• Tidak ada hasil yang ditemukan

Uji Potensi Antibakteri Infus Akar Ginseng Merah Terhadap S. aureus dengan Metode Difusi Paper disk

HASIL DAN PEMBAHASAN

D. Uji Potensi Antibakteri Infus Akar Ginseng Merah Terhadap S. aureus dengan Metode Difusi Paper disk

Prinsip kerja metode difusi yaitu senyawa uji yang ditempatkan dalam media padat yang telah diinokulasi bakteri uji akan berdifusi ke dalam media dan menghambat pertumbuhan bakteri uji, bahkan mematikannya. Setelah inkubasi selama 20-24 jam akan diperoleh diameter zona hambat yang menunjukkan besarnya potensi antibakteri senyawa uji jika dibandingkan dengan kontrol negatif (McKane & Kandel, 1996).

Suhu inkubasi yaitu 37oC sesuai dengan tubuh manusia karena S. aureus

termasuk anggota flora normal dalam tubuh. Media penanaman bakteri uji yang digunakan yaitu Nutrien Agar (NA).Media ini mengandung semua kebutuhan untuk pertumbuhan mikrobia, yaitu sumber energi, sumber nitrogen, serta ion organik esensial dan kebutuhan lain seperti vitamin dan asam amino. Jumlah bakteri uji yang diinokulasikan disetarakan dengan standar Mc. Farland II (6x108 CFU/ml). Pengontrolan terhadap jumlah S. aureus bertujuan agar jumlah bakteri uji yang akan dibiakkan dapat dikendalikan populasinya dengan cara membandingkan kekeruhan suspensi bakteri uji secara visual dengan standar baku sehingga akan diperoleh hasil yang hampir sama untuk setiap replikasi.

Uji potensi antibakteri secara difusi menggunakan paper disk dengan konsentrasi infus 40, 60, 80, dan 100 % sebanyak 10 μl. Variasi kadar dimaksudkan untuk mengetahui apakah pada konsentrasi tersebut dihasilkan potensi hambat terhadap pertumbuhan S. aureus. Kontrol positif yang digunakan sebagai pembanding adalah Amoxycillin (20 mg/ml) karena golongan penicillin masih

merupakan drug of choice untuk mengatasi infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Pemilihan konsentrasi Amoxycillin 20 mg/ml sesuai dengan nilai MIC Amoxycillin terhadap S. aureus yaitu antara 10-20 mg/ml (Lateef, Oloke & Gueguim-Kana, 2004). Sebagai kontrol negatif digunakan aquadest steril karena merupakan pelarut dari infus.

Tabel II. Purata diameter zona hambat infus akar ginseng merah terhadap S.

aureus dengan metode difusi paper disk

Sampel Uji Diameter zona hambat (cm) (Purata ± SD)

Kontrol (-) Aquadest steril 0 ± 0,00

Infus ginseng merah 40 % b/v 0,83 ± 0,12

Infus ginseng merah 60 % b/v 0,97 ± 0,06

Infus ginseng merah 80 % b/v 1,07 ± 0,06

Infus ginseng merah 100 % b/v 1,23 ± 0,06

Kontrol (+) Amoxycillin 2 % 1,37 ± 0,12

Pada difusi paper disk diperoleh hasil diameter zona hambat untuk kontrol negatif sama dengan 0 ± 0,00 yang artinya aquadest sebagai kontrol negatif tidak memiliki potensi antibakteri. Sedangkan untuk kontrol positif menghasilkan diameter zona hambat 1,37 ± 0,12 yang artinya amoxycillin sebagai kontrol positif memiliki potensi antibakteri. Pada pengamatan diameter zona hambat untuk larutan uji infus akar ginseng merah dengan konsentrasi 40, 60, 80 dan 100% berturut-turut adalah 0,83 ± 0,12; 0,97 ± 0,06; 1,07 ± 0,06 dan 1,23 ± 0,06 yang berarti larutan uji infus akar ginseng merah dengan konsentrasi 40, 60, 80 dan 100% memiliki potensi antibakteri terhadap S. aureus yang ditunjukkan oleh adanya zona hambatan di sekitar paper disk.

Data berupa diameter zona hambat pertumbuhan bakteri uji dianalisis menggunakan analisis Kolmogorov Smirnov untuk mengetahui pola distribusi datanya dengan parameter bahwa data terdistribusi normal jika nilai signifikansinya > 0,05. Dari analisis ini diketahui bahwa data hasil penelitian ini terdistribusi normal dengan nilai signifikansi 0,150 (> 0,05) dan dengan nilai Kolmogorov Smirnov Z 1,138 (<1,96). Oleh karena itu, analisis dilanjutkan dengan uji ANOVA satu arah. Uji ANOVA satu arah ini digunakan untuk mengetahui pengaruh potensi antibakteri infus akar ginseng merah dengan berbagai pengaruh konsentrasi serta pengaruh kontrol negatif dan kontrol positif terhadap pertumbuhan S. aureus dengan membandingkan nilai F uji dengan nilai F tabel. Apabila F uji > F tabel berarti H0 ditolak dan H1 diterima, demikian juga sebaliknya (Pratista, 2004).

Dalam penelitian ini dirumuskan hipotesis kerja (H1) sebagai berikut: setiap variasi konsentrasi infus akar ginseng merah serta kontrol negatif dan kontrol positif memiliki mean yang berbeda dalam hal diameter zona hambat yang dihasilkan. Sedangkan hipotesis nihil (H0) dirumuskan bahwa setiap variasi konsentrasi infus akar ginseng merah serta kontrol negatif dan kontrol positif tidak memiliki mean yang berbeda dalam hal diameter zona hambat.

Tabel III. Hasil uji statistik menggunakan ANOVA ANOVA

Diameter zona hambat

3.524 5 .705 115.345 .000 .073 12 .006 3.598 17 Between Groups Within Groups Total Sum of

Dari ANOVA satu arah yang dilakukan terhadap diameter zona hambat yang ditimbulkan oleh infus akar ginseng merah dengan berbagai variasi konsentrasi serta kontrol negatif dan kontrol positif, ternyata H0 ditolak dan H1 diterima karena nilai F uji (115,345) lebih besar dari nilai F tabel (3,106) sehingga H0 ditolak. Hal ini berarti setiap variasi konsentrasi infus akar ginseng merah serta kontrol negatif dan kontrol positif memiliki rerata hambatan yang berbeda. Dari kesimpulan yang diperoleh pada tabel ANOVA perlu dilakukan uji lanjut atau Post Hoc Test dengan menggunakan uji

Least Significant Difference (LSD) dengan taraf kepercayaan 95 %. Uji LSD dilakukan antar variasi konsentrasi infus serta kontrol negatif dan kontrol positif.

Tabel IV. Hasil uji statistik menggunakan uji Least Significant Difference

(LSD) Kontrol (-) Kontrol (+) Infus 40% Infus 60% Infus 80% Infus 100% Kontrol (-) - BB BB BB BB BB Kontrol (+) BB - BB BB BB BTB Infus 40% BB BB - BTB BB BB Infus 60% BB BB BTB - BTB BB Infus 80% BB BB BB BTB - BB Infus 100% BB BTB BB BB BB -

Keterangan : BB = Berbeda Bermakna BTB = Berbeda Tidak Bermakna

Uji LSD bertujuan untuk mengetahui perbedaan potensi antibakteri antar masing-masing konsentrasi infus akar ginseng merah dan kelompok kontrol. Parameter uji ini yaitu setiap variasi konsentrasi dari infus akar ginseng merah memiliki perbedaan yang bermakna dalam hal diameter zona hambat yang dihasilkan, baik terhadap kontrol positif Amoxycillin dan kontrol negatif aquadest

steril, jika nilai signifikansinya < 0,05 (taraf kepercayaan 95 %). Terlihat pada tabel

Post Hoc Test bahwa setiap variasi konsentrasi infus akar ginseng merah dengan kontrol negatif memiliki nilai signifikansi < 0,05 dan menghasilkan diameter zona hambat yang berbeda bermakna, artinya setiap variasi konsentrasi infus akar ginseng merah memiliki potensi sebagai antibakteri terhadap S. aureus. Sedangkan setiap variasi konsentrasi infus akar ginseng merah dengan kontrol positif hanya pada konsentrasi 100 % yang tidak ada perbedaan yang bermakna dengan kontrol positif, yang artinya mungkin konsentrasi 100 % dari infus akar ginseng merah dapat menggantikan potensi antibakteri dari amoxycillin (kontrol positif) tetapi masih perlu penelitian dan pembuktian lebih lanjut. Suatu senyawa antimikroba dikatakan memiliki potensi antibakteri jika ada penghambatan pada pertumbuhan mikroba uji dibandingkan dengan kontrol negatif.

E. Uji Potensi Antibakteri Infus Akar Ginseng Merah Terhadap S. aureus

Dokumen terkait