METODE PENELITIAN
B. Potensi dan Peluang Investasi 1. Industri Jamu
Industri Jamu di Kabupaten Sukoharjo terbesar di Kecamatan Nguter dan Kecamatan Sukoharjo, bahan dasar jamu menggunakan tanaman yang sejak dulu dipercaya dapat menyembuhkan penyakit, misalnya:
temulawak, temu ireng, jahe, kencur, daun sambiroto, cemplukan, dan tampak darah. Sedangkan merk jamu: gujati, bisma, doro, puspitosari, hatrimau, kresno, dan gatot kaca.
2. Industri Jamur
Salah satu andalan Kabupaten Sukoharjo dalam pengembangan sektor pertanian adalah pengembangan jamur yang dikhususkan di Kecamatan Polokarto di Desa Polokarto, dengan tingkat kebutuhan jamur yang sangat tinggi diharapkan mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri yaitu 17.000 ton/ tahun, sedangkan dikampung jamur polkarto dapat menghasilkan produksi log jamur: 900.000 bag log/ tahun, produksi jamur tiram: 1,8 to jamur/ tahun dan produksi jamur kuping basah: 793 Ton jamur/
tahun, dan dapat diserap di pasar lokal adalah 10% sehingga yang belum terserap adalah 90% dari seluruh total produksi.
Masih besarnya kekurangan kebutuhan jamur ini dapat menjadi kendala pengembangan investasi didaerah ini mengingat dalam pengembangan jamur daerah ini masih bersifat tradisional, sehingga masih perlu adanya mesin produksi yang lebih canggih dan modern. Dengan asumsi 1 baglog dapat menghasilkan 10 kg jamur selama 4 bulan produksi maka untuk memenuhi kekurangan hampir 16.500 ton jamur diperlukan baglog sebanyak 1.500.000 baglog. Sedangkan biaya pembuatan 1 baglog adalah Rp. 7.500,-. Naka investasi yang diperlukan sebesar Rp.24.750.000,00.
3. Industri Pertanian Organik
Dengan semakin besar pemahaman masyarakat akan kesehatan maka pemerintah Kabupaten Sukoharjo berperan aktif dengan berupaya mengembangkan pertanian organik di wilayah kecamatan weru. Dan saat ini sudah ada pertanian organis yang sudah bersertifikat dengan luasan lahan sebesar 30 Ha, dengan produksi beras putih sebesar 176 ton/ panen, beras merah sebesar 40 ton/ panen, beras hitam sebesar 24 ton/ panen, pupuk organik padat dan cair serta bakteri pengurai.
Hasil panen ini dikonsumsi sendiri kurang lebih 35 ton, selebihnya di jual ke pasar lokal dan keluar daerah. Sedangkan yang paling dibutuhkan oleh para petani adalah modal, sehingga harga beras menjdi stabil. Investasi Rp. 1.000.000,000,- dengan harga beras organik yang tinggi dan relatif stabil maka keuntungannnya sangat besar.
4. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Batik
Kabupaten Sukoharjo juga dikenal dengan produk batik tradisional, baik tulis maupun cap. Pengrajin batik banyak dijumpai di Polokarto, Mojolaban, dan Kecamatan Tawangsari. Usaha yang masih beroperasi sedikitnya 107 unit, menyerap 360-an tenaga kerja lokal. Produksi batik asal sukoharjo berkembang bersamaan dengan kian meluasnya penggemar busana batik. Motif dan bahan yang digunakan saat ini juga beragam sehingga konsumen memiliki banyak pilihan termasuk dalam hal harga. Batik produksi sukoharjo saat ini tidak hanya dipasarkan di kawasan Solo Raya, melainkan juga sudah menembus pasar di luar daerah, bahkan sebagian diantaranya di ekspor. Keberadaan industri batik, yang sebagian besar berskala kecil menengah tersebut juga mampu menggerakkan roda perekonomian daerah.
5. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Mebel
Pusat industri mebel kayu Kabupaten Sukoharjo terdapat di Desa Telukan Kecamatan Grogol, Desa Wirun kecamatan Mojolaban dan Desa Bulakan kecamatan Sukoharjo.Industri mebel ini mampu menyerap 38.781 orang dan mampu memproduksi mebel kayu 89.599 m³. Dari hasil tersebut 60% diekspor ke manca negara. Peluang investasi dari industri mebel ini adalah berdirinya showroom hasil produksi, berdirinya pabrik bahan baku kayu, penambahan alat-alat pembantu industri mebel dan terminal peti kemas.
6. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Rotan
Sentra Industri Rotan terletak di desa Trangsan dan desa Mayang, kecamatan Gatak. Industri ini sebagian besar dikerjakan masih dalam skala home industry, namun mampu menembus pasar inetrnasional karena hasil produksinya sudah diekspor ke berbagai negara diantaranya Inggris, Jerman, Belgia, Taiwan, Belanda, Denmark dan Swiss dengan volume ekspor 910.230 kg dan omset penjualan mencapai US$4.794.958,89. Untuk UMKM rotan ini peluang investasinya adalah berdirinya showroom hasil produksi dan berdirinya pabrik bahan baku alat pembantu industri
7. Industri Gamelan
Ada 15 unit usaha kerajinan gamelan di Kabupaten Sukoharjo yang berpusat di desa Wirun dan Desa Laban Kecamatan Mojolaban. Tenaga kerja yang sudah diserap pada usaha ini sekitar 147 orang dan mampu menghasilkan 58 set gamelan tiap tahunnya. Gamelan yang sudah jadi dipasarkan ke berbagai daerah dan sebagian lagi dipasarkan ke luar negeri.
Untuk industri gamelan ini peluang investasinya adalah berdirinya showroom hasil kerajinan gamelan dan sanggar seni tradisional dengan mengaplikasikan seni modern yang akan diminati wisatawan mancanegara.
8. Tatah Sungging
Kerajinan Tatah Sungging (wayang kulit, kaligrafi) terpusat di desa Madegondo dan desa Telukan, Kecamatan Grogol serta di desa Sonorejo kecamatan Sukoharjo. Terdapat 35 unit usaha kerajinan tatah sungging di Kabupaten Sukoharjo yang mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 120 orang. Jumlah produksi yang dihasilkan adalah 21.466 buah per tahun. Untuk
kerajinan tatah sungging ini peluang investasinya adalah perusahaan penyamaan kulit dengan proses menggunakan peralatan modern dan galeri dengan paduan seni budaya warisan leluhur.
9. Sektor Perdagangan
Sektor perdagangan di Kabupaten Sukoharjo berkembang cukup pesat, hal ini ditunjang dengan sistem perijinan yang mudah seperti pembuatan SIUP ( Surat Izin Usaha Perdagangan) yaitu surat izin untuk melaksanakan kegiatan usaha perdagangan, dan TDP ( Tanda Daftar Perusahaan) yaitu tanda daftar yang diberikan kepada perusahaan yang telah disahkan pendaftarannya. Setiap tahun penerbitan SIUP dan TDP mengalami angka kenaikan yang cukup signifikan. Kegiatan ekspor non migas di Kabupaten Sukoharjo juga terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan hal ini ditunjukkan oleh nilai ekspor yang terus naik setiap tahunnya. Peluang investasi untuk sektor perdagangan ini di antaranya pasar swalayan, jasa informasi perdagangan, toko serba ada (toserba), jasa transportasi dan pergudangan.
10. Sektor Perhotelan
Pesatnya arus investasi ke Kabupaten Sukoharjo disamping daya tarik wisata di Sukoharjo dan sekitarnya mendorong pertumbuhan pusat-pusat layanan akomodasi dan perhotelan di Sukoharjo. Letak Sukoharjo yang strategis karena berdekatan dengan Bandara Internasional
Adisumarmo mendorong pesatnya industri perhotelan dan pariwisata di Sukoharjo. Saat ini telah berdiri beberapa hotel berbintang di Kawasan Solo Baru Sukoharo diantaranya Best Western Premier Solo Baru, Hotel Lor-in Syariah, Fave Hotel Solo baru, Grand Soba Hotel dan Hotel Brothers.
11. Pusat Perbelanjaan
Sektor perdagangan di Kabupaten Sukoharjo berkembang cukup pesat, hal ini didorong oleh iklim investasi yang sangat menguntungkan dan dijadikannya Sukoharjo sebagai tujuan utama investasi di Jawa Tengah khususnya Soloraya.Saat ini tercatat telah berdiri 9 Mall/
Supermarket yang ada di Sukoharjo diantaranya The Park Mall, Hartono Lifestyle Mall, Mall Palur, Laris kartasura, Goro Assalam Hypermarket.
Selain itu terdapat Sentra Perdagangan Bisnis yang ternama, antara lain Sentra Niaga Solo Baru dan Hartono Trade Center Solo Baru
12. Zona Industri dan Tenaga Kerja
Dengan semakin banyaknya perusahaan yang akan masuk dan menanamkan modalnya di Kabupaten Sukoharjo, Maka tahun 2017 Pemerintah Kabupaten Sukoharjo melakukan revisi Perda Nomor 14 Tahun 2011 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sukoharjo Tahun 2011-2031, yang semula luas Zona Kawasan Industri hanya 254 Ha, dan Hanya di Kecamatan Nguter di tambah menjadi 1111,52 Ha dan tersebar di 3 Kecamatan yaitu Kecamatan Nguter, Kecamatan Bendosari dan Kecamatan Polokarto.
Tabel 2
Desa Plesan 254, 39 103,8 PT. Delta Merlin Dunia Tekstil PT. Dolphin Putra Sejati
Sumber: Buku Profil Investasi dan Peluang Investasi Kabupaten Sukoharjo Tahun 2008
a. Jumlah angkatan kerja berdasarkan tingkat pendidikan
No Kecamatan
5 Polokarto 20.292 14.472 14.486 1.380 1.247
6 Bulu 612 4.290 6.484 2.926 1.418
7 Mojolaban 6.935 12.291 21.885 3.055 3.558
8 Weru 11.503 12.615 11.271 4.478 2.706
9 Bendosari 5.875 8.880 17.015 5.369 6.042 10 Kartasura 10.445 10.241 10.649 6.647 3.427
11 Gatak 7.435 9.009 9.928 1.588 830
12 Sukoharjo 19.899 14.824 19.491 3.946 5.804 Jumlah 126.797 133.747 180.929 56.067 43.860 Sumber: Buku Profil Investasi dan Peluang Investasi Kabupaten Sukoharjo
Tahun 2018
b. Jenis pelatihan tenaga kerja Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) BLK Kabupaten Sukoharjo
1) Las Industri 2) Menjahit/ Garmen 3) Instalasi listrik 4) Operator Komputer 5) Otomotif Sepeda Motor 6) Otomotif Kendaraan Ringan 7) Pengolahan Hasil Pertanian/ Boga 8) Teknisi Handphone
c. Jumlah Tenaga Kerja Asing (TKA) di Kabupaten Sukoharjo adalah 157 orang.
C. Kebijakan Pemerintah Kabupaten Sukoharjo Dalam Menciptakan Iklim