GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.2. Postur Kerja
Posisi tubuh dalam kerja sangat ditentukan oleh jenis pekerjaan yang dilakukan. Masing-masing posisi kerja mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap tubuh. Grandjean (1993) berpendapat bahwa bekerja dengan posisi duduk mempunyai keuntungan antara lain:
1. Pembebanan pada kaki
2. Pemakaian energi dapat dikurangi
3. Keperluan untuk sirkulasi darah dapat dikurangi
5
Tarwaka, Dkk. 2004. “Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas”.
pertimbangan tentang pekerjaan yang paling baik dilakukan dengan posisi duduk. Selain posisi kerja duduk, posisi berdiri juga banyak ditemukan di perusahaan. Seperti halnya posisi duduk, posisi kerja berdiri juga mempunyai keuntungan maupun kerugian.
Menurut Sutalaksana (2000) bahwa sikap berdiri merupakan sikap siaga baik fisik maupun mental, sehingga aktivitas kerja yang dilakukan lebih cepat, kuat dan teliti. Pada dasarnya, berdiri lebih lelah daripada duduk dan energi yang dikeluarkan untuk berdiri lebih banyak 10-15% dibandingkan dengan duduk. Untuk meminimalkan pengaruh kelelahan dan keluhan subyektif maka pekerjaan harus didesain agar tidak terlalu banyak menjangkau, membungkuk, atau melakukan gerakan dengan posisi kepala yang tidak alamiah.
Terdapat beberapa metode analisis sikap kerja untuk mencegah timbulnya gangguan musculoskeletal pada saat bekerja. Ovako Work Posture Analysis
System (OWAS) merupakan suatu metode untuk mengevaluasi dan menganalisa
sikap kerja yang tidak nyaman dan berakibat pada cidera musculoskeletal (Karhu
dkk, 1981). Bagian sikap kerja dari pekerja yang diamati meliputi pergerakan bagian tubuh dari punggung, bahu, tangan, dan kaki (termasuk paha, lutut, pergelangan kaki). Rapid Upper Limb Assesment (RULA) dikembangkan untuk
menginvestigasikan lingkungan kerja yang tidak ergonomi dengan menggunakan gangguan kerja pada bagian atas manusia (upper limb disorders) sebagai pusat
pengamatan (Corlett dan McAtamney, 1993). Selain itu masih ada Quick
exposure score untuk beberapa bagian tubuh punggung, leher, bahu, pergelangan
tangan dengan mempertimbangkan kombinasi antar faktor (Li, 2001).
3.3. REBA (Rapid Entire Body Assesment)6
1. Keseluruhan bagian badan digunakan.
REBA dirancang oleh Lynn Mc Atemney dan Sue Hignett (2000) sebagai sebuah metode penilaian postur kerja untuk menilai faktor resiko gangguan tubuh secara keseluruhan. Data yang dikumpulkan adalah data mengenai postur tubuh, kekuatan yang digunakan, jenis pergerakan atau aksi, pengulangan atau pegangan. Skor akhir REBA dihasilkan untuk memberikan sebuah indikasi tingkat risiko dan tingkat keutamaan dari sebuah tindakan yang harus diambil.
Faktor postur tubuh yang dinilai dibagi atas dua kelompok utama atau grup yaitu grup A yang terdiri atas postur tubuh kanan dan kiri batang tubuh A(trunk), leher (neck) dan kaki (legs). Sedangkan grup B terdiri atas postur tubuh
kanan dan kiri dari lengan atas (upper arm), lengan bawah (lower arm), dan
pergelangan tangan (wrist). Pada masing-masing grup, diberikan suatu skala
postur tubuh dan suatu pernyataan tambahan. Diberikan juga factor beban/kekuatan dan pegangan (coupling).
REBA dapat digunakan ketika penilaian postur kerja diperlukan dan dalam sebuah pekerjaan:
2. Postur tubuh statis, dinamis, cepat berubah atau tidak stabil.
6
Stanton, Naville, Handbook of Human Factors and Ergonomics Methods, (New York: CRC Press LLC, 2005), h. 76-85.
3. Melakukan sebuah pembebanan seperti mengangkat benda baik secara rutin
ataupun sesekali.
4. Perubahan dari tempat kerja, peralatan, atau pelatihan pekerja sedang dilakukan
dan diawasi sebelum atau sesudah perubahan.
1. Batang tubuh (trunk)
Tabel 3.1. Skor Batang Tubuh REBA
Pergerakan Skor Skor Perubahan
Posisi normal 1
+1 jika batang tubuh berputar/bengkok/bungkuk
0-200 (ke depan dan
belakang) 2
<-200 atau 20-600 3
>600 4
2. Leher (neck)
Tabel 3.2. Skor Leher REBA Pergerakan Skor Skor Perubahan
0-200 1
+1 jika leher berputar/bengkok >200-ekstensi 2
3. Kaki (legs)
Tabel 3.3. Skor Kaki REBA
Pergerakan Skor Skor Perubahan
Posisi normal/seimbang (berjalan/duduk) 1 +1 jika lutut antara 30-600
+2 jika lutut >600
Bertumpu pada satu kaki lurus 2
Tabel 3.4. Skor Beban REBA Pergerakan Skor Skor Pergerakan
<5 kg 0
+1 jika kekuatan cepat
5-10 kg 1
>10 kg 2
5. Lengan atas (upper arm)
Tabel 3.5. Skor Lengan Atas REBA
Pergerakan Skor Skor Perubahan
200 (ke depan dan belakang) 1 +1 jika bahu naik
>200 (ke belakang) atau 20-450 2 +1 jika lengan berputar/bengkok
45-900 3
-1 miring, menyangga berat lengan
>900 4
6. Lengan bawah (lower arm)
Tabel 3.6. Skor Lengan Bawah REBA Pergerakan Skor
60-1000 1
<600 atau >1000 2
7. Pergelangan tangan (wrist)
Tabel 3.7. Skor Pergelangan Tangan REBA
Pergerakan Skor Skor Perubahan
0-150 (ke atas dan bawah) 1 +1 jika pergelangan tangan putaran
menjauhi sisi tengah >150 (ke atas dan bawah) 2
\
Tabel 3.8. Coupling
Coupling Skor Keterangan
Baik 0 Kekuatan pegangan baik
Sedang 1 Pegangan bagus tapi tidak ideal atau kopling cocok
dengan bagian tubuh
Kurang baik 2 Pegangan tangan tidak sesuai walaupun mungkin
Tidak dapat
diterima 3
Kaku, pegangan tangan tidak nyaman, tidak ada pegangan atau kopling tidak sesuai dengan bagian tubuh
Skor yang didapat dari grup A (tidak termasuk beban) dimasukkan ke dalam Tabel 3.9.
Tabel 3.9. Grup A
Neck Legs Trunk
1 2 3 4 5 1 1 1 2 2 3 4 2 2 3 4 5 6 3 3 4 5 6 7 4 4 5 6 7 8 2 1 1 3 4 5 6 2 2 4 5 6 7 3 3 5 6 7 8 4 4 6 7 8 9 3 1 3 4 5 6 7 2 3 5 6 7 8 3 5 6 7 8 9 4 6 7 8 9 9
Skor yang didapat dari grup B (tidak termasuk coupling) dimasukkan
kedalam Tabel 3.10.
LowerArm Wrist Upper Arm 1 2 3 4 5 6 1 1 1 1 3 4 5 7 2 1 2 4 5 7 8 3 2 3 5 5 8 8 2 1 1 2 4 5 7 3 2 2 3 5 5 8 9 3 3 4 5 7 8 9
Skor yang didapatkan dari tabel grup A ditambah dengan beban akan menjadi skor grup A yang akan digunakan pada Tabel 3.11. Skor yang didapatkan dari tabel grup B ditambah dengan coupling akan menjadi skor grup B yang akan
digunakan pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11. Skor Akhir Skor Grup B Skor Grup A 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 1 1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12 2 1 2 3 4 4 6 7 8 9 10 11 12 3 1 2 3 4 4 6 7 8 9 10 11 12 4 2 3 3 4 5 7 8 9 10 11 11 12 5 3 4 4 5 6 8 9 10 10 11 12 12 6 3 4 5 6 7 8 9 10 10 11 12 12 7 4 5 6 7 8 9 9 10 11 11 12 12 8 5 6 7 8 8 9 10 10 11 12 12 12 9 6 6 7 8 9 10 10 10 11 12 12 12 10 7 7 8 9 9 10 11 11 12 12 12 12 11 7 7 8 9 9 10 11 11 12 12 12 12 12 7 8 8 9 9 10 11 11 12 12 12 12
Skor yang diperoleh dari Tabel 3.12. ditambah dengan skor aktivitas yang akan menjadi skor REBA.
Tabel 3.12. Skor Aktivitas
Aktivitas Skor Keterangan
Postur statik +1 1 atau lebih bagian tubuh statis/diam
Pengulangan +1 Tindakan berulang-ulang
Ketidakstabilan +1 Tindakan menyebabkan jarak yang besar dan cepat
pada postur atau tubuh tidak stabil
Diperlukan tambahan data apakah menggunakan tubuh bagian kiri atau kanan. Untuk menentukan level tindakan maka diperlukan skor REBA.
Tabel 3.13. Nilai Level Tindakan REBA
Skor REBA Level Resiko Level Tindakan Tindakan
1 Dapat diabaikan 0 Tidak diperlukan
2-3 Kecil 1 Mungkin diperlukan
4-7 Sedang 2 Perlu
8-10 Tinggi 3 Segera