97
Statistik deskriptif data posttest kelompok eksperimen menunjukkan nilai minimum yang diperoleh sebesar 23; dan nilai tertinggi sebesar 38. Sedangkan
mean yang diperoleh sebesar 31,62; media sebesar 31; modus sebesar 29; dan simpangan baku sebesar 4,24.
2) Statistik Deskriptif Posttest Kelompok Kontrol
Pada penelitian ini, posttest kelompok kontrol dilakukan untuk mengetahui hasil belajar IPS siswa setelah mempelajari materi memahami kenampakan alam dan keadaan sosial negara-negara tetangga dengan menggunakan media peta. Distribusi frekuensi data posttest keseluruhan yang telah dikerjakan kelompok kontrol ditunjukkan pada tabel 30.
Tabel 29. Distribusi Frekuensi Posttest Kelompok Kontrol
Skor frekuensi frekuensi (%) kumulatif frekuensi kumulatif (%) frekuensi
32,5-35,0 3 12% 3 12% 30,0-32,4 6 23% 9 35% 27,5-29,9 10 38% 19 73% 25,0-27,4 5 19% 24 92% 22,5-24,9 1 4% 25 96% 20,0-22,4 1 4% 26 100%
Pada tabel 30 terlihat bahwa ada 3 siswa pada kelompok kontrol yang menghasilkan posttest pada interval 32,5-35,0 atau 12% dari jumlah keseluruhan siswa kelompok kontrol. Siswa yang memiliki skor jawaban pada interval 30,0-32,4 berjumlah 6 siswa atau 23%, siswa yang memiliki skor jawaban pada interval 27,5-29,9 berjumlah 10 siswa atau 38%, siswa yang memiliki skor jawaban pada interval 25,0-27,4 berjumlah 5 siswa atau 19%, siswa dengan skor pada interval 22,5-24,9 berjumlah 1 siswa atau 4%,
98
sedangkan siswa dengan skor 20,0-22,4 berjumlah 1 orang atau 4%. Berdasarkan persebaran data posttest kelas kontrol dapat disajikangrafik pada gambar 6.
Gambar 6. Grafik Persebaran Data Posttest Kelompok Kontrol
Berdasarkan data skor posttest kelompok kontrol dapat disajikan deskripsi data pada tabel 31.
Tabel 30. Statistik Deskriptif Data Posttest Kelompok Kontrol Kriteria Data Posttest Kelompok Kontrol
Jumah Siswa 26 Nilai Minimum 20 Nilai Maksimum 34 Mean 28,54 Median 28 Modus 28 Standar Deviasi 3,17
Berdasarkan statistik deskriptif data posttest kelompok kontrol terlihat bahwa skor terendah yang diperoleh sebesar 20; dan skor tertinggi yang diperoleh
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 20,0-22,4 22,5-24,9 25,0-27,4 27,5-29,9 30,0-32,4 32,5-35,0 Fr eq ue nc y Interval
Posttest Kontrol
99
sebesar 34. Sedangkan rata-rata yang diperoleh sebesar 28,54; median sebesar 28; modus sebesar 28; dan simpangan baku sebesar 3,17.
3) Perbandingan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Berdasarkan data posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diperoleh data yang ditunjukkan pada tabel 32.
Tabel 31. Perbadingan Data Distribusi Frekuensi Posttest
Interval Skor Kriteria Kategori F Eksperimen % f Kontrol % 36 – 39/40 32 – 35 28 – 31 24 – 27 < 24 A B C D G Istimewa memuaskan cukup kurang gagal 6 6 10 3 1 23,08 % 23,08 % 38,46 % 11,54 % 3,85 % 0 6 13 6 1 0,00% 23,08% 50,00% 23,08% 3,85% Data distribusi frekuensi posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan bahwa terdapat 6 siswa dari kelompok eksperimen yang memperoleh skor pada kategori istimewa, sedangkan dari kelompok kontrol tidak ada. Terdapat 6 siswa dari kelompok eksperimen dan 6 siswa dari kelompok kontrol yang memperoleh skor pada kategori memuaskan. Siswa yang memperoleh skor pada kategori cukup dari kelompok eksperimen sebanyak 3 orang dan dari kelompok kontrol sebanyak 6 orang. Pada kategori gagal, ada 1 orang siswa dari kelompok eksperimen, dan 1 orang siswa dari kelompok kontrol yang memperoleh skor dengan kategori tersebut.
Perbandingan skor rata-rata (mean) posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ditunjukkan pada tabel 33.
100
Tabel 32. Perbandingan Mean Posttest Eksperimen dan Kontrol
Kelompok Mean Pretest
Eksperimen 31,62
Kontrol 28,54
Selisih 3,08
Skor rata-rata posttest kelompok eksperimen sebesar 31,62 dan skor rata-rata kelompok kontrol sebesar 28,54. Selisih rata-rata skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebesar 3,08. Perbandingan rata-rata posttest
ditunjukkan dalam grafik histogram pada gambar 7.
Gambar 7. Grafik Histogram Mean Skor Posttest Eksperimen dan Kontrol e. Analisis Data Hasil Observasi
Hasil observasi terhadap kegiatan pembelajaran pada kelompok eksperimen yang menggunakan multimedia berbasis power point ditunjukkan pada tabel 34. 31,62 28,54 0 10 20 30 40 Skor Eksperimen Kontrol
101
Tabel 33. Hasil Observasi Pembelajaran Siswa Kelompok Eksperimen Pertemuan I s.d. III Kelompok Eksperimen
Aspek P-1 Total skor siswa tiap pertemuan Ket P-2 Ket P-3 Ket Siswa siap melaksanakan pembelajaran 79 cukup 89 baik 98 baik Siswa mulai tertarik pada apersepsi
yang disampaikan guru saat
menggunakan powerpoint 80 cukup 89 baik 109 baik Siswa memperhatikan power point yang
digunakan saat pembelajaran 84 cukup 93 baik 106 baik Siswa memperhatikan penjelasan guru
mengenai isi pembelajaran pada
powerpoint yang digunakan 79 cukup 95 baik
10
4 baik Siswa mengikuti petunjuk guru yang
disampaikan untuk mengerjakan tugas
yang ditampilkan melalui power point 84 cukup 95 baik 104 baik Siswa ikut aktif dalam tugas kelompok 81 cukup 93 baik 10
3 baik Siswa mengerjakan soal tes 75 cukup 80 cukup 98 baik Keterangan:
P-1 : Pertemuan ke 1 P-2 : Pertemuan ke-2 P-3 : Pertemuan ke-3
Pada tabel 34 ditunjukkan bahwa aspek 1) kesiapan siswa untuk melaksanakan pembelajaran pada pertemuan kesatu sebesar 79, kemudian pada pertemuan kedua naik menjadi 89, dan pertemuan ketiga naik menjadi 98. Aspek 2) ketertarikan siswa dengan apersepsi pada pembelajaran yang menggunakan multimedia berbasis power point pada pertemuan kesatu sebesar 80, pada pertemuan kedua sebesar 89, dan pada pertemuan ketiga menjadi 109. Aspek 3) perhatian terhadap multimedia berbasis power point selama pembelajaran pada pertemuan kesatu sebesar 84, pada pertemuan kedua sebesar 93, dan pada pertemuan ketiga sebesar 106. Aspek 4) perhatian siswa terhadap penjelasan guru mengenai isi pembelajaran pada multimedia berbasis power point pada pertemuan pertama sebesar 79, pada pertemuan kedua sebesar 95, dan pada pertemuan ketiga
102
sebesar 104. Aspek 5) keikutsertaan siswa dalam mengerjakan tugas yang ditampilkan melalui multimedia berbasis power point pada pertemuan pertama sebesar 84, pertemuan kedua sebesar 95, dan pertemuan ketiga sebesar 104. Aspek 6) keaktifan siswa dalam tugas kelompok selama proses pembelajaran 81, pada pertemuan kedua sebesar 93, dan pada pertemuan ketiga sebesar 103. Aspek 7) kesiapan siswa mengerjakan tes pada pertemuan kesatu sebesar 75, pada pertemuan kedua sebesar 80, dan pada pertemuan ketiga sebesar 98. Perubahan setiap aspek dalam tiga pertemuan menunjukkan ada peningkatan. Grafik pada gambar 8 hasil observasi siswa pada kelompok eksperimen.
Gambar 8. Grafik Skor Observasi Kelompok Eksperimen
Hasil observasi pembelajaran kelompok kontrol yang menggunakan media peta ditunjukkan pada tabel 35.
0 20 40 60 80 100 120
Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6 Aspek 7
103
Tabel 34. Hasil Observasi Pembelajaran Siswa Kelompok Kontrol Pertemuan I s.d. III Kelompok Kontrol
Aspek P-1 Total skor siswa tiap pertemuan Ket P-2 Ket P-3 Ket Siswa siap melaksanakan
pembelajaran 68 cukup 78 cukup 85 cukup
Siswa mulai tertarik dengan apersepsi
yang disampaikan guru 76 cukup 85 cukup 88 cukup
Siswa memperhatikan peta yang
digunakan saat pembelajaran 80 cukup 82 cukup 85 cukup Siswa memperhatikan penjelasan guru
mengenai isi pembelajaran pada peta
yang digunakan 75 cukup 84 cukup 84 cukup
Siswa mengikuti petunjuk guru yang
disampaikan untuk mengerjakan tugas 76 cukup 84 cukup 89 baik Siswa ikut aktif dalam tugas
kelompok. 76 cukup 83 cukup 84 cukup
Siswa mengerjakan soal tes 62 kurang 74 cukup 83 cukup Keterangan:
P-1 : Pertemuan ke 1 P-2 : Pertemuan ke-2 P-3 : Pertemuan ke-3 (Sumber data terlampir)
Pada tabel 35 ditunjukkan bahwa aspek 1) kesiapan melaksanakan pembelajaran pada pertemuan kesatu sebesar 68, kemudian pada pertemuan kedua menjadi 78, dan pertemuan ketiga menjadi 85. Aspek 2) ketertarikan dengan apersepsi pada pembelajaran yang menggunakan peta pada pertemuan kesatu sebesar 76, pada pertemuan kedua sebesar 85, dan pada pertemuan ketiga menjadi 88. Aspek 3) perhatian terhadap peta yang digunakan selama pembelajaran pada pertemuan kesatu sebesar 80, pada pertemuan kedua sebesar 82, dan pada pertemuan ketiga sebesar 85. Aspek 4) perhatian siswa terhadap materi yang disampaikan guru selama pembelajaran pada pertemuan pertama sebesar 75, pada pertemuan kedua sebesar 84, dan pada pertemuan ketiga sebesar 84. Aspek 5)
104
keikutsertaan siswa dalam mengerjakan tugas pada pertemuan pertama sebesar 76, pertemuan kedua sebesar 84, dan pertemuan ketiga sebesar 89. Aspek 6) keaktifan siswa dalam tugas kelompok selama pembelajaran 76, pada pertemuan kedua sebesar 83, dan pada pertemuan ketiga sebesar 84. Aspek 7) kesiapan siswa mengerjakan tes pada pertemuan kesatu sebesar 62, pada pertemuan kedua sebesar 74, dan pada pertemuan ketiga sebesar 83.
Perubahan hasil pengamatan pada kelompok kontrol yang meliputi tiga kali pertemuan berdasarkan masing-masing aspek ditunjukkan grafik pada gambar 9.
Gambar 9. Grafik Skor Observasi Kelompok Kontrol B. Hasil Uji Hipotesis
1. Pengujian Prasyarat Analisis a. Uji Normalitas
1) Uji Normalitas Pretest Kelompok Ekesperimen dan Kontrol
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pengujian normalitas
0 20 40 60 80 100
Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6 Aspek 7
105
dilakukan dengan statistik uji Kolmogorov Smirnov dengan bantuan program SPSS. Hasil uji normalitas data pretest ditunjukkan pada tabel 36.
Tabel 35. Hasil Uji Normalitas Data Pretest
No Kelompok Nilai Sig. (P) α Kesimpulan
1 Eksperimen 0,699 0,05 Normal
2 Kontrol 0,488 Normal
Kriteria Pengujian :
Jika P > α (0,05), maka berdistribusi normal Jika P < α (0,05), maka tidak berdistribusi normal
Berdasarkan hasil perhitungan uji normalitas maka pada kelompok eksperimen diperoleh P sebesar 0,699 dan pada kelompok kontrol diperoleh P sebesar 0,488. Dengan membandingkan P dengan nilai α, maka untuk kelompok eksperimen P (0,699) > α (0,05) dan kelompok kontrol P (0,488) > α (0,05). Sehingga dapat disimpulkan kedua kelompok berdistribusi normal.
2) Uji Normalitas Posttest Kelompok Ekesperimen dan Kontrol
Uji normalitas posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ditunjukkan pada tabel berikut ini.
Tabel 36. Hasil Uji Normalitas Data Pretest
No Kelompok Nilai Sig. (P) α Kesimpulan
1 Post test kelas Eksperimen 0,742 0,05 Normal
2 Post test kelas kontrol 0,493 Normal
Kriteria Pengujian :
Jika P > α (0,05), maka berdistribusi normal Jika P < α (0,05), maka tidak berdistribusi normal
106
Berdasarkan perhitungan uji normalitas maka pada kelompok eksperimen diperoleh P sebesar 0,742 dan kelompok kontrol sebesar 0,493. Dengan membandingkan P dan α, maka untuk kelompok eksperimen P (0,742) > α (0,05) dan untuk kelompok kontrol P (0,493) > α (0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelompok tersebut berdistribusi normal.
b. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji levene. Kriterianya adalah menerima H0 apabila harga signifikansi > 0,05 berarti data homogen. Jika harga signifikansi < 0,05 berarti data tidak homogen. Uji Homogenitas dilakukan pada data pre-test kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil penghitungan homogenitas dengan SPSS versi 21 diperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 37. Hasil Perhitungan Homogenitas
Variabel F Nilai Sig Keterangan
Pre test Kelas eksperimen dan kontrol 0,722 0,716 Homogen
Post test Kelas eksperimen dan kontrol 0,755 0,657 Homogen
Pada tabel 38 ditunjukkan data pre test kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah uji homogenitas. Nilai Fhitungyang diperoleh sebesar 0,722 dan sig=0,716. Berdasarkan nilai sig sebesar 0,716 > 0,05, dengan demikian data pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dibandingkan memiliki varians yang homogen. Selain itu data posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh nilai Fhitung= 0,755 dan sig=0,657 > 0,05. Dengan demikian data post test kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dibandingkan memiliki varians yang homogen. Hal ini berarti bahwa data tersebut memenuhi syarat untuk uji komparasi parametrik (uji-t).
107 2. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini. Hipotesis pada penelitian ini diuji dengan Independent Sample T-test
(uji-t).
a. Uji t pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol Hipotesis statistik yang diuji pada peneltian ini adalah:
Ho : tidak terdapat perbedaan hasil belajar IPS yang signifikan antara penggunaan multimedia berbasis power point dengan yang tidak menggunakan multimedia berbasis power point
Ha : terdapat perbedaan hasil belajar IPS yang signifikan antara penggunaan multimedia berbasis power point dengan yang tidak menggunakan multimedia berbasis power point
Kriteria yang digunakan adalah H0 diterima jika thitung < ttabel atau p > 0,05. Sedangkan H0 ditolak jika nilai thitung > ttabel atau p < 0,05. Berdasarkan pengujian hipotesis diperoleh data pada tabel 38.
108
Tabel 38. Hasil Perhitungan Uji T Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Kelas N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Eksperimen 26 22,73077 5,42260 1,06346
Kontrol 26 22,88462 4,59849 0,90184
t-Test: Two-Sample Assuming Equal Variances
Pretest Eksperimen Kontrol
Variable 1 Variable 2
Mean 22,73076923 22,88461538
Variance 29,40461538 21,14615385
Observations 26 26
Pooled Variance 25,27538462
Hypothesized Mean Difference 0
Df 50 t Stat -0,110334018 P(T<=t) one-tail 0,45629308 t Critical one-tail 1,675905025 P(T<=t) two-tail 0,91258616 t Critical two-tail 2,008559112
Dari hasil tersebut terlihat bahwa rata-rata skor pretest kelompok eksperimen adalah 22,73 dengan varians 29,41 sedangkan rata-rata skor pretest kelompok kontrol adalah 22,88 dengan varians 21,15. Hasil penghitungan thitung -0,110 dengan ttabel uji dua sisi 2,009 dan probabilitas (p) atau taraf signifikansi sebesar 0,913. Dengan demikian dapat diambil kesimpulan untuk menerima H0 karena thitung < ttabel
dan p > 0,05. Jadi, tidak terdapat perbedaan hasil belajar IPS yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebelum pemberian treatment. b. Uji t posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
Pengujian hipotesis pada posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan untuk menjawab apakah ada perbedaan yang signifikan antara kedua kelompok setelah pemberian treatment.
109
Hipotesis statistik yang diuji pada peneltian ini adalah:
Ho : tidak terdapat perbedaan hasil belajar IPS yang signifikan antara penggunaan multimedia berbasis power point dengan yang tidak menggunakan multimedia berbasis power point
Ha : terdapat perbedaan hasil belajar IPS yang signifikan antara penggunaan multimedia berbasis power point dengan yang tidak menggunakan multimedia berbasis power point
Tabel 39. Hasil Perhitungan Uji T Posttest Kelompok Eksperimen dan Kontrol
Kelas N Mean Deviation Std. Std. Error Mean
Posttest Eksperimen 26 31,62 4,24 0,83
Kontrol 26 28,54 3,17 0,62
t-Test: Two-Sample Assuming Equal Variances
Posttest Eksperimen Kontrol
Variable 1 Variable 2
Mean 31,61538462 28,538462
Variance 18,00615385 10,018462
Observations 26 26
Pooled Variance 14,01230769
Hypothesized Mean Difference 0
Df 50 t Stat 2,96369483 P(T<=t) one-tail 0,002322805 t Critical one-tail 1,675905025 P(T<=t) two-tail 0,00464561 t Critical two-tail 2,008559112
Berdasarkan hasil tersebut terlihat bahwa rata-rata skor posttest kelompok eksperimen sebesar 31,62 dengan varians 18,00. Sedangkan rata-rata skor posttest
kelompok kontrol sebesar 28,54 dengan varians 10,02. Hasil penghitungan thitung
adalah 2,964 dengan ttabel uji dua sisi 2,009 dan probabilitas (p) atau taraf signifikansi 0,005. Dari hasil tersebut dapat diambil kesimpulan untuk menolak H0
110
dan menerima Ha karena thitung > ttabel dan p < 0,05. Jadi, terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah pemberian
treatment. C. Pembahasan
Penelitian ini diawali dengan pelaksanaan pretest dan diakhiri dengan posttest
pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol ditunjukkan pada tabel 16, dimana terlihat bahwa hasil rata-rata pretest pada kedua kelompok yang sama. Hasil pretest menunjukkan rata-rata hasil belajar IPS kelompok eksperimen sebesar 22,73 dan kelompok kontrol sebesar 22,88. Pretest hasil belajar IPS pada kedua kelompok memiliki rata-rata skor yang sama dan homogen disebabkan kedua kelas berada pada satu lingkungan lembaga pendidikan, guru, metode, sumber, dan materi pembelajaran yang sama. Kondisi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang sama berakibat pada hasil belajar IPS kedua kelompok sama. Sebelum dilakukan penelitian pada materi pembelajaran mengenal kenampakan alam dan keadaan sosial negara-negara tetangga, media yang biasanya digunakan adalah buku dan media peta. Sekolah juga memiliki fasilitas lain seperti LCD dan laptop tetapi belum pernah digunakan dalam pembelajaran IPS.
Pada treatment, kelompok eksperimen diberikan pembelajaran IPS dengan menggunakan multimedia berbasis power point yang memanfaatkan fasilitas sekolah berupa laptop dan LCD. Sedangkan, kelompok kontrol menggunakan media yang biasa digunakan dalam pembelajaran. Setelah pembelajaran,
masing-111
masing kelompok diberikan posttest untuk melihat perubahan hasil belajar IPS masing-masing kelompok. Instrumen yang digunakan pada posttest sama dengan instrumen yang digunakan pada pretest. Rata-rata skor hasil belajar IPS kelas eksperimen sebesar 31,62, sedangkan rata-rata skor prestasi belajar IPS kelas kontrol sebesar 28,54. Kelas eksperimen memiliki rata-rata lebih besar 3,08 dibandingkan kelas kontrol. Berdasarkan uji hipotesis diperoleh thitung sebesar 2,964. Nilai ttabel pada signifikansi 5% dengan derajat kebebasan (df) = 50 sebesar 2,00856. Nilai thitung > ttabel, hal ini menunjukkan bahwa terdapat perubahan yang signifikan pada kelompok eksperimen, maka multimedia berbasis power point lebih efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar IPS dibandingkan media yang digunakan dalam kelompok kontrol.
Perubahan rata-rata hasil pretest-posttest pada kelompok eksperimen menunjukkan ada peningkatan skor hasil belajar IPS dari rata-rata skor pretest
22,73 meningkat menjadi 31,62. Peningkatan ini disebabkan karena multimedia berbasis power point memiliki unsur suara, gambar, dan video sehingga indera pendengaran dan penglihatan siswa aktif untuk menangkap informasi. Unsur-unsur tersebut membuat siswa lebih memperhatikan pembelajaran. Kondisi ini ditunjukkan dari berkurangnya siswa yang mengajak teman lain untuk berbicara selama pembelajaran.
Multimedia berbasis power point juga bersifat mudah disimpan dan diperbanyak, sehingga ada beberapa siswa yang berinisiatif meng-copy multimedia berbasis power point dengan flasdisk untuk digunakan belajar di rumah secara
112
mandiri. Hal ini menunjukkan bahwa sikap positif siswa terhadap proses pembelajaran dan materi IPS meningkat. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat Dalyono (2007:56-57) bahwa minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sedangkan minat belajar yang kecil cenderung menghasilkan prestasi yang rendah.
Berdasarkan hasil observasi pada kelompok eksperimen, multimedia berbasis
power point berpengaruh terhadap peningkatan hasil belajar IPS. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan masing-masing aspek pada setiap pertemuan. Aspek-aspek tersebut antara lain: 1) kesiapan melaksanakan pembelajaran, 2) ketertarikan dengan apersepsi pada pembelajaran yang menggunakan multimedia berbasis power point, 3) perhatian terhadap multimedia berbasis powerpoint saat pembelajaran, 4) perhatian terhadap penjelasan guru tentang isi pembelajaran yang menggunakan multimedia berbasis powerpoint, 5) kesiapan siswa dalam mengikuti petunjuk yang disampaikan guru dalam mengerjakan tugas, 6) keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas kelompok, 7) kesiapan siswa dalam mengerjakan tes. Pada penggunaan multimedia berbasis
power point, tujuh aspek tersebut mengalami peningkatan dari cukup menjadi baik. Sedangkan pada penggunaan media peta aspek yang meningkat menjadi baik hanya aspek kesiapan siswa dalam mengikuti petunjuk guru dalam mengerjakan tugas.
Hasil penelitian ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Wiwit Prio Prasojo (2013) dengan judul “Keefektivan Penggunaan Multimedia Microsoft
113
Transportasi Pada Siswa Kelas IV di SD Negeri Pesayangan 01 Kabupaten Tegal”. Pada penelitian tersebut disimpulkan bahwa multimedia microsoft power point
efektif digunakan pada siswa. Pada kelas yang menggunakan multimedia microsoft power point memiliki hasil belajar IPS yang meningkat lebih baik dibandingkan yang tidak menggunakan multimedia tersebut.
Terkait multimedia yang digunakan dalam penelitian ini, terbukti bahwa multimedia berbasis power point mampu menarik minat siswa terhadap proses pembelajaran IPS. Keberagaman unsur yang dimiliki multimedia berbasis power point mampu mendorong peningkatan hasil belajar IPS siswa karena mampu mengakomodasi lebih dari satu indera yang dimiliki siswa, seperti indera pendengaran dan indera penglihatan. Semakin banyak indera siswa yang terlibat, maka semakin mudah siswa belajar. Hal ini sejalan dengan teori Bruner (Arsyad, : 10) bahwa terdapat tiga tahap pembelajaran, antara lain: pengalaman langsung (enactive), pengalaman piktoral (iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic) yang ketiganya saling berinteraksi dalam upaya memperoleh pengalaman yang baru.
Multimedia berbasis power point dapat menjalankan beberapa unsur yang tidak dapat dijalankan oleh media peta. Penggunaan media peta terbatas pada unsur-unsur yang ada pada peta itu sendiri. Multimedia berbasis power point dapat memuat media peta di dalamnya, sedangkan hal tersebut tidak berlaku sebaliknya.
114 D. Keterbatasan Penelitian
1. Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti tidak menggunakan alat bantu video untuk merekam dan mengamati/observasi kegiatan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
2. Dalam pelaksanaan penelitian ini, waktu pelaksanaan pembelajaran antara kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak berlangsung bersamaan karena menyesuaikan jadwal pembelajaran masing-masing kelas.
3. Multimedia berbasis power point yang digunakan dalam penelitian ini belum melalui uji validasi secara empiris.
115 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, hasil penelitian, analisis, dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. penggunaan multimedia berbasis power point efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar IPS. Hal ini ditunjukkan dari peningkatan nilai hasil belajar pada kelompok eksperimen. Hasil skor pretest kelompok eksperimen sebesar 22,88; dan hasil posttest sebesar 31,62. Berdasarkan skor pretest-posttest
kelompok eksperimen terdapat peningkatan sebesar 8,74.
2. Terdapat perbedaan yang signifikan pada posttest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah pemberian treatment dengan multimedia berbasis
power point. Hal ini ditunjukkan dari hasil uji t. Nilai thitung (2,964) > ttabel
(2,00856) dengan signifikansi (0,005) ≤ 0,05 menunjukkan bahwa hipotesis tentang ada perbedaan pada skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada penggunaan multimedia berbasis power point terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VI SD N 1 Mandiraja Wetan.
B. Saran
Berikut ini merupakan saran-saran yang diberikan peneliti untuk beberapa pihak, antara lain:
116 1. Siswa
Penggunaan multimedia berbasis power point dapat meningkatkan minat dan perhatian siswa dalam memahami konsep pada pembelajaran IPS. Konsep yang mudah dipahami siswa mendorong perubahan hasil belajar IPS siswa menjadi lebih baik, maka multimedia berbasis power point dapat menjadi variasi media pembelajaran yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Guru
Guru yang sudah merasakan manfaat dari penggunaan multimedia berbasis
power point dalam pembelajaran dapat mendesiminasikan kepada rekan guru lain atau rekan sejawat melalui pertemuan KKG.
3. Kepala Sekolah
Kepala sekolah lebih mendorong guru-guru dalam penggunaan multimedia agar kualitas output siswa meningkat
4. Peneliti lain
a. Selama melakukan observasi penelitian pembelajaran sebaiknya menggunakan bantuan alat rekam video agar memudahkan dalam pengisian lembar observasi.
b. Sebaiknya dalam penelitian eksperimen selanjutnya menggunakan multimedia berbasis power point yang telah melalui uji validitas teoritis dan uji validitas empiris.
117
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Z. (1981). Ketrampilan Ketrampilan Dalam Mengajar IPS. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
_______. (2009). Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Arsyad, A. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: Rajawali Pers.
Budiman, N. (2006). Memahami Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan.
Dalyono. (2007). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta
Danim, S. (2008). Media Komunikasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Darmawan, D. (2011). Teknologi Pembelajaran. Bandung: Rosda Daryanto. (2010). Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa
Djamarah, S. B. (2002). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta