• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pencetakan di UKM GUNUNG JATI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Rancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pencetakan di UKM GUNUNG JATI"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

RANCANGAN FASILITAS KERJA PADA STASIUN PENCETAKAN DI UKM GUNUNG JATI

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

FITRA AGIL BUDI PRATAMA 0 8 0 4 0 3 0 1 4

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(2)
(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas sarjana ini.

Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

sarjana teknik di Departemen Teknik Industri, khususnya program studi reguler

strata satu, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Adapun judul untuk

tugas sarjana ini adalah “Rancangan Fasilitas Kerja Pada Stasiun Pencetakan di

UKM GUNUNG JATI”.

Sebagai manusia yang tidak luput dari kesalahan, maka penulis menyadari

masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas sarjana ini. Oleh karena itu,

penulis sangat mengharapkan saran dan masukan yang sifatnya membangun demi

kesempurnaan laporan tugas sarjana ini. Semoga tugas sarjana ini dapat

bermanfaat bagi penulis sendiri, perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dan

pembaca lainnya.

Medan, Februari 2015

(5)

UCAPAN TERIMAKASIH

Syukur dan terimakasih penulis ucapkan yang sebesar-besarnya kepada

Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk merasakan

dan mengikuti pendidikan di Departemen Teknik Industri USU serta telah

membimbing penulis selama masa kuliah dan penulisan laporan tugas sarjana ini.

Dalam penulisan tugas sarjana ini penulis telah mendapatkan bimbingan

dan bantuan dari berbagai pihak, baik berupa materil, spiritual, informasi maupun

administrasi. Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan terima kasih

kepada:

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT. selaku Ketua Departemen Teknik Industri

Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas

Sarjana ini.

2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT selaku Sekretaris Departemen Teknik Industri

Universitas Sumatera Utara, yang telah memberi izin pelaksanaan Tugas

Sarjana.

3. Prof. Ir. Anizar, M. Kes selaku Dosen Pembimbing I atas waktu, bimbingan,

pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam penyelesaian

Tugas Sarjana ini.

4. Ibu Khalida Syahputri, ST, MT selaku Dosen Pembimbing II atas waktu,

bimbingan, pengarahan, dan masukan yang diberikan kepada penulis dalam

(6)

5. Ayahanda Muhammad Bachtiar dan Ibunda Siti Aisyah yang tiada hentinya

mendukung penulis baik secara moril maupun materil sehingga laporan ini

dapat diselesaikan. Penulis menyadari tidak dapat membalas segala kebaikan

dan kasih sayang dari keduanya, oleh karena itu izinkanlah penulis

memberikan karya ini sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada Ayahanda

dan Ibunda tercinta.

6. Seluruh keluarga tercinta kakak saya Ade Ira Kurniawati dan adik saya Yoga

Febri Andriansyah serta Kakak terbaik saya di Teknik Industri Nelsa Junita

yang selalu membantu dan mendukung penulis untuk secepatnya

menyelesaikan laporan ini.

7. Bapak Muhammad Banaim selaku pemilik UKM GUNUNG JATI yang telah

mengizinkan serta membantu penulis melakukan penelitian dan membantu

penulis dalam pengumpulan data.

8. Bang Husein, selaku operator di UKM GUNUNG JATI yang telah membantu

dan membimbing penulis dalam penelitian dan pengumpulan data di lantai

produksi

9. Staf pegawai Teknik Industri, Bang Ridho, Bang Mijo, Kak Dina, Bang

Nurmansyah, Kak Rahma dan Ibu Ani, terimakasih atas bantuannya dalam

masalah administrasi untuk melaksanakan tugas sarjana ini.

10. Sahabatku Tercinta Tanti Mastika, Andri, Putra, Tamadiputra, Renji, Ami,

Adel, Tio, Ita, Chandra, Dyah, Ichi, Adit, Kiki, Eka, Gugi, Fakhri, Erinsyah,

Syumarlin, Ira, Shinta, Rea, Revi, Koko, Tondi, Mus, Yuni, Sirmon,

(7)

kerjasama yang baik dan masukan atas bantuan dan masukan serta motivasi

yang diberikan kepada penulis.

11. Rekan-rekan TIJOY08 stambuk 2008 dan seluruh adik-adik yang ada di

Teknik Industri yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, atas dukungan dan

kerjasama yang baik atas bantuan dan masukan serta motivasi yang diberikan

kepada penulis.

12. Dan seluruh pihak yang telah membantu penulis yang tidak mungkin

disebutkan satu per satu, hanya Allah SWT yang dapat membalas kalian

(8)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

SERTIFIKAT EVALUASI TUGAS SARJANA ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

ABSTRAK ... xviii

I PENDAHULUAN ... I-1

1.1. Latar Belakang ... I-1

1.2. Rumusan Masalah ... I-4

1.3. Tujuan Penelitian ... I-4

1.4. Batasan dan Asumsi Masalah ... I-5

1.5. Manfaat Penelitian ... I-6

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-7

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1

(9)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2

2.3. Lokasi Perusahaan ... II-2

2.4. Daerah Pemasaran ... II-2

2.5. Proses Produksi ... II-3

2.5.1. Standart Mutu Bahan dan Produk ... II-3

2.5.2. Bahan Baku yang digunakan ... II-4

2.5.2.1. Bahan Baku ... II-4

2.5.2.2. Bahan Penolong ... II-4

2.5.2.3. Bahan Tambahan ... II-5

2.5.3. Uraian Proses Produksi ... II-5

2.6. Stuktur Organisasi Perusahaan ... II-6

III LANDASAN TEORI ... III-1

3.1. Kelelahan ... III-1

3.1.1. Pengertian Kelelahan ... III-1

3.1.2. Faktor Penyebab Terjadinya Kelelahan ... III-1

3.1.3. Standard Nordic Questionnaire (SNQ) ... III-2

3.2. Postur Kerja ... III-3

(10)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

3.4. Antropometri ... III-11

3.4.1. Definisi Antropometri ... III-11

3.4.2. Aplikasi Distribusi Normal dalam Penetapan Data

Antropometri ... III-16

3.4.2. Aplikasi Antropometri dalam Perancangan Produk ... III-18

` 3.5. Uji Keseragaman Data dan Kecukupan Data ... II-22

3.6. Uji Normalitas ... III-24

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... IV-1

4.2. Objek Penelitian ... IV-1

4.3. Jenis Penelitian ... IV-1

4.4. Kerangka Berpikir ... IV-1

4.5. Tahapan Penelitian ... IV-2

4.7. Metode dan Instrumen Penelitian ... IV-4

4.8. Pengumpulan Data ... IV-4

4.9. Metode Pengolahan Data ... IV-5

4.10. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-6

(11)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1

5.1. Pengumpulan Data ... V-1

5.1.1. Standard Nordic Questionare (SNQ) ... V-1

5.1.2. Elemen Kegiatan pada Kondisi Aktual ... V-3

5.1.3. Postur Kerja ... V-3

5.1.4. Fasilitas Kerja Aktual ... V-4

5.2. Pengolahan Data ... V-4

5.2.1. Keluhan Pekerja Berdasarkan Kuisioner SNQ pada

Stasiun Pencetakan ... V-4

5.2.2. Penilaian Postur Kerja dengan Metode REBA ... V-5

5.2.3. Perhitungan Data Antropometri ... V-7

5.2.3.1. Penentuan Data Dimensi Operator ... V-7

5.2.4. Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, Nilai

Maksimum, dan Minimum ... V-11

5.2.4.1. Perhitungan rata-rata ... V-11

5.2.4.2. Perhitungan Standar Deviasi ... V-12

5.2.4.3. Perhitungan Nilai Minimum dan

Maksimum ... V-13

5.2.5. Uji Keseragaman Data Antropometri ... V-13

(12)

5.2.7. Uji Kenormalan Data dengan Kolmogorov-Smirnov ... V-26

5.2.8. Perhitungan Persentil ... V-27

5.2.9. Perancangan Fasilitas Kerja ... V-29

5.2.10. Penilaian Keluhan Pekerja Setelah Perancangan ... V-30

5.2.11.Penilaian Postur Kerja Seteleh Perancangan ... V-33

5.2.12.Rancangan Fasilitas Kerja ... V-43

VI ANALISIS DAN EVALUASI ... VI-1

6.1. Analisis Tingkat Keluhan ... VI-1

6.2. Analisis Postur Kerja Aktual ... VI-2

6.3. Analisis Fasilitas Kerja Aktual dan Usulan ... VI-3

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1

7.1. Kesimpulan ... VII-1

7.2. Saran ... VII-1

DAFTAR PUSTAKA

(13)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

1.1. Kegiatan dan Alat Aktual yang digunakan Operator ... I-2

2.1. Paving Block Merah ... II-2

2.2. Struktur Organisasi UKM Gunung Jati ... II-7

3.1. Standard Nordic Questionnaire (SNQ) ... III-4

3.2. Antropometri untuk Perancangan Produk ... III-14

3.3. Kurva Distribusi Normal dengan Persentil 95-th ... III-17

4.1. Block Diagram Metodologi Penelitian ... IV-3

5.1. Identifikasi Keluhan Operator ... V-2

5.2. Pengambilan Bahan Baku ke Alat Pencetakan ... V-4

5.3. Sekop Adonan ... V-8

5.4. Rekapitulasi Data Keluhan Pekerja ... V-5

5.5. Pengambilan Bahan Baku ke Alat Pencetakan ... V-6

5.6. Lembar Penilaian REBA Elemen Kegiatan Pengambilan Bahan

Baku ke Alat Pencetakan Bagian Kanan ... V-8

5.7. Lembar Penilaian REBA Elemen Kegiatan Pengambilan Bahan

Baku ke Alat Pencetakan Bagian Kiri ... V-9

5.8. Peta Kontrol Untuk Pangkal ke Tangan(PPT) ... V-15

5.9. Peta Kontrol Untuk TinggiLebar Tangan(LT) ... V-15

5.10. Peta Kontrol Untuk Diameter Genggaman(DG) ... V-16

(14)

DAFTAR GAMBAR ( Lanjutan )

GAMBAR HALAMAN

5.11. Peta Kontrol Untuk TinggiLebar Tangan(LT) Revisi I ... V-18

5.12. Peta Kontrol Untuk Diameter Genggaman(DG) Revisi I ... V-19

5.13. Peta Kontrol Untuk Pangkal ke Tangan(PPT) Revisi II ... V-21

5.14. Peta Kontrol Untuk Diameter Genggaman(DG) Revisi II ... V-21

5.15. Peta Kontrol Untuk Diameter Genggaman(DG) Revisi III ... V-23

5.16. Hasil Rancangan Sekop Adonan Paving Block ... V-30

5.17. Identifikasi Keluhan Operator Setelah Rencangan ... V-32

5.18. Tingkat Keluhan Rasa Sakit Operator Sebelum dan Setelah

Menggunakan Rancangan ... V-33

5.19. Postur Tubuh Pengambilan Bahan Baku Setelah Menggunakan

Rancangan I ... V-35

5.20. Postur Tubuh Pengambilan Bahan Baku Setelah Menggunakan

Rancangan II ... V-35

5.21. Lembar Penilaian REBA Aktivitas Pengambilan Bahan Baku

Menggunakan Rancangan I Bagian Kanan ... V-36

5.22. Lembar Penilaian REBA Aktivitas Pengambilan Bahan Baku

Menggunakan Rancangan I Bagian Kiri ... V-37

5.23. Lembar Penilaian REBA Aktivitas Pengambilan Bahan Baku

(15)

DAFTAR GAMBAR ( Lanjutan )

GAMBAR HALAMAN

5.24. Lembar Penilaian REBA Aktivitas Pengambilan Bahan Baku

Menggunakan Rancangan I Bagian Kiri ... V-39

6.1. Tingkat Keluhan Rasa Sakit Operator Sebelum dan Setelah

(16)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

3.1. Skor Batang Tulang REBA ... III-7

3.2. Skor Leher REBA ... III-7

3.3. Skor Kaki REBA ... III-7

3.4. Skor Beban REBA ... III-8

3.5. Skor Lengan Atas REBA ... III-8

3.6. Skor Lengan Bawah REBA ... III-8

3.7. Skor Pergelangan Tangan REBA ... III-8

3.8. Coupling ... III-9

3.9. Skor Grup A ... III-9

3.10. Skor Grup B ... III-10

3.11. Skor Akhir ... III-10

3.12. Skor Aktivitas ... III-11

3.13. Nilai Level Tindakan REBA ... III-11

3.14. Tabel Persentil dan Cara Perhitungan Dalam Distribusi

Normal ... III-18

5.1. Rekapitulasi Data SNQ Operator Pencetakan Paving Block ... V-1

5.2. Elemen Kegiatan Pekerja ... V-3

5.3. Rekapitulasi Presentase Keluhan Operator dengan SNQ... V-4

5.4. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Postur Kerja ... V-7

(17)

DAFTAR TABEL ( Lanjutan )

TABEL HALAMAN

5.6. Dimensi Tubuh Pekerja ... V-10 5.7. Hasil Pengukuran dengan X, σ, Xmin dan Xmaks ... V-13

5.8. Data Out of Control ... V-16

5.9. Uji Keseragaman Data ... V-17

5.10. Data Out of Control Setelah Revisi I ... V-18

5.11. Uji Keseragaman Data Revisi I ... V-19

5.12. Data Out of Control Setelah Revisi II ... V-22

5.13. Uji Keseragaman Data Revisi II ... V-22

5.14. Hasil Uji Keseragaman Data ... V-24

5.15. Dimensi Tubuh Pekerja ... V-24 5.16. Uji Kecukupan Data ... V-26

5.17. Uji Kenormalan Data dengan Kolmogorov-Smirnov dengan

SPSS17 ... V-27

5.18. Perhitungan Persentil 5, 50 dan 95 untuk Seluruh Dimensi

Antropometri ... V-29

5.19. Rekapitulasi SNQ Setelah Menggunakan Rancangan I ... V-31

5.21. Rekapitulasi SNQ Setelah Menggunakan Rancangan II ... V-31

5.22. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Postur Kerja Sesudah

(18)

DAFTAR TABEL ( Lanjutan )

TABEL HALAMAN

6.1. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Postur Kerja Sebelum dan

Sesudah Menggunakan Rancangan ... VI-3

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Standart Nordic Quesionaire (SNQ) ... L-1

2. Fasilitas Kerja Usulan ... L-2

3. Form Tugas Sarjana ... L-3

4. Surat Penjajakan ... L-4

5. Surat Balasan ... L-5

6. Surat Keputusan Tugas Akhir ... L-6

(20)

ABSTRAK

UKM Gunung Jati merupakan usaha yang bergerak di bidang produksi paving block. Hasil rancangan usulan awal memiliki beberapa kelemahan karena hanya menggunakan satu dimensi antropometri yaitu lebar tangan (LT), memiliki bentuk pegangan yang pipih sehingga tidak nyaman untuk dipegang, dan tidak menggunakan ukuran aktual dari fasilitas kerja aktual sehingga harus dilakukan perancangan ulang (redesign). Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan rancangan fasilitas kerja yang ergonomis sesuai dengan antropometri pekerja. Berdasarkan hasil standard nordic questionnaire (SNQ) mengindikasikan menggunakan rancangan I perlakuan I diperoleh sakit 34 %, agak sakit 49 %, dan tidak sakit 19 %, menggunakan rancangan I perlakuan II diperoleh sakit 18 %, agak sakit 73 %, dan tidak sakit 9 %, dan menggunakan rancangan II diperoleh agak sakit 7 %, dan tidak sakit 92%. Penilaian level tindakan postur kerja menggunakan metode rapid entire body assesment (REBA) menunjukan dengan menggunakan rancangan I perlakuan I, rancangan I perlakuan II, rancangan II diperoleh skor masing-masing dalam kategori mungkin perlu tindakan dan perlu tindakan yaitu 2 dan 5, 2 dan 5, 2 dan 2. Usulan rancangan fasilitas kerja berdasarkan prinsip antropometri yaitu ukuran tinggi kaleng 15 cm, diameter kaleng 13cm dan pegangannya panjangnya 8,86 cm, jarak genggaman ke kaleng 8,86cm dan diameter genggaman 3,89 cm. Hasil penilaian peta tangan kiri dan tangan kanan menunjukkan bahwa dengan menggunakan rancangan aktual, rancangan I perlakuan I, rancangan I perlakuan II, dan rancangan II dibutuhkan waktu 47 detik, 49 detik, 45 detik, 51 detik untuk menyelesaikan satu produk.

(21)

ABSTRAK

UKM Gunung Jati merupakan usaha yang bergerak di bidang produksi paving block. Hasil rancangan usulan awal memiliki beberapa kelemahan karena hanya menggunakan satu dimensi antropometri yaitu lebar tangan (LT), memiliki bentuk pegangan yang pipih sehingga tidak nyaman untuk dipegang, dan tidak menggunakan ukuran aktual dari fasilitas kerja aktual sehingga harus dilakukan perancangan ulang (redesign). Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan rancangan fasilitas kerja yang ergonomis sesuai dengan antropometri pekerja. Berdasarkan hasil standard nordic questionnaire (SNQ) mengindikasikan menggunakan rancangan I perlakuan I diperoleh sakit 34 %, agak sakit 49 %, dan tidak sakit 19 %, menggunakan rancangan I perlakuan II diperoleh sakit 18 %, agak sakit 73 %, dan tidak sakit 9 %, dan menggunakan rancangan II diperoleh agak sakit 7 %, dan tidak sakit 92%. Penilaian level tindakan postur kerja menggunakan metode rapid entire body assesment (REBA) menunjukan dengan menggunakan rancangan I perlakuan I, rancangan I perlakuan II, rancangan II diperoleh skor masing-masing dalam kategori mungkin perlu tindakan dan perlu tindakan yaitu 2 dan 5, 2 dan 5, 2 dan 2. Usulan rancangan fasilitas kerja berdasarkan prinsip antropometri yaitu ukuran tinggi kaleng 15 cm, diameter kaleng 13cm dan pegangannya panjangnya 8,86 cm, jarak genggaman ke kaleng 8,86cm dan diameter genggaman 3,89 cm. Hasil penilaian peta tangan kiri dan tangan kanan menunjukkan bahwa dengan menggunakan rancangan aktual, rancangan I perlakuan I, rancangan I perlakuan II, dan rancangan II dibutuhkan waktu 47 detik, 49 detik, 45 detik, 51 detik untuk menyelesaikan satu produk.

(22)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peranan manusia sebagai sumber tenaga kerja masih dominan dalam

menjalankan proses produksi terutama kegiatan yang bersifat manual. Aktivitas

manual yang dilakukan manusia mengakibatkan manusia lebih mudah mengalami

kelelahan karena tidak adanya bantuan mesin dan peralatan yang menunjang

kegiatan yang dilakukan. Manusia dalam beraktifitas membutuhkan suatu alat

yang dirancang atau didesain khusus untuk membantu pekerjaan manusia agar

menjadi lebih mudah. Menurut penelitian Sritomo Wignjosoebroto (2010),

fasilitas kerja yang telah disesuaikan dengan antropometri mengakibatkan adanya

penurunan tingkat keluhan rasa sakit yang dialami oleh operator pada saat bekerja.

Desain yang sesuai dengan dimensi tubuh operator akan membuat pekerjaan

terasa lebih ringan, nyaman dan cepat.

UKM Gunung Jati adalah salah satu usaha kecil menengah dimana produk

yang dihasilkan yaitu paving block. Paving block yang dibuat berbentuk segi

enam dan zebra berwarna merah dengan bahan baku berupa pasir dan semen.

Pembuatan paving block dilakukan oleh satu orang operator, dengan aktivitas

melakukan pencampuran bahan baku, pengadukan, pencetakan, penjemuran, dan

perendaman paving block. Pekerjaan pencetakan paving block dilakukan secara

berulang-ulang selama 7 jam kerja per hari. Aktivitas yang dilakukan oleh

(23)

tinggi dengan jumlah paving block persegi enam dicetak 450 buah/hari dan jenis

zebra dicetak 300 buah/hari serta dilakukan secara berulang-ulang (repetitif),

sehingga menimbulkan keluhan rasa sakit pada bagian lengan atas, lengan bawah,

bahu, dan tangan.

Pratiwi (2014)1

Evelina (2012)

membahas tentang aktivitas pada stasiun sewing di CV.X

yang bergerak di bidang konveksi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

faktor resiko kerja yang dialami para operator di stasiun sewing dengan

menggunakan metode Rapid Entire Body Assesment (REBA). Dari hasil

penelitian dilakukan perancangan kursi bagi para operator di stasiun sewing untuk

memperbaiki posisi kerja operator.

2

Mandala (2014) membahas tentang pembuatan paving block di UKM

Gunung Jati dengan aktivitas pemindahan material secara manual dan repetitif

selama 7 jam per hari. Penelitian tersebut menghasilkan suatu rancangan wadah

yang mampu mengurangi keluhan rasa sakit. Hasil penelitian didapatkan keluhan membahas tentang aktivitas pengrajin sepatu di bengkel

sepatu tata. Penelitian dilakukan untuk menganalisis postur kerja menggunakan

metode Rapid Entire Body Assesment (REBA). Hasil penelitian dengan metode

REBA adalah terdapat dua aktivitas kerja yang memiliki tingkat resiko tinggi

dalam pembuatan sepatu yaitu pemotongan pola dan penjahitan upper. Keluhan

yang banyak dirasakan oleh pekerja yaitu dibagian leher atas dan pinggang.

1

Pratiwi, Loren dkk. 2014.Analisis posisi kerja operator dengan menggunakan Rapid Entire Body Assesment (Studi Kasus pada Stasiun Sewing di CV. x). Bandung: Universitas Katolik Parahyangan.

2

(24)

menggunakan kuisioner SNQ yaitu sakit 42% ,sakit 35%, agak sakit 18%, dan

tidak sakit 5 %, serta didapatkan penilaian postur kerja menggunakan metode

REBA dengan kategori skor perlu dilakukan tindakan yaitu 7 dan 7.

Gambar 1.1. Rancangan Wadah

Rancangan wadah adonan semen tersebut menggunakan satu dimensi

antropometri yaitu lebar tangan (LT), memiliki bentuk pegangan yang pipih

sehingga tidak nyaman untuk dipegang, dan tidak menggunakan ukuran aktual

dari fasilitas kerja aktual sehingga perlu dilakukan perancangan ulang (redesign)

dengan mengubah pegangan dari bentuk pipih ke bentuk yang lebih mudah untuk

digenggam, dan dilakukan penambahan 2 dimensi antropometri tambahan yaitu

pangkal ke tangan (PPT) dan diameter genggaman (DG) yang digunakan sebagai

(25)

dengan ukuran wadah aktual yang digunakan operator yaitu panjang 15 cm x lebar

13 cm.

Berdasarkan kepada hasil tersebut maka dilakukan perancangan fasilitas

kerja operator. Diharapkan dari perancangan tersebut dapat mengatasi

permasalahan yang ada sehingga dapat memperbaiki keluhan yang ada pada

operator di UKM Gunung Jati.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah wadah pengambilan adonan

semen yang digunakan pada proses pencetakan paving block yang menimbulkan

rasa sakit.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah mendapatkan rancangan wadah

pemindahan adonan semen egonomis di stasiun pencetakan untuk mengurangi

keluhan rasa sakit pada operator.

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Mendapatkan penilaian postur kerja operator dengan menggunakan metode

REBA setelah menggunakan wadah ergonomis.

2. Mendapatkan wadah pemindahan adonan semen ergonomis.

3. Mendapatkan waktu siklus proses pencetakan paving block.

4. Mendapatkan alternatif rancangan wadah pemindahan adonan semen

(26)

1.4. Asumsi dan Batasan Masalah

Asumsi yang digunakan dalam penelitian adalah:

1. Operator yang diukur berada dalam kondisi yang sehat, dan baik jasmani

maupun rohani.

2. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berada pada kondisi baik dan

sesuai standar.

3. Proses produksi tidak mengalami perubahan selama penelitian berlangsung.

4. Prosedur kerja tidak mengalami perubahan selama penelitian berlangsung.

5. Tidak ada pergantian operator selama penelitian berlangsung.

Batasan-batasan pada penelitian ini adalah:

1. Penelitian hanya dilakukan pada pengambilan bahan baku paving block ke

mesin pencetakan.

2. Pengukuran hanya dilakukan pada operator yang bertugas mencetak paving

block.

3. Prinsip yang digunakan tidak terbatas pada antropometri statis, yaitu data

didapat dari pengukuran dimensi tubuh manusia pada saat diam tetapi juga

bergerak.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Perusahaan

Hasil dari penelitian dapat digunakan sebagai masukan untuk merancang alat

(27)

dilakukan secara berulang-ulang.

2. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini bermanfaat untuk memberikan pengalaman dalam menerapkan

teori-teori ergonomi, khususnya dalam penilaian beban kerja serta postur

kerja, dan perancangan fasilitas kerja berdasarkan dimensi dan prinsip

antropometri yang telah didapat di perguruan tinggi kedalam lingkungan

industri secara nyata dalam menyelesaikan suatu permasalahan-permasalahan

praktis.

3. Bagi Departemen Teknik Industri

Menambah jumlah dan mempengaruhi hasil karya mahasiswa yang dapat

menjadi literatur dan referensi penelitian bagi peneliti-peneliti selanjutnya,

khususnya dalam bidang Ergonomi dan Perancangam Sistem Kerja di

Departemen Teknik Industri.

1.6. Sistematika Penulisan Laoran Tugas Sarjana

Sistematika penulisan laporan Tugas Sarjana adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan merupakan bab pendahuluan yang menguraikan latar

belakang permasalahan yang mendasari penelitian dilakukan. Pada bab ini juga

diuraikan rumusan masalah yang merupakan permasalahan pokok yang akan

dicari solusinya. Setelah itu disusun tujuan penelitian yang mengurai tujuan

penelitian secara umum dan secara khusus. Kemudian ditetapkan batasan dan

(28)

menghindari supaya cakupan penelitian tidak meluas, dengan demikian inti pokok

permasalahan penelitian dapat dicari. Pada bab ini juga dijelaskan manfaat

dilakukannya penelitian serta sistematika penulisan tugas sarjana.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Gambaran umum perusahaan berisi mengenai sejarah perusahaan, kegiatan

operasional perusahaan, visi misi perusahaan, struktur organisasi, deskripsi tugas

dan tanggung jawab pekerja diUKM Gunung Jati, jumlah pekerja dan jam kerja

perusahaan.

BAB III LANDASAN TEORI

Landasan Teori menguraikan mengenai tinjauan pustaka sebagai landasan

utama dalam melakukan analisa dan pembahasan penelitian yang berisi teori-teori

antropometri, metode REBA.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Bab pengumpulan dan pengolahan data berisi tentang pengumpulan data,

yaitu data keluhan dengan menggunakan SNQ, data penilaian elemen gerakan

kerja dengan menggunakan metode REBA, dimensi antropometri. Sedangkan

pengolahan data yang dilakukan adalah identifikasi keluhandengan menggunakan

SNQ, penentuan level tindakan postur kerja dengan metode REBA, dan

perhitungan persentil data antropometri untuk merancang perbaikan fasilitas kerja.

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

Pada bab ini diuraikan mengenai analisis SNQ, postur kerja,antropometri.

(29)

berupa perancangan fasilitas kerja untuk mereduksi keluhan serta memperlancar

aktivitas.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan dari masalah yang dibahas dalam penelitian dan

menjawab tujuan tentang permasalahan yang ada. Sedangkan saran yang

diberikan berisi tentang usulan metode kerja baru serta rancangan failitas kerja

(30)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

UKM Gunung Jati merupakan perusahaan yang bergerak di bidang

pembuatan paving block dan Riol. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1980an

oleh bapak Muhammad Banaim selaku pemilik perusahaan tersebut. Pada

awalnya UKM Gunung Jati hanya memproduksi Riol, tegel. Seiring dengan

berkembangnya usaha ini dengan berbagai inovasi-inovasi yang disesuaikan

dengan kebutuhan masyarakat, saat ini pihak perusahaan mengembangkan

bisnisnya dengan memproduksi pavingblock, keramik, genteng, ventilasi.

UKM Gunung Jati memiliki lokasi kantor pemasaran dan pabrik di Jl.

Halat No.142 d/h 54D Medan, Sumatera Utara. Sampai saat ini perusahaan

memiliki tenaga kerja 20 orang dengan jam kerja sekitar 7 jam/hari.

Daerah pemasaran UKM Gunung Jati adalah ke berbagai daerah di

propinsi Sumatera Utara dan saat ini meluas hingga ke luar propinsi Sumatera

Utara, yakni Sumatera Barat dan Riau. Perusahaan beroperasi di sebuah area

dengan luas sekitar kurang lebih 1 Hektar untuk kantor pemasran dan 1,5 hektar

untuk pabrik perusahaan dimana yang terdiri dari beberapa bangunan untuk mesin

(31)

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

UKM Gunung Jati menghasilkan dua jenis produk, yaitu:

1. Paving block merah tipe persegi enam.

2. Paving block merah tipe zebra.

Adapun produk paving block merah dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1. Paving Block Merah

2.3. Lokasi Perusahaan

UKM Gunung Jati memiliki kantor pemasaran yang beralamat di Jalan

Halat No. 142 Medan, sedangkan pabriknya berlokasi di depan kantor

pemasarannya di Jalan Halat No. 56D Medan. Secara keseluruhan, UKM Gunung

[image:31.595.151.476.243.500.2]
(32)

2.4. Daerah Pemasaran

Produk-produk dari UKM Gunung Jati, telah dipasarkan ke berbagai

daerah di propinsi Sumatera Utara hingga ke luar propinsi, seperti Sumatera Barat

dan Riau.. Bagi perusahaan, permasalahan harga produk menjadi hal yang sangat

sensitif. Dengan demikian pihak perusahaan selalu berusaha untuk menetapkan

harga yang dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain yang sejenis.

2.5. Proses Produksi

Proses produksi adalah serangkaian kegiatan berupa cara, metode dan

teknik untuk menciptakan atau meningkatkan nilai tambah suatu barang atau jasa

dengan menggunakan sumber-sumber daya berupa tenaga kerja, mesin, bahan

baku dan modal yang ada.

Pada UKM Gunung Jati, jenis proses produksinya adalah proses produksi

yang terputus-putus (intermittent process). Hal ini dapat dilihat dari adanya waktu

yang pendek (short run) dalam persiapan (set-up) peralatan untuk perubahan yang

cepat guna dapat menghadapi variasi produk yang berganti-ganti.

2.5.1. Standar Mutu Bahan dan Produk

Mutu merupakan faktor penting yang diterapkan di perusahaan ini karena

banyak perusahaan pesaing yang bergerak dalam bidang yang sama. Perusahaan

selalu menempatkan kualitas produk sebagai hal yang terpenting. Perusahaan

selalu meyakinkan kualitas pasokan dari para pemasoknya, karena perusahaan

(33)

harus dipastikan bebas dari keretakan yang berlebihan, kerusakan fisik seperti

cacat permukaan. UKM Gunung Jati menetapkan standard paving block segi enam

dengan dimensi ukuran 20 cm (jarak terjauh antar sudut) x 10 cm (panjang antar

sisi) x 5 cm (tebal) dan paving block zebra dengan ukuran 22 cm (panjang) x 11

cm (lebar) x 6 cm (tebal). Sebagai perusahaan yang menghasilkan paving block,

UKM Gunung Jati sangat mengutamakan kekuatan paving block yang

dihasilkannya. Namun tetap saja tidak terdapat standar tentang berapa kekuatan

paving block yang dikehendaki. Untuk menjamin kekuatan produk yang

dihasilkannya, UKM Gunung Jati memutuskan untuk menggunakan bahan yang

berkualitas seperti semen dengan merek Semen Padang yang terkenal memiliki

kualitas yang baik, serta pasir yang dipastikan telah diayak sebelumnya untuk

menjamin kekuatan dan kepadatan paving block. UKM Gunung Jati juga

menyesuaikan produk (untuk dapat memenuhi kebutuhan pelanggan) dengan cara

meningkatkan nilai produk, menyempurnakan pekerjaan serta mempercepat

pengiriman dan melaksanakan hal-hal lain untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

2.5.2. Bahan yang Digunakan 2.5.2.1. Bahan Baku

Bahan baku merupakan bahan utama yang digunakan dalam pembuatan

produk. Bahan baku yang digunakan UKM Gunung Jati dalam memproduksi

pavingblock adalah:

1. Semen

(34)

2.5.2.2. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan-bahan yang diperlukan dalam

memperlancar penyelesaian suatu produk dimana keberadaan bahan penolong ini

tidak mengurangi nilai tambah produk yang dihasilkan tersebut, dan bahan

penolong ini tidak terdapat pada produk akhir. Bahan penolong yang digunakan

oleh UKM Gunung Jati adalah air. Air digunakan pada proses penyiraman yang

bertujuan untuk menambah kekerasan pavingblock.

2.5.2.3. Bahan Tambahan

Bahan tambahan merupakan bahan yang digunakan dalam proses produksi

dan bercampur dengan bahan baku membentuk produk akhir. Bahan tambahan

ditambahkan pada proses produksi dalam rangka meningkatkan mutu produk dan

bahan ini merupakan bagian dari produk akhir. Pada proses produksi paving block

di UKM Gunung Jati terdapat bahan tambahan yang digunakan yaitu tepung

merah untuk memberikan kesan warna yang lebih menarik pada produk dan air

untuk melembabkan pasir agar lebih memudahkan proses pencetakan.

2.5.3. Uraian Proses Produksi

Proses produksi pada UKM Gunung Jati dibagi menjadi enam tahap

produksi, yaitu:

1. Penakaran bahan baku

Penakaran bahan baku dilakukan dengan menimbang sejumlah bahan baku

(35)

2. Pencampuran bahan baku

Pencampuran bahan baku dilakukan dengan mencampur semen, pasir, dan air

menjadi satu adonan.

3. Pencetakan bahan baku

Pencetakan bahan baku dilakukan dengan menambahkan semen merah dan

adonan semen ke cetakan, kemudian di press dengan menggunakan mesin

press manual.

4. Pengeringan tahap pertama

Setelah pencetakan selesai, hasil cetakan paving block dibawa ke tempat

pengeringan yang gunanya agar semen merah dan adonan semen merekat dan

kering.

5. Perendaman

Setelah pengeringan tahap pertama, dilakukan perendaman gunanya agar

paving block mengeras setelah dijemur.

6. Pengeringan tahap kedua

Pengeringan setelah kegiatan perendaman dimaksudkan agar paving block

benar-benar kering dan kuat.

2.6. Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur organisasi merupakan gambaran mengenai pembagian tugas serta

tanggung jawab kepada individu maupun bagian tertentu dari organisasi. Struktur

organisasi ini mempunyai peranan yang sangat penting dalam menentukan dan

(36)

dan tanggung jawab serta hubungan satu sama lain dapat digambarkan pada

struktur organisasi perusahaan, sehingga para pegawai dan karyawan akan

mengetahui dengan jelas apa tugasnya dari mana ia mendapatkan perintah dan

kepada siapa ia harus bertanggung jawab.

Struktur organisasi UKM Gunung Jati adalah lini, karena pimpinan

umumnya adalah pemilik dari perusahaan itu sendiri. Semua keputusan baik yang

bersifat strategis maupun operasional akan diambil sendiri oleh pemilik. Strategi

utama yang diterapkan pada tipe organisasi usaha semacam ini adalah bagaimana

perusahaan dapat terus dijalankan dan tetap ada permintaan di pasar.

Struktur organisasi UKM Gunung Jati dapat dilihat pada Gambar 2.2.

Pemilik

Pekerja stasiun Pencetakan

Paving Block

Pekerja Pemasaran

Paving Block

Pekerja Administrasi dan

Keuangan

Sumber : UKM Gunung Jati

(37)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Kelelahan

3.1.1. Pengertian Kelelahan3

Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan agar tubuh terhindar dari

kerusakan lebih kanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Kelelahan

diatur secara sentral oleh otak.

Kelelahan otot memiliki dua kategori terjadinya kelelahan yaitu teori

kimia dan teori syaraf pusat. Pada teori kimia secara umum menjelaskan bahwa

terjadinya kelelahan adalah akibat berkurangnya cadangan energi dan

meningkatnya sisa metabolisme sebagai penyebab hilangnya efisiensi otot,

sedangkan perubahan arus listrik pada otot dan syaraf adalah penyebab sekunder.

Sedangkan pada teori syaraf pusat menjelaskan bahwa perubahan kimia hanya

merupakan penunjang proses. Perubahan kimia yang terjadi mengakibatkan

dihantarkannya ransangan syaraf melalui syaraf sensoris ke otak yang disadari

sebagai kelelahan otot.

3.1.2. Faktor Penyebab Terjadinya Kelelahan4

Kelelahan yang disebabkan kerja statis berbeda dengan kerja dinamis.

Kerja statis menengeluarkan tenaga 50% dari kekuatan maksimum otot hanya

3

Tarwaka , Ergonomi, Untuk Keselamatam, Kesehatan Kerja dan Produktivitas, (Denpasar, 2004), h. 107.

4

(38)

dapat bekerja selama 1 menit sedangkan pada pengeluaran tenaga <20% kerja

fisik dapat berlangsung lama. Tenaga otot statis sebesar 15-20% akan

menyebabkan kelelahan dan nyeri jika pembebanan berlangsung sepanjang hari.

Kerja otot statis merupakan kerja berat karena mengkonsumsi energi yang lebih

tinggi dan denyut nadi meningkat.

Kontraksi otot baik statis maupun dinamis dapat menyebabkan kelelahan

otot setempat. Kelelahan tersebut terjadi pada waktu ketahanan (endurance time)

otot terlampaui. Waktu ketahanan otot tergantung pada jumlah tenaga yang

dikembangkan oleh otot sebagai suatu presentase tenaga maksimum yang dicapai

oleh otot. Kemudian pada saat kebutuhan metabolisme dinamis dan aktivitas

kapasitas energi yang dihasilkan oleh tenaga kerja, maka kontraksi otot akan

terpengaruh sehingga kelelahan seluruh badan terjadi.

Untuk mengurangi tingkat kelelahan maka harus dihindarkan sikapkerja

yang bersifat statis dan diupayakan sikap kerja yang lebih dinamis. Hal ini dapat

dilakukan dengan merubah sikap kerja yang statis menjadi sikap kerja yang lebih

bervariasi sehingga sirkulasi darah dan oksigen dapat berjalan normal keseluruh

anggota tubuh.

3.1.3. Standard Nordic Questionnaire (SNQ)

Standard Nordic Questionnaire (SNQ) merupakan alat yang dapat

mengetahui bagian-bagian otot yang mengalami keluhan dengan tingkat keluhan

mulai dari Tidak Sakit (TS), agak sakit (AS), Sakit (S) dan Sangat Sakit (SS).

(39)
[image:39.595.251.544.125.632.2]

Gambar 3.1. Standard Nordic Questionnaire (SNQ)

KETERANGAN

NO JENIS KELUHAN

1 Sakit kaku di bagian leher bagian bawah 2 Sakit di bahu kiri

3 Sakit di bahu kanan

4 Sakit lengan atas kiri

5 Sakit di punggung

6 Sakit lengan atas kanan

7 Sakit pada pinggang

8 Sakit pada bokong

9 Sakit pada pantat

10 Sakit pada siku kiri 11 Sakit pada siku kanan

12 Sakit pada lengan bawah kiri

13 Sakit pada lengan bawah kanan 14 Sakit pada pergelangan tangan kiri

15 Sakit pada pergelangan tangan kanan

16 Sakit pada tangan kiri 17 Sakit pada tangan kanan

18 Sakit pada paha kiri

19 Sakit pada paha kanan

20 Sakit pada lutut kiri

21 Sakit pada lutut kanan

22 Sakit pada betis kiri

23 Sakit pada betis kanan

24 Sakit pada pergelangan kaki kiri

25 Sakit pada pergelangan kaki kanan

(40)

dapat diestimasi jenis dan tingkat keluhan otot skeletal yang dirasakan

oleh pekerja (Tarwaka;2004)5

Namun demikian kerja dengan sikap duduk terlalu lama dapat

menyebabkan otot perut melembek dan tulang belakang akan melengkung

sehingga cepat lelah. Mengingat posisi duduk mempunyai keuntungan dan

kerugian, maka untuk mendapatkan hasil kerja yang lebih baik tanpa pengaruh

buruk pada tubuh, perlu dipertimbangkan pada jenis pekerjaan apa saja sesuai

diterapkan posisi duduk. Untuk maksud tersebut, Pulat (1992) memberikan

Cara ini merupakan cara yang cukup sederhana dan mengandung nilai

subjektivitas yang tinggi. Untuk menekankan bias yang terjadi, maka sebaiknya

pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah melakukan aktivitas kerja. Cara ini

dilakukan agar dapat diketahui perbedaan sebelum dan sesudah berkerja agar

dapat diketahui perbandingannya.

3.2. Postur Kerja

Posisi tubuh dalam kerja sangat ditentukan oleh jenis pekerjaan yang

dilakukan. Masing-masing posisi kerja mempunyai pengaruh yang berbeda-beda

terhadap tubuh. Grandjean (1993) berpendapat bahwa bekerja dengan posisi

duduk mempunyai keuntungan antara lain:

1. Pembebanan pada kaki

2. Pemakaian energi dapat dikurangi

3. Keperluan untuk sirkulasi darah dapat dikurangi

5

Tarwaka, Dkk. 2004. “Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas”.

(41)

pertimbangan tentang pekerjaan yang paling baik dilakukan dengan posisi duduk.

Selain posisi kerja duduk, posisi berdiri juga banyak ditemukan di perusahaan.

Seperti halnya posisi duduk, posisi kerja berdiri juga mempunyai keuntungan

maupun kerugian.

Menurut Sutalaksana (2000) bahwa sikap berdiri merupakan sikap siaga

baik fisik maupun mental, sehingga aktivitas kerja yang dilakukan lebih cepat,

kuat dan teliti. Pada dasarnya, berdiri lebih lelah daripada duduk dan energi yang

dikeluarkan untuk berdiri lebih banyak 10-15% dibandingkan dengan duduk.

Untuk meminimalkan pengaruh kelelahan dan keluhan subyektif maka pekerjaan

harus didesain agar tidak terlalu banyak menjangkau, membungkuk, atau

melakukan gerakan dengan posisi kepala yang tidak alamiah.

Terdapat beberapa metode analisis sikap kerja untuk mencegah timbulnya

gangguan musculoskeletal pada saat bekerja. Ovako Work Posture Analysis

System (OWAS) merupakan suatu metode untuk mengevaluasi dan menganalisa

sikap kerja yang tidak nyaman dan berakibat pada cidera musculoskeletal (Karhu

dkk, 1981). Bagian sikap kerja dari pekerja yang diamati meliputi pergerakan

bagian tubuh dari punggung, bahu, tangan, dan kaki (termasuk paha, lutut,

pergelangan kaki). Rapid Upper Limb Assesment (RULA) dikembangkan untuk

menginvestigasikan lingkungan kerja yang tidak ergonomi dengan menggunakan

gangguan kerja pada bagian atas manusia (upper limb disorders) sebagai pusat

pengamatan (Corlett dan McAtamney, 1993). Selain itu masih ada Quick

(42)

exposure score untuk beberapa bagian tubuh punggung, leher, bahu, pergelangan

tangan dengan mempertimbangkan kombinasi antar faktor (Li, 2001).

3.3. REBA (Rapid Entire Body Assesment)6

1. Keseluruhan bagian badan digunakan.

REBA dirancang oleh Lynn Mc Atemney dan Sue Hignett (2000) sebagai

sebuah metode penilaian postur kerja untuk menilai faktor resiko gangguan tubuh

secara keseluruhan. Data yang dikumpulkan adalah data mengenai postur tubuh,

kekuatan yang digunakan, jenis pergerakan atau aksi, pengulangan atau pegangan.

Skor akhir REBA dihasilkan untuk memberikan sebuah indikasi tingkat risiko dan

tingkat keutamaan dari sebuah tindakan yang harus diambil.

Faktor postur tubuh yang dinilai dibagi atas dua kelompok utama atau

grup yaitu grup A yang terdiri atas postur tubuh kanan dan kiri batang tubuh

A(trunk), leher (neck) dan kaki (legs). Sedangkan grup B terdiri atas postur tubuh

kanan dan kiri dari lengan atas (upper arm), lengan bawah (lower arm), dan

pergelangan tangan (wrist). Pada masing-masing grup, diberikan suatu skala

postur tubuh dan suatu pernyataan tambahan. Diberikan juga factor

beban/kekuatan dan pegangan (coupling).

REBA dapat digunakan ketika penilaian postur kerja diperlukan dan dalam

sebuah pekerjaan:

2. Postur tubuh statis, dinamis, cepat berubah atau tidak stabil.

6

(43)

3. Melakukan sebuah pembebanan seperti mengangkat benda baik secara rutin

ataupun sesekali.

4. Perubahan dari tempat kerja, peralatan, atau pelatihan pekerja sedang dilakukan

dan diawasi sebelum atau sesudah perubahan.

[image:43.595.107.508.244.675.2]

1. Batang tubuh (trunk)

Tabel 3.1. Skor Batang Tubuh REBA

Pergerakan Skor Skor Perubahan

Posisi normal 1

+1 jika batang tubuh berputar/bengkok/bungkuk

0-200 (ke depan dan

belakang) 2

<-200 atau 20-600 3

>600 4

2. Leher (neck)

Tabel 3.2. Skor Leher REBA Pergerakan Skor Skor Perubahan

0-200 1

+1 jika leher berputar/bengkok >200-ekstensi 2

3. Kaki (legs)

Tabel 3.3. Skor Kaki REBA

Pergerakan Skor Skor Perubahan

Posisi normal/seimbang (berjalan/duduk) 1 +1 jika lutut antara 30-600

+2 jika lutut >600

Bertumpu pada satu kaki lurus 2

(44)

Tabel 3.4. Skor Beban REBA Pergerakan Skor Skor Pergerakan

<5 kg 0

+1 jika kekuatan cepat

5-10 kg 1

>10 kg 2

5. Lengan atas (upper arm)

Tabel 3.5. Skor Lengan Atas REBA

Pergerakan Skor Skor Perubahan

200 (ke depan dan belakang) 1 +1 jika bahu naik

>200 (ke belakang) atau 20-450 2 +1 jika lengan berputar/bengkok

45-900 3

-1 miring, menyangga berat lengan

>900 4

6. Lengan bawah (lower arm)

Tabel 3.6. Skor Lengan Bawah REBA Pergerakan Skor

60-1000 1

<600 atau >1000 2

7. Pergelangan tangan (wrist)

Tabel 3.7. Skor Pergelangan Tangan REBA

Pergerakan Skor Skor Perubahan

0-150 (ke atas dan bawah) 1 +1 jika pergelangan tangan putaran

menjauhi sisi tengah >150 (ke atas dan bawah) 2

\

(45)
[image:45.595.125.517.139.255.2]

Tabel 3.8. Coupling

Coupling Skor Keterangan

Baik 0 Kekuatan pegangan baik

Sedang 1 Pegangan bagus tapi tidak ideal atau kopling cocok

dengan bagian tubuh

Kurang baik 2 Pegangan tangan tidak sesuai walaupun mungkin

Tidak dapat

diterima 3

Kaku, pegangan tangan tidak nyaman, tidak ada pegangan atau kopling tidak sesuai dengan bagian tubuh

Skor yang didapat dari grup A (tidak termasuk beban) dimasukkan ke

[image:45.595.233.390.358.568.2]

dalam Tabel 3.9.

Tabel 3.9. Grup A

Neck Legs Trunk

1 2 3 4 5

1

1 1 2 2 3 4

2 2 3 4 5 6

3 3 4 5 6 7

4 4 5 6 7 8

2

1 1 3 4 5 6

2 2 4 5 6 7

3 3 5 6 7 8

4 4 6 7 8 9

3

1 3 4 5 6 7

2 3 5 6 7 8

3 5 6 7 8 9

4 6 7 8 9 9

Skor yang didapat dari grup B (tidak termasuk coupling) dimasukkan

kedalam Tabel 3.10.

(46)

LowerArm Wrist Upper Arm 1 2 3 4 5 6

1

1 1 1 3 4 5 7

2 1 2 4 5 7 8

3 2 3 5 5 8 8

2

1 1 2 4 5 7 3

2 2 3 5 5 8 9

3 3 4 5 7 8 9

Skor yang didapatkan dari tabel grup A ditambah dengan beban akan

menjadi skor grup A yang akan digunakan pada Tabel 3.11. Skor yang didapatkan

dari tabel grup B ditambah dengan coupling akan menjadi skor grup B yang akan

digunakan pada Tabel 3.11.

Tabel 3.11. Skor Akhir Skor

Grup B

Skor Grup A

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

1 1 1 2 3 4 6 7 8 9 10 11 12

2 1 2 3 4 4 6 7 8 9 10 11 12

3 1 2 3 4 4 6 7 8 9 10 11 12

4 2 3 3 4 5 7 8 9 10 11 11 12

5 3 4 4 5 6 8 9 10 10 11 12 12

6 3 4 5 6 7 8 9 10 10 11 12 12

7 4 5 6 7 8 9 9 10 11 11 12 12

8 5 6 7 8 8 9 10 10 11 12 12 12

9 6 6 7 8 9 10 10 10 11 12 12 12

10 7 7 8 9 9 10 11 11 12 12 12 12

11 7 7 8 9 9 10 11 11 12 12 12 12

(47)

Skor yang diperoleh dari Tabel 3.12. ditambah dengan skor aktivitas yang

akan menjadi skor REBA.

Tabel 3.12. Skor Aktivitas

Aktivitas Skor Keterangan

Postur statik +1 1 atau lebih bagian tubuh statis/diam

Pengulangan +1 Tindakan berulang-ulang

Ketidakstabilan +1 Tindakan menyebabkan jarak yang besar dan cepat

pada postur atau tubuh tidak stabil

Diperlukan tambahan data apakah menggunakan tubuh bagian kiri atau

kanan. Untuk menentukan level tindakan maka diperlukan skor REBA.

Tabel 3.13. Nilai Level Tindakan REBA

Skor REBA Level Resiko Level Tindakan Tindakan

1 Dapat diabaikan 0 Tidak diperlukan

2-3 Kecil 1 Mungkin diperlukan

4-7 Sedang 2 Perlu

8-10 Tinggi 3 Segera

(48)

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Pengambilan data dilaksanakan di UKM Gunung Jati yang berada di Jalan

Halat No. 145 d/h 54H Medan. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Desember

2014 s/d Juni 2015.

4.2. Objek Penelitian

Adapun objek penelitian yang diamati adalah operator yang bekerja pada

stasiun pencetakan untuk pemindahan bahan baku ke alat pencetakan paving

block.

4.3. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen

(experimental research) yaitu penelitian yang berutujuan untuk menyelidiki

hubungan sebab-akibat dan berapa besar hubungan tersebut dengan cara

mengenakan perlakuan (treatment) pada satu atau lebih kelompok eskperimen dan

membandingkan hasilnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yaitu

(49)

4.4. Kerangka Berpikir

Keluhan yang dirasakan oleh operator dipengaruhi oleh kegiatan yang

berulang-ulang (repetitif) dan penggunaan fasilitas kerja yang tidak sesuai dengan

dimensi operator yang mengakibatkan postur kerja yang salah, maka dilakukan

usulan perbaikan fasilitas kerja yang sesuai dimensi tubuh dan antropometri

operator tersebut.

Aktivitas Berulang (Repetitif)

Alat aktual yang tidak sesuai

dengan antropometri tubuh

operator

Perancangan Alat

Gambar 4.1. Kerangka Konseptual

4.5. Tahapan Penelitian

Penelitian terlebih dahulu dilaksanakan dengan melakukan penelitian

pendahuluan terhadap operator bertujuan untuk mengetahui apa masalah yang

sedang dihadapi oleh operator. Langkah selanjutnya adalah mengumpulkan data

keluhan dengan kuesioner SNQ, data postur kerja berupa foto elemen kerja, dan

data antropometri operator dengan mengukur panjang pangkal ke tangan (PPT),

lebar tangan (LT), dan diameter genggaman tangan (DT). Langkah selanjutnya

dilanjutkan dengan pengolahan data kuisioner, data postur kerja dengan metode

(50)

data serta kenormalan data untuk mendapatkan data yang berdistribusi normal.

Hasil pengolahan data yang digunakan untuk perancangan fasilitas kerja yang

ergonomis yang akan digunakan oleh operator.

Langkah selanjutnya implementasi penggunaan hasil rancangan I selama

satu minggu, kemudian dilakukan penilaian postur kerja dengan REBA untuk

melihat pengaruh penggunaan rancangan usulan. Langkah selanjutnya melihat

pengaruh penggunaan alat, jika terjadi penurunan tingkat keluhan dan perubahan

terhadap skor postur kerja setelah penggunaan rancangan usulan dan operator

merasa nyaman dengan rancangan usulan maka tidak dilakukan rancangan usulan

kembali, tetapi jika operator merasa tidak merasa nyaman dan perlu dilakukan

perubahan terhadap rancangan usulan, maka harus dilakukan perancangan ulang.

Langkah selanjutnya yaitu penilaian dengan menggunakan peta tangan kiri tangan

kanan serta menghitung waktu siklus untuk menyelesaikan satu produk. Hasil

yang didapatkan yaitu operator tidak merasa nyaman terhadap rancangan I

perlakuan I dan waktu yang didapatkan lebih lama jika dibandingkan dengan

sebelum menggunakan rancangan, sehingga perlu dilakukan perancangan kembali

yaitu dengan menggunakan hasil rancangan yang sama tetapi dilakukan perlakuan

yang berbeda. Operator diperbolehkan menggunakan tangan kirinya untuk

membantu mengambil adonan semen. Langkah selanjutnya dilakukan penilaian

terhadap postur kerja operator setelah menggunakan rancangan I perlakuan II dan

penilaian dengan peta tangan kiri dan tangan kanan serta menghitung waktu siklus

untuk menyelesaikan satu produk dengan menggunakan rancangan tersebut. Hasil

(51)

lebih pendek dibandingkan dengan menggunakan rancangan I perlakuan I.

Langkah selanjutnya yaitu dengan mempertimbangkan rancangan I perlakuan II,

kemudian dilakukan penambahan pegangan untuk lebih mempermudah operator

pada saat pengambilan adonan semen. Selanjutnya dilakukan penilaian postur

kerja setelah menggunakan rancangan II dan penilaian menggunakan peta tangan

kiri dan tangan kanan serta menghitung waktu siklusnya. Hasil yang didapat

waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu produk dengan menggunakan

rancangan II lebih lama jika dibandingkan dengan 2 rancangan sebelumnya.

Langkah selanjutnya memilih alternatif rancangan yang digunakan yaitu

menggunakan rancangan I perlakuan II. Langkah selanjutnya mengevaluasi

penilaian postur kerja, fasilitas kerja aktual dan rancangan, peta tangan kiri dan

tangan kanan, dan pemilihan alternatif dari rancangan yang dibuat. Langkah

terakhir dari penelitian ini adalah penarikan kesimpulan dan pemberian saran

kepada pihak perusahaan. Adapun blok diagram langkah-langkah penelitian dapat

dilihat pada Gambar 4.2.

4.6. Metode dan Instrumen Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan postur

kerja dengan menggunakan Rapid Entire Body Assessment (REBA).

Instrumen yang digunakan di dalam penelitian ini adalah:

1. Kuesioner SNQ, digunakan untuk identifikasi awal menilai keluhan otot yang

dialami operator.

(52)

Mulai

Studi Pustaka 1. Buku 2. Jurnal Internet

Studi Pendahuluan 1. Observasi Langsung 2. Wawancara

Perumusan Masalah

Pengambilan bahan baku ke alat pencetakan dengan menggunakan wadah yang tidak ergonomis ke mesin pencetakan secara berulang-ulang (repetitif) selama 7

jam kerja per hari.

Sasaran Penelitian

1. Mengidentifikasi keluhan yang dialami operator pada saat pengambilan bahan baku ke alat pencetakan dengan kuesioner SNQ

2. Menidentifikasi postur kerja operator dengan REBA

3. Melakukan pengukuran dimensi tubuh sebagai pedoman untuk perancangan alat pengaambilan bahan baku.

Penetapan Tujuan

Mendapatkan rancangan fasilitas kerja pemindahan bahan baku yang egonomis di stasiun pencetakan untuk mengurangi keluhan

rasa sakit pada operator.

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

- Penilaian postur menggunakan REBA - Perhitungan data antropometri tubuh

- Perancangan alat bantu sesuai prinsip antropometri. - Penerapan alat kepada operator

- Penilaian postur menggunakan REBA setelah rancangan - Penilaian menggunakan PTKTK

- Mendapatkan waktu siklus

Analisa Pemecahan Masalah

Evaluasi postur kerja sebelum dan setelah penggunaan rancangan, evaluasi fasilitas kerja aktual dan usulan, dan

evaluasi PTKTK, serta pemilihan alternatif rancangan.

Kesimpulan dan Saran

Selesai Pengumpulan Data Primer

1. Data keluhan yang dialami operator 2.Metode kerja yang mencakup postur kerja aktual dan ukuran/dimensi alat pengambilan

bahan baku.

3. Data antropometri operator

4. Rincian kegiatan pada proses pengambilan bahan baku.

5. Atribut dan fasilitas kerja yang akan dirancang

Pengumpulan Data Sekunder

1.Sejarah perusahaan dan struktur organisasi 2. Jumlah pekerjaan dilantai produksi

Perancangan Ulang

Y N

[image:52.595.124.509.104.736.2]
(53)

dan dimensi antropometri.

3. Jangka sorong, digunakan untuk mengukur diameter genggaman operator

sebagai dasar perancangan fasilitas kerja usulan.

4. Kamera digital Casio 14 Megapixel, digunakan untuk mengambil foto

operator sebagai dasar penilaian postur kerja.

4.7. Pengumpulan Data

Adapun beberapa jenis data yang dikumpulkan dalam melakukan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data primer

Data Primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengamatan dan

perhitungan secara langsung selama melakukan penelitian, yaitu data dimensi

antropometri operator, dan data keluhan otot dengan kuesioner SNQ.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari perusahaan untuk

mendapatkan informasi dan data yang berhubungan dengan penelitian, seperti

sejarah perusahaan, jumlah karyawan, jam kerja, laju produksi, dan

sebagainya.

Data primer yang dibutuhkan dalam penelitian ini dapat dikumpulkan

dengan cara sebagai berikut:

1. Observasi (Pengamatan)

Pengumpulan data ini dilakukan dengan pengamatan dan pengukuran secara

(54)

pengambilan bahan baku ke mesin pencetakan. Alat yang digunakan dalam

pengumpulan data secara observasi ini adalah jangka sorong, meteran dan

Kamera Casio 16,1 MegaPixel.

2. Kuesioner

Kuesioner yang digunakan adalah dengan Standard Nordic Questionnaire

(SNQ). Kuesioner ini digunakan untuk mengidentifikasi awal keluhan-

keluhan yang dialami operator.

4.8. Metode Pengolahan Data

Pada tahap ini, data yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan diolah

sesuai dengan teknik analisis data yang digunakan.

1. Standard Nordic Questionnaire (SNQ) untuk menentukan bagian tubuh yang

mengalami keluhan.

2. Penilaian postur kerja dengan REBA untuk memperoleh gambaran tentang

postur kerja.

3. Uji keseragaman, kecukupan, dan kenormalan data antropometri.

4. Perhitungan persentil dari dimensi tubuh operator untuk acuan dalam

merancang alat pengambilan bahan baku.

4.9. Analisis Pemecahan Masalah

Semua data, baik yang diperoleh dalam pengumpulan data maupun yang

didapat dari hasil pengolahan data dianalisis terhadap :

(55)

kuisioner SNQ.

2. Postur kerja operator dengan menggunakan metode REBA.

3. Perancangan fasilitas kerja sekop adonan bahan baku.

Hasil analisis di atas digunakan untuk perancangan alat bantu operator

pada pekerjaan pengambilan bahan baku ke mesin pencetakan. Alat bantu tersebut

dibuat untuk mereduksi keluhan berdasarkan pekerjaan repetitif operator.

4.10. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan yang didapat dari hasil anlisis yang dilakukan di UKM

Gunung Jati dengan perancangan ulang fasilitas kerja berupa alat yang ergonomis

pada operator yang mengambil bahan baku ke mesin pencetakan diharapkan dapat

mempermudah dan memperlancar pekerjaan, serta mengurangi keluhan sakit yang

ada. Sedangkan saran yang diberikan akan diarahkan pada beberapa rancangan

atau usulan perbaikan yang bermanfaat bagi UKM Gunung Jati dan

(56)

BAB V

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

5.1. Pengumpulan Data

5.1.1. Data Standard Nordic Questionnaire (SNQ)

Standard Nordic Questionnaire (SNQ) dibuat untuk mengetahui keluhan

yang dialami oleh pekerja selama melaksanakan pengambilan bahan baku ke alat

pencetakan. Pengumpulan data SNQ diberikan kepada pekerja stasiun pencetakan.

Hasil rekapitulasi data SNQ dapat dilihat pada Tabel 5.1.

Tabel 5.1. Rekapitulasi Data SNQ Pekerja Stasiun Pencetakan Paving Block

No Dimensi

Tingkat Keluhan

No Dimensi

Tingkat Keluhan

0 3 14 3

1 3 15 3

2 4 16 4

3 4 17 4

4 4 18 1

5 3 19 1

6 4 20 1

7 3 21 1

8 3 22 2

9 2 23 2

10 3 24 2

11 3 25 2

12 4 26 2

13 4 27 2

(57)

Penilaian berdasarkan kuisioner SNQ untuk pembobotan tidak sakit, agak

sakit, sakit dan sangat sakit masing-masing adalah 1, 2, 3 dan 4.

5.1.2. Postur Kerja

Postur kerja pengambilan bahan baku ke alat pencetakan dijelaskan

sebagai berikut:

[image:57.595.180.447.301.503.2]

1. Pengambilan Bahan Baku ke Alat Pencetakan.

(58)

5.1.3. Fasilitas Kerja Aktual

Fasilitas kerja aktual di stasiun pencetakan adalah:

1. Sekop Adonan

Gambar 5.2. Sekop Adonan

5.2. Pengolahan Data

5.2.1. Keluhan Pekerja Berdasarkan Kuisioner SNQ

Adapun rekapitulasi persentase keluhan operator dengan SNQ dapat dilihat

[image:58.595.245.381.202.355.2]

pada Tabel 5.3.

Tabel 5.3. Rekapitulasi Persentase Keluhan Operator dengan SNQ No

Dimensi

Tingkat Keluhan

No Dimensi

Tingkat Keluhan

0 3 9 2

1 3 10 3

2 4 11 3

3 4 12 4

4 4 13 4

5 3 14 3

6 4 15 3

7 3 16 4

(59)
[image:59.595.129.494.373.591.2]

Tabel 5.3. Rekapitulasi Persentase Keluhan Operator dengan SNQ (Lanjutan) No Dimensi Tingkat Keluhan No Dimensi Tingkat Keluhan

18 1 23 2

19 1 24 2

20 1 25 2

21 1 26 2

22 2 27 2

Sumber : Kuesioner SNQ

Keluhan yang dirasakan oleh pekerja pada saat pengambilan bahan baku

ke alat pencetakan dapat dilihat dalam histogram pada Gambar 5.4.

Sumber: Pengolahan Data

(60)

5.2.2. Penilaian Postur Kerja dengan Metode REBA

Penilaian postur kerja pada elemen pengambilan bahan baku ke alat

pencetakan dapat dilihat pada Gambar 5.4.

Gambar 5.4. Pengambilan Bahan Baku ke Alat Pencetakan

Penilaian dilakukan terhadap tubuh bagian kanan dan kiri pekerja pada

elemen pengambilan bahan baku kea lat pencetakan. Penilaian tubuh bagian kanan

dan kiri dengan menggunakan lembar penilaian Rapid Entire Body Assesesment

(REBA) Assessment Worksheet. Penilaian dilakukan dengan memberikan skor

pada kotak yang telah disediakan. bagian tubuh yang dinilai pertama kali adalah

leher, kaki, dan badan. Skor dari ketiga bagian tersebut lalu dimasukkan ke tabel

A hingga diperoleh nilai dari tabel A. Nilai dari tabel A lalu ditambahkan dengan

nilai pembebanan yang akan menghasilkan nilai skor A. Bagian tubuh yang dinilai

berikutnya adalah pergelangan tangan, lengan bawah, dan lengan atas. Skor dari

ketiga bagian tersebut lalu dimasukkan ke tabel B hingga diperoleh nilai dari

tabel B. Nilai dari tabel B lalu dijumlahkan dengan nilai genggaman yang akan

menghasilkan nilai skor B. Nilai skor A dan B selanjutnya dimasukkan ke tabel C

(61)

nilai tabel C dan nilai aktivitas. Hasil dari penilaian untuk postur kerja pada

gambar diatas dapat dilihat pada Gambar 5.5. dan 5.6.

Berdasarkan penilaian REBA yang telah dilakukan terhadap tubuh bagian

kanan dan kiri, didapatkan nilai skor REBA adalah 7 dan 7. Dapat disimpulkan

bahwa kegiatan pencetakan paving block perlu dilakukan tindakan. Penilaian

untuk postur kerja untuk elemen kegiatan pengambilan bahan baku ke alat

pencetakan hasil rekapitulasi perhitungan postur kerja ditunjukkan pada Tabel

5.4.

Tabel 5.4. Rekapitulasi Hasil Perhitungan Postur Kerja No Elemen Kegiatan Bagian

Tubuh Skor Tindakan Perbaikan

1

Mengangkat Bahan Baku Kemesin Pencetakan

Kiri 7 Perlu tindakan

Kanan 7 Perlu tindakan

Sumber : Pengolahan Data

5.2.3. Perhitungan Data Antropometri

5.2.3.1.Penentuan Data Dimensi Tubuh Tenaga Kerja

Hasil penilaian keluhan dari SNQ menunjukkan perlu dilakukan

perancangan fasilitas kerja yang ergonomis. Fasilitas kerja usulan yang

dibutuhkan adalah:

1. Sekop Adonan

Sekop adonan dapat mengurangi keluhan pada bagian tangan sehingga

(62)
[image:62.842.151.729.119.481.2]
(63)
[image:63.842.144.731.114.475.2]
(64)

Dimensi tubuh yang diperlukan dalam perancangan fasilitas kerja yaitu:

1. Pangkal ke Tangan (PPT)

2. Lebar Tangan (LT)

3. Diameter Genggaman Tangan (GT)

Adapun data dimensi tubuh pekerja UKM Gunung Jati dapat dilihat pada

Tabel 5.5.

Tabel 5.5. Data Dimensi Tubuh Pekerja UKM Gunung Jati No PPT

(cm)

LT (cm)

DG (cm)

1 7,5 10,5 3,4

Sumber: Hasil Pengukuran

Data dimensi tubuh pekerja UKM Gunung Jati tidak cukup untuk

digunakan sebagai acuan dalam perancangan fasilitas kerja usulan, sehingga

dilakukan penambahan data dimensi tubuh dari laboratorium E dan APK dapat

[image:64.595.141.482.540.742.2]

dilihat pada Tabel 5.6.

Tabel 5.6 Dimensi Tubuh Pekerja

No PPT

(cm)

LT (cm)

DG (cm) No

PPT (cm) LT (cm) DG (cm)

1 7,5 10,5 3.5 12 9.8 9.3 4

2 9 11 4.2 13 10 9.2 4.1

3 9 9.9 4 14 9.3 8.3 4

4 10.7 10.3 4.2 15 7 7.25 2.5

5 7.8 8.3 3.6 16 7.35 8.15 3.45

6 9.4 9.3 3.4 17 7.05 9.55 2.55

7 7.1 9 4.4 18 8.25 8.27 3.45

8 8.2 7.9 4.8 19 6 7.6 3.2

9 8.3 9.7 5.2 20 6.9 8.8 2.4

10 8.1 8.6 4.3 21 6.2 7.6 2.6

11 10.9 10.5 4.1 22 7.8 8 3.2

(65)

No PPT (cm)

LT (cm)

DG (cm) No

PPT (cm) LT (cm) DG (cm)

23 6.3 9.4 3.7 34 5.61 8.66 4.41

24 11 9.4 4.4 35 9 10.48 4.22

25 8 7.7 4.6 36 8.2 7.61 4.09

26 9 8.5 4.6 37 9.76 8.4 4

27 8 9.5 4 38 6.5 8.2 3.08

28 9 9.2 4.6 39 7.74 7.92 3.08

29 8 9.8 5 40 8.53 8.54 3.51

30 6.8 8.8 3.9 41 7.3 8.56 3.96

31 6.8 8.4 3.1 42 8.41 9.51 4.12

32 8.5 10.1 3.4 43 8.63 8.57 3.62

33 6.2 8.8 3.9 44 9.8 12 9

Sumber: Data Base Laboratorium E dan APK

5.2.4. Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi, Nilai Maksimum, dan Minimum

Adapun persamaan yang digunakan untuk menghitung nilai rata-rata,

standar deviasi, nilai maksimum dan minimum pada masing-masing dimensi

tubuh hasil pengukuran akan dijabarkan sebagai berikut.

5.2.4.1.Perhitungan rata-rata

Untuk menentukan nilai rata-rata pada masing-masing dimensi tubuh hasil

pengukuran dapat ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

n X

n

X X

X + + + n =

n

=

Χ 1 2 ....

(66)

n = Banyaknya pengamatan

n X

Σ = Jumlah pengamatan ke n

X = X rata-rata

Misalnya :

Nilai rata-rata pada data Pangkal ke Tangan(PPT) adalah:

15 , 8 44 73 , 358 44 8 , 9 63 , 8 ... 9 5 ,

7 + + + + = =

= X

5.2.4.2.Perhitungan Standar Deviasi

Untuk menentukan nilai standar deviasi yaitu standar penyimpangan dari

nilai rata-ratanya pada masing-masing dimensi tubuh hasil pengukuran dapat

ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

σ

(

)

1 2 − − =

n X Xi Misalnya:

Nilai standar deviasi pada data Pangkal ke Tangan(PPT) adalah:

σ 1 44 ) 15 , 8 8 , 9 ( ) 15 , 8 63 , 8 ( ... ) 15 , 8 9 ( ) 15 , 8 5 , 7

( 2 2 2

− − + − + + − + − =

(67)

5.2.4.3.Perhitungan Nilai Minimum dan Maksimum

Nilai minimum adalah nilai terkecil dari hasil pengukuran setelah data

diurutkan, sedangkan nilai maksimum adalah nilai yang terbesar dari data hasil

pengukuran setelah data diurutkan.

Misalnya:

Nilai minimum dan maksimum pada data data Pangkal ke Tangan (PTT) adalah:

11

61

,

5

m

Gambar

Gambar 2.1. Paving Block Merah
Gambar 3.1.  Standard Nordic Questionnaire (SNQ)
Tabel 3.1. Skor Batang Tubuh REBA
Tabel 3.9. Grup A
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden obesitas mengalami pre eklampsi berat yaitu sebanyak 75 responden (52,1%) dan sebagian

telah dilakukan maka kesimpulannya yaitu tekanan gas yang dihasilkan dari masing- masing digester dengan perbandingan campuran pada kategori yang berbeda– beda, menghasilkan tekanan

Apa yang dimaksud dengan matras dan digunakan dalam olahraga

[r]

[r]

Pada hari ini Senin, tanggal delapan bulan Mei tahun dua ribu tujuh belas (08-05-2017), bertempat di Ruang Rapat Direktorat Standar Akuntansi dan Tata Kelola, Gedung

[r]

[r]