• Tidak ada hasil yang ditemukan

KARYA TULIS ILMIAH poct vs photometer

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KARYA TULIS ILMIAH poct vs photometer"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH MENGGUNAKAN ALAT POCT DENGAN

PHOTOMETER

ARIS SULISTYONO

(2)

KARYA TULIS ILMIAH

PERBEDAAN HASIL PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH MENGGUNAKAN ALAT POCT DENGAN

PHOTOMETER

ARIS SULISTYONO NIP.198111112001121003

UPTD PUSKESMAS BARENG JOMBANG

2017

PERBEDAAN HASIL

PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH MENGGUNAKAN ALAT POCT DENGAN PHOTOMETER

(3)

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam proses kenaikan pangkat PNS di Lingkup Pemerintah Kabupaten Jombang.

Oleh :

ARIS SULISTYONO NIP.198111112001121003

UPTD PUSKESMAS BARENG JOMBANG

2017

LEMBAR

PENGESAHAN

KARYA TULIS ILMIAH

(4)

TANGGAL 7 JULI 2014

OLEH

PEMBIMBING I

HJ. NURLIA NAIM S.Si, M.Kes NIP. 19580416197608 2 001

PEMBIMB ING II

MARDIAH, S.Si, M.Kes NBM. 1156984

PENGUJI

MUH. IDRIS MONE, S.Si, M.Kes NIP. 196412201985032003

MENGETAHUI

(5)

dr. Hj. DARMAWATY RAUF, Sp. PK (K) NBM. 1156989

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin. Puji syukur tak terhingga kepada Allah SWT atas

segala rahmat, nikmat, hidayah, dan keilmuan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Perbedaan Hasil Pemeriksaan

Glukosa Darah Menggunakan Alat POCT Dengan Photometer ”.

Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw yang telah menjadi rahmatan lil’alamin, sehingga kita dapat merasakan indahnya Islam dan bermanfaatnya ilmu sampai saat ini.

Proses penyelesaian tulisan ilmiah ini, penulis melalui tantangan dan rintangan yang tidak sedikit. Namun penulis mendapatkan banyak dukungan dan bantuan dari segala pihak sehingga tulisan ini memiliki nilai semangat yang besar.

Karya tulis ini disusun guna memenuhi salah satu persyaratan dalam proses kenaikan pangkat PNS di Lingkup Pemerintah Kabupaten Jombang.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, namun demikian penulis teah berusaha agar karya tulis ini dapat tersusun dengan baik.

(7)

Perbandingan Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah Menggunakan Alat POCT dengan Photometer. Glukosa merupakan hasil metabolisme dari karbohidrat. Glukosa didapatkan dari makanan yang dikonsumsi secara langsung dari karbohidrat maupun tidak langsung dari makanan lain, glukosa diserap kedalam aliran darah ke seluruh sel-sel dalam tubuh dimana dapat digunakan sebagai energi. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasi laboratorik, Dimana jumlah sampel sebanyak 20 sampel darah yang kemudian di uji dengan menggunakan Uji t. Tujuan dari penelititan ini untuk mengetahui perbedaan hasil glukosa darah menggunakan alat POCT dengan Photometer. Dari hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa t hitung (0,916) < t tabel (2,025) yang berarti Ho diterima dimana tidak terdapat perbedaan bermakna dari hasil kedua alat yang di bandingkan. Bagi peneliti selanjutnya, disarankan untuk melanjutkan penelitian dengan membandingkan seberapa besar perbandingan hasil glukosa darah dengan menggunakan beberapa alat yang berbeda.

Daftar pustaka 1969 - 2014

(8)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM... i

PERSYARATAN GELAR ... ii

LEMBAR PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vii

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR TABEL ... xii

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 4

A. Tinjauan Umum Glukosa Darah... 4

1. Definisi Glukosa Darah... 4

2. Metabolisme Glukosa... 4

3. Sumber Glukosa... 6

(9)

viii

Faktor – faktor Hormon yang Berpengaruh 9 6.

Dampak kadar Gula Darah pada Tubuh 10

7. Jenis-jenis sampel Glukosa Darah ... 11

B. Pemeriksaan Laboratorium... 12

C. Tinjauan Umum Alat POCT Accu Check Active... 14

D. Tinjauan Umum Tentang Alat Photometer Erba Chem-5... 17

1. Pengertian Photometer Erba Chem-5... 17

2. Spesifikasi Photometer Erba Chem-5... 17

3. Prinsip Dasar... 18

4. Cara mengkalibrasi alat Photometer Erba Chem-5... 18

E. Kerangka Pikir... 19

BAB III METODE PENELITIAN... 21

A. Jenis Penelitian ... 21

B. Populasi, Sampel, Dan Teknik Pengambilan Sampel ... 21

C. Variabel Penelitian ... 22

D. Definisi Operasional ... 22

E. Kerangka Operasional ... 24

F. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 25

G. Prosedur Penelitian ... 25

(10)

2. Analitik ... 27

3. Pasca analitik ... 29

H. ix Analisa Data 29 BAB IV PEMBAHASAN 30 A. Hasil Penelitian... 30

B. Pembahasan ... 31

BAB V PENUTUP... 33

A. Kesimpulan... 33

B. Saran ... 33

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Alat Accu Check... 16

Gambar 2.2. Susunan Tes Strip Metode Reflentance... 17

Gambar 2.3. Alat Photometer Erba Chem-5... 17

Gambar 2.3. Kerangka Pikir... 20

Gambar 3.1. Kerangka Operasional... 24

x

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 hasil pemeriksaan kadar glukosa darah... 30 xii

tabel 4.2 hasil analisa uji t 31

BAB I

PENDAHULUAN

(13)

Dalam mengambil keputusan/menetapkan diagnosis, pemberian obat dan evaluasi pengobatan klinik diperlukan antara lain pemeriksaan laboratorium. Salah satunya adalah pemeriksaan glukosa, dilakukan pada pasien Diabetes Melitus (DM) sebagai tes diagnostik serta tes pengendalian ( Hardjoeno, 2003 ).

Umumnya tingkat gula darah bertahan pada batas-batas yang sempit sepanjang hari ; 4-8 mmol/l (70-150 mg/dl). Tingkat ini meningkat setelah makan dan biasanya berada pada level terendah pada pagi hari, sebelum orang makan. Bila level gula darah menurun terlalu rendah, berkembanglah kondisi yang bisa fatal yang disebut hipoglikemia. Gejalanya adalah perasaan lelah, fungsi mental yang menurun, rasa mudah tersinggung, dan kehilangan kesadaran. Bila levelnya tetap tinggi, yang disebut hiperglikemia, nafsu makan akan tertekan untuk waktu yang singkat. Glukosa dilepaskan ke dalam aliran darah, hingga meningkatkan level gula darah. Sebagian orang merasa mengantuk atau fungsi kongnitifnya menurun beberapa jam setelah makan. (http://id.wikipedia.org/wiki/gula darah, 2007).

2

Untuk mengontrol kadar glukosa darah, saat ini tersedia alat pemantau glukosa dalam darah yang

menggunakan reagen kering ( strip). Alat pemantau glukosa tersebut dapat digunakan di institusi seperti rumah sakit dan diperuntukkan untuk klien yang menderita Diabetes Melitus bergantung pada insulin atau type I dan Diabetes Melitus yang tidak bergantung pada insulin atau type II, serta dapat menggunakannya sendiri di rumah. ( Lee, et al 2007 ).

Alat pengukur kadar glukosa darah cara reagen kering (glukometer) tersebut dapat dipercaya bila kalibrasi dilakukan dengan baik dan cara pemeriksaan sesuai dengan standar yang dianjurkan. Secara berkala, hasil pemantauan dengan cara

(14)

Glukometer perlu dibandingkan dengan cara konvensional, misalnya dengan metode GOD-PAP yang menggunakan alat photometer ( Perkeni ,2006 ).

Di Laboratorium Klinik Finari Medical Centre (FMC), pengukuran kadar glukosa dilakukan dengan menggunakan alat POCT yaitu Accu Check Active, serta alat photometer. Pemeriksaan menggunakan alat POCT dilakukan pada penderita yang hanya periksa kadar gula tanpa disertai jenis pemeriksaan lainnya dan sebagai cadangan atau back up apabila alat Photometer mengalami error. Pemeriksaan dengan alat Photometer dilakukan pada penderita yang memerlukan beberapa jenis pemeriksaan laboratorium sekaligus.

B.

3

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, peneliti berkeinginan untuk mengetahui Apakah terdapat perbedaan hasil pemeriksaan glukosa darah menggunakan Alat POCT dengan Photometer?

C. Tujuan Penelitian

(15)

D. Manfaat Penelitian

1. Institusi

Sebagai bahan acuan bagi pengembangan kurikulum pendidikan dan sumbangsih bagi pihak akademik dan kepustakaan dalam melakukan pembelajaran.

2. Instansi terkait / Tenaga Analis

sebagai acuan dan pertimbangan dalam pemeriksaan glukosa darah yang tepat. 3. Bagi Peneliti

Sebagai bahan / aplikasi ilmu pengetahuan yang diperoleh selama masa perkuliahan.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Glukosa Darah

1. Definisi Glukosa Darah

(16)

seluruh sel-sel dalam tubuh dimana dapat digunakan sebagai energi. (http://id.wikipedia.org/wiki/metabolisme karbohidrat, 2007).

2. Metabolisme Glukosa 4

Glukosa tak bisa dimetabolisme lebih lanjut sampai dikonversikan ke glukosa 6 fosfat oleh reaksi dengan ATP, reaksi ini dikatalisa oleh enzim heksokinase yang tidak spesifik dan juga oleh glukokinase yang spesifik di dalam hati.Reaksi ini dalam arah sebaliknya, dihidrolisa sederhana glukosa 6 fosfat ke glukosa, dikatalisa oleh glukosa 6 fosfatase. Glukosa yang tidak dikonversi menjadi glikogen melintasi hepar melalui sirkulasi sistemik ke jaringan di tempat mana ia dapat dioksidasi, disimpan sebagai glikogen otot atau dikonversi menjadi lemak dan disimpan dalam depot-depot lemak.

5

5

Glikogen di dalam hepar berlaku sebagai cadangan karbohidrat dan melepaskan glukosa ke sirkulasi bila penggunaan glukosa diperifer-perifer merendahkan konsentrasi glukosa di dalam darah untuk oksidasi glukosa atau untuk konversi karbohidrat menjadi lemak atau protein, glukosa 6 fosfat dapat dikonversi dalam stadium-stadium pangkalan metabolik umum menunjukkan seri reaksi berdasarkan atas asetil koenzim A dan siklus asam trikarboksilat (siklus kreb : siklus sitrat) dalam mana residu karbon dan protein, karbohidrat atau lemak bisa dioksidasi dengan melepaskan energi atau dikonversi dari yang satu ke yang lain (D.N. Baron, 1984).

(17)

ke seluruh jaringan tubuh. Walaupun insulin mempunyai berbagai fungsi yang berbeda, satu fungsi utamanya adalah membantu glukosa dalam darah untuk memasuki sel-sel jaringan, dimana glukosa itu digunakan sebagai sumber energi.Jika tidak diperlukan untuk memproduksi enegi segera, insulin menjamin agar glukosa diubah menjadi baik sebagai glikogen (sebagai penyimpanan energi jangka pendek), maupun lemak untuk penyimpanan energi yang lebih lama (Wise, 2002).

6

3. Sumber Glukosa

Sejumlah glukosa dalam darah tergantung kepada keseimbangan antara jumlah yang masuk dan yang keluar. Glukosa masuk ke dalam dari tiga macam sumber :

a. Makanan yang mengandung karbohidrat

Setelah dicerna dan diserap jenis makanan ini merupakan sumber glukosa tubuh yang paling penting.

b. Glikogen

Glikogen disimpan dalam otot dan hepar, dan dipecah untuk melepaskan glukosa. c. Sebagian asam amino dipecah oleh hepar untuk menghasilkan glukosa.

Insulin tidak diperlukan untuk terjadinya salah satu diantara ketiga proses ini. Setelah glukosa masuk ke dalam aliran darah, insulin diperlukan untuk memungkinkan glukosa meninggalkan darah dan masuk ke dalam jaringan. Pada orang non-diabetik, glukosa yang meninggalkan aliran darah digunakan lewat dua cara :

(18)

7

Energi segera bagi sumber jaringan,

b. Energi simpanan sebagai glikogen dalam hepar dan otot serta lemak di dalam jaringan adiposa (Mary. E. Beck, 1993).

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar glukosa darah

Kadar glukosa darah atau gula pada darah dapat menurun, hal iniakandipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut :

a. Karena pengaruh kurangnya gizi yang diperoleh tubuh dalam waktu yang cukup lama ; b. Karena tubuh menjalani latihan yang terlalu berat ;

c. Berlangsungnya absorpsi glukosa yang tidak lancar ;

d. Kegiatan organ inti yang mengalami gangguan (adanya kerusakan) ;

e. Ginjal tidak dapat berfungsi dengan baik sehingga fungsinya mengalami kegagalan ; f. Karena kekurangan atau penurunan hormon, misal hormon kelenjar thyroida dan

adrenal ;

g. Karena bertambahnya atau meningkatnya hormon insulin (Kartasapoetra G,1995). Sebaliknya, kadar glukosa pun dapat meningkat yang disebabkan adanya pengaruh dari faktor-faktor sebagai berikut :

a. Karena terserapnya karbohidrat yang melebihi kebutuhan bagi sumbernya energi ; b. Karena diabetes mellitus ;

c.

8

Berlangsungnya kelainan pada hati ;

(19)

e. Berlangsungnya depresi perasaan, sehubungan dengan sesuatu masalah yang dihadapi yang sangat mengkhawatirkan ;

f. Berlangsungnya pembangkitan emosi yang berlebihan sehubungan dengan masalah dengan yang dihadapi sangat menjengkelkan dan menimbulkan amarah besar (Kartasapoetra G,1995).

Kadar glukosa peredaran darah dapat dijaga atau dipertahankan dengan baik, jika faktor-faktor di bawah ini dapat menunjang kadar glukosa tersebut, yaitu sebagai berikut :

a. Berlangsungnya reaksi perubahan glikogen menjadi glukosa secara timbal balik, sehingga selalu terdapat keseimbangan ;

b. Berlangsungnya reaksi perubahan karbohidrat menjadi lemak c. Pengeluaran atau ekskresi glukosa yang berlebihan ;

d. Berlangsungnya pembentukan dan penggunaan muscle glicogen atau glikogen otot ; dan

(20)

5.

9

Faktor – faktor Hormon yang Berpengaruh

Di dalam tubuh ada 4 hormon yang berpengaruh mengatur keseimbangan kadar gula darah dalam tubuh, yaitu :

a. Hormon tiroid

Hormon ini disekresi oleh kelenjar gondok dan mempunyai efek peningkatan kadar gula darah dengan cara peningkatan penyerapan gula darah dari usus (William F. Ganong,

1990)

b. Hormon insulin

Hormon ini diproduksi di dalam pancreas oleh sel beta pulau langerhans dan kerjanya mengatur karbohidrat bersama dengan hati, adipose, otot, dan bertanggung jawab terhadap nilai konstan gula darah (Sunita Almatsier, 2003).

(21)

Hormon ini dihasilkan oleh medula kelenjar adrenal dan mempunyai efek merngubah adanya glikogen menjadi glukosa yang terutama ada di dalam hati (William F. Ganong,

1990)

d. Hormon pertumbuhan

Hormon ini disekresi oleh hipofise anterior, hormon ini menimbulkan pengeluaran asam lemak bebas dari jaringan adipose, jadi mempermudah ketogenesis. Hormon ini juga dapat menurunkan pemasukan glukosa oleh hati dan dapat menurunkan pengikatan insulin oleh jaringan (Sunita Almatsier, 2003).

6.

10

Dampak kadar Gula Darah pada Tubuh 1. Dampak Kadar Gula Darah Rendah

Kadar Gula Darah rendah menyebabkan berkurangnya glukosa ke otak dan menyebabkan pusing, bingung, lelah, lemah, sakit kepala, perilaku yang tidak biasa, tidak mampu berkonsentrasi, gangguan penglihatan, kejang dan koma.hipoglikemia yang berlangsung lama bisa menyebabkan kerusakan otak yang permanen. gejala yang menyerupai kecemasan maupun gangguan fungsi otak bisa terjadi secara perlahan maupun secara tiba-tiba. Hal ini paling sering terjadi pada orang yang memakai insulin atau obat hipoglikemik per-oral. pada penderita tumor pankreas penghasil insulin, gejalanya terjadi pada pagi hari setelah puasa semalaman, terutama jika cadangan gula darah habis karena melakukan olah raga sebelum sarapan pagi. Pada mulanya hanya terjadi serangan hipoglikemia sewaktu-waktu, tetapi lama-lama serangan lebih sering terjadi dan lebih berat.

(22)

Kadar Gula Darah Tinggi memiliki beberapa komplikasi yang dapat terjadi, yaitu sebagai berikut :

1. Sistem kardiovaskuler (peredaran darah jantung) seperti hipertensi, infarck miokard

( gangguan pada otot jantung). 2. Mata: retinopathy diabetika, katarak 3.

11

Saraf: neropathy diabetika

4. Ginjal: pielonefritis (infeksi pada piala ginjal) Glumerulosklerosis (Pengerasan pada glomerolus).

5. Hati: Sirosis Hepatis (Pengerasan pada hati) (http://id.wikipedia.org/wiki/glukosadarah) 7. Jenis-jenis Sampel Glukosa Darah

a. Gula darah puasa

Tes ini cukup bermakna untuk diagnosa diabetes mellitus, karena kenyataan bahwa ¾ pasien yang puasa normal. Test ini dapat tetap dipegang dengan syarat tertentu bila didapatkan kadar gula puasa sekitar 100-200 mg % harus dicurigai dan sebaliknya dilakukan pemeriksaan ulang, tetap tinggi maka cukup menunjang diagnosa diabetes mellitus.

b. Gula darah 2 jam post prandial

(23)

c. Glukosa Toleransi Test (GTT)

Dimaksudkan untuk penenuan diagnosa pasti, terutama apabila hasil pemeriksaan glukosa darah dan urine sebelumnya masih meragukan. Pemeriksaan dilakukan berbeda tergantung beban glukosa yang diberikan pengambilan darah dilakukan tiap jam setelah pemberian glukosa.

d.

12

Glukosa darah sewaktu

Dimaksudkan untuk mengetahui kadar glukosa seseorang tanpa memperhatikan kondisi orang tersebut dan biasanya untuk sekedar ingin tahu.(Wattimena C. F,1985).

B. Pemeriksaan Laboratorium

Ada beberapa jenis pemeriksaan yang dilakukan terhadap glukosa darah antara lain yaitu pemeriksaan kadar glukosa darah puasa (GDP), glukosa darah sewaktu (GDS) dan glukosa 2 jam setelah makan. (Darwis, et al., 2005).

(24)

kadar glukosa darah dapat dipakai bahan plasma vena atau serum dan darah kapiler ( Hardjoeno, et al., 2003 ).

13

Sampel serum didapatkan apabila sejumlah volume darah dimasukkan dalam sebuah tabung dan dibiarkan membeku lalu dicentrifugasi dengan kecepatan dan dalam waktu tertentu maka akan dihasilkan suatu cairan pada lapisan atas berwarna kuning muda yang disebut serum. Jika dengan penambahan antikoagulan dalam jumlah tertentu ke dalam sejumlah volume darah kemudian dicentrifugasi dengan kecepatan dan dalam waktu tertentu, maka akan didapatkan cairan pada lapisan atas berwarna kuning dan disebut plasma (Santosa,1989 ).

Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil laboratorium, diantaranya yaitu; obat kortison dan tiazid dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah, trauma dan stres dapat menyebabkan peningkatan kadar gula darah. Penundaan pemeriksaan serum dapat menyebabkan penurunan kadar gula darah, Merokok dapat meningkatkan kadar gula darah dalam serum, Aktifitas yang berat sebelum uji laboratorium dilakukan dapat menurunkan kadar gula darah (Lemon, P, & Burke, K., 2002).

Saat ini banyak dipasarkan alat pengukur kadar glukosa darah yaitu Glukometer yang umumnya sederhana dan mudah dipakai. Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah memakai alat-alat tersebut dapat dipercaya sejauh kalibrasi dilakukan dengan baik dan cara pemeriksaan sesuai dengan cara standar yang dianjurkan. Secara berkala, hasil pemantauan dengan alat Glukometer perlu dibandingkan dengan cara konvensional ( Perkeni, 2006 ).

C.

14

(25)

POCT (Point Of Care Testing) merupakan alat pemeriksaan laboratorium yang dioperasikan bukan di dalam laboratorium induk, melainkan di dekat pasien, baik pasien rawat jalan maupun pasien rawat inap. Dengan semakin canggihnya peralatan POCT, banyak pihak telah mencoba memakai fasilitas ini tanpa pemahaman teknis penggunaannya. Padahal, penggunaan alat-alat laboratorium, termasuk POCT, tanpa pengetahuan yang adekuatakan menyebabkan kesalahan pengeluaran hasil, yang akhirnya membahayakan nyawa pasien. (http://en.wikipedia.org/wiki/Point of-care_testing)

Beberapa penelitian menilai keakuratan pemeriksaan kadar glukosa darah dengan glukometer. Pemeriksaan ini ternyata cukup baik dengan sensitivitas 70 % dan spesivitas 90%.(Weitsgsser dkk, 2007).

Alat POCT Accu-Check Active dirancang untuk mengukur secara kuantitatif kadar glukosa darah, bisa dipakai secara mandiri oleh pasien di rumah maupun di fasilitas kesehatan. Alat Accu Check Active terdiri dari Meter, Code Chip dan Strip. Untuk memastikan akurasi kerja alat Meter Glukosa Darah, maka setiap kali menggunakan strip test dari tabung kemasan yang baru Code Chip harus diganti. Karena setiap kemasan Code Chip bisa berbeda nomor serinya.

(26)

strip akan menghasilkan warna dengan intensitas tertentu yang berbanding lurus dengan kadar bahan kimia yang ada di dalam sampel. Selanjutnya warna yang terbentuk dibaca oleh alat dari arah bawah strip.(Manual Accu-Check, 2013).

15

Alat Accu Check Active mempunyai kelebihan yaitu dapat dipakai secara mandiri oleh Pasien di rumah sehingga kadar glukosa darah bisa dipantau dengan cepat, hal ini dapat mencegah atau memperlambat meningkatnya komplikasi diabetes. Volume darah yang dibutuhkan relative sedikit yaitu ± 0,3 – 10 μl, sampel yang digunakan dapat berupa darah kapiler, vena, arteri dan neonatus darah serta waktu yang diperlukan juga relative singkat yaitu sekitar 30 detik. (Manual Accu-Check, 2007).

Sistem (Strip Uji) dikalibrasi dengan cara metode heksokinase dan dibandingkan dengan alat Automatic. Keakuratan alat Accu Check Active dengan metode perbandingan hasilnya adalah sebagai berikut; dalam studi eksternal berkisar antara 0,96 dan 1,03. Ketidak akuratan < 4% dalam serangkaian tes, diperoleh variasi koefisien 3,4% (Manual Accu-Check, 2013).

16

Alat Accu Check Active menunjukkan hasil glukosa darah antara 10 – 600 mg/dl.Pada Pasien yang menderita dialysis peritoneal yang menggunakan terapi yang mengandung

Icodextrin (misal Extranal) disarankan tidak menggunakan strip uji Accu Check Actve

(Manual Accu-Check, 2013).

(27)

Gambar 2.1.Alat Accu Chek Active

17

Gambar 2.2.Susunan tes strip metode

Reflectance

D. Tinjauan Umum Tentang Alat Photometer Erba Chem-5

(28)

Erba Chem-5 merupakan alat kimia analyzer yang menggunakan optik yang canggih.

Gambar 2.3. Alat Photometer Erba chem-5

2. Spesifikasi Photometer Erba Chem-5

1. Pilihan Analitis serbaguna seperti End point, Kinetik dan Fixed time, Mode monokromatis dan Bikromatis.

2.

18

Tampilan : Prints dan memorises grafik dari semua reaksi linear dan non-linear 3. 128 program tes uji langsung dipilih melalui Keyboard

4. Alat melakukan pengkalibrasian sehingga perawatan sederhana dan aman. 5. Sangat mudah digunakan karena memiliki software panduan operasi. 6. Memiliki tampilan Liquid crystal.

7. Triple Cuvet Sistem.

(29)

Jika suatu rem dikenakan pada suatu larutan molekul atom, maka sebagian energy radiasi tersebut ada yang diserap dan dikeluarkan. Lebih lanjut dijelaskan, berdasarkan hukum Beer-Lambert “jika sebarkas sinar dilakukan pada suatu larutan, maka sinar itu akan diserap (absorbant), banyaknya sinar yang diserap berbanding lurus dengan konsentrasi larutan”. (Soeswono H, 2000).

4. Cara mengkalibrasi alat Photometer Erba Chem-5

a. Menyambung stok kontak sumber tegangan listrik alat ini dengan stok kontak dinding arus tegangan AC.

b. Menghidupkan alat dengan menekan tombol On/Off. c. Dilayar akan muncul tekan jenis program.

d. Menekan pompa yang muncul pada layar. e.

19

Menekan pompa kalibrasi yang muncul pada layar. f. Menekan cuci, biarakan alat menghisap udara.

g. Memipet aquadest dengat tepat, kemudian alat akan menghisap. h. Menekan ok yang ada pada layar.

i. Dilayar akan muncul air, nilai lalu menekan OK.

E. Kerangka Pikir

(30)

tidak mampu berkonsentrasi, gangguan penglihatan, kejang dan koma. Sedangkan peningkatan kadar glukosa menyebabkan Sistem kardiovaskuler (peredaran darah jantung) seperti hipertensi, infarck miokard ( gangguan pada otot jantung), retinopathy

diabetika, katarak, neropathy diabetika,pielonefritis (infeksi pada piala ginjal),

Glumerulosklerosis (Pengerasan pada glomerolus), Sirosis Hepatis (Pengerasan pada

hati) .

(31)
(32)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah observasi laboratorik, untuk membandingkan hasil pemeriksaan glukosa darah menggunakan Alat POCT dengan Alat Photometer.

B. Populasi, Sampel, Dan Teknik Pengambilan Sampel

(33)

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien rawat jalan di Laboratorium Klinik Finari Medical Centre Makassar.

3. Sampel

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pasien rawat jalan yang akan memeriksakan kadar glukosa darah sewaktu di Laboratorium Finari Medical Centre Makassar.

4. Teknik pengambilan sampel

Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan pada penelitian kali ini adalah secara Accidental Sampling, yaitu sampel yang diambil adalah sampel yang datang atau yang memeriksakan kondisinya di Klinik.

C. 22

Variabel penelitian 1. Variabel bebas

Variabel bebas pada penelitian kali ini adalah alat POCT dan Photometer. 2. Variabel terikat

Variabel terikat pada penelitian kali ini adalah hasil pemeriksaan Glukosa darah.

D. Definisi operasional

1. Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter.

(34)

2. Vena adalah pembuluh darah yang membawa darah menuju jantung.

3. Pemeriksaan glukosa darah sewaktu adalah pemeriksaan gula darah klien sewaktu-waktu (kapan saja) bila diperlukan.

4. Sentrifuge merupakan alat untuk memutar sampel pada kecepatan tinggi, memaksa partikel yang lebih berat terkumpul ke dasar tabung centrifuge. Pemakaian paling sering untuk pemisahan komponen sel darah dan pemrosesan sampel urine.

5. Serum adalah cairan yang berwarna bening kekuningan yang terpisah ketika darah menggumpal.

6.

23

Alat POCT atau Point of Care Testing merupakan tes yang dirancang untuk digunakan pada atau dekat lokasi di mana pasien berada, yang membutuhkan ruang khusus permanen, dan yang dilakukan di luar fasilitas fisik laboratorium klinis.

7. Accu Check Active adalah adalah alat test kadar gula darah dalam darah yang bekerja secara digital menggunakan prinsip pemeriksaan Reflentance dengan hasil prediksi lebih cepat, akurat, tidak sakit, kapan saja dan dimana saja.

(35)

E.

24

(36)
(37)

F.

25

Lokasi Dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

(38)

Penelitian mulai dilaksanakan bulan Juni 2014.

G. ProsedurPenelitian 1. Pra Analitik

a. Persiapan Alat dan Bahan

1. Alat terdiri dari tabung reaksi, rak tabung, label, klinipet 10 µl, 1000 µl, spoit, tourniquit , centrifuge ,stopwatch ,photometer (Photometer Erba chem-5), alat POCT Accu Check Active.

2. Bahan terdiri dari darah/serum ,kapas alkohol 70%, kit Reagen glukosa, strip alat POCT Accu Check Active.

b. Persiapan pasien

Tidak ada persiapan khusus diwajibkan kepada pasien c. Pengambilan sampel

Pada orang dewasa, dipakai salah satu vena dalam fosa cubiti, pada bayi vena

jugularis superficialis dapat dipakai atau juga darah dari sinus sagittalis superior dengan

cara :

1. Bersihkan bagian tersebut dengan alkohol 70% dan biarkan sampai menjadi kering lagi. 2.

26

Jika memakai vena dalam fosa cubiti, pasangkan ikatan pembendung pada lengan atas dan mintalah orang itu mengepal dan membuka tangannya berkali-kali agar vena terlihat jelas. Pembendungan vena tidak perlu dengan ikatan erat-erat, bahkan sebaiknya hanya cukup erat untuk memperlihatkan dan agak menonjolkan vena.

(39)

4. Tusuk kulit dengan jarum atau semprit dalam tangan kanan sampai ujung jarum masuk ke dalam lumen vena.

5. Lepaskan atau direnggangkan pembendungan dan perlaha-lahan tarik penghisap semprit sampai jumlah darah yang dikehendaki didapat.

6. Lepaskan pembendungan jika masih terpasang

7. Simpan kapas di atas jarum dan cabutlah semprit dan jarum itu.

8. Minta kepada orang yang darahnya di ambil supaya tempat tusukan itu ditekan selama beberapa menit dengan kapas tadi

9. Angkat jarum dari semprit dan alirkanlah (jangan semprotkan) darah ke dalam wadah atau tabung reaksi melalui dinding tabung. (R. Gandosoebrata,1969)

2.

26

Analitik

a. Prosedur penelitian 1. Metode GOD-PAP

a. Prinsip kerja pemeriksaan

Glukosa akan dioksidasi dengan adanya enzim glukosa oksidase membentuk suatu asam glukonat dan peroksida. Peroksida yang terbentuk direaksikan dengan 4 amino-antypyrine dan asam hidroksi benzoic, dengan adanya peroksidase membentuk senyawa kompleks yang berwarna. Intensitas warna merah yang terbentuk sebanding dengan kadar glukosa dalam sampel.

(40)

Siapkan alat dan bahan. Kemudian pastikan alat dan bahannya bersih dan steril. Lalu siapkan 3 buah tabung beserta rak tabung yang diberi label blanko sampel dan sampel diantaranya: a. Tabung blanko; b. Tabung standar; c. Tabung sampel. Kemudian masukkan kit Reagen pada tabung blanko sebanyak 1000 µl, tabung standar 1000 µl dan tabung sampel sebanyak 1000 µl. Setelah itu masukkan larutan standar pada tabung standar dan sampel serum pada tabung sampel dan tabung sampel sebanyak 10 µl. Kemudian inkubasi selama 5 menit pada suhu 37° C. serta baca pada alat photometer dengan panjang gelombang 546 nm.

c.

28

Rumus Penetapan Kadar Glukosa Darah

2. Alat POCT Accu Check Active a. Prinsip kerja

Prinsip kerja pada Alat POCT Accu check Activ eadalah Reflectance (pemantulan) didefinisikan sebagai rasio antara jumlah total radiasi (seperti cahaya) yang dipantulkan oleh sebuah permukaan dengan jumlah total radiasi yang diberikan pada permukaan tersebut. Reagen yang ada pada tes strip akan menghasilkan warna dengan intensitas tertentu yang berbanding lurus dengan kadar bahan kimia yang ada di dalam sampel. Selanjutnya warna yang terbentuk dibaca oleh alat dari arah bawah strip.

(41)

Untuk test gluocsa membutuhkan 5 µl darah . Lalu darah yang telah diambil dipipet menggunakan mikropipet lalu didekatkan ke mulut strip sampai terdengar bunyi “Bip”. Setelah bunyi “Bip” alat mulai menghitung mundur. Kemudian membaca hasil pada layar alat (Sumber: Manual Accu Chek).

29

3. Pasca Analitik

 Interpretasi Hasil

Nilai normal untuk alat Photometer : 70-125 mg/dL

(Buku m\anual photometer Erba Chem-5)

Nilai Normal untuk alat Accu check : 74 - 106 mg/dL

(Buku Manual Accu Check)

H. Analisa Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analsis deskriptif yaitu Data yang didapat dianalisa dengan menggunakan rumus uji T

Keterangan :

(42)

n1 = Jumlah anggota sampel 1 n2 = Jumlah anggota sampel 2 Sumber : Sugiyono. (2006)

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di laboratorium Klinik Finari Medical Center Makassar.Hasil penelitian yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut :

Tabel 4.1 Hasil pemeriksaan kadar glukosa darah pada pasien di Klinik Finari Medical

(43)

18 Sumber : data primer Juni 2014

31

Tabel 4.2.Hasil analisa Uji t

pemeriksaan kadar Glukosa Darah di Klinik Finari Medical Center Makassar.

Alat N

Rata-rata SD thitung ttabel POCT Sumber : data primer

B. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan secara observasi laboratorik, yang dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah menggunakan alat POCT dengan alat Photometer.

Dari tabel 4.1.menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan kadar glukosa darah dengan menggunakan alat POCT, kadar terendah yang di dapat di darah pasien adalah 102 mg/dl dan yang tertinggi adalah 330 mg/dl atau dengan rata-rata adalah 178,4 mg/ dl. Sedangkan pada alat Photometer, kadar terendah pasien yang di dapat adalah 90 mg/dl dan yang tertinggi adalah 300 mg/dl atau dengan rata-rata 160,85 mg/dl.

(44)

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa t hitung (0,916) < t tabel (2,025) yang berarti Ho diterima dimana tidak terdapat perbedaan bermakna dari hasil kedua alat yang di bandingkan.

Terjadinya perbedaan hasil pemeriksaan pada kedua alat tersebut karena dipengaruhi oleh berbagai faktor baik itu di tahap pra analitik, analitik, maupun pasca analitik. Pada tahap pra analitik biasanya disebabkan oleh preparasi bahan pemeriksaan, sampel yang terkontaminasi oleh zat-zat yang diperkirakan dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan, maupun alat yang akan digunakan belum terkalibrasi sehingga bisa memberikan hasil positif palsu. Pada tahap analitik kesalahan yang sering terjadi adalah perlakuan sampel yang tidak sesuai, waktu inkubasi, salah mencampur reagen, maupun faktor suhu yang diperlukan sampel sebelum dilakukan pemeriksaan.Sedangkan pada tahap pasca analitik, hal-hal yang paling sering terjadi adalah interpretasi hasil maupun salah mencatat hasil sehingga menyebabkan hasil yang dikeluarkan tidak sesuai dengan kondisi sesungguhnya dari pasien.

32

Selain itu hal yang paling sering terjadi adalah alat yang digunakan tidak dilakukan validasi hasil.Validasi hasil pemeriksaan merupakan upaya untuk memantapkan kualitas hasil pemeriksaan yang telah diperoleh dengan membandingkan nilai rujukan yang sudah ditentukan oleh rumah sakit dengan hasil yang dikeluarkan alat. Jika terdapat perbedaan signifikan maka akan dilakukan pemeriksaan ulang.Validasi dapat mencegah keragu-raguan atas hasil laboratorium yang dikeluarkan.

(45)

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna, dimana Ho diterima dari hasil pemeriksaan kadar glukosa darah pada alat Photometer (ERBA CHEM-5) dengan alat POCT (ACCU CHECK ACTIVE).

B. Saran

1. Kepada para petugas laboratorium agar memilih alat yang akurat dan sudah diketahui kualitasnya demi menjamin hasil diagnosa dari suatu pemeriksaan dan memperhatikan

quality control alat secara berkala.

(46)

DAFTAR PUSTAKA

Almatsier, Sunita. 2003. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia. Pustaka. Anonim.2012. Alat POCT (Online).http://jurnalk3.com/blog. (diakses 12 april 2014) Anonim.2007. Gula Darah (Online).http://id.wikipedia.org/wiki. (diakses 12 April 2014) Anonim.2007. Metabolisme Karbohidrat (Online).http://id.wikipedia.org/wiki. (diakses 12

april 2014)

Anonim. 2012. Point Of Care Testing (Online). http://en.wikipedia.org/wiki. (diakses 12 april 2014)

D.N Baron. 1984. Kapita Selekta Patologi Klinik.ECG. Jakarta

Darwis Y, dkk. 2005. Pedoman pemeriksaan laboratorium untuk penyakit Diabetes mellitus. Departemen Kesehatan Indonesia. Jakarta.

Gandosoebrata, R. 1969. Penuntun Laboratorium Klinik . Dian Rakyat.Jakarta.

G. Kartasapoetra. 1995. Ilmu Gizi “ Korelasi, Kesehatan dan Produktifitas Kerja”.PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Hardjoeno, H. 2003. Interpretasi Hasil Tes Laboratorium Diagnostik. EGC.Jakarta.

Lee, Joyce le Fever. 2007. Pedoman Pemeriksaan Laboratorium & Diagnostic: alih bahasa, Sari Kurnianingsih ( et al ); editor edisi Bahasa Indonesia, Ramona P. Kapoh – Ed.6 –. EGC.Jakarta.

Lemon, P, & Burke, K. 2002.Medical Surgical Nursing: Critical thinking in client care. (2th Ed).Prenince Hall. New Jersey. Jakarta.

Manual Accu-Check, 2013

Mary. E. Beck, 1993. Ilmu Gizi & Diet.Penerbit Yayasan Essentia Media. Yogyakarta

33

(47)

Sacher. Roland A, dan Mc Pherson. Richard A, 2004. Tinjauan Klinis Atas Hasil Pemeriksaan Laboratorium.edisi II.EGC. Jakarta Santoso, Sastropoetro. 1998. Partisipasi, Komunikasi Dan Persuasi Dan Disiplin Dalam

Pembangunan Nasional. Bandung: Alumni

Sugiyono. (2006). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta

Watimena CF. 1985. Diktat Kimia Klinik Jilid I. Pusat Pendidikan Kesehatan RI. Jakarta. William F. Ganong. 1990. Fisiologi Kedokteran Edisi 14. EGC.Jakarta.

(48)

Pengolahan data hasil pemeriksaan kadar asam urat menggunakan alat POCT dengan alat photometer di Klinik Finari Medical Centre, Makassar.

Ket : X1 = Hasil Alat POCT X2 = Hasil Alat PHOTOMETER

Perhitungan Analisa Data: No

sampel X1 X1–X1 (X1-X1)

2 X2 X2–X2 (X2-X2)2

(49)

n = 20 n = 20

= 178,4 = 160,85

a. Uji t hitung

b. Mencari t tabel

(50)

DK = n1 + n2 - 2 = 20 + 20 - 2 = 38

Pada Tingkat Kepercayaan 95% 30 = 2,042

40 = 2,021 38 = X

X = =

= =

= - 20,21 + 10x = 0,042 10x = 0,042 + 20,21

10x = 20,252

X =

X = 2,025 Jadi t tabel = ,2,02

GRAHA ANDIGHA , Jl. Boulevard Raya Blok F 5 EF, Panakukkang Mas-Makassar, Telp.

(51)

HASIL PENELITIAN

Nama Peneliti : ARIS SULISTYONO

NIM : AKM.05.11.029

Program Studi : Akademi Analis Kesehatan Muhammadiyah Makassar Tanggal Penelitian : 02 Juni s/d 07 Juni 2014

Judul Penelitian : “ Perbandingan Hasil Glukosa Darah Menggunakan Alat POCT dengan Photometer ”

No Kode sampel KelaminJenis

Hasil Pemeriksaan Glukosa Darah (mg/dl)

Makassar, 12 Juni 2014

Pimpinan Klinik Finari Medical Centre

(52)

GRAHA ANDIGHA , Jl. Boulevard Raya Blok F 5 EF, Panakukkang Mas-Makassar, Telp.

(0411) 436232

SURAT KETERANGAN PENELITIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini, Menerangkan bahwa : Nama : ARIS SULISTYONO

NIM : AKM. 05.11.029

Instansi: Analis Kesehatan Muhammadiyah

Telah melaksanakan Penelitian dibagian Laboratorium di Finari Medical Centre Makassar dengan Judul “ Perbandingan Hasil Glukosa Darah Menggunakan Alat POCT dengan Photometer” dari tanggal 02 s/d 07 Juni 2014.

Dengan Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Makassar, 12 Juni 2014

Pimpinan Klinik Finari Medical Centre

DR.dr.H. A Makbul Aman, Sp.PD, K-EMD

Diposting oleh Unknown di 09.52

Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook Bagikan ke Pinterest

1 komentar:

1.

(53)

assalamuaikum wr.wb

saya rifky kebetulan saya mahasiswa tingkat akhir D4 analis kesehatan, saya tertarik dengan judul tulisan di atas untuk di jadikan salah satu referensi judul skripsi saya,apa saya boleh minta kontak agan untuk berdiskusi? terimaksih sebelumnya :)

Balas

Muat yang lain...

Posting Lebih Baru Beranda

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Arsip Blog

 ▼ 2015 (2)

o ▼ Oktober (2)

 DAFTAR Judul KTI D3 ANALIS KESEHATAN  KTI jurusan Analis kesehatan

Gambar

Tabel 4.1  Hasil pemeriksaan kadar  glukosa darah  pada pasien di  Klinik  Finari MedicalCenter Makassar.
Tabel 4.2.Hasil

Referensi

Dokumen terkait

diibaratkan seperti teknologi penginderaan jarak jauh menggunakan citra satelit yang digunakan untuk mendeteksi potensi sumber daya alam di suatu titik lokasi,

Sertifikat Akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LPPHPL-013-IDN tanggal 1 September 2009 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga

 Dalam welfare state, hak kepemilikan diserahkan kepada swasta sepanjang hal tersebut memberikan insentif ekonomi bagi pelakunya dan tidak merugikan secara sosial,

Untuk pasien yang belum / tidak membawa Kartu kontrol dicatat nomor index ( dalam wilayah kerja : 00.--- Nama KK, Umur &amp;Alamat KK ) pada Register nomor index.. Pembuatan

Dengan menerapkan metode pembelajaran yang terintegrasi dengan teknologi komputer (seperti SPC) akan memberikan suatu model yang berbasis unjuk kerja, hal ini

Inkubasi tabung mikrosentrifus kedua selama 10 menit pada temperatur ruang (bolak-balikkan tabung 2-3 kali selama masa inkubasi) untuk melisis sel-sel darah

LPPM (Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat) adalah sebuah unit kegiatan yang berfungsi mengelola semua kegiatan penelitian dan pengabdian kepada

Kecenderungan lebih banyaknya frase eksosentris direktif yang berfungsi sebagai penanda nomina lokatif di dalam novel ini berkaitan dengan data struktur dan makna