• Tidak ada hasil yang ditemukan

Potensi yang ada di Desa Muntung antara lain : 1. Tahu Kupat

Salah satu makanan khas desa adalah tahu kupat, yaitu tahu kupat, yaitu makanan terdiri dari irisan kupat dan tahu yang digoreng terlebih dulu dan diiris-iris, bagian atasnya dibubuhi irisan kol, selanjutnya diberi saos yang terbuat dari gula merah sere dan salam yang digodog terlebih dulu.

2. Wisata Alam Goa TNI

Goa ini merupakan peninggalan TNI yang pada waktu itu digunakan sebagai tempat persembunyian dari serangan tentara belanda. Goa ini berbentuk huruf TNI

3. Pertanian

Tanaman pertanian yang dapat dijumpai di Desa Muntung antara lain Padi, Jagung dan Ketela Pohon

Gambar 2.9

Potensi Pertanian Di Desa Muntung

Sumber : Hasil Survei Tim Konsultan Tahun 2012

Permasalahan utama dalam peningkatan potensi pertanian adalah pada saat musim kemarau masyarakat kesulitan mendapatkan air untuk pengairan sawah, hanya wilayah yang dekat dengan irigasi yang dapat mengairi sawah.

4. Perkebunan

Tanaman perkebunan yang dikembangkan di Desa Muntung antara lain

a. Sayur-sayuran b. Buah-buahan c. Kopi

d. Cengkeh e. Kelapa f. Aren g. Kakao h. Jahe i. Kapulaga j. Kemukus k. Kunyit l. Tembakau m. Panili

Gambar 2.10

Potensi Perkebunan Di Desa Muntung

Sumber : Hasil Survei Tim Konsultan Tahun 2012

Potensi perkebunan yang menjadi andalan adalah tembakau dan cabe

5. Industri, sifatnya rumah tangga dan industri kecil, berproduksi bila ada pesanan, seperti sablon, konveksi, pembuatan speaker aktif, dan anyaman. Untuk tenaga kerjanya justru masyarakat diluar Desa Muntung. Kondisi tersebut dapat menjadikan Desa Muntung sebagai desa pusat pengembangan dengan didukung oleh desa-desa disekitarnya sebagai desa hinterland. Sebagai contohnya : industri konveksi, 12 orang pekerja berasal dari luar Desa Muntung.

Gambar 2.11

Potensi Industri Di Desa Muntung

Sumber : Hasil Survei Tim Konsultan Tahun 2012

6. Peternakan

Peternakan yang dikembangkan di desa tersebut berupa sapi, kerbau, kuda, kambing/domba, kelinci, ayam buras, ayam ras, itik, entok, burung puyuh dan angsa.

Usaha peternakan menjanjikan keuntungan yang lumayan besar, apabila dikelola dengan baik, selain dagingnya yang dapat dijual, kotoran dan air seninya dapat digunakan sebagai pupuk kandang.

Untuk memasarkan potensi peternakan ayam misalnya, para pedagang masih memanfaatkan pasar ayam yang terdapat dipinggir jalan, sejak pukul 07.00 – 10.00 pagi. Pada jam-jam tersebut, sepanjang jalan terlihat macet dan semrawut (tidak teratatur)

7. Perikanan

Potensi perikanan utamanya ikan lele dengan kegiatan pembibitan dan penjualan untuk konsumsi. Untuk pembibitan lele sendiri terdiri dari 3 kolam dengan jumlah produksi 600kg/bulan.

Gambar 2.12

Potensi Perikanan Lele Di Desa Muntung

Sumber : Hasil Survei Tim Konsultan Tahun 2012

Yang menjadi permasalahan utama dalam pengembangan potensi tersebut adalah :

1. Belum tersedianya pasar yang dapat menampung dan memasarkan hasil potensi unggulan desa seperti pertanian, perkebunan, industri kecil atau rumah tangga, peternakan, dan perikanan. Pasar yang ada di Desa Muntung hanya berupa pasar sayur dipinggir jalan yang buka sampai jam 08.00 pagi. Padahal di Desa Muntung sendiri sudah ada bangunan pasar, los pasar banyak yang terbengkalai, para pedagang lebih senang berjualan di pinggir jalan, mereka lebih beranggapan kalau barang dagangannya dipasarkan dipinggir jalan lebih cepat lakunya. Pedagang yang berjualan di pasar tersebut sebagian besar dari penduduk desa lain disekitarnya. Dengan demikian, pasar tersebut dapat dijadikan magnet yang dapat menarik aktivitas penduduk.

Gambar 2.13

Kondisi Pasar Desa Di Desa Muntung

Sumber : Hasil Survei Tim Konsultan Tahun 2012

2. Perlu adanya upaya perbaikan dan pembangunan jalan yang menghubungkan antar dukuh dan desa yang mendukung pengembangan potensi ekonomi desa. Kondisi jalan yang ada di Desa Muntung berupa :

a. Jalan makadam

b. Jalan aspal dengan kondisi rusak dan berlubang sehingga membahayakan pemakai jalan, dan pada musim hujan terjadi genangan pada titik-titik jalan yang berlubang

c. Jalan tanah, khususnya pada jalan-jalan usaha tani

Gambar 2.14

Kondisi Jalan Di Desa Muntung

Sumber : Hasil Survei Tim Konsultan Tahun 2012

3. Pembangunan senderan jalan

Pada umumnya pembangunan jalan di Desa Muntung tidak dilengkapi dengan pembuatan talud atau senderan dan saluran drainase pada sisi kanan-kiri jalan, sehingga rawan longsor, tanah longsoran tersebut jatuh ke lahan pertanian dan perkebunan sekitar jalan.

4. Kurangnya ketrampilan dalam pengolahan pupuk organic, sehingga para petani harus membeli pupuk dengan harga tinggi

3.4.2. Desa Hinterland

Beberapa desa yang menjadi hinterland DPP-KTP2D adalah : 1. Desa Mento

Potensi Desa Mento adalah :

a. Pertanian tanaman pangan.

Tanaman pangan yang dapat dikembangkan di desa ini adalah Padi, Jagung dan Ketela Pohon.

b. Tanaman sayuran yang dikembangkan berupa Kacang Panjang, Bawang Putih, Kentang, Kobis, Cabe, Sawi dan Kacang Merah.

c. Buah-buahan yang dikembangkan adalah Durian, Rambutan, Pisang dan Jambu Biji

d. Tanaman perkebunan yang dikembangkan berupa Kopi, Cengkeh, Kelapa, Aren, Kakao, Jahe, Kapulaga, Kemukus, Kunyit, Tembakau dan Panili.

Selain terkenal sebagai penghasil tembakau, Kabupaten Temanggun Khususnya Desa Mento Kecamatan Candiroto terkenal sebagai produsen kopi espresso robusta. Para petani kopi telah bergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB) Akur Desa Mento. Kopi robusta dipetik pada bulan Maret dan Oktober.

Pengolahan kopi ini masih secara sederhana. Setelah dipetik buah kopi kemudian dijemur lalu digiling hingga menghasilkan biji-biji kopi kering atawa kopi OC. Kemudian biji kopi yang sudah kering disangrai dan digiling hingga menjadi bubuk kopi yang siap seduh.

Selain diwarung-warung, olahan kopi juga dapat ditemui di Trading House yang terletak di Jalan Raya Kledung – Wonosobo, tepatnya di pasar Desa Muntung, sambil menikmati keindahan lereng Sindoro dan Sumbing.

Selain menyediakan minuman kopi espresso robusta dan kopi klasik, disediakan pula produk-produk makanan, yang bahannya diambil dan dioleh dari bumi Temanggung, seperti ceriping pisang, tempe kripik dan lain-lain.

Gambar 2.15

Potensi Desa Hinterland – Desa Mento

Sumber : Hasil Survei Tim Konsultan Tahun 2012

Selama ini pemasaran komoditi kopi masih terbatas pada pasar tradisional yang meliputi peda gang kecil dan menengah lokal, sedangkan untuk pemasaran ditingkat eksportir masih relative kecil. Oleh karena itu perlu dikembangkan pola kerjasama pemasaran yang lebih variatif. Prospek kerjasama pemasaran kopi yang lebih variatif yaitu kerjasama kemitraan yang saling

menguntungkan antar produsen, konsumen dan pelaku bisnis dibidang perkopian. Untuk peningkatannya perlu didukung oleh :

 Standar mutu dan kompetensi

 Optimalisasi kapasitas produksi

 Akses pemasaran dan jaringan kerjasama

 Ketersediaan bahan baku

 Peningkatan SDM

e. Ternak yang dikembangkan di desa tersebut berupa Sapi, Kerbau, Kuda, Kambing/domba, Kelinci, Ayam buras, Ayam Ras, Itik, Entok, Burung Puyuh dan Angsa.

f. Rencana program pembangunan yang diusulkan untuk pengembangan potensi desa adalah :

 Betonisasi jalan Ds. Mento – Ds. Muneng sepanjang 2.300 x 2,5 m

Jalan tersebut menghubungkan Desa Mento dengan Desa Muntung. Potensi yang ada disepanjang jalan tersebut adalah perkebunan kopi

 Pembangunan jalan usaha tani sepanjang 600 x 2 m

 Pelatihan pembuatan pupuk organik

 Pengembangan koperasi tani

 Pembinaan kelompok-kelompok tani holtikultura (Gapktan), peternakan dan perikanan

2. Desa Bantir

Potensi Desa Bantir adalah : a. Pertanian tanaman pangan

Tanaman pangan yang dapat dikembangkan di desa ini adalah Padi, Jagung dan Ketela Pohon.

b. Perkebunan

- Sayuran, berupa Kacang Panjang, Bawang Putih, Kentang, Kobis, Cabe, Sawi dan Kacang Merah

Gambar 2.16

Potensi Desa Hinterland – Desa Bantir (Perkebunan Cabe)

Sumber : Hasil Survei Tim Konsultan Tahun 2012

- Buah-buahan, berupa Durian, Rambutan, Pisang dan Jambu Biji

- Kopi, Cengkeh, Kelapa, Aren, Kakao, Jahe, Kapulaga, Kemukus, Kunyit, Tembakau dan Panili.

c. Peternakan, binatang ternak yang dapat dikembangkan antara lain Sapi, Kerbau, Kuda, Kambing/domba, Kelinci, Ayam buras, Ayam Ras, Itik, Entok, Burung Puyuh dan Angsa.

d. Industri kecil pembuatan krupuk, yang dikenal dengan krupuk bantir.

Permasalahan utama yang menghambat pengembangannya adalah perlunya modal usaha. Modal usaha tersebut dapat dikelola oleh masyarakat yang pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan.

Dana yang dikelola dengan baik nantinya dapat digulirkan kembali kepada kelompok usaha kecil lainnya, mengingat masih banyak industri kecil lainnya yang memerlukan modal.

Gambar 2.17

Potensi Desa Hinterland – Desa Bantir (Industri kerupuk)

Sumber : Hasil Survei Tim Konsultan Tahun 2012

e. Rencana program pembangunan yang diusulkan untuk pengembangan potensi desa adalah :

 Pembangunan jalan usaha tani Dsn. Sarang- Dsn. Seduren sepanjang 1000 m. Kondisi jalan tersebut sempit dan masih tanah sehingga pada musim hujan jalan tersebut licin dan sulit dilalui. Dengan rencana pembangunannya diharapkan dapat memperlancar jalur ekonomi

 Peminjaman modal untuk pengusaha kecil

 Pelatihan pembuatan pupuk kompos, mahalnya harga pupuk menyebabkan masyarakat tidak dapat membeli pupuk.

Akibatnya hasil panen menurun.

 Perbaikan gorong-gorong Dsn Ngarug – Dsn. Krawitan

 Pembangunan talud jalan Dsn. Mangunsari – Ds Bantir sepanjang 700 m

 Pembangunan jalan tembus Dsn. Temple – Dsn. Mistran sepanjang 1.000 m

Sebenarnya jarak antara ke dua dukuh tersebut dekat, tetapi untuk mencapainya harus keliling desa karena tidak ada jalan tembus

3. Desa Batursari

a. Luas Desa Batursari 357 ha yang terbagi menjadi 2 penggunaan lahan, yaitu sebagai lahan sawah seluas 100 ha dan bukan lahan sawah seluas 257 ha

b. Jumlah penduduk 3.012 jiwa terdiri dari 1.532 jiwa Laki-laki dan 1.480 jiwa Perempuan

c. Tingkat kepadatan penduduk sebesar 8,44 jiwa/ha

d. Masyarakat Desa Batursari sudah sadar akan pentingnya pendidikan. Dilihat dari tingkat pendidikannya, jumlah penduduk yang tamat Sd sebanyak 1.530 jiwa, tamat SLTP sebanyak 478 jiwa, tamat SLTA sebanyak 293 jiwa, tamat DI/DII/DIII sebanyak 18 jiwa, dan tamat PT sebanyak 23 jiwa.

e. Sarana peribadatan yang tersedia berupa Masjid sebanyak 8 unit dan Surau sebanyak 4 unit

f. Untuk sarana kesehatan, hanya ada posyandu sebanyak 8 unit g. Sedangkan untuk sarana perdagangan yang ada hanya warung,

toko, dan kios

h. Potensi Desa Batursari adalah pertanian tanaman kopi

Gambar 2.18

Potensi Desa Hinterland – Desa Batursari (Perkebunan Kopi)

Sumber : Hasil Survei Tim Konsultan Tahun 2012

i. Rencana program pembangunan yang diusulkan untuk pengembangan potensi desa adalah :

 Pengerasan jalan Dsn. Margoyoso – Ds. Krawitan sepanjang

3.000 m

 Pengerasan jalan Dsn. Margoyoso – Dsn. Puspo (Ds. Petekehan) sepanjang 3.000 m

Kondisi eksisting jalan tersebut berupa jalan makadam. Kedua rencana program pembangunan jalan tersebut diharapkan dapat menghubungkan Desa Batursari dan Desa Muntung. Khususnya dalam hal pemasaran kopi yang merupakan salah satu potensi Desa Batursari.

4. Desa Ngabean

a. Luas Desa Ngabean 64 ha, terbagi menjadi 2 penggunaan lahan, yaitu 55 ha sebagai lahan sawah dan 9 ha sebagai lahan bukan sawah. Ngabean merupakan desa tersempit dibandingkan dengan luas desa lain di Kecamatan Candiroto

b. Jumlah penduduk 1.085 jiwa terdiri dari 559 jiwa Laki-laki dan 529 jiwa Perempuan

c. Tingkat kepadatan penduduk sebesar 16,95 jiwa/ha. Desa Ngabean merupakan desa terpadat kedua setelah Desa Bantir

d. Masyarakat Desa Batursari sudah sadar akan pentingnya pendidikan. Dilihat dari tingkat pendidikannya, jumlah penduduk yang tamat SD sebanyak 506 jiwa, tamat SLTP sebanyak 265 jiwa, tamat SLTA sebanyak 58 jiwa, tamat DI/DII/DIII sebanyak 5 jiwa, dan tamat PT sebanyak 11 jiwa.

e. Sarana peribadatan yang tersedia berupa Masjid sebanyak 2, Surau sebanyak 3 unit dan vihara 2 unit

f. Untuk sarana kesehatan, hanya ada posyandu sebanyak 2 unit dan 1 unit poskesdes

g. Sedangkan untuk sarana perdagangan yang ada hanya warung, toko, dan kios

h. Industri yang dapat dikembangkan adalah industri kecil pembuatan kripik jagung

i. Rencana program pembangunan yang diusulkan untuk pengembangan potensi desa adalah :

 Perbaikan jalan Ds. Ngabean - Dsn. Pitrosari sepanjang 300 m Kondisi jalan rusak, jalan banyak yang berlubang akibat kurang perawatan dan tidak adanya saluran drainase pada sisi kanan dan kiri jalan, sehingga jalan sering tergenang khususnya pada sisi ruas jalan yang lebih rencah, lama

kelamaan jalan akan terkikis sedikit demi sedikit. Perbaikan jalan tersebut diharapkan dapat memperlancar arus transportasi, jalan tersebut merupakan jalan padat saat pagi dan siang hari.

 Pembangunan jalan usaha tani Desa Ngabean – Desa Krawitan sepanjang 21,9 m

Rencana pembangunan jalan usaha tani ini diharapkan dapat mempermudah para petani dalam mengangkut hasil panennya. Kondisi eksisting jalan tersebut masih berupa tanah, sehingga pada musim hujan jalan tersebut becek dan susah dilewati. Para petani harus berjalan kaki sambil memikul hasil panennya

 Pembangunan talud sekarangan – sepotong sepanjang 384 m Manfaat rencana pembangunan talud tersebut adalah untuk meningkatkan pendapatan para petani. Sepanjang ruas tersebut sering terjadi longsoran, dimana tanah longsoran tersebut masuk ke lahan sawah, akibatnya sawah banyak tertimbun tanah.

 Perbaikan jalan Ds. Ngabean – Ds. Muntung sepanjang 20 m, dilengkapi dengan sarana penunjang seperti saluran drainase pada sisi kanan – kiri jalan, talud dan penerangan jalan

Perbaikan jalan tersebut diharapkan masyarakat Desa Ngabean dapat dengan mudah mengakses ke pasar muntung

 Penyuluhan pertanian

Manfaat yang dapat diambil dari pelaksanaan penyuluhan secara garis besar adalah untuk meningkatkan perekonomian para petani. Penyuluhan disini meliputi bagaimana cara memilih bibit tanaman yang baik dan berkualitas unggul, cara megolah tanah pertanian dengan menggunakan teknologi yang tepat guna, cara memperoleh dan memanfaatkan pupuk

Dokumen terkait