SAHAM TERAKTIF DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh :
Venantius Harry Setyo Wicaksono
NIM: 042214068
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM _
SAIIAM TERAKTIN'DI BT}R.SA
ETEK INI}ONESIA DENGAN
MENGGTiNAKAN MODEL II\DEKS TT]I\GGAL
Oleh:
Venantius Harr), Setyo Wicaksono
4422t4468
-felah
disetrrjli oleh.
Pembimbing
I
\,r...x\
X V
Tiberius
"**Lr
E. P.. rMBA"
Ph.D
Tr:nggal:
30 Oktober 2009
iv
Keberuntungan Hanya Untuk Orang Yang Berani
(Alexandria)
Seorang lelaki dipandang bukan dari kemahirannya bermain pedang,
tetapi dari kebijaksanaannya
(William
Wallace)
Satu keberhasilan ini kupersembahkan untuk:
Diriku Sendiri
Bapak, Ibu dan Adik – Adik ku
Saya menyatakan
dengan sesungguhnya
bahwa yang saya tulis ini tidak memuat kuryp
atau bagian karya onmg laitU kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar
pustaka,
sepagaimana
layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta 30 Olctober
20Qfl
Penqlis,
vi
PEMBENTUKAN PORTOFOLIO OPTIMAL PADA SAHAM-SAHAM
TERAKTIF DI BURSA EFEK INDONESIA DENGAN MENGGUNAKAN
MODEL INDEKS TUNGGAL
Venantius Harry Setyo Wicaksono
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2010
Tujuan penelitian ini adalah bagaimana membentuk suatu portofolio yang optimal
dengan menggunakan model indeks tunggal.
Penelitian ini menggunakan teknik pengolahan data kuantitatif yang berupa
angka-angka dengan menggunakan metode statistik dan manual. Analisis data dilakukan
dengan beberapa tahap (1) menghitung
return
saham, (2) menghitung
return
pasar, (3)
menentukan
excess return to Beta
, (4) menghitung varian dari saham dan varian indeks
pasar, (5) menghitung risiko sistematik, (6) menghitung nilai
cut-off point
, (7)
menentukan kandidat portofolio optimal, (8) menghitung
return
portofolio, (9)
menghitung risiko portofolio.
Berdasarkan hasil analisis data dapat diketahui bahwa dari 12 saham perusahaan
yang dijadikan sampel, terdapat 2 saham yang masuk dalam kandidat portofolio optimal
dengan model indeks tunggal, karena mempunyai nilai
Excess Return to Beta
(ERBi)
lebih besar dari nilai
Cut-off Point
(Ci). Saham perusahaan yang menjadi kandidat
portofolio optimal beserta proporsinya, yaitu: PT Bumi Resources Tbk. (
53%
) dan PT
Bakrie Sumatra Plantations Tbk. (
47%
).
vii
ANALYSIS OF THE OPTIMAL PORTFOLIO AT INDONESIAN
STOCK-EXCHANGE’S MOST ACTIVE STOCKS BY USING SINGLE INDEX MODEL
Venantius Harry Setyo Wicaksono
SANATA DHARMA UNIVERSITY
YOGYAKARTA
2010
The purpose of the research was to form an optimal portfolio using a single index
model.
The research used quantitative data processing techniques that form the numbers
using statistical methods and manuals. Data analysis was done by several stages (1)
calculate the stock return, (2) calculate the market return, (3) determine the excess return
to Beta, (4) counting variants of the stock and variants of the stock market index, (5)
calculate the systematic risk, (6) calculate the value of the cut-off point, (7) determine the
optimal portfolio candidates, (8) calculate the portfolio return, and (9) calculate the
portfolio risk.
Based on the results of data analysis, it can be concluded that the 2 out of 12
stocks of sampled companies, enter the optimal portfolio candidates with a single index
model, because they had the value of Excess Return to Beta (ERBi) greater than the
Cut-off Point (Ci). Shares of companies that become candidates and their optimal portfolio
proportions: PT Bumi Resources Tbk. (53%) and PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk.
(47%).
Yang bertanda
tangan
di bawah ini, saya mahasiswa
Universitas
Sanata
Dharma :
: Venantius
Harry Setyo Wicalsono
NomorMahasiswa :042214068
Demi pengembangan
ilmu pengetahuan,
saya memberikan
kepada Perpustakaan
Universitas
Sanata
Dharrra karya ilmiah saya yang berjudul :
Pembentukan
Portofolio Optimal pada Saham-Saham
Teraktif di Bursa Efek
Indonesia l)engan Menggunakan Model Indeks Tunggal
beserta perangkat
yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
flo-ngalihkan dalam bentuk media larq mengelolanya
dalam bentuk pangkalan data,
mendistribusikan
secara terbatas, dan mempublikasikannya
di Intemet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta iih dari saya maupun
memberikan
royalti kepada saya selama tetap mencanturnkan
rurna saya sebagai
penulis.
Demikian
penryataan
ini yang saya buat dengan
sebenarnya.
Dibuatdi Yogyakarta
Padatanggal
: 18 Februari
2010
s.w
)
viii
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan kasih-Nya
kepada penulis, sehingga skripsi yang berjudul PEMBENTUKAN PORTOFOLIO
OPTIMAL PADA SAHAM-SAHAM TERAKTIF DI BURSA EFEK INDONESIA
DENGAN MENGGUNAKAN MODEL INDEKS TUNGGAL dapat terselesaikan.
Hasil penelitian dan segala hasil yang penulis dapatkan dari Bursa Efek Indonesia
terangkum di sini, semua ini tersusun untuk melengkapi teori yang penulis dapatkan di
bangku kuliah, sekaligus melengkapi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi Manajemen.
Di balik semua itu harus penulis akui, bahwa penelitian dan skripsi ini tidak
pernah akan ada tanpa uluran tangan dan sumbangsih pemikiran dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1.
Bapak Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si.,Akt., QIA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2.
Bapak V. Mardi Widyadmono, SE., M.B.A., selaku Kepala Program Studi
Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3.
Bapak Tiberius Handono E.P., MBA, Ph.D., sebagai dosen Pembimbing I yang
telah memberikan tuntunan dan arahan kepada penulis. Terima kasih banyak atas
bimbingannya dan kepercayaannya selama ini, sehingga menumbuhkan
kepercayaan diri penulis.
ix
penulis dapatkan, bukan hanya dalam hal tulisan ini, tetapi juga untuk pribadi
penulis.
5.
Para Dosen FE lainnya yang telah menunjang kegiatan kampus penulis: Pak
Supri, Pak Alex, Pak Seno, Pak Yudi, Pak Bambang, Pak Anto, Bu Rini, Bu
Dyah, Bu Lusia, dan dosen-dosen FE lainnya yang ter-cinta. Para pegawai
sekretariat FE: Mas Yuli, Mas Frans, dkk terima ksih atas bantuannya selama ini.
6.
Bapak Fredericus Herry Martono dan Ibu Silvista Siti Rosilah, yang notabene
adalah kedua orangtuaku. Terima kasih atas cinta, doa restu, pengharapan dan
semua hal yang tak mungkin akan bisa tergantikan. Kedua adikku, Damar dan
Yoga yang dengan kenakalan mereka memberikan tantangan tersendiri bagi
penulis.
7.
Om Yono beserta keluarga (Bulek Yanti, Aan, Nana, Lusi) terima kasih karena
telah bersedia menampungku selama proses “pencarian”. Walaupun menyebalkan
tetapi masih bersedia menerima penulis di rumahnya. Om Ipung beserta keluarga
(Bulek Ambar, Rani, Tiwuk), Om Tono, dan Om Yanto terima kasih atas
keceriaannya selama ini. Sigit Wahyu (UAJY) yang telah memberikan banyak
arahan (
sebentar lagi aku akan menyusulmu, bahkan aku akan melebihi
pencapaianmu
).
Itenk, Antoni, Robin, Ronald, Billy, Dian, Angga, Mala, dll) terima kasih atas
ke{asama dan persahabatan
yang telah kalian berikan (kita pasti bisa meninju
congkaknya dunia). Terima kasih juga untuk kawan-kawan angkatan 2003 dan
2045, juga teman-teman
KKP kelompok 3, angkatan
XVII.
10,
Kawan-kawan
Trah Butheg 62 Perum Sedayu
Permai (Depol, Anang (opx), Hari
(cnx), Gembul,
Bujel, Utik, Dab Gohiny, dkk). Buthegpasti berlalu...
!!!
11.
Bapak Wahadi beserta keluarga (Ibu Mur, Ria, Osi) dan para pegawai Ria
Ceramic (Kang Endro, Kang Sulis, Mas Ali, dkk), terima kasih telah menjadi
keluarga baruku, walaupun hanya selama
2 minggu.
12.
Ter-khusus:
Ivana Angelin T. {2006-137);larrbang
ketaktercapaianku.
Seseorang
yang hanya hisa saya hayati bayanganrtya
tanpa bisa saya miliki keutultannya.
Tapi, terlepas dari itu semua,
kamu adalah sumber segala inspirasi hidupku.
13.
Serta semua pihak yang telah membantu
kelancaran
penulisan skripsi ini, yang
tidak dapat penulis sebutkail satu per satu. Terima kasih atas bantuannya.
Penulis menyadari,
bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kesalahan
dan kekurangannya, maka penulis memohon dengan segala kerandahan hati, agar
pembaca
sudi memberi saran
dan masukan-masukan.
Penulis berharap semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi perkembangan
ilmu
pengetahuan
pada umumnya, dan kemajuan kita pada khususnya.
Yogyakarta, Oktober 2009
Penulis,
4 i A ^ r t
(-\, rl I\-t{r'l
Venantius
Harry SptVo
W,
xi
Halaman
HALAMAN JUDUL………... i
HALAMAN PERSETUJUAN………... ii
HALAMAN PENGESAHAN………..………... iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN………..………... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………..……... v
ABSTRAK……….………... vi
ABSTRACT……….………... vii
KATA PENGANTAR………... viii
DAFTAR ISI……….……... xi
DAFTAR TABEL……….……... xv
DAFTAR GAMBAR……….. xvii
BAB I
PENDAHULUAN... 1
A.
Latar Belakang……….……. 1
B.
Rumusan Masalah... 4
C.
Batasan Masalah... 4
D.
Tujuan Penelitian………..……. 5
E.
Manfaat Penelitian………..………….. 5
F.
Sistematika Penulisan………..…………. 5
BAB II
LANDASAN TEORI………..…… 7
A.
Investasi………..………….. 7
B.
Saham……….. 12
1.
Saham Preferen……….. 12
2.
Saham Biasa………... 14
3.
Saham Treasuri……….. 15
xii
2.
Portofolio Optimal………. 22
D.
Beta……….. 23
E.
Pembentukan Portofoli Optimal Dengan Berbagai Model……….. 24
1.
Portofolio Optimal Berdasarkan Model Markowitz……….. 26
2.
Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Ganda……….. 29
3.
Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal……… 30
F.
Kerangka Pemikiran……….. 35
G.
Tinjauan Penelitian Sebelumnya……….. 37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN………. 39
A.
Jenis Penelitian……….. 39
B.
Lokasi dan Waktu Penelitian……….... 39
C.
Obyek Penelitian……….. 40
D.
Variabel dan Definisi Operasional Variabel………. 40
E.
Data……….. 40
F.
Pengumpulan Data……… 41
G.
Analisis Data………. 43
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN………... 49
A.
Bursa Efek Indonesia……… 49
B.
Deskripsi data………... 53
1.
PT Aneka Tambang (Persero), Tbk……… 53
2.
PT Bumi Resources, Tbk………... 54
xiii
5.
PT Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk………... 60
6.
PT International Nickel, Tbk……….. 62
7.
PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk……… 64
8.
PT Indosat, Tbk……….. 65
9.
PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk………. 69
10.
PT Bank Mandiri, Tbk……… 72
11.
PT Astra International, Tbk……… 75
12.
PT Bakrie Sumatra Plantations, Tbk………... 77
BAB V
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN……… 79
A.
Paparan Data………. 79
B.
Analisis Data………. 79
a.
Menghitung
Return
Saham Individual……… 81
b.
Menghitung
Return
Ekspektasi Saham Individual………. 82
c.
Menghitung
Return
Pasar………... 83
d.
Menghitung
Return
Ekspektasi Pasar……… 84
e.
Menghitung Nilai
Return
Aktiva Bebas Risiko………... 84
f.
Menghitung Nilai Beta Individual……….. 85
g.
Menghitung Nilai Alpha Individual……… 86
h.
Menghitung Nilai Kesalahan Residu……….. 87
i.
Menghitung Risiko Tidak Sistematik………. 88
j.
Menghitung Varian Indeks Pasar……… 89
xiv
m.
Menentukan Titik Batas………. 92
n.
Menghitung Besarnya Proporsi Dana……….... 96
o.
Menghitung Return Ekspektasi Portofolio………... 97
p.
Menghitung Risiko Portofolio……….... 98
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN……….. 99
A.
Kesimpulan………... 99
B.
Keterbatasan………... 100
C.
Saran………... 101
DAFTAR PUSTAKA
xv
Tabel 4.1 Pemegang Saham PT Aneka Tambang Tbk………... 54
Tabel 4.2 Pemegang Saham Bumi Resources Tbk………. 56
Tabel 4.3 Pemegang Saham PT Timah Tbk………... 58
Tabel 4.4 Pemegang Saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk……… 60
Tabel 4.5 Pemegang Saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk………... 62
Tabel 4.6 Pemegang Saham PT International Nickel Tbk……….. 63
Tabel 4.7 Pemegang Saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk……… 64
Tabel 4.8 Pemegang Saham PT Indosat Tbk……….. 67
Tabel 4.9 Pemegang Saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk……… 71
Tabel 4.10 Pemegang Saham PT Bank Mandiri Tbk……… 75
Tabel 4.11 Pemegang Saham PT Astra International Tbk……… 76
Tabel 4.12 Pemegang Saham PT Bakrie Sumatra Plantations Tbk……….. 77
Tabel 5.1 Hasil Perhitungan
Expected Return
Saham-Saham Teraktif………... 83
Tabel 5.2 Hasil Perhitungan Nilai Estimasi Beta Saham-Saham Teraktif…………... 85
Tabel 5.3 Hasil Perhitungan Nilai Alfa Individual Saham-Saham Teraktif…………... 87
Tabel 5.4 Hasil Perhitungan Risiko Tidak Sistematik Pada Saham-Saham
Teraktif………
89
Tabel 5.5 Hasil Perhitungan
Excess Return to Beta Ratio
Pada
Saham-Saham
Teraktif………
90
Tabel 5.6 Hasil Perhitungan Nilai Ai dan Bi Pada Saham-Saham Teraktif…………... 91
xvi
xvii
Gambar 2.1
Pola Hubungan Subyek dan Obyek Investasi………... 12
Gambar 2.2
Preferensi Investor Terhadap Risiko………. 20
Gambar 2.3
Risiko Sistematis, Risiko Tidak Sistematis dan Risiko
Total………..
21
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Perkembangan ekonomi di Indonesia sampai saat ini tidak lepas dari
keberadaan pasar modal yang berperan dalam aktivitas investasi keuangan. Pasar
modal sangat diperlukan oleh investor, maupun masyarakat sebagai alternatif
penentuan keputusan dan penghimpunan dana. Investasi di pasar modal
memungkinkan para investor untuk menyalurkan dana yang ada saat ini dengan
harapan memperoleh keuntungan di masa yang akan datang baik berupa dividen,
laba per lembar saham ataupun kenaikan harga saham dari harga beli (capital
gain).
Investasi pada hakikatnya merupakan penundaan konsumsi sekarang untuk
digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu
(Jogiyanto 2003; 5). Pada saat seseorang atau lembaga memiliki dana lebih maka
ada kemungkinan mereka akan menggunakan kelebihan dana tersebut untuk
investasi. Umumnya investasi dalam aktiva keuangan dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu : investasi pada aset–aset finansial (financial assets) dan investasi pada
aset–aset riil (real assets). Investasi pada aset–aset finansial dilakukan di pasar
uang, misalnya berupa sertifikat deposito,
commercial paper, surat berharga pasar
uang dan sebagainya. Investasi dapat juga dilakukan di pasar modal, misalnya
berupa saham, obligasi, waran, opsi, dan lain–lain. Sedangkan investasi pada
aset–aset riil dapat berbentuk pembelian aset produktif, pendirian pabrik,
pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan, dan lainnya (Abdul Halim
2005; 4).
Keputusan investasi pada dasarnya merupakan keputusan yang bersifat tidak
pasti, karena menyangkut harapan pada masa yang akan datang berupa imbal hasil
(return) yang diharapkan, serta risiko yang harus ditanggung oleh investor.
Ketidakpastian yang dihadapi dalam keputusan investasi terjadi karena faktor
internal dan faktor eksternal perusahaan. Faktor internal berupa tingkat penjualan,
laba bersih perusahaan, perubahan kebijakan, dan kemampuan manajemen dalam
menjalankan perusahaan. Faktor eksternal perusahaan berupa krisis ekonomi, kurs
yang labil, inflasi atau deflasi, dan kebijakan perusahaan. Segala ketidakpastian
dalam investasi tersebut akan terjadi juga jika seorang investor akan berinvestasi
dalam saham.
Investasi dalam saham adalah investasi yang berisiko. Harga saham yang
fluktuatif sehingga mungkin saja investor dapat memperoleh keuntungan yang
besar, tetapi dapat pula menderita kerugian yang tidak kecil jumlahnya. Oleh
karena itu, pengetahuan investor menggenai
fair market price,
risk, dan
expected
return
dari suatu saham sangat diperlukan sebelum mengambil keputusan
investasi. Martini dan Prayogo (2007) dalam penelitiannya mengemukakan bahwa
kesalahan dalam pembentukan portofolio akan menyebabkan
return
yang
diperoleh tidak sesuai dengan yang diharapkan. Dalam pengambilan keputusan
investasi saham, investor selalu dihadapkan pada permasalahan apakah tingkat
keuntungan yang diharapkan (expected return) telah sesuai atau sebanding dengan
Agar memperoleh keuntungan investasi yang optimal dengan tingkat risiko
tertentu, maka investor hendaknya tidak hanya memegang saham dari satu
perusahaan saja, tetapi sebaiknya diinvestasikan pada beberapa saham dari
perusahaan (emiten) yang berbeda. Hal tersebut dimaksudkan untuk menyebarkan
risiko di kalangan keuangan yang disebut teori portofolio. Artinya, apabila salah
satu saham harganya turun, maka investor tidak akan menderita kerugian yang
begitu besar. Karena kita masih memiliki beberapa saham perusahaan lain yang
kemungkinan harganya tidak mengalami penurunan. Fransisca dan Agustanto
(2007) menyebutkan sasaran utama manajemen portofolio adalah membangun
sekuritas dan aset–aset lainnya sehingga membentuk portofolio dalam rangka
meminimumkan risiko pada tingkat keuntungan tertentu. Disebutkan lagi bahwa
rasionalitas investor diukur dari sejauh mana investor melakukan prosedur
penilaian saham dan penentuan portofolio optimal dari data historis pada saham
yang
listed
di Bursa Efek.
Seorang investor yang rasional sebelum melakukan keputusan investasi
terhadap pemilikan saham tentunya perlu menentukan pilihan atas saham
perusahaan di mana investor tersebut akan menanamkan investasinya. Dalam hal
ini yang harus dilakukan oleh investor tersebut adalah membentuk sebuah
portofolio optimal, di mana portofolio optimal itu yang akan memberikan tingkat
keuntungan (return) yang tinggi atas investasinya dengan tingkat risiko tertentu.
Portofolio optimal ini berisi kombinasi yang terbaik antara tingkat
return
dan
risiko
dari
saham–saham,
sehingga
dapat
menghasilkan
investasi
yang
memiliki pengaruh pada harga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Indeks ini
dipengaruhi oleh saham–saham yang memiliki kapitalisasi pasar besar dan
biasanya saham–saham ini banyak diminati oleh para investor.
Bertolak dari tinjauan di atas, maka penelitian ini dilakukan untuk
menentukan saham–saham apa saja yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI)
yang
digunakan
untuk
membentuk
portofolio
optimal,
bagaimana
cara
menentukan portofolio optimal dan berapa besarnya proporsi dana yang harus
dialokasikan pada saham–saham yang paling optimal. Berdasarkan latar belakang
tersebut, maka penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan judul
“Pembentukan portofolio optimal pada saham–saham teraktif di Bursa Efek
Indonesia dengan menggunakan model indeks tunggal”.
B. Rumusan Masalah
Dari uraian di atas, maka masalah utama yang muncul adalah bagaimana
portofolio optimal pada saham–saham yang paling aktif di Bursa Efek Indonesia
tersebut ditentukan dengan menggunakan model indeks tunggal?
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi ruang lingkup penelitian pada
saham-saham teraktif di Bursa Efek Indonesia pada periode antara bulan Januari 2009
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui kombinasi saham–saham mana yang
merupakan saham–saham yang paling optimal dan proporsi dana yang harus
dialokasikan dari saham–saham yang paling optimal tersebut.
E. Manfaat Penelitian
1) Bagi Investor
Memberikan
informasi
bagi
investor tentang bagaimana
menentukan
kombinasi saham yang membentuk portofolio optimal.
2) Bagi Universitas Sanata Dharma
Diharapkan bahwa penulisan ini dapat memberikan sumbangan koleksi
penelitian yang akhirnya dapat digunakan sebagai pembelajaran pada
penelitian – penelitian selanjutnya.
3) Bagi Penulis
Dapat digunakan untuk menambah pengalaman dan pengetahuan dalam
penerapan teori yang telah didapat selama proses penelitian ke dalam praktek.
F. Sistematika Penulisan
BAB I
: PENDAHULUAN
Bab ini mengemukakan tentang latar belakang masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
BAB II
: LANDASAN TEORI
Bab ini mengemukakan secara rinci tentang teori–teori dasar yang
mendukung penelitian sehingga penelitian memiliki dasar yang
ilmiah.
BAB III
: METODOLOGI PENELITIAN
Teknik yang digunakan oleh penulis, termasuk di dalamnya tempat
penelitian, jenis data, objek penelitian dan hal–hal lain yang bersifat
teknis dalam penelitian ini.
BAB IV
: GAMBARAN PERUSAHAAN
Bab ini mengemukakan tentang gambaran singkat mengenai
instansi–instansi atau perusahaan–perusahaan dimana penelitian
dilakukan.
BAB V
: ANALISIS DATA
Pada bab ini penulis melakukan perhitungan–perhitungan mengenai
data – data yang telah diperoleh dengan teknik–teknik yang telah
ditentukan untuk menjawab permasalahan.
BAB VI
: KESIMPULAN DAN SARAN
Hasil akhir dari penelitian ini dan penulis telah menjawab
permasalahan yang ada, serta memberikan saran atau rekomendasi
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Investasi
1. Menurut William F. Sharpe, dkk (1995; 1 s/d 10), investasi dalam arti luas
berarti mengorbankan dolar sekarang untuk dolar pada masa depan. Ada dua
atribut berbeda yang melekat, yaitu waktu dan risiko. Pengorbanan terjadi
sekarang ini dan memiliki kepastian. Hasilnya baru akan diperoleh kemudian
dan besarnya tidak pasti. Pembedaan sering dilakukan antara investasi dan
tabungan (savings). Tabungan didefinisikan sebagai konsumsi yang tertunda;
investasi dibatasi pada investasi “nyata” yang pada masa depan akan
meningkatkan pendapatan nasional. Lingkungan Investasi antara lain:
a. Sekuritas
Secara umum, dalam berinvestasi hanya selembar kertaslah yang
menunjukkan hak investor atas prospek atau properti tertentu dan atas
kondisi tertentu yang melaluinya dia dapat menggunakan haknya. Kertas
tersebut berfungsi sebagai bukti hak kepemilikan disebut sekuritas. Surat
tersebut dapat ditransfer ke investor lain dan demikian pula hak dan
kewajibannya.
b. Risiko,
Return, dan Diversifikasi
Risiko dan
return
mempunyai hubungan yang positif, yaitu jika suatu
sekuritas yang memiliki rata–rata
return
yang lebih tinggi cenderung
untuk memiliki risiko yang lebih tinggi pula. Risiko pada dasarnya
berhubungan dengan ketidakpastian pada masa yang akan datang.
Dua
faktor
tersebut
yang
menjadi
prinsip
dasar
diperlukannya
diversifikasi. Diversifikasi adalah jika beberapa sekuritas berkinerja
buruk, sebagian yang lain mempunyai kinerja yang baik. Pola ini
berkecenderungan untuk mengurangi perbedaan yang ekstrim pada
return
portofolio, sehingga memperkecil gejolak ketidakstabilan (volatility)
portofolio.
c. Pasar Sekuritas
Pasar sekuritas muncul dalam rangka mempertemukan pembeli dan
penjual sekuritas, artinya pasar sekuritas adalah mekanisme yang
diciptakan untuk memberi fasilitas perdagangan aset keuangan.
d. Perantara Keuangan
Perantara keuangan yang juga dikenal sebagai lembaga keuangan adalah
organisasi yang menerbitkan klaim keuangan terhadap diri mereka sendiri
(artinya mereka menjual aset keuangan yang mewakili klaim keuangan
terhadap diri mereka sendiri untuk imbalan uang tunai) dan menggunakan
dana dari penerbitan tersebut terutama untuk membeli aset keuangan pihak
lain.
2. Menurut Eduardus Tandelilin (2001; 3 s.d 5), investasi adalah komitmen atas
sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan
Secara khusus, beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi
antara lain, adalah:
a. Untuk mendapatkan kehidupan yang layak di masa mendatang.
Seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana meningkatkan taraf
hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya berusaha bagaimana
mempertahankan tingkat pendapatannya yang ada sekarang agar tidak
berkurang di masa yang akan datang.
b. Mengurangi tekanan inflasi
Dengan melakukan investasi dalam pemilikan perusahaan atau obyek lain,
seseorang dapat menghindarkan diri dari risiko penurunan nlai kekayaan
atau hak miliknya akibat adanya pengaruh inflasi.
c. Dorongan untuk menghemat pajak
Beberapa negara di dunia banyak melakukan kebijakan yang bersifat
mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui pemberian fasilitas
perpajakan kepada masyarakat yang melakukan investasi pada bidang
usaha tertentu.
3. Menurut Abdul Halim (2005; 4), investasi pada hakikatnya merupakan
penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan untuk memperoleh
keuntungan di masa mendatang. Umumnya investasi dibedakan menjadi dua,
yaitu:
a. Investasi pada aset–aset finansial (financial assets)
Investasi pada aset–aset finansial dilakukan di pasar uang, misalnya
dan lainnya. Investasi dapat juga dilakukan di pasar modal, misalnya
berupa saham, obligasi, waran, opsi, dan lain–lain.
b. Investasi pada aset–aset riil (real assets)
Investasi pada asset–asset riil dapat berbentuk pembelian aset produktif,
pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, pembukaan perkebunan dan
lainnya.
4. Menurut Jogiyanto (2003; 5 s/d 11), investasi adalah penundaan konsumsi
sekarang untuk digunakan di dalam produksi efisien selama periode waktu
tertentu.
Tipe–tipe investasi:
a. Investasi langsung
Investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang
dapat diperjual belikan di beberapa tempat, antara lain:
1) Pasar uang (money market); aktiva yang diperjual-belikan di pasar
uang (money market) berupa aktiva yang mempunyai risiko gagal
kecil, jatuh temponya pendek dengan tingkat cair tinggi. Contoh aktiva
ini dapat berupa
Treasury-bill
(T-bill).
2) Pasar modal (capital market); merupakan sarana perusahaan untuk
meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham
atau mengeluarkan obligasi.
3) Pasar turunan (derivative market); merupakan surat–surat berharga
dengan surat–surat berharga turunan (derivative) karena nilainya
merupakan jabaran dari surat berharga lain yang terkait. Contoh: opsi.
b. Investasi tidak langsung
Investasi
tidak langsung dilakukan
dengan
membeli saham
dari
perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva–aktiva keuangan
dari
perusahaan–perusahaan
lain.
Perusahan
investasi
dapat
diklasifikasikan sebagai:
1)
unit investment trust, merupakan
trust
yang menerbitkan portofolio
yang
dibentuk
dari
surat–surat
berharga
berpenghasilan
tetap
(misalnya
bond) dan ditandatangani oleh orang kepercayaan yang
independen.
2)
Closed-end investment companies, merupakan perusahaan investasi
yang hanya menjual sahamnya pada saat penawaran perdana (initial
public offering) saja dan selanjutnya tidak menawarakan lagi tambahan
lembar saham.
3)
Open-end investment companies,
dikenal dengan perusahaan Reksa
Dana (mutual funds). Perusahaan investasi ini masih menjual saham
baru kepada investor setelah penjualan saham perdananya.
Secara garis besar pola hubungan investor, perusahaan investasi, dan investasi itu
investasi tidak
investasi
langsung
langsung
investasi langsung
Gambar 2.1
Pola Hubungan Subyek dan Obyek Investasi
Dalam artikel Frensidy (2006) menyebutkan bahwa ukuran performansi investasi
dalam pasar modal biasanya menggunakan ukuran pengembalian berdasarkan
uang dan pengembalian berdasarkan waktu. Pengembalian berdasarkan uang
digunakan untuk menilai performansi seorang investor individu sementara
pengembalian berdasarkan waktu dapat digunakan untuk evaluasi performansi
seorang manajer investasi.
B. Saham
Saham merupakan satuan yang menunjukkan bukti kepemilikan dari suatu pihak
atas aset sebuah perusahaan. Kepemilikan saham menunjukkan baik tanggung
jawab maupun hak atas perusahaan. Kalau perusahaan rugi, pemilik saham paling
besarpun merugi paling banyak, walaupun tidak langsung tampak (Charlie 2006;
18). Saham dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu:
1. Saham Preferen
Saham preferen merupakan saham yang mempunyai sifat gabungan (hybrid)
antara obligasi (bond) dan saham biasa. Seperti
bond
yang membayarkan
investor
Perusahaan
investasi
bunga atas pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap
berupa dividen (Jogiyanto 2003; 67). Karakteristik saham preferen:
1) Preferen terhadap Dividen
a. Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk menerima dividen
terlebih dahulu dibandingkan dengan pemegang saham biasa.
b. Saham preferen juga memberikan hak dividen kumulatip, yaitu
memberikan hak kepada pemegangnya untuk menerima dividen
tahun–tahun sebelumnya yang belum dibayarkan (divided in arrears)
sebelum pemegang saham biasa menerima dividennya.
2) Preferen Pada Waktu Likuidasi
Hak
saham
preferen
untuk
mendapatkan
terlebih
dahulu
aktiva
perusahaan dibandingkan dengan saham biasa pada saat terjadi likuidasi.
Macam – macam Saham Preferen:
a. Convertible Preferred Stock
Saham
preferen
yang
menambah
bentuk
di
dalamnya
yang
memungkinkan pemegangnya untuk menukar saham ini dengan saham
biasa dengan rasio penukaran yang sudah ditentukan.
b. Callable Preferred Stock
Bentuk lain dari saham preferen yang bisa memberikan hak kepada
perusahaan yang mengeluarkan untuk membeli kembali saham ini di
c. Floating
atau
Adjustable-rate Preferred Stock
Saham preferen ini tidak membayar secara tetap, tetapi tingkat dividen
yang harus dibayar tergantung dari tingkat
return
dari sekuritas
t-bill.
2. Saham Biasa
Saham biasa atau yang sering disebut
common stock
merupakan saham yang
dikeluarkan oleh perusahaan satu kelas saham saja (Jogiyanto 2003; 73).
Saham biasa menunjukkan kepemilikan dari suatu perusahaan perseroan
terbatas (Fred Weston, dkk 1993; 234). Beberapa hak yang dimiliki oleh
pemegang saham biasa antara lain:
a. Hak Kontrol
Hak pemegang saham biasa untuk memilih pimpinan perusahaan.
b. Hak Menerima Pembagian Keuntungan
Hak pemegang saham biasa untuk mendapatkan bagian dari keuntungan
perusahaan.
c. Hak Preemptive (Preemptive Right)
Hak untuk
mendapatkan persentasi
kepemilikan
yang sama jika
perusahaan
mengeluarkan
tambahan
lembar
saham
untuk
tujuan
melindungi hak kontrol dari pemegang saham lama dan melindungi harga
saham lama dari kemerosotan nilai.
Saham biasa umumnya “dibayar penuh dan
nonassessable”, artinya pemegang
saham biasa dapat kehilangan investasi awalnya tetapi tidak mungkin
mengalami kerugian lebih besar dari investasi awalnya (William F. Sharpe,
3. Saham Treasuri
Saham treasuri (treasury stock) adalah saham milik perusahaan yang sudah
pernah dikeluarkan dan beredar yang kemudian dibeli kembali oleh
perusahaan untuk tidak dipensiunkan tetapi disimpan sebagai treasuri.
Dalam artikel Frensidy yang dimuat di harian Media Indonesia (28 Januari 2007)
menyebutkan bahwa investasi disebut investasi saham apabila keikutsertaan
investor dalam perusahaan tersebut adalah sebagai pemodal.
C. Portofolio
Portofolio merupakan kombinasi atau gabungan sekumpulan aset, baik
berupa asset riil maupun asset finansial yang dimiliki oleh investor. Hakikat
pembentukan
portofolio
adalah
untuk
mengurangi
risiko
dengan
cara
diversifikasi, yaitu mengalokasikan sejumlah dana pada berbagai pada berbagai
alternatif investasi berkorelasi negatif (Abdul Halim 2005; 54).
Menurut Mohamad Samsul (2006; 284), portofolio keuangan dapat
diartikan sebagai investasi dalam berbagai instrumen keuangan yang dapat
diperdagangkan di Bursa Efek dan Pasar Uang dengan tujuan menyebarkan
sumber perolehan
return
dan kemungkinan risiko.
Secara garis besar, maka dapat diartikan bahwa portofolio merupakan
sekumpulan kesempatan investasi.
Langkah–langkah dalam menentukan portofolio:
a. Menentukan Tujuan Investasi
a.1) tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return),
a.2) tingkat risiko (rate of risk),
a.3) ketersediaan jumlah dana yang akan diinvestasikan.
Apabila dana cukup tersedia, maka investor menginginkan pengembalian
yang maksimal dengan risiko tertentu.
b. Melakukan Analisis
Tujuan dari analisis terhadap sekelompok efek ini adalah untuk
mengidentifikasi efek yang salah harga (mispriced). Dalam hal ini, ada
dua pendekatan yang digunakan:
b.1) Pendekatan Fundamental
Pendekatan ini didasarkan pada informasi–informasi yang diterbitkan
oleh emiten maupun oleh administrator bursa efek. Analisis ini dimulai
dari siklus usaha perusahaan secara umum, selanjutnya ke sektor
industrinya, akhirnya dilakukan evaluasi terhadap kinerjanya dan
saham yang diterbitkannya.
b.2) Pendekatan Teknikal
Pendekatan ini didasarkan pada data (perubahan) harga saham di masa
lalu sebagai upaya untuk memperkirakan harga saham di masa
mendatang. Dengan analisis ini para analis memperkirakan pergeseran
penawaran (supply) dan permintaan (demand) dalam jangka pendek,
serta mereka berusaha untuk cenderung mengabaikan risiko dan
pertumbuhan laba dalam menentukan barometer dari penawaran dan
c. Membentuk Portofolio
Dalam tahap ini dilakukan identifikasi terhadap efek–efek mana yang akan
dipilih dan berapa proporsi dana yang akan diinvestasikan pada masing–
masing efek tersebut.
d. Mengevaluasi Kinerja Portofolio
Dalam tahap ini dilakukan evaluasi atas kinerja portofolio yang telah
dibentuk, baik terhadap tingkat pengembalian yang diharapkan maupun
terhadap tingkat risiko yang ditanggung.
e. Merevisi Kinerja Portofolio
Tahap ini merupakan tindak lanjut dari tahap evaluasi kinerja portofolio.
Dari hasil evaluasi inilah selanjutnya dilakukan revisi (perubahan)
terhadap efek–efek yang membentuk portofolio tersebut jika dirasa bahwa
komposisi portofolio yang sudah dibentuk tidak sesuai dengan tujuan
investasi, misalnya tingkat pengembalian yang lebih rendah dari yang
diharapkan.
1.
Return
dan Risiko Protofolio
Bagi seorang investor mengukur
return
dan risiko seluruh sekuritas yang ada
dalam portofolio merupakan langkah yang sangat penting.
a.
Retun
Portofolio
Return
portofolio adalah
return
investasi dalam berbagai instrumen
keuangan selama suatu periode tertentu (Mohamad Samsul; 304).
a.1)
Return
Realisasi Portofolio (Portfolio Realized Return) merupakan
rata–rata tertimbang dari
return–return
realisasi masing–masing
sekuritas tunggal di dalam portofolio tersebut. Secara matematis,
return
realisasi portofolio dapat ditulis sebagai berikut:
n
Rp =
Σ
(w
i. R
i)
i=1
Notasi :
Rp =
return
realisasi portofolio
w
i= porsi dari sekuritas i terhadap seluruh sekuritas di portofolio
R
i=
return
realisasi dari sekuritas ke-I
n = jumlah dari sekuritas tunggal
a.2)
Return
ekspektasi portofolio (portfolio expected return) merupakan
rata-rata tertimbang dari
return–return
ekspektasi masing–masing
sekuritas tunggal di dalam portofolio.
Return
ekspektasi portofolio
dapat dinyatakan secara matematis sebagai berikut :
n
Rp =
Σ
(w
i. E(R
i))
i=1
Notasi :
Rp
=
return
realisasi portofolio
w
i= porsi dari sekuritas i terhadap seluruh sekuritas di portofolio
E(R
i) =
return
ekspektasi dari sekuritas ke-I
Menurut Lakonishok dan Makerly (1990) dalam Azadin dan Suhari
(2008),
return
saham dipengaruhi oleh pola aktivitas perdagangan harian
yang dilakukan oleh investor individual dan institusional.
b. Risiko Portofolio
Risiko portofolio adalah varian
return
sekuritas–sekuritas yang
membentuk portofolio tersebut. Tidak seperti halnya
return
portofolio
yang merupakan rata–rata tertimbang dari seluruh
return
sekuritas
tunggal, risiko portofolio (portfolio risk) tidak merupakan rata–rata
tertimbang dari seluruh risiko sekuritas tunggal. Risiko portofolio
mungkin dapat lebih kecil dari risiko rata–rata tertimbang masing–masing
sekuritas tunggal. Persyaratan utama untuk dapat mengurangi risiko di
dalam portofolio ialah
return
untuk masing–masing sekuritas tidak
berkolerasi secara postif dan sempurna (Jogiyanto 2003; 147 s.d 150).
Apabila dikaitkan dengan preferensi investor terhadap risiko, maka
risiko dibedakan menjadi tiga (Abdul Halim 2005; 42 s.d 44), yaitu:
b.1) Investor yang menyukai risiko (risk seeker) merupakan investor yang
apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan
tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang berbeda, maka
ia akan lebih suka mengambil investasi dengan risiko yang lebih
tinggi.
b.2) Investor yang netral terhadap risiko (risk neutral) merupakan investor
yang akan meminta kenaikan tingkat pengembalian yang sama untuk
b.3) Investor yang tidak menyukai risiko (risk averter) atau penghindar
risiko adalah investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan
investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan
risiko yang berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil investasi
dengan risiko yan lebih rendah.
Ketiga preferensi investor terhadap risiko disajikan pada gambar berikut :
Tingkat Pengembalian
Risk Averter
C
1B
2Risk Neutral
C
1B
1Risk Seeker
A
2A
1Risiko
0
β1
β2
Gambar 2.2
Preferensi Investor terhadap Risiko
Sementara itu dalam konteks portofolio, risiko dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu:
b.1) Risiko Sistematis (systematic risk) merupakan risiko yang tidak dapat
dipengaruhi oleh faktor–faktor makro yang dapat mempengaruhi
pasar secara keseluruhan. Misalnya: kebijakan pemerintah, kurs
valuta asing, perubahan tingkat bunga, dan sebagainya.
b.2) Risiko Tidak Sistematis (unsystematic risk) merupakan risiko yang
dapat dihilangkan dengan melakukan diversifikasi, karena risiko ini
hanya ada dalam satu perusahaan atau industri tertentu. Fluktuasi
risiko ini besarnya berbeda–beda antara satu saham dengan saham
yang lain. Misalnya: faktor struktur modal, struktur aset, tingkat
likuiditas, tingkat keuntungan, dan sebagainya.
Kedua jenis risiko tersebut dapat diperlihatkan pada gambar berikut:
Risiko Portofolio
Risiko tidak sistematis
Risiko total
Risiko sistematis
Jumlah saham dalam portofolio
Gambar 2.3
Risiko Sistematis, Risiko Tidak Sistemastis, dan Risiko Total
Sasongko (2005) dan Panjaitan, dkk (2004) menyebutkan risiko investasi yang
paling relevan pada investasi portofolio adalah risiko yang ditimbulkan oleh
fluktuasi harga di pasar modal (risiko sistematik) dan risiko lain yang tidak
tidak sistematik). Disebutkan juga risiko memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap
return
yang diharapkan.
Subanija (2007) menyebutkan risiko dalam teori portofolio didefinisikan
sebagai deviasi standar tingkat keuntungan (
σ
). Hal ini dikarenakan
σ
menunjukkan seberapa jauh kemungkinan nilai yang diperoleh, menyimpang
dari nilai yang diharapkan (expected value).
2. Portofolio Optimal
Portofolio Optimal merupakan kumpulan kombinasi dari efek–efek yang
optimal yang dibentuk melalui penentuan bobot alokasi investasi dengan
mempertibangkan
return
dan risiko dari efek–efek tersebut.
Portofolio yang efisien didefinisikan sebagai portofolio yang memberikan
return
ekspektasi terbesar dengan risiko yang sudah tertentu atau memberikan
risiko yang terkecil dengan
return
ekspektasi yang sudah tertentu.
Suatu portofolio dikatakan efisien atau optimal apabila portofolio tersebut
ketika dibandingkan dengan portofolio lain memenuhi kondisi berikut:
a. Memberikan ER (Expected Return) terbesar dengan risiko yang sama,
b. Memberikan risiko terkecil dengan ER yang sama.
Sejumlah portofolio yang memenuhi dua kondisi tersebut, maka dapat
dimasukkan ke dalam kategori
efficient set
atau
efficient frontier.
Efficient
Frontier
adalah garis yang menunjukkan sejumlah portofolio yang efisien, dan
semua portofolio di bawah garis tersebut dinyatakan tidak efisien (Abdul
D. Beta
Beta merupakan suatu pengukur volatilitas (volatility)
return
suatu
sekuritas atau
return
portofolio
terhadap
return
pasar.
Wohler
(2009)
menyebutkan bahwa beta portofolio akan memberikan ukuran tentang bentuk
risiko pasar. Definisi dari Beta sendiri adalah pengukur risiko sistematik dari
suatu sekuritas atau portofolio terhadap risiko pasar, sedangkan definisi dari
volatilitas adalah fluktuasi dari
return–return
suatu sekuritas atau portofolio
dalam suatu periode waktu tertentu (Jogiyanto 2003; 266).
Beta bernilai 1 menunjukkan bahwa risiko sistematik suatu sekuritas atau
portofolio sama dengan risiko pasar. Beta sama dengan 1 juga menunjukkan jika
return
pasar bergerak naik (turun),
return
sekuritas atau portofolio juga bergerak
naik (turun) sama besarnya mengikuti
return
pasar. Beta bernilai 1 menunjukkan
bahwa perubahan sebesar x%, secara rata–rata,
return
sekuritas atau portofolio
akan berubah juga sebesar x%.
1. Mengestimasi Beta
Beta suatu sekuritas dapat dihitung dengan teknik estimasi yang
menggunakan data historis. Beta yang dihitung berdasarkan data historis ini
selanjutnya dapat digunakan mengestimasi Beta masa datang. Beta historis
dapat dihitung dengan menggunakan data historis berupa data pasar (return–
return
sekuritas dan
return
pasar), data akuntansi (laba–laba perusahaan dan
laba indeks pasar) atau data fundamental (mengunakan variabel fundamental).
dengan data akuntansi disebut dengan Beta akuntansi dan Beta yang dihitung
dengan data fundamental disebut Beta fundamental (Jogiyanto 2003; 267).
2. Beta Pasar
Beta pasar dapat diestimasi dengan mengumpulkan nilai–nilai historis
return
dari sekuritas dan
return
dari pasar selama periode tertentu. Beta dapat
dihitung dengan
menggunakan
teknik regresi.
Teknik
regresi
untuk
mengestimasi Beta suatu sekuritas dapat dilakukan dengan menggunakan
return–return
sekuritas sebagai variabel dependen dan
return–return
pasar
sebagai variabel independen.
Beta juga dapat diestimasi secara manual dengan memplot garis di antara
titik–titik
return, dengan asumsi bahwa hubungan antara
return–return
sekuritas dan
return–return
pasar adalah linier.
3. Beta Akuntansi
Beta akuntansi dapat dihitung secara sama dengan Beta pasar (yang
menggunakan data
return), yaitu dengan mengganti data
return
dengan data
laba akuntansi (Jogiyanto 2003; 275). Beta akuntansi dengan demikian dapat
dihitung dengan rumus:
σ
laba,iMh
i=
σ
2 laba,iMNotasi:
h
i= Beta akuntansi sekuritas ke-i.
σ
laba,iM= kovarian antara laba perusahaan ke-1 dengan indeks laba pasar.
σ
2Indeks laba pasar dapat dihitung berdasarkan rata–rata laba akuntansi
untuk portofolio pasar.
4. Beta Fundamental
Beta fundamental ditemukan oleh Beaver, Kettler, dan Scholes pada tahun
1970 dengan mengembangkan penelitian Ball dan Brown, dimana perhitungan
Beta tersebut menggunakan beberapa variabel fundamental. Beaver, Kettler,
dan Scholes menggunakan 7 macam variabel fundamental yang merupakan
variabel–variabel yang dianggap berhubungan dengan risiko, karena Beta
merupakan merupakan pengukur dari risiko. Variabel–variabel tersebut
adalah:
dividend payout, asset growth, leverage, liquidity, asset size, earnings
variability,
dan
accounting beta.
5. Beta Portofolio
Beta portofolio
dapat dihitung dengan cara rata–rata tertimbang
(berdasarkan proporsi) dari masing–masing individual sekuritas yang
membentuk portofolio sebagai berikut: (Jogiyanto 2003; 290)
n
βp
=
Σ
wi
.
βi
t=1
Notasi:
βp
= Beta portofolio
βi
= Beta individual sekuritas ke-i
w
i= proporsi sekuritas ke-i
Beta portofolio umumnya lebih akurat dibandingkan dengan Beta tiap–tiap
individual alasannya adalah sebagai berikut:
b. Perhitungan Beta individual sekuritas tak lepas dari kesalahan pengukuran
(measurement error) atau kesalahan acak (random error). Pembentukan
portofolio akan mengurangi kesalahan acak ini, karena kesalahan acak
satu sekuritas mungkin akan ditiadakan oleh kesalahan acak sekuritas
lainnya.
E. Pembentukan Portofolio Optimal Dengan Berbagai Model
Investor yang rasional tentunya akan memilih portofolio yang optimal
karena merupakan portofolio yang dibentuk dengan mengoptimalkan satu dari
dua dimensi, yaitu
return
ekspektasi atau risiko portofolio.
Dalam menentukan kombinasi mana yang akan dipilih, investor dapat
menggunakan beberapa model pembentukan portofolio optimal. Model–model
tersebut yang nantinya akan digunakan sebagai preferensi investor dalam
menentukan kombinasi mana dari aktiva–aktiva untuk membentuk portofolionya.
1. Portofolio Optimal Berdasarkan Model Markowitz
Portofolio optimal dengan model Markowitz dapat ditentukan dengan
menggunakan metode penyelesaian optimasi. Fungsi obyektif yang digunakan
adalah fungsi risiko portofolio. Fungsi obyektif ini kemudian diminimalkan
dengan berberapa kendala. Kendala yang pertama adalah total proporsi yang
diinvestasikan di masing – masing aktiva untuk seluruh n aktiva adalah sama
dengan 1 (atau dana yang diinvestasikan seluruhnya berjumlah 100%).
portofolio yang terdiri dari n aktiva, maka kendala pertama ini dapat
dituliskan sebagai berikut:
n
Σ
w
i= 1.
i=1
Kendala yang kedua adalah proporsi dari masing–masing sekuritas tidak boleh
bernilai negatif sebagai berikut:
w
i≥
0 untuk i = 1 sampai dengan n.
Kendala yang ketiga adalah jumlah rata–rata dari seluruh
return
masing–
masing aktiva (R
i) sama dengan
return
portofolio (Rp):
n
Σ
w
i. R
i= Rp.
i=1
Dengan demikian, model penyelesaian optimasi ini dapat ditulis sebagai
berikut:
Fungsi Obyektif
n
n
n
Minimumkan
Σ
w
i.
σi
2+
Σ Σ
w
i. w
j.
σij
.
I=1
i=1 j=1
i
≠ j
Notasi:
σij
= kovarian antar sekuritas
Masalah minimisasi ini merupakan masalah pemrograman kuadratik, karena
dengan menggunakan paket program komputer untuk pemrograman kuadratik
(Jogiyanto 2003; 204 s.d 207).
Portofolio
optimal
dapat
juga
diselesaikan
dengan
menggunakan
persamaan simultan berikut ini:
Ψ. (w1
.
σ1
2+ w
2.
σ1,2
+...+ w
n.
σ1,n
) = [E(R
1) –R
BR]
Ψ. (w1
.
σ2
,
1+ w
2.
σ2
2
+...+ w
n.
σ2,n
) = [E(R
2) –R
BR]
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Ψ. (w1
.
σn
,
1+ w
2.
σn
,
2+...+ w
n.
σn,n
) = [E(R
n) –R
BR].
Dengan mensubstitusikan Zi = Ψ. w1
, maka persamaan simultan dapat berupa:
Z
1.
σ1
2+ Z
2.
σ1,2
+...+ Z
n.
σ1,n
= [E(R
1) –R
BR]
Z
1.
σ2,1
+ Z
2.
σ2
2+...+ Z
n.
σ2,n
= [E(R
2) –R
BR]
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Z
1.
σn,1
+ Z
2.
σn,2
+...+ Z
n.
σn,n
= [E(R
n) –R
BR]
Notasi:
Ψ
= konstanta
Untuk mendapatkan nilai bobot masing–masing sekuritas (w
1) dapat dihitung
dengan rumus:
Z
iw
1=
n
Σ
Z
ii=1
Notasi:
Fitriana (2008) menyebutkan bahwa portofolio efisien Markowitz terletak
pada garis batas (efficient frontier). Serangkaian portofolio yang memiliki
pengembalian maksimum untuk tingkat risiko tertentu. Inti dari
efficient
frontier
Markowitz adalah bagaimana mengalokasikan dana ke masing–
masing saham dalam portofolio untuk mencari titik maksimum portofolio.
2. Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Ganda
Model Indeks Ganda (multi-index model) menganggap bahwa ada faktor
lain selain IHSG yang dapat mempengaruhi terjadinya korelasi antar efek,
misalnya faktor tingkat bunga bebas risiko (Abdul Halim 2005; 86 s.d 87).
Dalam bentuk persamaan, model indeks ganda untuk persamaan
individual secara umum dapat dituliskan sebagai berikut:
ER(i) =
i+
i1
(F1) +
i2
(F1) +
i3
(F3) + ...
in
(Fn) + ei
Keterangan simbol:
ER (i)
= ER efek i
i= ER efek i jika tiap faktor bernilai 0 (= konstanta)
i
1...i
n= sensitivitas efek i terhadap faktor (koefisien regresi)
F
1... F
n= faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian efek i
ei
= faktor lain yang tidak dimasukkan dalam model
Model tersebut sebenarnya merupakan model regresi linier berganda, di
mana tingkat pengembalian efek i akan dipengaruhi oleh banyak variabel
bebas, yaitu F1 sampai Fn. Tingkat pengembalian efek i yang tidak dapat
Dalam hal ini
i merupakan rata–rata dari tingkat pengembalian yang tidak
dipengaruhi oleh variabel bebas dalam model, sedangkan ei diasumsikan rata–
ratanya bernilai nol (0).
Dalam praktik, penerapan model indeks ganda atau multifaktor akan
dipengaruhi oleh penilaian analisis dalam memilih faktor–faktor yang diduga
dapat mempengaruhi tingkat pengembalian suatu efek dan risikonya.
Misalnya analisis menduga bahwa ada lima faktor yang dapat mempengaruhi
tingkat pengembalian dan risiko efek PT A, maka model indeks ganda dapat
dirumuskan sebagai berikut:
E(R
A)
=
A+
1(F
1) +
2(F
1) +
3(F
3) +
4(F
4) +
5(F
5) + e
A
A2=
1 2(F
1 2) +
2 2(F
1 2) +
3 2(F
3 2) +
4 2(F
4 2) +
5 2(F
5 2) +
ei
2
A=
√
12
(F
12
) +
22
(F
12
) +
32
(F
32
) +
42
(F
42
) +
52
(F
52
) +
ei
23. Portofolio Optimal Berdasarkan Model Indeks Tunggal
Dikembangkan oleh William Sharpe pada tahun 1963, model indeks
tunggal (single-index model) digunakan untuk menyederhanakan perhitungan
di model Markowitz dengan menyediakan parameter–parameter input yang
dibutuhkan dalam perhitungan model Markowitz. Model indeks tunggal
didasarkan pada pengamatan bahwa harga dari suatu sekuritas berfluktuasi
searah dengan indeks harga pasar (Jogiyanto 2003; 231).
Return
dari suatu
sekuritas dan
return
dari indeks pasar yang umum dapat dituliskan sebagai
hubungan:
Notasi:
R
i=
return
sekuritas ke-i,
a
i=
suatu variabel acak yang menunjukkan komponen dari
return
sekuritas
ke-i yang independen terhadap kinerja pasar,
i=
Beta yang merupakan koefisien yang mengukur perubahan R
iakibat
perubahan R
MR
M=
tingkat
return
dari indeks pasar yang juga merupakan suatu variabel
acak.
Variabel a
imerupakan komponen
return
yang tidak tergantung dari
return
pasar (Suad Husnan 2003; 99). Variabel a
idapat dipecah menjadi nilai yang
diekspektasi (expected value)
idan kesalahan residual (residual error) e
isebagai berikut: (Suad Husnan 2003; 101)
a
i=
i+ e
iNotasi:
i=
nilai ekspektasi dari
return
sekuritas yang independen terhadap
return
pasar,
e
i=
kesalahan residu yang merupakan variabel acak dengan nilai
ekspektasi, sama dengan nol atau E(e
i) = 0.
Dengan mensubstitusikan kedua persamaan di atas, maka
return
ekspektasi model indeks tunggal dapat dinyatakan sebagai:
Model indeks tunggal dapat digunakan untuk menghitung
return
ekspektasi, varian dari sekuritas dan kovarian antar sekuritas yang merupakan
parameter – parameter input untuk analisis portofolio menggunakan model
Markowitz. Maksudnya adalah bahwa hasil dari perhitungan menggunakan
model indeks tunggal ini dapat digunakan sebagai input untuk menghitung
return
ekspektasi dan risiko portofolio menggunakan model Markowitz.
Perhitungan untuk menentukan portofolio optimal akan sangat mudah jika
hanya didasarkan pada sebuah angka yang dapat menentukan apakah suatu
sekuritas dapat dimasukkan ke dalam portofolio optimal tersebut. Angka
tersebut adalah rasio antara ekses
return
dengan Beta (excess return to beta
ratio). Rasio ini adalah: (Jogiyanto 2003; 253 s.d 258)
E(Ri) - RBR
ERB
i=
iNotasi:
ERB
i=
excess return to beta
sekuritas ke-i.
E(R
i)
=
return
ekspektasi berdasarkan model indeks tunggal untuk
sekuritas ke-i.
R
BR=
return
aktiva bebas risiko.
I= Beta sekuritas ke-i.
Portofolio
yang
optimal
akan
berisi
dengan
aktiva–aktiva
yang
mempunyai nilai rasio ERB yang tinggi. Aktiva–aktiva dengan rasio ERB
yang rendah tidak akan dimasukkan ke dalam portofolio optimal. Dengan
batas nilai ERB berapa yang dikatakan tinggi (Jogiyanto 2003; 254). Besarnya
titik pembatas ini dapat ditentukan dengan langkah – langkah sebagai berikut:
a. Urutkan sekuritas–sekuritas berdasarkan nilai ERB terbesar ke nilai ERB
terkecil. Sekuritas–sekuritas dengan nilai ERB terbesar merupakan
kandidat utama untuk dimasukkan ke dalam portofolio optimal.
b. Hitung nilai A
idan B
iuntuk masing–masing sekuritas ke-i sebagai berikut:
[E(R
i) - R
BR] .
i
iA
i=
dan
B
i=
σei
2σei
2Notasi:
σei
2= varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i yang juga merupakan
risiko unik atau risiko tidak sistematik.
c. Hitung nilai C
i=
i
σM
2Σ
A
jj=1
C
i=
i
1 +
σM
2Σ
B
jj=1
Notasi:
σM
2= varian dari
return
indeks pasar.
Ci
= nilai C untuk sekuritas ke-i yang dihitung dari kumulasi nilai – nilai
A
1sampai dengan A
idan nilai – nilai B
1sampai dengan B
i.
d. Besarnya
cut-off point
(C*) adalah nilai C
idi mana nilai ERB terakhir kali
e. Sekuritas–sekuritas yang membentuk portofolio optimal adalah sekuritas–
sekuritas yang mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai
ERB di titik C*.
Di mana nilai A
idan B
imerupakan penyederhanaan rumus perhitungan
yang akan digunakan dalam menghitung nilai batas antara ERB dengan
C*.
Setelah sekuritas–sekuritas yang membentuk portofolio optimal telah
dapat ditentukan, hal selanjutnya adalah menentukan besar proporsi masing–
masing sekuritas tersebut di dalam portofolio optimal. Besarnya proporsi
untuk sekuritas ke-i adalah:
Z
iw
i=
k
Σ
Zj
J=1
Di mana nilai Z
i:
iZ
i=
(ERB
i– C*)
σei
2Notasi:
w
i= proporsi sekuritas ke-i.
k
= jumlah sekuritas di portofolio optimal.
i= Beta sekuritas ke-i.
σei
2= varian dari kesalahan residu sekuritas ke-i.
C*
= nilai
cut-off point
yang merupakan nilai Ci terbesar.
Permana (2003) menyebutkan bahwa model Indeks Tunggal memberikan sebuah
alternatif analisis varian yang lebih mudah jika dibandingkan dengan analisis
model Markowitz. Model Indeks Tunggal dapat menentukan set portofolio efisien
dengan kalkulasi yang lebih mudah, karena menyederhanakan jumlah dan jenis
input serta prosedur analisis untuk menentukan portofolio optimal.
Satoto (2008) menyimpulkan bahwa asumsi dari Model Indeks Tunggal adalah
kesalahan residual antara dua sekuritas yang tidak berkorelasi (0), akan
mengakibatkan kovarians antara kesalahan residual kedua sekuritas sama dengan
0.
F. Kerangka Pemikiran
Sebelum memilih untuk berinvestasi di pasar modal tentunya investor
selalu mempertimbangkan dua hal pokok dalam investasi, yaitu imbal hasil
(return) dan risiko. Dalam hal ini investor selalu berusaha untuk memperoleh
return
yang tinggi dengan risiko tertentu atau
return
tertentu dengan risiko yang
rendah.
Dikarenakan bahwa
return
dan risiko berkorelasi positif, yaitu jika imbal
hasil (return) tinggi, begitu pula dengan tingkat risiko yang juga tinggi, maka
diperlukan sebuah kombinasi investasi saham yang optimal atau sering disebut
portofolio
optimal.
Pembentukan
portofolio
optimal
digunakan
untuk
mengantisipasi kerugian jika kita hanya berinvestasi pada satu efek saja, dalam
tertutup dengan kemungkinan keuntungan pada saham–saham yang lain
(Diversifikasi). Fitriana (2008) dan Sasongko (2005) menyebutkan bahwa
diversifikasi dapat diwujudkan dengan cara mengkombinasikan berbagai pilihan
saham dalam investasinya (membentuk portofolio optimal) dan masalah dalam
diversifikasi adalah berapa besar proporsi dana harus diinvestasikan pada masing–
masing asset agar diperoleh imbal hasil yang maksimum. Kombinasi dari saham–
saham yang akan dipilih tersebut yang nantinya akan dijadikan sebuah portofolio
optimal dan juga berapa proporsi dana yang harus dialokasikan pada saham–
saham terpilih tersebut.
Saham–saham yang akan dianalisa adalah saham–saham dari Bursa Efek
Indonesia yang merupakan saham unggulan dan teraktif. Kategori unggulan dan
teraktif adalah saham–saham aktif yang banyak diminati oleh investor dan
harganya memiliki kecenderungan naik. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah model indeks tunggal. Pemilihan model indeks tunggal dikarenakan
bahwa metode ini cukup sederhana dibandingkan metode yang lain, tetapi juga
Skema Pemikiran
Gambar 2.4