• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

C. Portofolio

Portofolio merupakan kombinasi atau gabungan sekumpulan aset, baik

berupa asset riil maupun asset finansial yang dimiliki oleh investor. Hakikat

pembentukan portofolio adalah untuk mengurangi risiko dengan cara

diversifikasi, yaitu mengalokasikan sejumlah dana pada berbagai pada berbagai

alternatif investasi berkorelasi negatif (Abdul Halim 2005; 54).

Menurut Mohamad Samsul (2006; 284), portofolio keuangan dapat

diartikan sebagai investasi dalam berbagai instrumen keuangan yang dapat

diperdagangkan di Bursa Efek dan Pasar Uang dengan tujuan menyebarkan

sumber perolehanreturndan kemungkinan risiko.

Secara garis besar, maka dapat diartikan bahwa portofolio merupakan

sekumpulan kesempatan investasi.

Langkah–langkah dalam menentukan portofolio:

a. Menentukan Tujuan Investasi

a.1) tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return),

a.2) tingkat risiko (rate of risk),

a.3) ketersediaan jumlah dana yang akan diinvestasikan.

Apabila dana cukup tersedia, maka investor menginginkan pengembalian

yang maksimal dengan risiko tertentu.

b. Melakukan Analisis

Tujuan dari analisis terhadap sekelompok efek ini adalah untuk

mengidentifikasi efek yang salah harga (mispriced). Dalam hal ini, ada

dua pendekatan yang digunakan:

b.1) Pendekatan Fundamental

Pendekatan ini didasarkan pada informasi–informasi yang diterbitkan

oleh emiten maupun oleh administrator bursa efek. Analisis ini dimulai

dari siklus usaha perusahaan secara umum, selanjutnya ke sektor

industrinya, akhirnya dilakukan evaluasi terhadap kinerjanya dan

saham yang diterbitkannya.

b.2) Pendekatan Teknikal

Pendekatan ini didasarkan pada data (perubahan) harga saham di masa

lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga saham di masa

mendatang. Dengan analisis ini para analis memperkirakan pergeseran

penawaran (supply) dan permintaan (demand) dalam jangka pendek,

serta mereka berusaha untuk cenderung mengabaikan risiko dan

pertumbuhan laba dalam menentukan barometer dari penawaran dan

permintaan.

c. Membentuk Portofolio

Dalam tahap ini dilakukan identifikasi terhadap efek–efek mana yang akan

dipilih dan berapa proporsi dana yang akan diinvestasikan pada masing–

masing efek tersebut.

d. Mengevaluasi Kinerja Portofolio

Dalam tahap ini dilakukan evaluasi atas kinerja portofolio yang telah

dibentuk, baik terhadap tingkat pengembalian yang diharapkan maupun

terhadap tingkat risiko yang ditanggung.

e. Merevisi Kinerja Portofolio

Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap evaluasi kinerja portofolio.

Dari hasil evaluasi inilah selanjutnya dilakukan revisi (perubahan)

terhadap efek–efek yang membentuk portofolio tersebut jika dirasa bahwa

komposisi portofolio yang sudah dibentuk tidak sesuai dengan tujuan

investasi, misalnya tingkat pengembalian yang lebih rendah dari yang

diharapkan.

1. Returndan Risiko Protofolio

Bagi seorang investor mengukurreturn dan risiko seluruh sekuritas yang ada

dalam portofolio merupakan langkah yang sangat penting.

a. RetunPortofolio

Return portofolio adalah return investasi dalam berbagai instrumen

keuangan selama suatu periode tertentu (Mohamad Samsul; 304).

a.1) Return Realisasi Portofolio (Portfolio Realized Return) merupakan

rata–rata tertimbang dari return–return realisasi masing–masing

sekuritas tunggal di dalam portofolio tersebut. Secara matematis,

returnrealisasi portofolio dapat ditulis sebagai berikut:

n

Rp =Σ(w

i

. R

i

)

i=1

Notasi :

Rp =returnrealisasi portofolio

w

i

= porsi dari sekuritas i terhadap seluruh sekuritas di portofolio

R

i

=returnrealisasi dari sekuritas ke-I

n = jumlah dari sekuritas tunggal

a.2) Return ekspektasi portofolio (portfolio expected return) merupakan

rata-rata tertimbang dari return–return ekspektasi masing–masing

sekuritas tunggal di dalam portofolio. Return ekspektasi portofolio

dapat dinyatakan secara matematis sebagai berikut :

n

Rp =Σ(w

i

. E(R

i

))

i=1

Notasi :

Rp =returnrealisasi portofolio

w

i

= porsi dari sekuritas i terhadap seluruh sekuritas di portofolio

E(R

i

) =returnekspektasi dari sekuritas ke-I

Menurut Lakonishok dan Makerly (1990) dalam Azadin dan Suhari

(2008), return saham dipengaruhi oleh pola aktivitas perdagangan harian

yang dilakukan oleh investor individual dan institusional.

b. Risiko Portofolio

Risiko portofolio adalah varian return sekuritas–sekuritas yang

membentuk portofolio tersebut. Tidak seperti halnya return portofolio

yang merupakan rata–rata tertimbang dari seluruh return sekuritas

tunggal, risiko portofolio (portfolio risk) tidak merupakan rata–rata

tertimbang dari seluruh risiko sekuritas tunggal. Risiko portofolio

mungkin dapat lebih kecil dari risiko rata–rata tertimbang masing–masing

sekuritas tunggal. Persyaratan utama untuk dapat mengurangi risiko di

dalam portofolio ialah return untuk masing–masing sekuritas tidak

berkolerasi secara postif dan sempurna (Jogiyanto 2003; 147 s.d 150).

Apabila dikaitkan dengan preferensi investor terhadap risiko, maka

risiko dibedakan menjadi tiga (Abdul Halim 2005; 42 s.d 44), yaitu:

b.1) Investor yang menyukai risiko (risk seeker) merupakan investor yang

apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan

tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang berbeda, maka

ia akan lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih

tinggi.

b.2) Investor yang netral terhadap risiko (risk neutral) merupakan investor

yang akan meminta kenaikan tingkat pengembalian yang sama untuk

setiap kenaikan risiko.

b.3) Investor yang tidak menyukai risiko (risk averter) atau penghindar

risiko adalah investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan

investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan

risiko yang berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil investasi

dengan risiko yan lebih rendah.

Ketiga preferensi investor terhadap risiko disajikan pada gambar berikut :

Tingkat Pengembalian Risk Averter

C

1

B

2

Risk Neutral

C

1

B

1

Risk Seeker

A

2

A

1

Risiko

0 β

1

β

2

Gambar 2.2Preferensi Investor terhadap Risiko

Sementara itu dalam konteks portofolio, risiko dapat dibedakan

menjadi dua, yaitu:

b.1) Risiko Sistematis (systematic risk) merupakan risiko yang tidak dapat

dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini

dipengaruhi oleh faktor–faktor makro yang dapat mempengaruhi

pasar secara keseluruhan. Misalnya: kebijakan pemerintah, kurs

valuta asing, perubahan tingkat bunga, dan sebagainya.

b.2) Risiko Tidak Sistematis (unsystematic risk) merupakan risiko yang

dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini

hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Fluktuasi

risiko ini besarnya berbeda–beda antara satu saham dengan saham

yang lain. Misalnya: faktor struktur modal, struktur aset, tingkat

likuiditas, tingkat keuntungan, dan sebagainya.

Kedua jenis risiko tersebut dapat diperlihatkan pada gambar berikut:

Risiko Portofolio

Risiko tidak sistematis

Risiko total

Risiko sistematis

Jumlah saham dalam portofolio

Gambar 2.3

Risiko Sistematis, Risiko Tidak Sistemastis, dan Risiko Total

Sasongko (2005) dan Panjaitan, dkk (2004) menyebutkan risiko investasi yang

paling relevan pada investasi portofolio adalah risiko yang ditimbulkan oleh

fluktuasi harga di pasar modal (risiko sistematik) dan risiko lain yang tidak

berkaitan dengan fluktuasi harga di pasar modal akan sama dengan 0 (risiko

tidak sistematik). Disebutkan juga risiko memiliki pengaruh yang signifikan

terhadapreturnyang diharapkan.

Subanija (2007) menyebutkan risiko dalam teori portofolio didefinisikan

sebagai deviasi standar tingkat keuntungan (σ). Hal ini dikarenakan σ

menunjukkan seberapa jauh kemungkinan nilai yang diperoleh, menyimpang

dari nilai yang diharapkan (expected value).

2. Portofolio Optimal

Portofolio Optimal merupakan kumpulan kombinasi dari efek–efek yang

optimal yang dibentuk melalui penentuan bobot alokasi investasi dengan

mempertibangkanreturndan risiko dari efek–efek tersebut.

Portofolio yang efisien didefinisikan sebagai portofolio yang memberikan

returnekspektasi terbesar dengan risiko yang sudah tertentu atau memberikan

risiko yang terkecil denganreturnekspektasi yang sudah tertentu.

Suatu portofolio dikatakan efisien atau optimal apabila portofolio tersebut

ketika dibandingkan dengan portofolio lain memenuhi kondisi berikut:

a. Memberikan ER (Expected Return) terbesar dengan risiko yang sama,

b. Memberikan risiko terkecil dengan ER yang sama.

Sejumlah portofolio yang memenuhi dua kondisi tersebut, maka dapat

dimasukkan ke dalam kategori efficient set atau efficient frontier. Efficient

Frontieradalah garis yang menunjukkan sejumlah portofolio yang efisien, dan

semua portofolio di bawah garis tersebut dinyatakan tidak efisien (Abdul

Halim 2005; 54).

Dokumen terkait