HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2 Kondisi Umum Situs Pemerintahan Indonesia
4.2.1 Portal (Situs) Pemerintah Daerah di Indonesia
Penelitian yang pernah dilakukan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi dan dipublikasikan Januari 200422 memperlihatkan kondisi situs pemerintahan daerah di Indonesia. Dari 32 pemerintah provinsi ditambah 439 pemerintah kabupaten/kota, yang memiliki nama domain sebanyak 225 (48%)
22
Lihat di www.kominfo.go.id, file dalam bentuk word dan excel (akses bulan Januari 2005).
pemerintah daerah23. Dari jumlah ini, 200 (89%) situs aktif dan bisa dibuka di Internet sementara 25 (11%) tidak bisa dibuka.
Sementara dari penelitian kembali yang dilakukan dalam tesis ini (lihat daftar situs yang diamati pada Lampiran 3), selama bulan Juni-Desember 2005, jumlah ini mengalami perubahan. Untuk pemerintah daerah yang mempunyai nama domain yang berkonotasi dengan kabupaten/kota/provinsi telah meningkat menjadi 315 kabupaten/kota (72% dari 440 kabupaten/kota yang ada di Indonesia) dan 31 provinsi (dari 33 provinsi24) sehingga total dari keseluruhan kabupaten/kota provinsi, ada 346 daerah yang memiliki domain (73% dari 477 pemerintah daerah). Dari jumlah ini, 249 (72%-nya) memiliki situs aktif dan bisa dibuka sementara 97 (28%) tidak bisa dibuka. Secara keseluruhan, jumlah 249 daerah ini sama dengan 52% (hanya setengah lebih sedikit) dari keseluruhan daerah kabupaten/kota/provinsi. Tabel 2 memperlihatkan kondisi situs daerah selama bulan Juni-Desember 2005. Daftar lengkap kondisi situs daerah per provinsi dapat dilihat di Lampiran 4.
Tabel 2 Kondisi situs pemerintahan daerah diamati bulan Juni-Desember 2005
Tingkatan Pemerintahan
Jumlah Tidak memiliki nama domain
Ada nama domain tapi tidak aktif
Nama domain aktif
Provinsi 33 2 3 28
Kabupaten/Kota 440 125 94 221
Total 477 127 97 249
Domain go.id sendiri sejak ditetapkan menjadi salah satu akhiran domain standar di Indonesia mengalami perkembangan yang tidak terlalu pesat. Terbukti sampai bulan Juni 2005, domain yang didaftarkan baru mencapai 1146 nama domain25.
23 Nama domain yang digunakan terutama go.id, kecuali jambionline.com,
pemkotpagaralam.com, jakartapusat.web.id, geocities.com/kab_pati, kabtapin.com.to, infobiaknumfor.com, jayapura.wasantara.net.id.
24 Kecuali Provinsi Sulawesi Barat yang dibentuk awal tahun 2005 masih memakai domain SulawesiBarat.com serta Provinsi Irian Jaya Barat yang belum memiliki domain. Provinsi Sulawesi Barat dibentuk dengan 4 kabupaten dari Provinsi Sulawesi Selatan dan 1 kabupaten baru sehingga total seluruh kabupaten/kota di Indonesia berjumlah 440 daerah.
Dari ke-31 provinsi yang telah memiliki nama domain go.id, sebagian besar memiliki lebih dari satu nama domain yang berkorelasi dengan pemerintah daerah atau satuan kerja di dalamnya. Kekecualian adalah Kepulauan Riau yang baru memiliki domain bpmpd-kepri.go.id (belum mendaftarkan kepri.go.id), Bengkulu, dan Maluku.
Dalam hal pemanfaatan nama domain untuk pemerintahan, terlihat bahwa banyak pemerintah daerah yang mengembangkan sistem informasi berupa situs yang dilakukan tidak secara terintegrasi. Beberapa daerah memiliki nama domain go.id lebih dari satu untuk berbagai jenis institusi atau badan yang ada di dalam pemerintahannya. Sayangnya, beberapa nama domain ini ternyata tidak terintegrasi atau tidak tersedia link-link koneksi di situs utama daerah bersangkutan. Beberapa nama domain ternyata didaftarkan tetapi tidak diaktifkan. Terlihat juga penanganan situs dilakukan oleh berbagai instansi atau badan yang berbeda.
Keberadaan beberapa situs instansi dalam satu pemerintahan daerah terkait erat dengan belum tersedianya satu sistem jaringan area lokal (LAN) atau sistem jaringan area metropolitan (MAN atau WAN) sehingga situs-situs ini kemudian lebih banyak di-hosting26-kan daripada dikelola tersendiri dalam sebuah server pemerintahan. Dua hal utama dapat dianggap sebagai penyebab hal ini, pertama masalah administrasi sistem server, dan masalah kedua adalah koneksi jaringan Internet yang bersifat tetap dan terus menerus.
Menyerahkan pengelolaan masalah teknis server kepada perusahaan hosting memang lebih menjamin tersedianya akses yang aman dan terus menerus. Sementara itu, sistem hosting memang memberikan keuntungan dari segi biaya yang murah. Sebagai ilustrasi, biaya hosting untuk kapasitas 100 MB per bulan sekarang berkisar dari 50-100 ribu. Hal ini jelas memberikan penghematan daripada harus menyediakan sistem server tersendiri yang terkoneksi terus
26Hosting adalah sistem dimana sebuah server Internet menjadi satu alamat untuk berbagai domain Internet. Sistem ini memungkinkan terjadinya efisiensi dalam pemanfaatan IP address (yang merujuk kepada web server), sehingga berbagai nama domain berbeda dapat disimpan dalam satu mesin tunggal. Kapasitas penyimpanan kemudian tergantung kepada media penyimpanan data (harddisk) server dan kualitas penyaluran informasi karena semakin banyak situs (domain) berarti semakin banyak akses data.
menerus ke Internet. Jenis koneksi seperti ini yang dapat diberikan oleh sistem ADSL Speedy dari PT. Telkom membutuhkan biaya sekitar 2,5 juta per bulan. Memang hal ini dapat dikompensasi oleh penggunaan akses Internet terus menerus.
Dalam hal sistem situs yang digunakan, terlihat masih adanya sistem yang menggunakan html biasa. Sementara itu, sudah banyak sistem yang memanfaatkan PHP dan ASP sebagai back end dari sistem situs. Beberapa situs pemerintahan daerah memperlihatkan sistem yang lebih maju dari yang lain, seperti sistem situs Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang menggunakan produk Portal Server dari Oracle walaupun kalau dilihat dari hasil tampilan dan isi, hampir tidak ada perbedaan dengan situs-situs yang menggunakan sistem database PHP dan ASP yang lebih murah. Gambar 6 memperlihatkan distribusi sistem yang digunakan dalam situs pemerintah daerah yang aktif (n=249).
4; 2% 48; 19% 32; 13% 165; 66% PHP ASP HTML LAIN-LAIN
Gambar 6 Distribusi sistem yang digunakan dalam situs pemerintahan daerah (n=249)
Sementara itu, dari segi isi (updating) terlihat bahwa sebagian besar tidak mencoba memberitakan kegiatan harian yang terjadi dalam administrasi pemerintahan. Banyak situs-situs hanya memberikan informasi yang sifatnya umum mengenai kondisi pemerintahan, geografis, dan hal-hal yang selama ini biasanya didapatkan dari buku profil pemerintah daerah tersebut.
Dari sisi kuantitas dan kualitas informasi, terlihat masih kurangnya informasi yang terdapat di dalam situs. Informasi yang ditampilkan adalah informasi mendasar sekali dan tidak mendetail. Selain itu, informasi yang semestinya menjadi objek transparansi dan akuntabilitas hampir tidak ada. Ini dapat diamati dari keberadaan informasi mengenai APBD. Hanya ada sembilan (9) daerah yang memberikan laporan dan angka APBD yang sangat umum, dengan kekecualian Kabupaten Majene yang memberikan angka rincian APBD per sektor bidang tetapi tanpa menyebutkan tahunnya. Dua (2) daerah memberikan Perda APBD tanpa lampiran angka, tiga (3) daerah mempunyai link ke informasi APBD tapi tidak aktif. Keseluruhan, tidak ada satu pun yang memberikan informasi APBD yang lengkap27.
Sementara itu, dari segi layanan atau service, keberadaan situs pemerintahan daerah ini tidak berbeda dengan situs Internet biasa. Hal ini terlihat dari definisi layanan yang tidak jauh berbeda dari buku tamu, forum, polling, galeri foto atau kontak ke pengelola. Beberapa memang lebih maju dengan memberikan fasilitas layanan mobile berupa WAP (wireless application protocol) atau layanan untuk masukan informasi dengan SMS (short message services) tetapi secara umum, layanan online yang diharapkan ada dalam situs pemerintahan daerah tidak ditemui dalam berbagai situs yang dikunjungi.
Sementara itu, layanan SIMTAP yang sebenarnya merupakan salah satu kunci implementasi portal e-government ternyata tidak terintegrasikan dengan baik di sistem situs. Situs Takalar, Kutai Timur, Makassar dan beberapa daerah yang mengklaim memiliki SIMTAP atau sejenisnya, tidak memberikan kesempatan kepada pengguna untuk memanfaatkannya online. Bahkan laporan perkembangan SIMTAP yang semestinya dapat dipublikasikan tidak dapat ditemui. Gambar 7 adalah situs Kabupaten Takalar (www.takalar.go.id) salah satu pemerintah daerah yang paling awal dalam penerapan SIMTAP yang hanya memiliki link ke halaman informasi layanan SIMTAP.
27 APBD ditetapkan tiap tahun pada awal tahun anggaran yang dimulai pada awal tahun. Di tengah-tengah tahun anggaran, dilakukan peninjauan dan dilakukan perubahan terhadap APBD yang telah ditetapkan, sekitar bulan Agustus-September.
Gambar 7 Halaman depan situs Pemerintah Kabupaten Takalar, www.takalar.go.id (akses bulan Juni 2005).
4.2.2 Portal Nasional Republik Indonesia: www.Indonesia.go.id
Perhatian khusus harus diberikan untuk domain www.Indonesia.go.id dan www.ri.go.id (under construction [akses bulan November 2005] dengan link ke www.Indonesia.go.id) yang ternyata memberikan tampilan yang tidak sebanding dengan nama domain yang ada. Isi informasi di dalamnya sangat minim sehingga tidak mewakili sebuah portal pemerintahan suatu negara. Gambar 8 memperlihatkan tampilan awal (homepage) dari situs dengan alamat www.Indonesia.go.id ini adalah sebuah layar hitam dengan bagian tengah berwarna biru dengan gambar Garuda Pancasila dan peta Indonesia. Di bagian atas ada tulisan Republik Indonesia dan di bagian bawah www.indonesia.go.id Portal Nasional Republik Indonesia. Ketika tampilan ini muncul, di speaker komputer akan terdengar lagu Indonesia Raya.
Gambar 8 Gambar tampilan awal (homepage) Portal Nasional Republik Indonesia, www.Indonesia.go.id (akses bulan November 2005).
Tampilan akan berubah menjadi seperti Gambar 9 ketika mouse diklik di bagian peta Indonesia sehingga muncul jendela baru dengan format berbeda. Di bagian atas terdapat baner dengan tulisan Indonesia.go.id, di bawahnya ada link-link berupa grafis untuk beberapa informasi khusus. Di sebelah kiri juga terdapat beberapa link grafis untuk informasi tertentu. Di bagian tengah yang merupakan bagian utama terlihat gambar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Wakil
Presiden Jusuf Kalla, dengan informasi yang diberi judul Sekilas tentang Indonesia.
Gambar 9 Gambar tampilan setelah homepage Portal Nasional Republik Indonesia, www.Indonesia.go.id (akses bulan November 2005).
Tampilan ini, yang dinyatakan sebagai hasil kerja bersama Kominfo-Sekretariat Negara-LIN (Lembaga Informasi Nasional), merupakan tampilan yang tidak berubah sejak diresmikan pertama kali pada 17 Agustus 200328 di jaman pemerintahan Presiden Megawati. Perbedaannya hanya pada foto Presiden dan Wakil Presiden yang telah berganti. Situs dibuat dengan format html biasa, tidak menggunakan basis data.
Link-link di bagian atas mengarah ke beberapa informasi internal di bagian lain situs dan ke situs-situs eksternal. Link-link ini dibuat sangat sederhana, dengan informasi grafis dan informasi yang sangat sedikit. Sementara itu link-link di bagian kiri mengarah ke link portal Lembaga Informasi Nasional (www.portal.lin.go.id). Sayangnya, satu link yang ditulis sebagai layanan aplikasi potensi daerah, ternyata tidak aktif dan hanya merujuk ke satu alamat IP address yang tidak dapat dibuka.
Pengunduhan (download) semua halaman informasi dari situs www.Indonesia.go.id dengan menggunakan program HTTrack Website Copier
versi Windows memperlihatkan bahwa informasi yang terdapat di dalam situs utama Indonesia ini sangat sedikit untuk ukuran sebuah situs negara. Total informasi yang terdapat di dalam situs ini adalah 2.03 MB (2,130,116 bytes), dengan setengah dari ukuran tersebut berupa file gambar (gif) sebanyak 83 buah sebesar total 1.08 MB (1,136,344 bytes), file gambar (jpg) 11 buah sebesar 159 KB (163,492 bytes) dan file html hanya 58 buah sebesar total 720 KB (738,277 bytes).
Terlihat bahwa koordinasi dan pemutakhiran informasi tidak berjalan dengan baik. Dalam hal pencarian informasi, pengunjung situs akan di-forward ke situs www.lin.go.id yang dikelola oleh Lembaga Informasi Nasional. Tetapi, dalam hal layanan yang semestinya bisa memadukan atau mengintegrasikan berbagai informasi dari berbagai pemerintahan daerah dan lembaga-lembaga pemerintahan pusat, situs www.Indonesia.go.id ini menunjukkan kurangnya perhatian Pemerintah Indonesia terhadap pintu gerbang dunia maya Indonesia.
28 Kemunculan situs ini juga sempat menjadi perhatian komunitas Internet Indonesia, sebelum secara resmi dimunculkan pada bentuknya yang sekarang, bermunculan komentar-komentar yang menyayangkan tampilan situs percobaan karena terlihat sekali
Hal lain yang mengindikasikan ini adalah kenyataan bahwa tidak ada informasi yang tersedia dalam bahasa Inggris (English Version).
Sementara itu, situs www.lin.go.id yang kemudian diklaim sebagai portal informasi dan layanan Pemerintah Indonesia sebagai eksternal link dari situs www.Indonesia.go.id, walau memperlihatkan perbaikan dalam sisi tampilan, back end, dan informasi yang terdapat di dalamnya, masih memperlihatkan adanya beberapa masalah. Masalah terbesar dalam hal ini adalah masalah penambahan dan pembaharuan informasi. Sementara itu, layanan yang dimaksud oleh situs ini hanyalah layanan biasa, atau layanan umum yang sudah semestinya ada di situs-situs Internet, seperti layanan pencarian informasi, layanan buku tamu, kontak, dan sejenis tersebut. Kemajuan sedikit pada keberadaan versi bahasa Inggris dan akses SMS dan WAP.
Dalam hal informasi ini, juga terlihat kekurangan mendasar penambahan dan pembaharuan informasi. Link-link internal dari situs untuk informasi lebih spesifik berdasar bidang memperlihatkan bahwa pada situs ini terdapat selang waktu selama beberapa bulan dimana tidak ada penambahan informasi. Informasi terakhir bulan Mei 2004 sebelum mulai ditambah lagi dengan informasi bulan April 2005. Situs ini menggunakan back end asp dengan basis data. Gambar 10 di bawah memperlihatkan tampilan www.portal.lin.go.id.
Gambar 10 Tampilan Portal Nasional Republik Indonesia: www.portal.lin.go.id (akses bulan Juli 2005).
ketidak profesionalan dalam proses pembuatan, terlihat dari grafis yang sangat
4.3 Portal Pemerintahan Negara Terdepan dalam Implementasi