i
EFEKTIVITAS MULTIMEDIA BERBASIS POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VI SDN 1 MANDIRAJA WETAN
BANJARNEGARA JAWA TENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015
TUGAS AKHIR SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Novita Rusliyanti NIM 10108244089
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
ii
EFEKTIVITAS MULTIMEDIA BERBASIS POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VI SDN 1 MANDIRAJA WETAN
BANJARNEGARA JAWA TENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Oleh:
Novita Rusliyanti NIM 10108244089
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan multimedia berbasis power point untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VI SDN 1 Mandiraja Wetan dan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar IPS yang signifikan antara kelas yang menggunakan multimedia berbasis
power point dengan kelas yang tidak menggunakan multimedia tersebut..
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah true experiment dengan sampel penelitiannya adalah kelas VIA dan VIB SDN 1 Mandiraja Wetan. Desain penelitian yang digunakan adalah pretest-posttest control group design. Variabel bebas pada penelitian ini adalah multimedia berbasis power point, sedangkan variabel terikat adalah hasil belajar IPS. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes dan lembar observasi. Uji prasyarat analisis yang digunakan meliputi uji normalitas dan uji homogenitas. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah uji t.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa multimedia berbasis power point
efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar IPS. Hal ini ditunjukkan dari peningkatan nilai hasil belajar pretest-posttest pada kelompok eksperimen. Hasil skor pretest kelompok eksperimen sebesar 22,88; dan hasil posttest sebesar 31,62. Berdasarkan skor pretest-posttest kelompok eksperimen terdapat peningkatan sebesar 8,74. Berdasarkan hasil uji t terdapat perbedaan yang signifikan pada
posttest antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah pemberian
treatment dengan multimedia berbasis power point. Nilai thitung (2,964) > ttabel
(2,00856) dengan signifikansi (0,005) ≤ 0,05 menunjukkan bahwa hipotesis tentang ada perbedaan pada skor posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diterima. Jadi dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada penggunaan multimedia berbasis power point terhadap hasil belajar IPS siswa kelas VI SD N 1 Mandiraja Wetan.
iii
THE EFFECTIVENESS OF THE USE POWERPOINT-BASED MULTIMEDIA TOWARD SOCIAL STUDIES LEARNING
ACHIEVEMENT AT VI GRADE SDN 1 MANDIRAJA WETAN
By:
Novita Rusliyanti NIM 10108244089
ABSTRACT
This study aims to find out the effectiveness of the use of powerpoint-based multimedia in the Social Studies learning achievement and the difference in the Social Studies learning achievement between the class using powerpoint-based multimedia and that not using it. This was a true experimental study involving an experimental class using powerpoint-based multimedia and a control class using a map. The study was conducted at SDN 1 Mandiraja Wetan with the subjects who were the students of grades VIA and VIB with total of 52 students. The data were collected by tests and observations. The test of analysis assumptions were tests of normality and homogeneity. The data were analyzed by means of the t-test. The result shows that the powerpoint-based multimedia is effective to be used to improve of the scores of the experimental class from the pretest to the posttest by 8,74. The results also show that there is a significant difference in the Social Studies learning achievement between the experimental group and the control group after the treatment, indicated by the t-test for the posttest. The value of tobserved (2,964) >
ttable (2,00856) with p (0,005) ≤ 0,05 shows that the hypothesis that there is a
significant difference in the posttest scores between the experimental group and the control group is accepted.
iv
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Novita Rusliyanti NIM : 10108244089
Program Studi : Pendidikan Sekolah Dasar
Judul TAS : Evektivitas Multimedia Berbasis Power Point Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas VI SDN 1 Mandiraja Wetan Banjarnegara Tahun Ajaran 2014/2015
menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar karya saya sendiri. Sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali sebagai acuan kutipan dengan mengikuti tata penulisan karya ilmiah yang telah lazim.
Yogyakarta, 10 Juli 2017 Yang menyatakan,
v
LEMBAR PERSETUJUAN
Tugas Akhir Skripsi dengan Judul
EFEKTIVITAS MULTIMEDIA BERBASIS POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VI SDN 1 MANDIRAJA WETAN
BANJARNEGARA JAWA TENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015
Disusun oleh:
Novita Rusliyanti NIM 10108244089
telah memenuhi syarat dan disetujui oleh Dosen Pembimbing untuk dilaksanakan Ujian Akhir Tugas Akhir Skripsi bagi yang bersangkutan.
Yogyakarta, Mei 2017 Mengetahui, Disetujui,
Ketua Program Studi Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. Suparlan, M. Pd. I Hidayati, M. Hum Mujinem, M. Hum NIP
vi
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan untuk:
1. Kedua orang tua penulis yang selalu mendoakan, memberikan semangat dan dukungan dalam penulisan skripsi ini.
viii
HALAMAN MOTTO
1. Setiap orang menjadi guru, setiap rumah menjadi sekolah. (Ki Hadjar Dewantara)
2. Jangan tunggu sempurna, sempurnakan sambil jalan. (Penulis) 3. Untuk menjadi santan, kelapa harus dijatuhkan, dibelah, diparut, dan
diperas, begitu juga dengan proses kesuksesan. (Penulis)
4. Kadang ada peristiwa yang tidak bisa saya kendalikan, tetapi reaksi saya ada dalam kendali saya. (Penulis)
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan karunia-Nya, Tugas Akhir Skripsi dalam rangka untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan dengan judul “EFEKTIVITAS MULTIMEDIA BERBASIS POWER POINT TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VI SDN 1 MANDIRAJA WETAN BANJARNEGARA JAWA TENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015” dapat disusun sesuai dengan harapan. Tugas Akhir Skripsi ini dapat diselesaikan tidak lepas dari bantuan dan kerjasama dengan pihak lain. Berkenaan dengan hal tersebut, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Ibu Dra. Hidayati, M. Hum., dan Ibu Dra. Mujinem, M. Hum, Selaku Dosen Pembimbing TAS yang telah banyak memberikan semangat, dorongan, dan bimbingan selama penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.
2. Ibu Unik Ambarwati, S. Pd., M. Pd., dan Ibu Sekar Purbarini Kawuryan, S. IP., M. Pd., selaku Validator instrument penelitian TAS yang memberikan saran/masukan perbaikan sehingga penelitian TAS dapat terlaksana sesuai dengan tujuan.
3. Ibu Hidayati, M. Hum., Bapak Dr. Anwar Senen., Bapak Estu Miyarso, M. Pd., Ibu Mujinem, M. Pd., selaku Ketua Penguji, Sekretaris, Penguji, dan Penguji Pendamping yang sudah memberikan koreksi perbaikan secara komprehensif terhadap TAS ini.
4. Bapak Drs. Suparlan, M. Pd. I., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sekolah Dasar dan Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar beserta dosen dan staf yang telah memberikan bantuan dan fasilitas selama proses penyusunan pra proposal sampai dengan selesainya TAS ini.
x
6. Bapak Sudarto, S. Pd., selaku Kepala SD Negeri 1 Mandiraja Wetan dan Bapak Sudarto, S. Pd. I., selaku Kepala SD Negeri 1 Candiwulan yang telah memberi ijin dan bantuan dalam pelaksanaan penelitian Tugas Akhir Skripsi ini. 7. Para guru dan staf SD Negeri 1 Mandiraja Wetan dan SD Negeri 1 Candiwulan
yang telah memberi bantuan memperlancar pengambilan data selama proses penelitian Tugas Akhir Skripsi ini.
8. Semua pihak, secara langsung maupun tidak langsung, yang tidak dapat disebutkan di sini atas bantuan dan perhatiannya selama penyusunan Tugas Akhir Skripsi ini.
Akhirnya, semoga segala bantuan yang telah berikan semua pihak di atas menjadi amalan yang bermanfaat dan mendapatkan balasan dari Allah SWT dan Tugas Akhir Skripsi ini menjadi informasi bermanfaat bagi pembaca atau pihak lain yang membutuhkannya.
Yogyakarta, Juni 2017 Penulis
xi DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN ... ii
SURAT PERNYATAAN ... iv
HALAMAN PENGESAHAN ... vi
HALAMAN MOTTO ... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... vii
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR LAMPIRAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi Masalah ... 9
C. Pembatasan Masalah ... 10
D. Rumusan Masalah ... 10
E. Tujuan Penelitian ... 11
F. Manfaat Penelitian ... 11
BAB II KAJIAN TEORI ... 13
A. Media Pembelajaran ... 13
1. Pengertian Media Pembelajaran ... 13
2. Macam-macam Media ... 14
3. Tinjauan Multimedia Berbasis Power Point ... 18
4. Kelebihan Multimedia Berbasis Power Point ... 19
5. Kriteria Multimedia Berbasis Power Point dalam Pembelajaran ... 22
6. Penggunaan Multimedia Berbasis Power Point Pada IPS ... 27
7. Tinjauan Peta ... 33
8. Penggunaan Peta dalam Pembelajaran ... 34
B. Tinjauan Hasil Belajar IPS ... 36
1. Hasil Belajar ... 36
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ... 37
3. Pengertian IPS di SD ... 39
4. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS Kelas VI SD ... 41
5. Hasil Belajar IPS ... 43
6. Evaluasi Hasil Belajar IPS ... 47
7. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar ... 50
C. Kerangka Pikir ... 52
D. Hipotesis Penelitian ... 54
E. Hasil Penelitian yang Relevan ... 54
xii
BAB III METODE PENELITIAN ... 56
A. Jenis Penelitian ... 56
B. Desain Penelitian ... 56
C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 58
D. Subjek Penelitian ... 59
E. Variabel Penelitian... 59
F. Metode Pengumpulan Data ... 60
G. Instrumen Penelitian ... 62
H. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 64
I. Teknik Analisis Data ... 72
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 75
A. Hasil Penelitian ... 75
a. Lokasi Penelitian ... 75
b. Subjek Penelitian ... 75
c. Kegiatan Pra Eksperimen... 76
d. Analisis Data Hasil Belajar Siswa ... 89
e. Analisis Data Hasil Observasi ... 100
B. Hasil Uji Hipotesis ... 104
1. Pengujian Prasyarat Analisis ... 104
2. Pengujian Hipotesis ... 107
C. Pembahasan ... 110
D. Keterbatasan Penelitian... 114
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 115
A. Kesimpulan... 115
B. Saran ... 115
DAFTAR PUSTAKA ... 117
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Nilai Rata-Rata UTS Siswa Kelas VI Semester I ... 6
Tabel 2. SK KD IPS Kelas VI SD/MI Tahun Ajaran 2014/2015 ... 42
Tabel 3. Pre Test-Post Test Control Group Design ... 57
Tabel 4. Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa ... 64
Tabel 5. Kisi-Kisi Instrumen Uji Kelayakan Ahli Media ... 67
Tabel 6. Kisi-Kisi Instrumen Uji Kelayakan Ahli Materi ... 68
Tabel 7. Pedoman Pemberian Skor ... 68
Tabel 8. Konversi Data Kualitatif ... 69
Tabel 9. Indeks Kesukaran ... 70
Tabel 10. Klasifikasi Daya Beda ... 71
Tabel 11. Kriteria Penggolongan Skor Soal Hasil Belajar ... 72
Tabel 12. Kriteria Penggolongan Skor Observasi ... 73
Tabel 13. Hasil Validasi Ahli Media Konsultasi 1 ... 80
Tabel 14. Hasil Validasi Ahli Media Konsultasi 2 ... 81
Tabel 15. Hasil Validasi Materi Konsultasi 1 ... 83
Tabel 16. Hasil Validasi Materi Konsultasi 2 ... 84
Tabel 17. Validitas Butir Soal ... 85
Tabel 18. Reliabilitas Butir Soal ... 86
Tabel 19. Indeks Kesukaran Butir Soal ... 87
Tabel 20. Daya Beda Antar Butir Soal ... 88
Tabel 21. Distribusi Frekuensi Skor Pretest Kelompok Eksperimen ... 90
Tabel 22. Statistik Deskriptif Data Skor Pretest Kelompok Eksperimen ... 91
Tabel 23. Distribusi Frekuensi Skor Pretest Kelompok Kontrol ... 92
Tabel 24. Statistik Deskriptif Data Pretest Kelompok Kontrol ... 93
Tabel 25. Perbandingan Data Distribusi Frekuensi Pretest ... 94
Tabel 26. Perbandingan Mean Pretest Eksperimen dan Kontrol ... 94
Tabel 27. Distribusi Frekuensi Data Posttest Kelompok Eksperimen ... 95
Tabel 28. Statistik Deskriptif Data Posttest Kelompok Eksperimen ... 96
Tabel 29. Distribusi Frekuensi Posttest Kelompok Kontrol ... 97
Tabel 30. Statistik Deskriptif Data Posttest Kelompok Kontrol ... 98
Tabel 31. Perbadingan Data Distribusi Frekuensi Posttest ... 99
Tabel 32. Perbandingan Mean Posttest Eksperimen dan Kontrol ... 100
Tabel 33. Hasil Observasi Pembelajaran Siswa Kelompok Eksperimen ... 101
Tabel 34. Hasil Observasi Pembelajaran Siswa Kelompok Kontrol ... 103
Tabel 35. Hasil Uji Normalitas Data Pretest ... 105
Tabel 36. Hasil Uji Normalitas Data Pretest ... 105
Tabel 37. Hasil Perhitungan Homogenitas... 106
xiv
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Kerangka berpikir dalam penelitian efektivitas ... 54
Gambar 2. Grafik Persebaran Data Skor Pretest Kelompok Eksperimen ... 91
Gambar 3. Grafik Persebaran Data Pretest Kelompok Kontrol ... 93
Gambar 4. Grafik Histogram Mean Skor Pretest Eksperimen dan Kontrol ... 95
Gambar 5. Grafik Persebaran Data Posttest Kelompok Eksperimen ... 96
Gambar 6. Grafik Persebaran Data Posttest Kelompok Kontrol ... 98
Gambar 7. Grafik Histogram Mean Skor Posttest Eksperimen dan Kontrol .. 100
Gambar 8. Grafik Skor Observasi Kelompok Eksperimen ... 102
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. RPP Kelompok Eksperimen ... 121
Lampiran 2. RPP Kelompok Kontrol ... 128
Lampiran 3. Materi Pembelajaran ... 136
Lampiran 4. Kisi-Kisi Instrumen Tes ... 143
Lampiran 5. Kisi-Kisi Instrumen dan Rubrik Penilaian Observasi ... 144
Lampiran 6. Instrumen Tes Sebelum Uji Validitas Reliabilitas dan Kunci .... 152
Lampiran 7. Instrumen Tes Setelah Uji Validitas Reliabilitas dan Kunci ... 161
Lampiran 8. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Butir Soal ... 169
Lampiran 9. Data Hasil Pretest-Posttest Kelompok Kontrol ... 171
Lampiran 10. Hasil Statistik Deskriptif ... 172
Lampiran 11. Angket Uji Kelayakan Ahli Media Konsultasi 1 ... 173
Lampiran 12. Angket Uji Kelayakan Ahli Media Konsultasi 2 ... 175
Lampiran 13. Angket Uji Kelayakan Ahli Materi Konsultasi 1 ... 177
Lampiran 14. Angket Uji Kelayakan Ahli Materi Konsultasi 2 ... 179
Lampiran 15. Angket Uji Kelayakan Instrumen Soal Konsultasi 1 ... 181
Lampiran 16. Pembelajaran Kelompok Eksperimen dan Kontrol ... 183
Lampiran 17. Proses Pembelajaran Selama Penelitian ... 184
Lampiran 18. Pernyataan Validator Instrumen. ... 193
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Kebutuhan manusia untuk mewujudkan generasi penerus yang cerdas mendorong perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Manusia sebagai makhluk sosial selalu mengembangkan teknologi di bidang komunikasi, salah satunya yaitu dalam bidang teknologi komunikasi pendidikan. Menurut Danim (2008 : 8) teknologi komunikasi pendidikan adalah suatu spesifikasi bidang teknologi pendidikan yang menerapkan secara praktis ilmu komunikasi, ilmu pengetahuan tentang tingkah laku, manajemen, serta memperhatikan penggunaan sumber belajar sebagai media komunikasi pendidikan.
Teknologi mempunyai peran penting dalam bidang pendidikan. “Teknologi dan media yang disesuaikan dan dirancang secara khusus bisa memberi kontribusi bagi pengajaran yang efektif bagi seluruh siswa dan bisa membantu mereka meraih potensi tertinggi mereka” (Smaldino, Lowther, Russel, 2012 : 5). Penemuan-penemuan tentang teknologi dan media dalam bidang pendidikan dapat digunakan untuk mendukung keefektifan proses pengajaran sehingga tujuan pendidikan dapat terwujud. Berikut ini merupakan tujuan pendidikan yang tercantum dalam Undang Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1:
2
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara”. Kemp dan Dayton mengemukakan beberapa hasil penelitian yang menunjukkan dampak positif dari penggunaan media dalam pembelajaran, antara lain: penyampaian pembelajaran tidak kaku, pembelajaran bisa lebih menarik, pembelajaran menjadi lebih interaktif, lama waktu pembelajaran yang diperlukan dapat dipersingkat dan isinya dapat diserap lebih besar oleh siswa, kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan, pembelajaran dapat diberikan dimana saja dan kapan saja saat diinginkan, sikap positif siswa terhadap apa yang dipelajari dan terhadap proses pembelajaran dapat ditingkatkan, serta peran guru dapat berubah ke arah yang positif (Kustandi & Sutjipto, 2013 : 21). Hasil penelitian Kemp dan Dayton menunjukkan bahwa penggunaan media dapat membantu guru menyampaikan pembelajaran dengan lebih efektif sehingga siswa mampu menyerap materi pembelajaran dengan lebih baik. Hal ini juga menunjukkan terdapat hubungan yang saling berkaitan antara penggunaan media oleh guru selama proses pembelajaran terhadap materi yang dapat diserap siswa.
3
siswa yang tinggal di daerah pegunungan dan belum pernah berkunjung ke pantai dapat mengalami kesulitan saat dijelaskan konsep pantai secara verbal. Konsep pantai akan lebih mudah dipahami jika siswa melihat pantai secara langsung, tetapi berkunjung langsung ke objek-objek nyata tidak dapat selalu dilakukan karena kegiatan ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit dan waktu yang lebih lama. Oleh karena itu, untuk menjelaskan konsep tentang objek secara efektif, guru dapat menstimulus siswa untuk belajar.
Keberhasilan siswa dalam belajar dipengaruhi oleh minat yang ada dalam dirinya. Menurut Dalyono (2007:56-57) minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sedangkan minat belajar yang kecil cenderung menghasilkan prestasi yang rendah. Kondisi minat belajar yang baik idealnya dimiliki oleh siswa saat belajar. Siswa yang memiliki kondisi minat baik, hal ini tidak akan menghambat proses pembelajaran. Dorongan ini dapat diupayakan dengan penyediaan media pembelajaran.
4
seperti: keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan bertanya, dan keterampilan menjelaskan.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas VI, variasi media yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPA mudah ditemukan karena tersedia di sekolah dan tersedia di sekitar siswa. Guru dapat meminta siswa melakukan percobaan dan mengalami pengalaman langsung dalam pembelajaran IPA, menggunakan media benda langsung dalam menjelaskan konsep matematika, dan menggunakan media benda langsung dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Sedangkan untuk mata pelajaran IPS belum banyak ragam media yang dapat digunakan oleh guru. Contoh media yang sudah digunakan dalam mata pelajaran IPS antara lain: buku pelajaran IPS dan peta. Saat wawancara pada pengamatan awal dengan guru, guru menyampaikan belum pernah menggunakan fasilitas LCD dan laptop sekolah sebagai alat bantu pembelajaran dalam pembelajaran IPS karena di sekolah belum ada multimedia komputer untuk pembelajaran IPS, seperti misalnya multimedia berbasis power point.
5
dibandingkan mata pelajaran IPA, matematika, bahasa Indonesia. Hal ini dikarenakan siswa merasa materi IPS sulit dihafal. Materi pembelajaran IPS sulit dipahami siswa karena siswa dijelaskan konsep-konsep materi IPS cenderung secara verbal sehingga konsep-konsep tersebut terasa abstrak bagi siswa. Hal ini kurang sesuai bagi karakter siswa SD yang mempunyai kemampuan pemahaman operasional konkret, dimana siswa akan lebih mudah memahami konsep-konsep materi IPS jika mengalami pengalaman nyata. Siswa akan lebih mudah memahami konsep kenampakan alam gunung dengan mengalami pengalaman nyata melihat gunung yang asli, sedangkan siswa akan kesulitan memahami konsep kenampakan alam gunung apabila konsep tersebut hanya dijelaskan secara verbal. Tetapi, untuk menghadirkan pengalaman nyata melihat gunung yang asli membutuhkan biaya akomodasi dan waktu untuk berkunjung ke kenampakan alam tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu media yang dapat memudahkan siswa untuk memahami konsep gunung dengan biaya dan waktu yang efisien.
6
Berikut ini merupakan hasil dokumentasi nilai ulangan tengah semester ganjil yang diperoleh siswa kelas VI pada tahun ajaran 2014/2015.
Tabel 1. Nilai Rata-Rata UTS Siswa Kelas VI Semester I SDN 1 Mandiraja Wetan Banjarnegara Tahun Ajaran 2014/2015
No Kelas Jumlah
Siswa IPA Matematika Nilai Rata-Rata Bahasa
Indonesia IPS PPKN
KKM 70 65 70 64 68
1 6 A 26 81,26 74,89 83,59 61,93 74,48
2 6 B 26 81,74 75,07 83,60 61,59 74,00
52
Berdasarkan nilai rata-rata pada tabel 1 yang diperoleh siswa kelas VI, mata pelajaran IPS memiliki nilai paling rendah dibandingkan mata pelajaran IPA, Matematika, Bahasa Indonesia, dan PPKN. Terdapat 31 siswa kelas VI yaitu 15 siswa dari kelas A dan 16 siswa dari kelas B yang memiliki nilai IPS di bawah 64, sehingga belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), sedangkan 11 siswa dari kelas A dan 10 siswa dari kelas B sudah mencapai KKM. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat 60% siswa dari jumlah keseluruhan siswa kelas VI yang belum memenuhi KKM mata pelajaran IPS, sehingga belum mencapai hasil belajar IPS yang diharapkan.
7
menunjukkan bahwa terdapat permasalahan pada pembelajaran IPS yang perlu ditinjau lebih lanjut agar dapat dilakukan upaya-upaya perbaikan proses pembelajaran IPS berikutnya. Kompetensi dasar pelajaran IPS yang perlu dikuasai oleh siswa pada pertemuan selanjutnya yaitu membandingkan kenampakan alam dan keadaan sosial negara-negara tetangga. Kompetensi dasar ini berada pada lingkup standar kompetensi yang sama dengan kompetensi dasar mendeskripsikan perkembangan sistem administrasi wilayah Indonseia. Pada pembelajaran standar kompetensi ini, media yang biasa digunakan yaitu media peta dan buku. Pada permasalahan ini, terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan hasil belajar IPS menjadi rendah, antara lain: rendahnya minat siswa dalam belajar IPS dan kurangnya variasi media yang digunakan dalam proses pembelajaran IPS.
8
menerangkan bahan ajar yang sedang disajikan; dapat diperbanyak sesuai dengan kebutuhan dan dapat dipakai secara berulang-ulang; dapat disimpan dalam bentuk data optik atau magnetik (CD/Disket/Flash Disc) sehingga praktis untuk dibawa kemana-mana. Kelebihan yang dimiliki multimedia berbasis
power point dapat membantu guru untuk membuat media dengan lebih mudah dan lebih menarik yang disesuaikan dengan karakter siswa.
9
sebagai salah satu indikator untuk mengetahui ketercapaian siswa terhadap tujuan pembelajaran IPS yang diharapkan, dan dapat dijadikan sebagai indikator keberhasilan proses belajar mengajar yang telah dilakukan.
Kelebihan-kelebihan yang dimiliki multimedia berbasis power point dapat disesuaikan dengan kondisi guru, siswa, dan materi yang diajarkan. Multimedia berbasis power point dapat digunakan untuk mendorong minat siswa terhadap materi pelajaran IPS, sehingga diharapkan mampu membawa pengaruh positif terhadap hasil belajarnya. Tetapi, hal ini perlu dibuktikan terlebih dahulu apakah penggunaan multimedia berbasis power point efektif digunakan dalam pembelajaran IPS siswa kelas VI SDN 1 Mandiraja Wetan. Kenyataan bahwa media power point belum digunakan dalam pembelajaran IPS di kelas VI SDN 1 Mandiraja Wetan semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 membuat penelitian ini penting untuk dilakukan. Oleh karena itu, penulis melakukan penelitian eksperimen dengan judul “Efektivitas Multimedia Berbasis Power Point
Terhadap Hasil Belajar IPS Pada Siswa Kelas VI SDN 1 Mandiraja Wetan Kabupaten Banjarnegara Tahun Ajaran 2014/2015”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi di SDN 1 Mandiraja Wetan Banjarnegara.
10
2. Siswa kelas VI yang kurang antusias saat mengikuti pelajaran IPS
3. Kurangnya variasi media yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPS kelas VI.
4. Pada semester ganjil tahun ajaran 2014/2015, guru belum mempunyai dan menggunakan multimedia berbasis power point dalam pembelajaran IPS materi kenampakan alam dan keadaan sosial negara-negara tetangga. C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, penelitian ini dibatasi pada hasil belajar IPS siswa kelas VI pada ulangan tengah semester ganjil tahun ajaran 2014/2015 yang lebih rendah dibandingkan hasil pada mata pelajaran yang lain dan guru kelas VI yang belum mempunyai dan menggunakan multimedia power point dalam pembelajaran IPS materi kenampakan alam dan keadaan sosial negara-negara tetangga di SDN 1 Mandiraja Wetan Bajarnegara.
D. Rumusan Masalah
1. Apakah penggunaan multimedia berbasis power point efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VI SDN 1 Mandiraja Wetan Banjarnegara?
11 E. Tujuan Penelitian
1. Penggunaan multimedia berbasis power point efektif digunakan untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas VI SDN 1 Mandiraja Wetan Banjarnegara.
2. Terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas yang menggunakan multimedia berbasis power point dengan kelas yang tidak menggunakan multimedia berbasis power point.
F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis
Membuktikan teori Dale tentang teori media (Arsyad, 2009: 13) bahwa penyerapan belajar melalui indera pandang berkisar 75%, indera dengar 13%, dan indera lainnya 12%, sehingga apabila digunakan multimedia yang memfasilitasi lebih dari satu indera dalam waktu bersamaan, seperti misalnya indera penglihat dan indera pendengar dalam proses pembelajaran yang bersamaan, maka hasil belajar dapat meningkat.
2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa
1) Meningkatkan hasil belajar IPS siswa.
12 b. Bagi Guru
1) Mengetahui perbedaan hasil belajar siswa setelah digunakan multimedia berbasis power point dalam proses pembelajaran. 2) Memberikan referensi alternatif dalam penggunaan media
pembelajaran IPS.
3) Meningkatkan motivasi guru untuk menambah media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran IPS
c. Bagi Kepala Sekolah
1) Mengetahui pengaruh multimedia berbasis power point terhadap hasil belajar IPS siswa sekolah dasar dan penerapannya dalam pembelajaran IPS.
2) Memotivasi variasi penggunaan multimedia berbasis power point
13 BAB II KAJIAN TEORI A. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
“Istilah media berasal dari bahasa Latin, yaitu bentuk jamak dari medium
yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Makna umumnya adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi” (Solihatin & Raharjo, 2009: 22-23). Menurut Hamalik (1982: 23) yang dimaksud dengan media pembelajaran adalah alat, metode, dan teknik yang digunakan dalam rangka lebih mengefektifkan komunikasi dan interaksi antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah. Hal senada disampaikan oleh Sadiman (2009: 7), “media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi”.
Beberapa pengertian media yang telah dipaparkan merupakan pengertian secara umum, sedangkan secara lebih khusus Arsyad (2009: 3) memaparkan bahwa “media dalam proses belajar mengajar diartikan sebagai alat-alat grafis,
photografis, atau elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal. Media adalah alat untuk menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran”.
14
verbal atau visual agar proses pembelajaran berjalan efektif dan efisien sehingga dapat meningkatkan minat dan perhatian siswa. Pada penelitian ini, media pembelajaran yaitu media yang digunakan untuk membantu guru dalam menyampaikan pesan-pesan pembelajaran kepada siswa, sehingga siswa dapat lebih memahami materi yang disampaikan guru.
2. Macam-macam Media
Menurut Indriana (2011: 57) “jika media dilihat dari bentuknya, maka jenis media itu bermacam-macam. Beberapa jenis tersebut, antara lain: media cetak, media pameran, media yang diproyeksikan, rekaman audio, gambar bergerak, dan media berbasis komputer”. Sedangkan Anderson (Solihatin & Raharjo, 2009 : 26) mengelompokkan media menjadi sepuluh golongan sebagai berikut. a. Audio
Media audio merupakan media yang disajikan dalam bentuk suara atau audio sehingga membutuhkan indera pendengaran untuk menangkap informasi utama. Contoh media audio yaitu kaset audio, siaran radio, CD, dan telepon (Solihatin & Raharjo, 2009 : 26).
b. Cetak
15 c. Audio cetak
Audio cetak merupakan golongan media yang mengkombinasikan unsur audio dan cetak. Contoh media audio cetak yaitu kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis (Solihatin & Raharjo, 2009 : 26).
d. Proyeksi Visual Diam
Proyeksi visual diam merupakan golongan media yang dapat disajikan dengan memproyeksikan slide sehingga dapat dilihat oleh audien. Bentuk materi yang disajikan tidak dapat bergerak secara otomatis. Contoh proyeksi visual diam yaitu Overhead Transparency/OT, film bingkai/slide) (Solihatin & Raharjo, 2009 : 26).
e. Proyeksi Audiovisual Diam
Proyeksi audiovisual diam merupakan golongan media yang hampir sama dengan proyeksi visual diam. Perbedaan pada proyeksi visual diam dan proyeksi audiovisual diam yaitu pada unsur suara. Pada proyeksi audiovisual diam terdapat kombinasi unsur suara. Contoh dari media proyeksi audiovisual diam yaitu film bingkai/slide bersuara (Solihatin & Raharjo, 2009 : 26). f. Visual Gerak
16 g. Audiovisual Gerak
Audiovisual gerak merupakan golongan media yang menyajikan unsur suara, visual, dan gerak secara bersamaan serta otomatis. Contoh media yang tergolong audiovisual gerak yaitu film gerak bersuara, video, dan televisi (Solihatin & Raharjo, 2009 : 26).
h. Objek Fisik
Objek fisik merupakan golongan media yang menyajikan objek dalam bentuk fisik dan dapat disentuh. Contoh objek fisik yaitu benda nyata dan model (Solihatin & Raharjo, 2009 : 26).
i. Manusia dan Lingkungan
Manusia dan lingkungan merupakan golongan media yang ada di sekitar siswa dan dapat digunakan sebagai nara sumber. Beberapa contoh media yang tergolong manusia dan lingkungan yaitu guru, pustakawan, dan laboran (Solihatin & Raharjo, 2009 : 26).
j. Komputer
Komputer merupakan salah satu alat yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Contoh penggunaan komputer yaitu pembelajaran berbantuan komputer (Solihatin & Raharjo, 2009 : 26).
17
perkembangan dunia TI, pemaknaan multimedia ini semakin bergeser pada aspek pengintegrasian sistem dan jaringan serta prosedur komunikasi dalam sebuah perangkat khusus, seperti televisi, radio, komputer, notebook, netbook.” Menurut Mc. Cormik (Darmawan, 2011 : 32) multimedia merupakan sebuah kombinasi tiga elemen yaitu suara, gambar, dan teks. Jadi, komputer dapat digunakan sebagai multimedia pembelajaran apabila menggunakan software
yang dapat mengintegrasikan materi pembelajaran dalam bentuk suara, gambar, dan teks.
Menurut Sanjaya (2010 : 219-222) terdapat beberapa bentuk penggunaan komputer yang dapat diterapkan dalam pembelajaran, antara lain: penggunaan multimedia presentasi, CD multimedia interaktif, dan pemanfaatan internet. Komputer sebagai multimedia presentasi telah dilengkapi berbagai perangkat lunak, seperti microsoft power point yang memiliki tampilan yang menarik dan mendukung kepentingan presentasi.
18
perangkat LCD (Liquid Crystal Display) untuk memproyeksikan, maka multimedia berbasis power point ini juga dapat digunakan sebagai multimedia presentasi.
Pada penelian ini, multimedia berbasis power point yang digunakan yaitu multimedia yang menggunakan perangkat komputer dan projector LCD. Materi atau pesan pembelajaran disusun dengan menggunakan software power point
dalam komputer yang kemudian ditayangkan dengan projector LCD. 3. Tinjauan Multimedia Berbasis Power Point
Power point merupakan salah satu software yang ada dalam komputer. Menurut Indriana (2011 : 115) microsoft power point merupakan salah satu perangkat lunak yang mengakomodasi keperluan presentasi. Aplikasi ini banyak digunakan dalam pembelajaran.
Multimedia berbasis powerpoint digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoritis dan cukup efektif karena menggunakan proyektor yang memiliki jangkauan pancar cukup besar. Multimedia ini juga ditunjang dengan unsur-unsur seperti teks, video, animasi, image, grafik, dan sound
sehingga mengakomodasi sesuai modalitas siswa. Apabila dikemas secara menarik, maka media ini akan menggugah minat dan perhatian siswa pada materi yang diajarkan.
Iswidharmanjaya & Enterprise (2003 : 1) menyatakan bahwa “program
19
gambar yang bergerak atau sering disebut animasi, serta efek-efek yang spektakuler sehingga memudahkan dalam presentasi. Fasilitas power point yang lengkap dapat menarik perhatian siswa dalam belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli, microsoft power point
merupakan salah satu perangkat lunak komputer yang dapat digunakan sebagai multimedia untuk mempresentasikan materi pelajaran secara efektif, menarik, sehingga lebih menarik siswa yang terlibat dalam pembelajaran. Hal ini ditunjang dengan perangkat pendukung yang ada dalam multimedia berbasis
power point, seperti teks, video, animasi, image, grafik, dan sound. Jadi, multimedia berbasis power point merupakan suatu alat untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal sehingga dapat membantu guru dalam menyampaikan atau mengantarkan pesan-pesan pengajaran kepada siswa.
Pada penelitian ini, multimedia berbasis power point yang digunakan berisi materi yang sifatnya teoritis tetapi disajikan dengan teks, video, animasi, image, dan sound. Teks, video, animasi, image yang ada di dalam multimedia berbasis
power point disusun berdasarkan materi yang disampaikan. Sehingga, pesan yang ingin disampaikan guru dapat dipahami siswa dengan baik.
4. Kelebihan Multimedia Berbasis Power Point
Multimedia berbasis power point memiliki beberapa kelebihan apabila digunakan dalam pembelajaran. Menurut Sanaky (2009 : 128) program aplikasi
20
digunakan untuk membuat program pembelajaran, sehingga program yang dihasilkan akan cukup menarik dengan komposisi warna dan animasi yang digunakan. Dengan multimedia berbasis power point, seorang pengajar dapat mendisain berbagai program pembelajaran sesuai dengan materi, metode, dan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Menurut Sanjaya (2010 : 219) penggunaan komputer dengan power point
sebagai multimedia presentasi dalam pembelajaran dapat digunakan untuk menjelaskan materi-materi yang sifatnya teoritis dan dalam kelompok besar. Untuk kebutuhan presentasi, multimedia ini cukup efektif karena dapat menggunakan proyektor yang memiliki jangkauan pancar cukup besar. Kelebihan media ini adalah dapat menggabungkan semua unsur media, seperti teks, video, animasi, image, grafik, dan sound menjadi satu kesatuan penyajian sehingga dapat disesuaikan dengan kemampuan siswa dalam menangkap pembelajaran.
Senada dengan Sanjaya, Wati (2012: 106-108) bahwa multimedia berbasis
21
Berdasarkan beberapa uraian tentang kelebihan multimedia berbasis power point, multimedia berbasis power point memiliki beberapa kelebihan jika digunakan dalam pembelajaran, antara lain:
a. Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami suatu konsep abstrak dengan lebih mudah karena media ini dapat menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik, dan sound menjadi satu kesatuan penyajian, sehingga mengakomodasi sesuai dengan modalitas siswa dan menambah minat siswa dalam belajar.
b. Media ini dapat diproyeksikan apabila digabungkan dengan proyektor sehingga mampu digunakan dalam kelas yang berjumlah banyak.
c. Penyampaian materi dapat diseragamkan, sehingga proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien.
d. Menarik perhatian siswa.
e. Dapat memberikan kesan yang positif kepada guru karena dapat menjelaskan isi pelajaran kepada siswa.
f. Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. g. Menghemat waktu pembelajaran.
Pada penelitian ini, kelebihan-kelebihan yang dimiliki multimedia berbasis
power point dimanfaatkan untuk mendorong minat siswa dalam belajar, sehingga hasil belajarnya dapat meningkat. Multimedia berbasis power point
22
penelitian. Dengan bantuan proyektor, maka isi multimedia berbasis power point
dapat menjangkau seluruh siswa dalam satu kelas penelitian.
5. Kriteria Multimedia Berbasis Power Point dalam Pembelajaran
Menurut Sanaky (2009 : 128-132) terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat power point, antara lain:
a. Memasukkan teks, gambar, suara, dan video.
Setelah menghidupkan komputer dan masuk program power point, pilih jenis tampilan layar. Pemakai dapat menekan menu insert kemudian insert text box. Isi teks pada kotak yang telah tersedia. Untuk memasukkan gambar, prosesnya sama dengan cara memasukkan teks, yaitu tekan menu insert
kemudian pilih menu insert picture, pilih gambar dari clip art atau dari file
(Sanaky, 2009 : 128-129).
b. Membuat tampilan/desain menarik.
Tampilan yang menarik akan meningkatkan minat dan motivasi pembelajar untuk menjalankan program. Fasilitas yang dapat digunakan yaitu
23 c. Membuat hyperlink
Hyperlink merupakan fasilitas yang disediakan untuk menghubungkan dengan file lain. Hubungan dengan program lain akan memperkaya fasilitas yang mendukung pembelajaran (Sanaky, 2009 : 130).
d. Membuat transisi slide.
Selain fasilitas hyperlink, disediakan juga fasilitas slide transition yaitu power point slide yang dapat digerakkan secara manual dengan menggunakan program on mouse click atau menggunakan program automotically after
(Sanaky, 2009 : 132).
Sedangkan menurut Indriana (2011 : 172-174) terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam membuat multimedia berbasis power point sebagai media pembelajaran yang baik.
a. Memanfaatkan karakteristik utama program power point yang bersifat multimedia.
Fasilitas multimedia yang dimiliki power point, seperti: teks, video, gambar, animasi, efek, dan suara yang dapat ditampilkan dalam presentasi, perlu digunakan secara proporsional, tidak berlebihan, tetapi tetap mampu merangsang daya atau minat belajar siswa (Indriana, 2011 : 172).
b. Membuat background atau template sendiri pada presentasi dengan menampilkan aksen objek sesuai dengan tema presentasi.
24
c. Menggunakan template dengan warna yang sesuai.
Saat menggunakan template dengan warna terang, sebaiknya menggunakan teks dengan intensitas gelap. Sedangkan, jika template memiliki intensitas gelap, maka gunakan teks dengan warna terang (Indriana, 2011 : 173). d. Menggunakan warna yang sesuai untuk memperindah tampilan sekaligus
memberikan fokus pada penyajian.
Pada satu slide sebaiknya menggunakan maksimal tiga jenis warna. Jika terlalu banyak warna akan terkesan ramai dan mengganggu sajian materi (Indriana, 2011 : 173).
e. Menggunakan huruf yang memiliki karakter jelas dan tegas
Penggunaan karakter atau jenis font dekoratif perlu dihindari. Hal ini disebabkan apabila pesan yang ingin disampaikan banyak dan dilihat dalam jarak yang agak jauh, pesan menjadi tidak terbaca. Font standar yang digunakan minimal 16 (Indriana, 2011 : 173).
f. Penyajian materi dengan kalimat singkat, padat, dan bersifat global.
Materi disajikan dengan kalimat yang singkat, padat, dan bersifat global, serta bersifat sebagai petunjuk. Penjelasan lebih rinci diuraikan secara langsung oleh guru atau melalui rekaman suara (Indriana, 2011 : 174).
g. Penyajian gambar yang relevan dan alur materi jelas.
25
Walker & Hess (Arsyad, 2009) memberikan kriteria dalam mereview perangkat lunak media pembelajaran yang berdasarkan kepada kualitas, antara lain: a. kualitas isi dan tujuan (ketepatan, kepentingan, kelengkapan, keseimbangan, keadilan, kesesuaian dengan situasi siswa); b. kualitas instruksional (memberikan kesempatan belajar, memberikan bantuan untuk belajar, kualitas memotivasi, fleksibilitas instruksionalnya , hubungan dengan program pembelajaran lainnya, kualitas sosial interaksi instruksionalnya, kualitas tes dan penilaiannya, dapat memberi dampak bagi siswa, dapat membawa dampak bagi guru dan pembelajarannya); c. kualitas teknis (keterbacaan, mudah digunakan, kualitas tampilan/tayangan, kualitas penanganan jawaban, kualitas pengelolaan programnya, kualitas pendokumentasiannya.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, terdapat beberapa kriteria yang perlu dimiliki multimedia berbasis power point sebagai media pembelajaran, antara lain: memiliki unsur multimedia (teks, gambar, suara, video, dan efek) yang baik dan relevan dengan alur materi, memiliki tampilan yang menarik, memiliki hyperlink, dan memiliki transisi slide.
26
a. Memiliki unsur multimedia berbasis power point
1) Unsur teks dengan kalimat yang singkat, padat, jelas, dan huruf yang jelas (font minimal 16).
2) Unsur gambar yang jelas dan sesuai dengan alur materi. 3) Unsur video yang jelas dan sesuai dengan alur materi. 4) Unsur suara yang jelas dan sesuai dengan alur materi. b. Menyajikan tampilan/desain yang menarik.
1) Penggunaan komposisi warna pada slide dan background yang seimbang antara template dan tulisan.
2) Penggunaan unsur transisi slide
c. Materi yang disajikan singkat, padat, jelas.
1) Materi yang disajikan sesuai dengan kompetensi atau tujuan pembelajaran.
2) Satu slide hanya memuat satu topik atau subtopik bahasan, sehingga penjelasannya dapat diberikan oleh guru atau narasumber yang lain. d. Memasukkan hyperlink dan navigasi yang jelas
1) Memasukkan unsur hyperlink duntuk menghubungkan link tertentu yang diperlukan, sehingga materi yang disajikan menjadi lebih kaya.
27
6. Penggunaan Multimedia Berbasis Power Point Pada Pembelajaran IPS Kelas VI
Menurut Indriana (2011: 149) metode presentasi adalah pengungkapan ide, gagasan, dan perasaan di depan umum oleh satu atau lebih presenter dengan menyertakan naskah makalah atau tidak. Selain itu, Indriana (2011 : 151) juga menyampaikan beberapa tipe penggunaan multimedia berbasis power point,
antara lain:
a. personal presentation
Pada penyajian multimedia berbasis power point sebagai personal presentation, media ini menjadi alat bantu bagi pengajar dalam menyampaikan materi. Dalam hal ini, kontrol pengajaran dan pembelajaran terletak pada guru (Indriana, 2011 : 151).
b. stand alone
Pada penyajian multimedia berbasis power point sebagai stand alone, power point dirancang sebagai media interaktif (Indriana, 2011 : 151).
c. web based
Pada penyajian multimedia berbasis power point sebagai web based, power point diformat ke dalam bentuk file web (Indriana, 2011 : 151).
Berdasarkan hal tersebut, terdapat tiga tipe penggunaan multimedia berbasis
power point dalam pembelajara yaitu personal presentation, stand alone, dan
28
konsep materi dibantu dengan multimedia berbasis power point. Hal ini disesuaikan dengan kondisi fasilitas alat yang ada di sekolah. Kelas yang memiliki jumlah siswa banyak tetapi memiliki alat/komputer yang terbatas lebih sesuai menerapkan tipe penggunaan multimedia berbasis power point dengan
personal presentation. Sebab, dengan jumlah komputer yang sedikit tetapi dibantu dengan LCD, multimedia berbasis power point sudah dapat mencakup seluruh siswa dalam suatu kelas.
Komponen multimedia merupakan salah satu komponen yang senantiasa berhubungan dengan proses pembelajaran, maka dalam penggunaan multimedia berbasis power point tetap perlu disesuaikan dengan proses kegiatan pembelajaran. Menurut Majid (2011 : 104) terdapat tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, meliputi:
a. Kegiatan awal
Kegiatan pendahulu dimaksudkan untuk memberikan motivasi kepada siswa, memusatkan perhatian, dan mengetahui apa yang telah dikuasai siswa berkaitan dengan bahan yang akan dipelajari (Majid, 2011 : 104).
b. Melaksanakan apersepsi
29 c. Menciptakan kondisi awal pembelajaran
Kegiatan ini dilakukan untuk menciptakan semangat dan kesiapan belajar melalui bimbingan guru kepada siswa. Selain itu, digunakan untuk menciptakan suasana pembelajaran demokratis dalam belajar, melalui cara dan teknik yang digunakan guru dalam mendorong siswa untuk kreatif dalam belajar dan mengembangkan keunggulan yang dimilikinya (Majid, 2011 : 104).
d. Kegiatan inti
Kegiatan inti adalah kegiatan utama untuk menanamkan, mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan berkaitan dengan bahan kajian yang bersangkutan. Kegiatan inti mencakup penyampaian tujuan pembelajaran, penyampaian materi/bahan ajar dengan menggunakan pendekatan dan metode, sarana dan alat/media yang sesuai, pemberian bimbingan bagi pemahaman siswa, serta melakukan pemeriksaan/pengecekan tentang pemahaman siswa (Majid, 2011 : 104).
e.Penutup
Kegiatan penutup ini adalah kegiatan yang memberikan penegasan atau kesimpulan dan penilaian terhadap penguasaan bahan kajian yang diberikan pada kegiatan inti (Majid, 2011 : 104).
30
terdapat tiga langkah utama yang perlu diikuti dalam menggunakan media agar efektif dan efisien, antara lain:
a. Persiapan sebelum menggunakan media
Beberapa persiapan yang perlu dilakukan yaitu memahami cara penggunaan media, mempersiapkan peralatan yang diperlukan, membicarakan tujuan yang akan dicapai, dan penempatan peralatan media yang sesuai (Sadiman, 2009 : 198).
b. Kegiatan selama menggunakan media
Pada kegiatan selama menggunakan media hal-hal yang perlu diperhatikan yaitu menjaga ketenangan suasana, ruangan tidak dibuat gelap sama sekali agar siswa masih dapat mencatat, penjelasan guru sesuai dengan media yang digunakan, siswa menjalankan perintah-perintah yang perlu dilakukan ketika media berjalan (Sadiman, 2009 : 199).
c. Kegiatan tindak lanjut
Kegiatan tindak lanjut berfungsi untuk mengetahui apakah tujuan telah tercapai. Oleh karena itu, soal tes dikerjakan setelah penggunaan media, kemudian dicocokkan jawaban yang telah dikerjakan dengan kunci yang disediakan (Sadiman, 2009 : 199-200).
Berdasarkan langkah-langkah utama penggunaan media oleh Sadiman, maka langkah-langkah penggunaan multimedia berbasis power point dengan
31
a. Persiapan sebelum menggunakan multimedia berbasis power point
1) Guru memahami cara penggunaan multimedia berbasis power point yang akan digunakan.
2) Guru mempersiapkan peralatan multimedia berbasis power point yang diperlukan, meliputi: komputer/laptop, LCD, layar penangkap/dinding berwarna putih.
3) Peralatan multimedia berbasis power point diletakkan di tempat yang sesuai, terjangkau untuk semua siswa yang ada di kelas.
4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan selama menggunakan multimedia berbasis power point
1) Guru dapat mengkondisikan suasana kelas yang kondusif.
2) Guru menjelaskan materi pembelajaran dengan menggunakan multimedia berbasis power point.
3) Guru mengawasi siswa dalam mengerjakan tugas sesuai instruksi yang ada pada multimedia berbasis power point.
4) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat materi yang penting pada slide dan bertanya tentang materi yang belum dimengerti. c. Kegiatan tindak lanjut
32
Pada penelitian ini, langkah-langkah yang dilakukan siswa selama kegiatan pembelajaran dengan multimedia berbasis power point secara personal presentation oleh guru, yaitu sebagai berikut.
a. Persiapan sebelum menggunakan multimedia berbasis power point
1) Posisi seluruh siswa dapat menjangkau audio dan visual dari multimedia berbasis power point.
2) Siswa memahami tujuan pembelajaran.
b. Kegiatan selama menggunakan multimedia berbasis power point
1) Siswa menjaga kondisi kelas yang kondusif.
2) Siswa mendengarkan penjelasan guru dan mengamati multimedia berbasis power point (berupa gambar, teks, maupun video yang berhubungan dengan materi pembelajaran).
3) Siswa mengerjakan tugas sesuai dengan instruksi yang ada dengan memperhatikan video, gambar, ataupun teks yang ada pada multimedia berbasis power point.
4) Siswa mencatat materi yang penting dan bertanya pada guru tentang materi yang belum dapat dipahami.
c. Kegiatan tindak lanjut
1) Siswa mengerjakan soal tes evaluasi pembelajaran.
Pada penelitian ini, penggunaan multimedia berbasis power point
33
penutup, siswa diminta untuk mengerjakan soal tes yang berkaitan dengan materi yang telah diajarkan. Hal ini untuk mengetahui pengaruh multimedia berbasis
power point terhadap pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan. 7. Tinjauan Peta
Salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran IPS yaitu peta. Menurut Suleiman (1985 : 57) “peta adalah gambaran permukaan bumi atau sebagian daripadanya”. Sedangkan menurut Rumampuk (1988 : 31) “peta adalah gambaran rata tentang permukaan bumi yang terdiri atas permukaan tanah dan air dengan menggunakan garis, simbol, kata dan warna. Peta memberikan gambaran visual tentang permukaan bumi”. Menurut Kraak & Ormeling (2007 : 37) peta adalah suatu gambaran konvensional, sebagian besar dibuat di atas bidang yang menggambarkan fenomena nyata maupun abstrak yang terdapat dalam suatu ruang. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, peta merupakan suatu gambaran visual permukaan bumi yang digambarkan dalam suatu bidang, terdiri dari garis, simbol, kata, dan warna sebagai pendukungnya.
34
Menurut Kraak & Ormeling (2007 : 47) terdapat beberapa jenis peta berdasarkan fungsinya, antara lain:
a. Peta untuk orientasi / navigasi b. Peta untuk perencanaan kota
c. Peta untuk monitoring / pengelolaan d. Peta untuk tujuan pendidikan
e. Peta untuk kodifikasi
Pada penelitian ini, berdasarkan fungsinya, peta digunakan untuk tujuan pendidikan yaitu sebagai media dalam pembelajaran IPS. Menurut Abidin (1981 : 8) penggunaan peta dalam pembelajaran, antara lain:
a. untuk menjelaskan situasi, peristiwa, kejadian yang dihubungkan dengan ruang (tempat),
b. untuk menjelaskan interelasi antara ruang dan macam isinya,
c. untuk melukiskan secara sederhana dari suatu pemandangan (bentang alam). 8. Penggunaan Peta dalam Pembelajaran
Menurut Sadiman (2009 : 198-199) terdapat tiga langkah utama yang perlu dilakukan agar media dapat digunakan secara efektif, antara lain:
a. Persiapan sebelum menggunakan media b. Kegiatan selama menggunakan media
c. Kegiatan tindak lanjut
35
langkah yang dapat dilakukan guru saat menggunakan peta sebagai media dalam pembelajaran IPS, antara lain:
a. guru mempersiapkan media peta yang akan digunakan
1) guru memahami cara penggunaan media peta yang akan digunakan 2) guru mempersiapkan peta yang sesuai dengan materi pembelajaran yang
akan disampaikan dan peralatan mengajar yang dibutuhkan 3) guru menempatkan media peta di kelas pada posisi yang tepat 4) guru menyampaikan tujuan pembelajaran
b. guru menggunakan peta dalam kegiatan pembelajaran 1) guru dapat mengkondisikan suasana kelas yang kondusif
2) guru menjelaskan dan menghubungkan situasi, peristiwa, atau kejadian kondisi kenampakan pada peta dengan materi yang diajarkan
3) guru mengawasi siswa dalam mengerjakan tugas sesuai instruksi yang diberikan
4) guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencatat materi yang penting dan bertanya tentang materi yang belum dimengerti
c. guru melakukan kegiatan tindak lanjut dengan pemberian tugas atau latihan dan tes kepada siswa
36
Pada penelitian ini, langkah-langkah yang dilakukan siswa selama pembelajaran dengan media peta, antara lain:
a. persiapan pembelajaran sebelum menggunakan media peta
1) posisi seluruh siswa dapat menjangkau media peta secara visual 2) siswa memahami tujuan pembelajaran
b. kegiatan pembelajaran selama menggunakan media peta 1) siswa menjaga kondisi kelas yang kondusif
2) siswa mendengarkan penjelasan guru dan mengamati media peta 3) siswa mengerjakan tugas sesuai dengan instruksi yang ada
4) siswa mencatat materi yang penting dan bertanya kepada guru tentang materi yang belum dipahami
c. kegiatan tindak lanjut
1) siswa mengerjakan soal evaluasi pembelajaran B. Tinjauan Hasil Belajar IPS
1. Hasil Belajar
37
menurut Sudjana (2009: 22) hasil belajar merupakan “kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya”.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan proses perubahan tingkah laku, baik perubahan pengetahuan, nilai, dan sikap akibat interaksi dan pengalaman individu dalam segi kognitif, afektif, dan psikomotor dengan lingkungan sekitar. Sedangkan hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengalami proses belajar.
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Belajar merupakan proses yang rumit dan kompleks serta banyak variabel yang mempengaruhi, maka seorang guru perlu mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi baik proses maupun hasil belajar. Munadi (2013: 24-35) membagi faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa dalam belajar menjadi dua kelompok yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Terdapat beberapa faktor internal yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, antara lain: faktor fisiologis dan faktor psikologis. Sedangkan yang termasuk faktor eksternal yaitu faktor lingkungan dan faktor instrumen. Faktor-faktor instrumental dapat berupa kurikulum, sarana dan fasilitas, serta guru.
Hal senada diungkapkan Slameto. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar secara umum menurut Slameto (2003: 54) pada garis besarnya meliputi faktor intern dan faktor ekstern yaitu:
a. Faktor intern
38
1) faktor jasmaniah meliputi: faktor kesehatan, cacat tubuh;
2) faktor psikologis meliputi: intelegensi, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan, kesiapan;
3) faktor kelelahan. b. Faktor ekstern
Faktor ini dibagi menjadi 3 faktor, yaitu:
1) faktor keluarga meliputi: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan;
2) faktor sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan tugas rumah;
3) faktor masyarakat meliputi kegiatan dalam masyarakat, mass media, teman bermain, bentuk kehidupan bermasyarakat.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, terdapat dua faktor utama yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi jasmani, psikologis, dan kelemahan. Sedangkan faktor eksternal meliputi keluarga, sekolah, dan masyarakat.
39
dapat membuat siswa lebih berminat dalam belajar dan mendorong hasil belajarnya meningkat. Media sebagai faktor eksternal perlu diukur keefektifannya, sehingga hasil belajar diperlukan untuk mengetahui sejauh mana media pembelajaran telah efektif digunakan.
3. Pengertian IPS di SD
Menurut Sapriya (2009: 7) mata pelajaran IPS merupakan mata pelajaran yang diintegrasikan dari mata pelajaran Sejarah, Geografi, dan Ekonomi, serta mata pelajaran dari ilmu sosial lainnya. Senada dengan Sapriya, menurut Gunawan (2011: 36) IPS adalah suatu bahan kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi. Hidayati (2004: 17) mengemukakan materi IPS diambil dari penyederhanaan atau pengadaptasian bagian pengetahuan dari ilmu-ilmu sosial yang terdiri dari: fakta, konsep, generalisasi, dan teori; metodologi penyelidikan dari masing-masing ilmu sosial; keterampilan-keterampilan intelektual yang diperlukan dalam metodologi penyelidikan ilmu-ilmu sosial.
40
dan keterampilan berkomunikasi. Dimensi nilai dan sikap mencakup nilai-nilai, antara lain: nilai substansif dan nilai prosedural.
Menurut Sapriya (2009 : 194-195) tujuan yang hendak yang dicapai dalam Pendidikan IPS tingkat SD atau MI, yaitu:
a. Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
b. Memiliki kemampuan dasar untuk berfikir logis dan kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan keterampilan dalam kehidupan sosial. c. Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan.
d. Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal, nasional, dan global.
41
yaitu mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya.
Pada penelitian ini, dimensi pembelajaran IPS dibatasi pada dimensi kognitif yang mencakup fakta, konsep, generalisasi, dan teori, sehingga tujuan pendidikan IPS lebih ditekankan pada mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan masyarakat dan lingkungannya.
4. Ruang Lingkup Pembelajaran IPS Kelas VI SD
Menurut Suradisastra (1991: 10), ruang lingkup mata pelajaran IPS di SD meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
a. Manusia, tempat, dan lingkungan. b. Waktu, keberlajutan, dan perubahan. c. Sistem sosial, dan budaya.
d. Perilaku ekonomi dan kesejaheraan.
Aspek-aspek yang ada dalam ruang lingkup IPS di SD akan menjadi dasar dalam penyusunan kurikulum dalam pengajaran IPS di SD.
42
[image:58.612.165.508.221.511.2]pada setiap tingkat dan/atau semester untuk mata pelajaran tertentu. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS kelas VI SD/ MI disajikan pada tabel 2.
Tabel 2. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPS Kelas VI SD/MI Tahun Ajaran 2014/2015
Kelas/
Semester Standar Kompetensi Kompetensi Dasar VI/ 1 1. Memahami
perkembangan wilayah Indonesia, kenampakan alam dan keadaan sosial negara-negara di Asia Tenggara, serta benua-benua.
1.1 Mendeskripsikan perkembangan sistem administrasi wilayah Indonesia.
1.2 Membandingkan kenampakan alam dan keadaan sosial negara-negara tetangga.
1.3 Mengidentifikasi benua-benua. VI/ 2 2. Memahami gejala
alam yang terjadi di Indonesia dan sekitarnya.
2.1 Mendeskripsikan gejala (peristiwa) alam yang terjadi di Indonesia dan negara tetangga. 2.2 Mengenal cara-cara menghadapi
bencana alam. 3. Memahami gejala
alam yang terjadi di Indonesia dan sekitarnya.
3.1 Menjelaskan peranan Indonesia pada era global dan dampak positif serta negatifnya terhadap kehidupan bangsa Indonesia. 3.2 Mengenal manfaat ekspor dan
impor di Indonesia sebagai kegiatan ekonomi antarbangsa. Sumber: Buku Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas VI SD/MI
43
Pada penelitian ini standar kompetensi yang digunakan yaitu memahami perkembangan wilayah Indonesia, kenampakan alam dan keadaan sosial negara-negara di Asia Tenggara, serta benua-benua. Berdasarkan standar kompetensi tersebut, kompetensi dasar yang digunakan yaitu membandingkan kenampakan alam dan keadaan sosial negara-negara tetangga dan diselenggarakan pada semester pertama.
5. Hasil Belajar IPS
Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengalami proses belajar. Sedangkan IPS menurut Gunawan (2011: 36) adalah suatu bahan kajian yang terpadu yang merupakan penyederhanaan, adaptasi, seleksi, dan modifikasi yang diorganisasikan dari konsep-konsep dan keterampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi. Jika ditinjau dari beberapa pengertian yang telah dibahas, hasil belajar IPS merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah mengalami proses belajar IPS dari kegiatan pembelajaran tentang konsep-konsep dan keterampilan sejarah, geografi, sosiologi, antropologi, dan ekonomi yang telah dilakukan pada waktu tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS yang telah ditentukan.
44
berkaitan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, antara lain: penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Sedangkan ranah psikomotoris berkaitan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak yang meliputi enam aspek, antara lain: keterampilan gerak reflek, keterampilan gerak dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan gerakan ekspresif dan interpretatif.
Menurut Arikunto (2009: 118) “ranah yang paling banyak diukur di sekolah adalah ranah kognitif karena berkaitan dengan penguasaan materi pelajaran”. Pada penelitian ini, ranah yang diamati pada subjek penelitian yaitu ranah kognitifnya saja. Hal ini disebabkan pencapaian subjek terhadap materi pelajaran IPS dalam bidang kognitif belum baik, dan materi yang dipelajari subjek dalam penelitian ini yaitu mengenal kenampakan alam dan keadaan sosial negara-negara tetangga menekankan pada penguasaan aspek kognitif.
Berikut ini adalah penjelasan singkat mengenai tiap aspek ranah kognitif pada taksonomi Bloom (Sudjana, 2009 : 103-113).
a. Pengetahuan (C1)
45
mengenal, mengingat kembali, menyebutkan definisi, memilih, dan menyatakan (Sudjana, 2009 : 103-104).
b. Pemahaman (C2)
Pada aspek ini siswa dituntut untuk memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa keharusan menghubungkannya dengan hal-hal yang lain. Kata kerja operasional yang dapat digunakan pada aspek pemahaman, antara lain: menerjemahkan, mengubah, mengilustrasikan, memperhitungkan, memprakirakan, menduga, menyimpulkan, meramalkan, membedakan, menentukan, mengisi, dan menarik kesimpulan (Sudjana, 2009 : 106-108).
c. Penerapan (C3)
46 d. Analisis (C4)
Aspek ini mencakup kemampuan siswa untuk dapat menguraikan suatu situasi atau keadaan tertentu ke dalam unsur-unsur komponen pembentuknya. Kata kerja operasional yang dapat digunakan, antara lain: membedakan, menemukan, mengenal, membuktikan, mengklasifikasikan, mengakui, mengkategorikan, menarik kesimpulan, menyebarkan, mengkategorikan, menarik kesimpulan, merinci, menguraikan (Sudjana, 2009 : 110-111).
e. Sintesis (C5)
Aspek ini mencakup kemampuan siswa untuk dapat menghasilkan sesuatu yang baru dengan jalan menggabungkan berbagai faktor yang ada. Kata kerja operasional yang dapat digunakan, antara lain: menulis, membicarakan, menghubungkan, menghasilkan, mengangkat, meneruskan, memodifikasi, membuktikan kebenaran, menghasilkan, mengambil manfaat, merumuskan, memodifikasi (Sudjana, 2009 : 112-113).
f. Evaluasi (C6)
47
membandingkan, membakukan, membenarkan, dan mengkritik (Sudjana, 2009 : 113).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa hasil belajar IPS merupakan hasil kemampuan yang diperoleh siswa setelah proses belajar IPS pada waktu tertentu yang dapat diukur dengan alat berupa tes. Hasil belajar dinyatakan dalam bentuk penilaian. Tinggi rendahnya nilai IPS siswa menunjukkan tinggi rendahnya hasil belajar IPS yang dihasilkan.
Pada penelitian ini, penulis membatasi ranah hasil belajar IPS yang diukur hanya pada ranah kognitif mata pelajaran IPS. Kriteria penilaian ranah kognitif juga dibatasi pada aspek pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), dan analisis (C4). Hal ini disebabkan kondisi subjek penelitian yang masih berada pada kelas VI jenjang sekolah dasar. Jika melihat kemampuan subjek, maka aspek ranah kognitif yang dapat diukur pada penelitian ini dibatasi hingga aspek analisis saja
6. Evaluasi Hasil Belajar IPS
Menurut Syah (2010: 142-143), terdapat beberapa ragam evaluasi yang dapat digunakan, antara lain:
a. Pre-test dan Post-test
48
mengetahui kemampuan siswa sebelum dan setelah mempelajari suatu materi (Syah, 2010 : 142).
b. Evaluasi Prasyarat
Tujuan evaluasi ini untuk mengidentifikasi penguasaan siswa atas materi lama yang mendasari materi baru yang akan diajarkan (Syah, 2010 : 142). c. Evaluasi Diagnostik
Evaluasi ini dilakuakan setelah selesai penyajian sebuah satuan pelajaran dengan tujuan mengidentifikasi bagian-bagian tertentu yang belum dikuasai siswa (Syah, 2010 : 142).
d. Evaluasi Formatif
Tujuan evaluasi ini untuk memperoleh umpan balik yang mirip dengan evaluasi diagnostik dan dilakukan pada tiap akhir penyajian satuan pelajaran atau modul (Syah, 2011 : 142).
e. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif dilakukan untuk mengukur kinerja akademik atau prestasi belajar siswa pada akhir periode pelaksanaan program pengajaran dan dilakukan pada setiap akhir semester atau akhir tahun ajaran (Syah, 2010 : 143).
f. UAN
49
Hasil belajar IPS siswa dapat menjadi baik karena dipengaruhi beberapa faktor, atara lain faktor dari dalam diri dan dari luar siswa. Menurut Thomas F. Statom (Sardiman, 2007: 39-44) faktor-faktor dari dalam siswa yang mempengaruhi, antara lain: motivasi, konsentrasi, reaksi, organisasi, pemahaman, dan ulangan. Sedangkan faktor yang berasal dari luar siswa yaitu faktor non sosial dan faktor sosial. Faktor non sosial merupakan semua hal yang mempengaruhi kegiatan belajar yang berasal dari selain manusia, seperti keadaan cuaca, suasana lingkungan, fasilitas belajar, dan sebagainya. Faktor sosial merupakan faktor yang berpengaruh dari manusia, baik manusia itu ada secara langsung maupun tidak.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, terdapat beberapa ragam evaluasi yang dapat dilakukan, antara lain: pre-test dan post-test, evaluasi pra syarat, evaluasi diagnostik, evaluasi formatif, evaluasi sumatif, dan UAN. Hasil evaluasi belajar dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri siswa dan dari luar siswa.
Pada penelitian ini, penulis menggunakan evaluasi pre-test dan post-test
50
efektivitas penggunaan multimedia berbasis power point terhadap hasil belajar IPS siswa.
7. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Siswa Sekolah Dasar (SD) dapat dibagi menjadi dua, yaitu kelas rendah dan kelas tinggi. Siswa kelas rendah yaitu siswa kelas I, II, dan III. Sedangkan siswa kelas tinggi yaitu siswa kelas IV, V, dan VI. Menurut Syamsu (2004: 178) terdapat beberapa karakteristik siswa SD kelas tinggi.
a. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret, hal ini menimbulkan adanya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaan-pekerjaan yang praktis.
b. Amat realistik, ingin mengetahui, ingin belajar.
c. Menjelang akhir masa ini telah ada minat kepada hal-hal dan mata pelajaran khusus, yang oleh para ahli mengikuti teori faktor ditafsir sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor atau bakat khusus.
d. Anak membutuhkan guru atau orang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi keinginannya. Selepas umur ini pada umumnya anak menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha untuk menyelesaikannya.
e. Pada masa ini, anak memandang nilai (angka rapor) sebagai ukuran yang tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah. <