• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 1 PENDAHULUAN

3.7. Definisi Operasional

- Mencit (Mus musculus) merupakan hewan mamali dengan diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom Animalia, Filum Chordata, Klas Mamalia, Ordo

Rodentia, Famili Muridae, Genus Mus, Spesies M. musculus (Wikipedia, 2012). Pada penelitian ini digunakan 25 ekor mencit jantan strain DDW, umur 8 - 12 minggu, berat badan 25 - 30 gr, yang berasal dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,USU.

- Aklimatisasi merupakan suatu upaya penyesuaian fisiologis atau adaptasi dari suatu organisme terhadap suatu lingkungan baru yang akan dimasukinya, pada penelitian ini aklimatisasi hewan dilakukan selama satu minggu (IACUC, 2012).

- Kelompok perlakuan adalah kelompok hewan percobaan yang digunakan untuk penelitian, Pada penelitian ini hewan yang digunakan adalah mencit yang dibagi atas lima kelompok perlakuan sebagai berikut:

- Kelompok I (P0): kelompok kontrol tanpa diberi MSG, Vitamin E dan Ekstrak manggis, hanya diberi aquadest sebanyak 0,3 ml/mencit/hari dengan cara dicekok menggunakan jarum oral (gavage) dari hari pertama sampai hari ke- 35

- Kelompok II (P1): kelompok perlakuan yang diberi MSG 8 mg/gr BB setiap hari sebanyak 0,3ml/mencit/hari dengan cara dicekok menggunakan jarum oral (gavage) setiap hari selama 21 hari.

- Kelompok III (P2): kelompok perlakuan yang diberi MSG 8 mg/g bb setiap hari sebanyak 0,3ml/mencit/hari dengan cara dicekok

menggunakan jarum oral (gavage) setiap hari selama 21 hari dan pada hari ke-22 sampai hari ke-35 dilanjutkan dengan pemberian Ekstrak etanol kulit manggis 600 mg/kb/bb sebanyak 0,36 ml selama 14 hari.

- Kelompok IV (P3): kelompok perlakuan yang diberi MSG 8 mg/g BB setiap hari sebanyak 0,3 ml/mencit/hari dengan cara dicekok menggunakan jarum oral (gavage) setiap hari selama 21 hari dan pada hari ke-22 sampai hari ke-35 dilanjutkan dengan pemberian pemberian vitamin E 0,2mg/g bb selama 14 hari.

- Kelompok V (P4): kelompok perlakuan yang diberi ekstrak etanol kulit manggis dengan dosis 600 mg/kb/bb sebanyak 0,36 ml selama 14 hari dengan cara dicekok menggunakan jarum oral (gavage) setiap hari.

Masing-masing dari setiap kelompok P0, P1, P2, P3 dan P4 secara acak 5 ekor mencit didekapitasi, kemudian dilakukan penilaian perubahan makroskopik (berat, warna dan konsistensi ginjal), mikroskopis dengan pewarnaan HE dan kandungan antioksidan endogen Cu Zn SOD dengan pewarnaan immunohistokimia.

- Ekstrak etanol kulit manggis adalah cairan yang berasal dari kulit manggis berwarna ungu tua yang telah di ekstraksi menggunakan pelarut etanol 96%, diberikan dengan dosis 600 mg/kg bb. Pemberian dilakukan selama 14 hari dicekok menggunakan jarum gavage (Towatana, et al., 2010; Palupi, 2008).

Buah manggis yang digunakan didapat dari daerah pantai Gemi, Stabat, Sumatera Utara.

- Monosodium glutamat (MSG) dengan rumus kimia C5H8O4NNaH2O terdiri atas Natrium sebanyak 12%, glutamat 78% dan air 10%, adalah garam sodium “L glutamat acid” yang mudah larut dalam air dan tidak berbau, dibuat melalui proses fermentasi dari tetes gula (molases) oleh bakteri

Brevibacterium lactofermentum. Dari fermentasi ini dihasilkan asam glutamat. Asam glutamat kemudian ditambah soda (Natrium karbonat) sehingga terbentuk monosodium glutamat (MSG), kemudian dimurnikan dan dikristalisasi, sehingga merupakan serbuk kristal murni. Dosis yang diberikan adalah 8 mg/gr BB selama 21 hari dengan dicekok menggunakan jarum

gavage (Thomas, et al., 2009). Pada penelitian ini menggunakan Ajinomoto 29 gr (BPOM RI MD245813034037), diproduksi oleh PT Ajinomoto Indonesia, Mojokerto 61352- INDONESIA.

- Vitamin E merupakan antioksidan non enzimatis yang mampu mendonorkan ion hidrogen dan dapat mengubah radikal peroksil menjadi radikal tokoferol yang kurang reaktif sehingga tidak mampu menyerang rantai asam lemak. Dosis yang diiberikan sebanyak 0,2 mg/kg BB (Tawfik, et al., 2012) pada penelitian ini digunakan DL-A-TOCOPHERYL ACETATE, nomor produk: 0420085, lot no.: UT08010021, no. analisis: 03614504

- Cu Zn SOD merupakan antioksidan endogen yang berfungsi mencegah pembentukan radikal-radikal bebas. Antioksidan ini mengubah radikal superoxidea menjadi radikal bebas peroksida (Kumar, 2010).

- Gambaran makroskopis ginjal mencit yaitu penilaian yang meliputi berat ginjal, warna dan konsistensi. Ginjal normal berwarna merah kecoklatan, dan konsistensinya kenyal (Anggraini, 2008).

- Kriteria abnormal bila ditemukan: a.Perubahan berat ginjal b.Perubahan warna c.Perubahan konsistensi Derajat kerusakan ginjal:

0 (normal) =Tidak terdapat kelainan.

+ 1 (ringan) =Jika ditemukan 1 dari tiga kriteria di atas + 2 (sedang) =Jika ditemukan 2 dari tiga kriteria di atas + 3 (berat) =Jika ditemukan ketiga kriteria di atas

- Mikroskopis ginjal adalah pemeriksaan ginjal secara mikroskopis menggunakan mikroskop cahaya merk Olympus CX21 dengan pembesaran 40x dan 400x. Pengamatan dilakukan dengan membagi preparat dalam 4 bagian, pada setiap bagian dilihat luasnya kerusakan sel pada glomerulus yang di tandai dengan adanya hiperseluleritas yang disebabkan oleh infiltrasi dan proliferasi pada sel endotel dan mesangial, atropi yang ditandai dengan dilatasi ruang Bowman serta kontraksi glomerulus, tubulus proksimal maupun tubulus distal berupa nekrosis yang ditandai dengan degenerasi inti berupa kariopiknotik, kariorhexis dan kariolisis. Persentase luas kerusakan ginjal dari

ke-4 bagian tersebut kemudian dijumlahkan dan dibagi empat. Kemudian tingkat kerusakan ginjal dinilai sebagai berikut: (Santoso, et al., 2006)

- Skor 1 (Normal) = Bila tidak ditemukan kerusakan ginjal

- Skor 2 (Ringan) = Bila luas kerusakan ginjal seluas < 25%

- Skor 3 (Sedang) = Bila kerusakan ginjal seluas 26-50%

- Skor 4 (Berat) = Bila kerusakan ginjal seluas > 50%

- Untuk memeriksa antioksidan endogen Cu Zn SOD digunakan tehnik pewarnaan immunohistokimia menggunakan SOD-1 polyclonal Antibody

(3458-100, PT. Bio Vision, pengenceran 1:50). Jaringan ginjal yang telah dipotong secara serial, diwarnai dengan pewarnaan immunohistokimia Cu Zn SOD dan diamati di bawah mikroskop cahaya, dengan pembesaran mulai 40x, 100x dan 400x

- Hasil pulasan immunohistokimia antioksidan Cu Zn SOD adalah tampilan pulasan berwarna coklat pada inti dan sitoplasma dari sel epitel pelapis glomerulus, tubulus renalis, serta daerah medulla (Wresdiyati, et al., 2006), dinilai tampilan pewarnaan berupa:

- Positif: tertampil warna coklat pada inti dan sitoplasma dari sel epitel pelapis glomerulus, tubulus renalis, serta daerah medulla.

- Negatif: bila tidak tertampilnya warna coklat pada inti dan sitoplasma dari sel epitel pelapis glomerulus, tubulus renalis, serta daerah medulla.

- Untuk menilai hasil pewarnaan immunohistokimia antioksidan endogen Cu Zn SOD digunakan kontrol positif jaringan yang berasal dari hepar.

- Penilaian pewarnaan immunohistokimia merupakan hasil perkalian antara intensitas tampilan coklat dengan luas tampilan, dan hasil tersebut dibuat skor sebagai berikut: (Svensk, et al., 2004)

- 0 = negatif

- 1-3 = tampilan lemah

- 4-6 = tampilan sedang

- 7-9 = tampilan kuat

Penilaian Intensitas tampilan warna coklat yang dibandingkan dengan warna coklat yang tertampil pada kontrol positif dan diberi kategori sebagai berikut:

- 0 = Tidak tertampil / negatif

- 1 = Intensitas warna coklat tertampil lemah

- 2 = Intensitas warna coklat tertampil sedang

- 3 = Intensitas warna coklat tertampil kuat

Sedangkan penilaian luas tampilan hasil pewarnaan diberi skor sebagai berikut:

- 0 = Tidak tertampil

- 1 = Luas tampilan warna coklat < 25% yang terwarnai positif

- 2 = Luas tampilan warna coklat 25 – 50% yang terwarnai positif

- 3 = Luas tampilan warna coklat > 50% yang terwarnai positif.

Dokumen terkait