada di Kelurahan Mangga. Secara geografis, kelurahan ini memiliki batas-batas sebagai berikut:

 Utara: Kelurahan Simpang Selayang

 Barat: Kelurahan Kemenangan Tani

 Timur: Kelurahan Simalingkar B

 Selatan: Kabupaten Deli Serdang

5.2. Deskripsi Responden Penelitian

Responden penelitian adalah wanita dengan rentang usia 25 sampai 45 tahun yang bertempat tinggal di Kelurahan Mangga. Berdasarkan data penelitian diketahui bahwa responden yang mendengar/mengetahui tentang kosmetik sebesar 90 orang (100%). Responden yang menggunakan kosmetik sebesar 90 orang (97,8%), responden yang mengetahui/mendengar tentang kosmetik pemutih sebesar 90 orang (97,8%). Responden yang mendengar/mengetahui tentang Skin Bleaching atau Skin Lightening sebesar

90 orang (97,8%). Responden yang menggunakan Skin Bleaching atau Skin

Lightening sebesar 47 orang (51,1%) dan sebesar 43 orang (46,7%).

5.2.1. Tabel 5.1 : Distribusi responden berdasarkan usia

No. Usia Jumlah (orang) %

1. 25-31 16 16.5

2. 32-38 38 38.7

3. 39-45 36 44.8

Total 100

Berdasarkan tabel 5.1 di atas diketahui bahwa usia responden paling banyak adalah 32-38 tahun yaitu 38 orang (38,7%), sedangkan usia responden paling sedikit adalah 25-31 tahun yaitu 16 orang (16,5%).

5.2.2. Tabel 5.2 : Distribusi responden berdasarkan pekerjaan

No. Pekerjaan Jumlah (orang) %

1. Ibu RT 42 46.7

2. Lain-lain 18 20.0

3. Pegawai 30 33.3

Total 90 100.0

Ket : RT (rumah tangga)

Berdasarkan tabel 5.2 di atas diketahui bahwa pekerjaan responden paling banyak adalah ibu RT (rumah tangga) yaitu 42 orang (46,7%), sedangkan pekerjaan responden paling sedikit adalah pegawai (negeri dan swasta) yaitu 30 orang (33,3%).

5.2.3. Tabel 5.3 : Distribusi responden berdasarkan pendidikan

No. Pendididkan Jumlah (orang) %

1. SD 7 1.1

2. SMP 15 3.3

3. SMA 41 7.8

4. S1 27 6.7

Total 90 5.6

Berdasarkan tabel 5.3 di atas di atas pendidikan responden dikelompokkan menjadi yaitu dua kategori, yaitu pendidikan rendah (tamat SD/sederajat atau SMP/sederajat) dan pendidikan tinggi (tamat SMA/sederajat atau tamat PT).

Dari hasil pengelompokkan diatas, didapatkan 22 orang (4,4%) berpendidikan rendah dan 68 orang (14,5%) berpendidikan tinggi.

5.3. Pengetahuan Responden tentang tentang dampak penggunaan kosmetik pemutih terhadap kesehatan kulit

a. Sumber Informasi Kosmetik

Gambar 5.1 Sumber Informasi Kosmetik

Berdasarkan Gambar 5.1. di atas diketahui bahwa sumber informasi kosmetik responden paling banyak adalah media elektronik yaitu 30 orang

(32,6%), di ikuti oleh orang dekat (keluarga, teman, tetangga) yaitu 29 orang (31,5%), media cetak yaitu 27 orang (29,3%) dan lain-lain yaitu 4 orang (4,3%).

b. Lama Penggunaan Kosmetik

Gambar 5.2 Lama Penggunaan Kosmetik

32.2% 50% 15.2% 2.2% 2.2% 32.6% 29.3% 31.5% 4.3% 6 bulan Pertanyaan 4 1 tahun > 1 tahun

Berdasarkan Gambar 5.2. di atas diketahui bahwa lama penggunaan kosmetik responden paling banyak > 1 tahun yaitu 46 orang (50%), di ikuti oleh lama penggunaan 1 tahun yaitu 30 orang (32,2%) dan 6 bulan yaitu 14 orang (15, 2%).

c. Merk Kosmetik Pemutih

Gambar 5.3 Merk Kosmetik Pemutih

Berdasarkan Gambar 5.3. di atas diketahui bahwa merk kosmetik yang banyak digunakan yaitu Cameo sebesar 17 orang (18,5%), di ikut i oleh Ponds sebesar 13 orang (14,1%), Meei Yung sebesar 12 orang (13%), Olay sebesar 10 orang (10,9%), Viva sebesar 9 orang (9,8%), Wardah, Maybelline dan merk kosmetik lainnya sebesar 8 orang (8,7%), Revlon sebesar 4 orang (4,3%) dan Tje Fuk sebesar 1 orang (1,1%).

2.2% 10.9% 8.7% 13% 4.3% 8.7% 1.1% 8.7% 14.1% 9.8% 18.5%

d. Sumber Informasi Kosmetik Pemutih

Gambar 5.4 Sumber Informasi Kosmetik Pemutih

Berdasarkan Gambar 5.4. di atas diketahui bahwa sumber informasi kosmetik responden paling banyak adalah media elektronik yaitu 45 orang (48,9%), media cetak yaitu 29 orang (31,5%), orang dekat (keluarga, teman, tetangga) yaitu 16 orang (17,4%).

e. Tempat Pembelian Kosmetik Pemutih

Gambar 5.5 Tempat Pembelian Kosmetik Pemutih

Berdasarkan Gambar 5.5. di atas diketahui bahwa tempat pembelian kosmetik pemutih responden paling banyak adalah mall yaitu 43 orang

2.2% 19.6% 46.7% 31.5% 2.2% 17.4% 31.5% 48.9%

(46,7%), swalayan yaitu 29 orang (31,5%), klinik kecantikan kulit yaitu 18 orang (19,6%).

5.4. Hasil Data Kuantitatif Bentuk Gambar

Gambar 5.6 Gambaran Pengetahuan Responden Tentang Dampak Penggunaan Kosmetik Pemutih terhadap Kesehatan Kulit pada

Ibu-ibu di Kelurahan Mangga

Berdasarkan gambar 5.6. di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 44 orang (48,9%) responden mempunyai tingkat pengetahuan baik tentang dampak penggunaan kosmetik pemutih terhadap kesehatan kulit, sedangkan sebanyak 46 orang (51,1%) responden mempunyai tingkat pengetahuan sedang.

48.9% 51.1%

Gambaran Pengetahuan Responden

Pengetahuan baik Pengetahuan

5.5. Hasil Data Kuantitatif Bentuk Tabel

a. Tabel 5.4 : Distribusi pengetahuan responden tentang kosmetik dan kosmetik pemutih

No Pertanyaan Keterangan Skor Total

0 1 2 Frek. % 1. 6 Pengetahuan pengertian kosmetik 9 (10%) 45 (50%) 36 (40%) 90 100 2. 11 Pengetahuan pengertian kosmetik pemutih 12 (13,3%) 33 (36,7%) 45 (50%) 90 100

Berdasarkan tabel 5.4 di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 36 orang (40%) responden mempunyai skor pengetahuan 2, sebanyak 45 orang (50%) responden mempunyai skor pengetahuan 1 dan sebanyak 9 orang (10%) mempunyai skor pengetahuan 0 tentang pengertian kosmetik.

Dan sebanyak 45 orang (50%) responden mempunyai skor pengetahuan 2, sebanyak 33 orang (36,7%) responden mempunyai skor pengetahuan 1 dan sebanyak 12 orang (13,3%) mempunyai skor pengetahuan 0 tentang pengertian kosmetik pemutih.

Tabel 5.5 : Distribusi pengetahuan responden tentang tujuan pemakaian kosmetik dan kosmetik pemutih

No Pertanyaan Keterangan Skor Total

0 1 2 Frek. % 1. 7 Tujuan pemakaian kosmetik 7 (7.8%) 30 (33.3%) 53 (58.9%) 90 100 2. 12 Tujuan pemakaian kosmetik pemutih 1 (1.1%) 34 (37.8%) 55 (61.1%) 90 100

Berdasarkan tabel 5.5 di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 53 orang (58,9%) responden mempunyai skor pengetahuan 2, sebanyak 30 orang (33,3%) responden mempunyai skor pengetahuan 1 dan sebanyak 7 orang (7,8%) mempunyai skor pengetahuan 0 tentang tujuan pemakaian kosmetik.

Dan sebanyak 55 orang (61,1%) responden mempunyai skor pengetahuan 2, sebanyak 34 orang (37,8%) responden mempunyai skor pengetahuan 1 dan sebanyak 1 orang (1,1%) mempunyai skor pengetahuan 0 tentang tujuan pemakaian kosmetik pemutih.

Tabel 5.6 : Distribusi pengetahuan responden tentang tentang efek kosmetik terhadap kulit

No Pertanyaan Keterangan Skor Total

Frek. % 0 26 (28.9%) 1 1 (1.1%) 2 52 (57.8%) 4 11 (12.2%) 1. 8 Pengetahuan efek kosmetik terhadap kulit 90 100

Berdasarkan tabel 5.6 di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 63 orang (70%) responden mempunyai skor pengetahuan 4 dan 2, dan sebanyak 26 orang (28,9%) mempunyai skor pengetahuan 1 dan 0 tentang tujuan efek kosmetik terhadap kulit.

b. Tabel 5.7 : Distribusi pengetahuan responden tentang skin bleaching No Pertanyaan Keterangan Skor Total

1 27 (30.0%) 2 63 (70.0%) Frek. % 1. 14 Pengetahuan tentang skin bleaching 90 100

Berdasarkan tabel 5.7 di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 63 orang (70%) responden mempunyai skor pengetahuan 2, dan sebanyak 27 orang (30%) mempunyai skor pengetahuan 1 tentang produk kosmetik pemutih yaitu skin

bleaching.

c. Tabel 5.8 : Distribusi pengetahuan responden tentang skin lightening No Pertanyaan Keterangan Skor Total

0 1 2 Frek. % 1. 15 Pengetahuan tentang skin lightening 12 (13.3%) 19 (21.1%) 59 (65.6%) 90 100

Berdasarkan tabel 5.8 di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 59 orang (65,6%) responden mempunyai skor pengetahuan 2, sebanyak 19 orang (21,1%) mempunyai skor pengetahuan 1, dan sebanyak 12 orang (13,3%) responden

mempunyai skor pengetahuan 0 tentang produk kosmetik pemutih yaitu skin

lightening.

d. Tabel 5.9 : Distribusi responden berdasarkan hal-hal yang diperhatikan saat membeli kosmetik pemutih

No Pertanyaan Keterangan Skor Total

0 1 2 Frek. % 1. 18 Hal-hal perhatikan saat membeli kosmetik pemutih 14 (15.6%) 19 (21.1%) 57 (63.3%) 90 100

Berdasarkan tabel 5.9 di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 57 orang (63,3%) responden skor pengetahuan 2, sebanyak 19 orang (21,1%) mempunyai skor pengetahuan 1, dan sebanyak 14 orang (15,6%) responden mempunyai skor pengetahuan 0 tentang hal-hal yang diperhatikan saat membeli kosmetik pemutih.

e. Tabel 5.10 : Distribusi pengetahuan responden tentang bahan/zat kimia berbahaya yang terdapat pada kosmetik pemutih

No Pertanyaan Keterangan Skor Total

0 1 2 Frek. % 1. 19 Pengetahuan tentang bahan/zat kimia berbahaya yang terdapat pada kosmetik pemutih 10 (11.1%) 27 (30.0%) 53 (58.9%) 90 100

Berdasarkan tabel 5.10 di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 53 orang (58,9%) responden mempunyai skor pengetahuan 2, sebanyak 27 orang (30%) mempunyai skor pengetahuan 1, dan sebanyak 10 orang (11,1%) responden mempunyai skor pengetahuan 0 tentang bahan/zat kimia berbahaya yang terdapat pada kosmetik pemutih.

f. Tabel 5.11 : Distribusi pengetahuan responden tentang dampak penggunaan kosmetik pemutih

No Pertanyaan Keterangan Skor Total

0 1 2 Frek. % 1. 20 Pengetahuan reaksi/ dampak negatif akibat penggunaan kosmetik pemutih (hidroquinon) 5 (5,6%) 14 (15,6%) 71 (78,9%) 90 100 2. 21 Pengetahuan reaksi/ dampak negatif akibat kosmetik pemutih (merkuri) 15 (16,7%) 14 (15,6%) 61 (67,8%) 90 100 3. 22 Pengetahuan reaksi/ dampak negatif akibat penggunaan kosmetik pemutih (asam retinoat) 11 (12,2%) 26 (28,9%) 53 (58,9%) 90 100

No Pertanyaan Keterangan Skor Total 4. 23 Pengetahuan reaksi/ dampak negatif akibat penggunaan kosmetik pemutih (Rhodamin B/zat warna sintetis) 0 6 (6,7%) 1 19 (21,2%) 2 65 (72,2%) Frek. % 90 100

Berdasarkan tabel 5.11 di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 71 orang (78,9%) responden mempunyai skor pengetahuan 2, sebanyak 14 orang (15,6%) mempunyai skor pengetahuan 1, dan sebanyak 5 orang (5,6%) responden mempunyai skor pengetahuan 0 tentang reaksi/dampak negatif akibat penggunaan kosmetik pemutih (hidroquinon) pada kulit. Dan sebanyak 61 orang (67,8%) responden mempunyai skor pengetahuan 2, sebanyak 14 orang (15,6%) mempunyai skor pengetahuan 1, dan sebanyak 15 orang (15,7%) responden mempunyai skor pengetahuan 0 tentang reaksi/dampak negatif akibat penggunaan kosmetik pemutih (merkuri) pada kulit.

Sementara itu sebanyak 53 orang (72,2%) responden mempunyai skor pengetahuan 2, sebanyak 26 orang (28,9%) mempunyai skor pengetahuan 1, dan sebanyak 11 orang (12,2%) responden mempunyai skor pengetahuan 0 tentang reaksi/dampak negatif akibat penggunaan kosmetik pemutih (asam retinoat) pada kulit. Dan sebanyak 65 orang (58,9%) responden mempunyai skor pengetahuan 2, sebanyak 19 orang (21,2%) mempunyai skor pengetahuan 1, dan sebanyak 6 orang (6,7%) responden mempunyai skor pengetahuan 0 tentang reaksi/dampak negatif akibat penggunaan kosmetik pemutih (Rhodamin B/zat warna sintetis) pada kulit.

g. Tabel 5.12 : Distribusi pengetahuan responden tentang reaksi positif akibat penggunaan kosmetik pemutih pada kulit

No Pertanyaan Keterangan Skor Total

0 1 2 Frek. % 1. 24 Pengetahuan tentang reaksi positif akibat penggunaan kosmetik pemutih pada kulit 8 (8.9%) 23 (25.6%) 59 (65.6%) 90 100

Berdasarkan tabel 5.12 di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 59 orang (65,6%) responden mempunyai skor pengetahuan 2, sebanyak 23 orang (25,6%) mempunyai skor pengetahuan 1, dan sebanyak 8 orang (8,9%) responden mempunyai skor pengetahuan 0 tentang reaksi positif akibat penggunaan kosmetik pemutih pada kulit.

j. Tabel 5.13 : Distribusi pengetahuan responden tentang tentang kesehatan kulit

Pertanyaan Keterangan Skor Total

Frek. % 0 1 2 4 6 7 1. 25 Pengetahuan kesehatan kulit 8 (8,9 %) 24 (26,7 %) 58 (64,4 %) - - - 90 100 2. 26 Pengetahuan ciri-ciri kesehatan kulit - - 21 (23.3 %) 14 (15.6 %) 15 (16.7 %) 40 (44.4 %) 90 100 3. 27 Pengetahuan faktor-faktor apa yang dapat mempengaruhi kesehatan kulit - - 29 (32.2 %) 19 (21.1 %) 42 (46.7 %) - 90 100 4. 28 Kebiasaan membersihkan kulit wajah 13 (14.4 %) 27 (30.0 %) 50 (55.6 %) - - - 90 100

Berdasarkan tabel 5.13 di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 58 orang (64,4%) responden mempunyai skor pengetahuan 2, sebanyak 24 orang (26,7%) mempunyai skor pengetahuan 1, dan sebanyak 8 orang (8,9%) responden mempunyai skor pengetahuan 0 tentang pengertian kesehatan kulit. Dan sebanyak 55 orang (61,1%) responden mempunyai, skor pengetahuan 6 dan 7 sebanyak 35 orang (38,9%) mempunyai skor pengetahuan 2 dan 4 tentang ciri-ciri kesehatan kulit.

Sementara itu sebanyak 61 orang (67,8%) responden mempunyai skor pengetahuan 4 dan 6, sebanyak 29 orang (32,3%) mempunyai skor pengetahuan 2 tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan kulit. Dan sebanyak 50 orang (55,6%) responden mempunyai skor pengetahuan 2, sebanyak 27 orang (30%) mempunyai skor pengetahuan 1, dan sebanyak 13 orang (14,4%) responden mempunyai skor pengetahuan 0 tentang kebiasaan membersihkan kulit wajah.

k. Tabel 5.14 : Distribusi responden yang menggunakan kosmetik pemutih berdasarkan usia, pekerjaan, pendidikan

No. Usia Pekerjaan Pendidikan Jumlah(orang) %

1. 25-31 Pegawai SMA 20 21.5

2. 32-38 Ibu RT SMA 45 46.7

3. 39-45 Ibu RT SMA 25 31.8

Total 90 100

Ket : RT (rumah tangga)

Berdasarkan tabel 5.13 di atas dapat dilihat bahwa sebanyak 20 orang (21,5%) responden dengan pekerjaan terbanyak pegawai (negeri & swasta) dengan pendidikan SMA, sebanyak 45 orang (46,7%) responden dengan pekerjaan terbanyak Ibu RT (rumah tangga) dengan pendidikan SMA, dan sebanyak 25 orang (31,8%) responden dengan pekerjaan terbanyak Ibu RT (rumah tangga) dengan pendidikan SMA yang menggunakan kosmetik pemutih. Dan sebanyak 55 orang (61,1%) responden mempunyai, skor pengetahuan 6 dan 7 sebanyak 35 orang (38,9%) mempunyai skor pengetahuan 2 dan 4 tentang ciri-ciri kesehatan kulit.

5.6. Pembahasan

Menjadi cantik, menarik dan memiliki kulit putih merupakan dambaan setiap wanita, baik dari kalangan remaja hingga dewasa termasuk didalamnya kaum ibu-ibu karier maupun rumah tangga, salah satunya dengan menggunakan kosmetik pemutih. Dari 90 responden dalam penelitian seluruhnya pernah mendengar/mengetahui tentang istilah kosmetik dan kosmetik pemutih. Responden mendengar/mengetahui tentang kosmetik dan kosmetik pemutih dari berbagai sumber informasi, namun persentase tertinggi di dapat dari media elektronik seperti televisi, internet dan radio. Namun gambaran pengetahuan responden tentang dampak penggunaan kosmetik pemutih di Kelurahan Mangga tergolong sedang, sesuai hasil yaitu sebanyak 46 orang (51,1%) responden. Sementara itu, sebanyak 44 orang (48,9%) gambaran pengetahuan responden tergolong baik, sedangkan untuk gambaran pengetahuan kurang dengan jawaban responden benar <40% dalam penelitian ini tidak ada.

Sumber informasi responden tentang kosmetik dan kosmetik pemutih tertinggi diperoleh dari media elektronik (32,6%). Karena salah satu yang mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah ketersediaan fasilitas sebagai sumber informasi (Notoatmodjo, 2003). Seperti yang kita ketahui, informasi tentang kosmetik pemutih ini sudah banyak dipublikasikan di berbagai media, seperti media cetak (buku, majalah, koran, tabloid), media elektronik (televisi, radio, internet), dan orang-orang terdekat kita (keluarga, teman, tetangga) yang ikut serta merekomendasikan mengenai produk-produk kecantikan kulit khususnya produk pemutih kulit (kosmetik pemutih).

Oleh karena itu, keterbatasan media informasi tidak dapat dijadikan alasan mengapa informasi tentang kosmetik pemutih kurang menyebar di masyarakat. Menurut pendapat peneliti, kurangnya pengetahuan responden tentang kosmetik pemutih lebih disebabkan oleh kurangnya ketertarikan responden untuk mencari informasi tentang kosmetik pemutih dan lebih memilih untuk menggunakan kosmetik pemutih tanpa mengetahui dengan

baik dan benar seluk beluknya. Responden dalam penelitian ini aktif menggunakan kosmetik dalam kehidupan sehari-hari dalam jangka waktu yang lama yaitu diatas 1 tahun sebesar (50%) dan merek kosmetik yang banyak digunakan oleh responden yaitu Cameo sebesar (18,5%), termasuk salah satu merek kosmetik pemutih produksi China yang banyak diperjualbelikan di pasaran dan sering digunakan oleh masyarakat luas, khususnya wanita karena selain harganya yang terjangkau juga efeknya juga cepat.

Kosmetik pemutih yang beredar di pasaran terdiri dari 2 jenis

berdasarkan cara penggunaan dan bahan aktif yang terkandung didalamnya yaitu Skin Bleaching dan Skin Whitening (Purnamawati, 2009). Responden pernah mendengar/mengetahui kedua istilah ini dan sebagian besar responden menggunakan kosmetik pemutih yang tergolong Skin Whitening atau Skin Bleaching sebesar (51.1%). Dari hasil penelitian juga diperoleh bahwa mall sebesar ( 46,7%), adalah tempat yang sering dijadikan responden untuk membeli kosmetik pemutih dengan berbagai alasan salah satunya yaitu praktis dan mudah untuk dicapai oleh responden.

Selain itu dalam penelitian ini dari pengetahuan responden tentang pengertian kosmetik (50%) tergolong sedang dan kosmetik pemutih (50%) tergolong baik. Pengetahuan dan pemahaman yang baik merupakan salah satu faktor pendukung untuk mencapai tujuan yang diinginkan, dalam penelitian ini pengetahuan responden tergolong baik tentang tujuan pemakaian kosmetik untuk meningkatkan daya tarik dan rasa percaya diri menurut TMitsui (Djajadisastra, 2005), yaitu sebesar (58,9%) dan kosmetik pemutih untuk membuat kulit menjadi putih bersih dan bersinar (BPOM RI, 2007), yaitu sebesar (61,1%). Responden juga mengetahui efek kosmetik (70%) terhadap kulit seperti alergi, iritasi dan timbulnya jerawat (Tranggono dkk, 2007).

Berdasarkan hasil penelitian pengetahuan responden mengenai pengertian Skin Lightening (70%) dan Skin Bleaching (65,6%) tergolong baik. Skin Bleaching adalah produk whitening yang mengandung bahan aktif yang kuat, yang berfungsi memudarkan noda-noda hitam pada kulit. Skin Lightening adalah produk perawatan kulit yang digunakan dengan tujuan agar kulit pemakai tampak lebih putih, cerah dan bercahaya (Purnamawati, 2009). Memilih kosmetik pemutih sebaiknya lebih berhati-hati, karena tidak semua kosmetik pemutih yang beredar di pasaran aman digunakan. Banyak hal yang harus diperhatikan dalam memilih kosmetik pemutih untuk menghindari efek negatifnya, seperti keterangan pada label/komposisi kemasan/nomor registrasi, jenis kulit, harga dan merek (BPOM RI, 2007). Pengetahuan responden mengenai hal-hal yang diperhatikan saat membeli kosmetik pemutih (63,3%) tergolong baik.

Berdasarkan data BPOM RI tahun 2008, dalam beberapa kosmetik dapat ditemukan berbagai bahan kimia yang berbahaya bagi kulit, bahan-bahan ini sebetulnya telah dilarang penggunaannya namun sejauh ini bahan-bahan kimia tersebut belum tergantikan dan dapat memicu kanker. Responden memiliki pengetahuan baik (58,9%) mengetahui jenis bahan/zat kimia berbahaya yang terdapat pada kosmetik pemutih (hidroquinon, mercury, rhodamin B, asam retinoat). Meskipun responden mengetahui dengan baik jenis bahan/zat kimia berbahaya yang terkandung pada kosmetik pemutih, tetapi sebagian besar responden hanya sebatas tahu namun tidak memahami secara baik dan benar reaksi/dampak negatif penggunaan kosmetik pemutih sesuai bahan/zat kimia yang terkandung didalamnya seperti reaksi/dampak negatif hidroquinon (78,9%), mercury (67,8%), rhodamin B (58,9%), asam retinoat (72,2%). Selain reaksi/efek negatifnya kosmetik pemutih juga memiliki reaksi positif pada kulit seperti kulit menjadi putih, bersinar dan noda/flek hitam menghilang (Mulyorejo, 2007), dan dalam hal ini pengetahuan responden (65,6%) tergolong sedang. Menurut Tzank (1995) sebanyak 7% dari semua kasus kerusakan kulit disebuah klinik di Paris akibat kosmetik. Sidi (1956)

memperkirakan bahwa untuk seluruh Prancis angka ini mencapai 20%. Schulz (1954) menemukan bahwa di Hamburg, Jerman sekitar 10% dari semua kontak dermatitis disebabkan oleh preparat kosmetik.

Keadaan kulit mencerminkan kesehatan umum tubuh secara keseluruhan sebagai suatu organ, kulit tidak hanya menutupi tubuh, tetapi kulit juga memberikan sistem kekebalan. Kulit sehat berarti kulit yang tidak menderita suatu penyakit, baik penyakit yang mengenai kulit secara langsung ataupun penyakit dalam tubuh yang secara tidak langsung mempengaruhi kesehatan kulitnya (Wasitaatmadja, 2003). Dari hasil penelitian (64,4%) responden mempunyai pengetahuan baik, tentang pengertian kesehatan kulit, serta (61,6%) responden mempunyai pengetahuan baik tentang ciri-ciri kesehatan kulit seperti memiliki kelembapan yang cukup, bersih dari noda/flek hitam dan jerawat, bebas dari penyakit kulit dan jamur dan memiliki tekstur yang kenyal dan warna kulit yang putih berseri. Sementara itu (67,8%) responden mempunyai pengetahuan baik, tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan kulit, dan (55,6%) responden mempunyai pengetahuan baik tentang kebiasaan membersihkan kulit wajah (Wasitaatmadja, 2003).

Dalam penelitian ini diperoleh bahwa sebagian besar pengetahuan responden termasuk kategori sedang tentang dampak penggunaan kosmetik pemutih terhadap kesehatan kulit. Menurut pendapat peneliti, hal ini disebabkan tidak diiringinya perkembangan sistem komunikasi dan informasi baik melalui buku, media masa, maupun media elektronik dengan pengetahuan serta pemahaman responden yang baik dan benar secara menyeluruh tentang kosmetik dan kosmetik pemutih, serta dampak penggunaan kosmetik pemutih terhadap kesehatan kulit. Tidak semua responden dalam penelitian ini memilih dan menggunakan produk pemutih kulit dengan baik dan benar karena keterbatasan pengetahuan tentang berbagai produk kosmetik pemutih membuat mereka tidak tahu dampak negatif yang timbul jika tidak berhati- hati. Kesalahan yang dilakukan dapat menyebabkan gangguan terhadap kesehatan kulit. Namun ada juga

beberapa responden yang meskipun mengetahui dampak negatif dari kosmetik pemutih tersebut lebih besar daripada dampak positifnya tetap menggunakan produk tersebut, hal ini disebabkan karena sebagian konsumen produk kosmetik pemutih (responden) menginginkan kulit mereka menjadi putih bersih dan bersinar dalam waktu singkat juga didorong keinginan untuk bisa tampil cantik dan menarik telah membuat responden bersikap konsumtif.

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

Dari hasil yang diperoleh pada penelitian yang berjudul

“Gambaran pengetahuan dampak penggunaan kosmetik pemutih terhadap kesehatan kulit pada ibu-ibu di Kelurahan Mangga tahun 2010”, kita dapat menarik kesimpulan sebagai berikut :

Dokumen terkait