• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. KONDISI UMUM PENELITIAN

5.3. Potensi Ekonomi Wilayah Pesisir

Potensi utama dari Kabupaten Serdang Bedagai dalam bidang pariwisata adalah letak geografisnya yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera. Kabupaten Serdang Bedagai menawarkan pesona wisata bahari, wisata alam dan wisata budaya yang menakjubkan. Serdang Bedagai yang memiliki panjang pantai kurang lebih 95 km ini, merupakan potensi yang sangat besar untuk dikembangkan menjadi objek

wisata bahari. Menurut BAPPEDA (2009), dalam waktu dekat wisata agro juga akan di kembangkan di wilayah ini. Hal ini dikarenakan Kabupaten Serdang Bedagai memiliki banyak perkebunan dan areal pertanian yang dapat dimanfaatkan menjadi wisata agro yang juga dapat dimanfaatkan menjadi wisata belajar (eduwisata). Selain itu, Pulau Berhala (salah satu pulau yang berada di wilayah teritorial Kabupaten Serdang Bedagai) juga akan dipersiapkan menjadi marine tourism (wisata bahari). Hal ini ditandai dengan telah disetujuinya program pengembangan objek wisata bahari di lokasi itu oleh investor.

Sebagian dari lokasi objek wisata pantai di daerah ini dikelola secara sederhana, tetapi salah satu di antaranya telah dikembangkan secara profesional bekerjasama dengan investor Malaysia, yakni Kawasan Wisata Theme Park Pantai Cermin. Kawasan wisata bahari ini sekarang telah menjadi ikon pariwisata bahari di Sumatera Utara dan akan terus dikembangkan, terlebih letaknya cukup strategis dan tidak terlalu jauh dari pusat Kota Medan sebagai ibukota Provinsi Sumatera Utara.

Untuk kegiatan wisata alam, wilayah Kabupaten Serdang Bedagai dilalui banyak sungai besar, sedang dan kecil yang berasal dari pegununan Bukit Barisan. Air gunung yang sejuk dan segar mengalir berliku-liku mengukir panorama alam yang indah dan mempesona menuju Selat Malaka. Kondisi ini menjadikan Serdang Bedagai memiliki beberapa obyek wisata pemandian alam yang telah dikelola sebagai tempat wisata. Sedangkan untuk wisata budaya, penduduknya yang terdiri dari berbagai jenis etnis yakni Melayu sebagai etnis asli serta Simalungun, Batak Toba, Jawa, Karo, Mandailing dan lain-lain sebagai etnis pandatang, memiliki beragam adat istiadat dan budaya yang layak dilestarikan. Kabupaten Serdang Bedagai memiliki satu pulau diantara 12 pulau terluar dari Indonesia yaitu Pulau Berhala yang letaknya 70 mil dari Belawan dan 21 mil dari Tanjung Beringin yang memiliki panorama

pantai yang unik dan indah, keindahan terumbu karang, hutan tropis jenis flora dan fauna dan akan dikembangkan tempat wisata yagn berwawasan ramah lingkungan (BAPPEDA, 2009).

b. Potensi perikanan dan kelautan

Lebih lanjut menurut BAPPEDA (2009), ada beberapa daerah aliran sungai di Kabupaten Serdang Bedagai yang berpotensi dan dapat dimanfaatkan masyarakat untuk aneka kegiatan ekonomi. Beberapa dari sungai ini dapat dijadikan sebagai tempat kegiatan penangkapan dan budidaya ikan. Teknik yang sudah digunakan untuk budidaya di perairan umum adalah dengan sistem keramba. Di samping sungai yang berpotensi untuk pengembangan perikanan, Kabupaten Serdang Bedagai juga berhadapan langsung dengan Selat Malaka yang merupakan akses untuk penangkapan ikan di daerah ZEE dan laut lepas. Dengan panjang garis pantai sekitar 95 km, Kabupaten Serdang Bedagai memiliki potensi pengembangan perikanan tangkap dan budidaya perikanan laut sebagai pilar pengembangan perekonomian di wilayah pesisir.

c. Prospek pengembangan perikanan 1. Perikanan tangkap

Garis pantai sepanjang 95 km di Kabupaten Serdang Bedagai mencakup lima Kecamatan yaitu Pantai Cermin, Perbaungan, Teluk Mengkudu, Tanjung Beringin dan Bandar Khalifah. Beberapa daerah pantai ini selayaknya dipertimbangkan sebagai objek wisata karena mempunyai pemandangan yang cukup indah. Keterbelakangan beberapa desa pantai umumnya disebabkan oleh kurangnya investasi, kualitas sumberdaya manusia yang rendah, manajemen usaha dan beberapa aspek teknis lainnya.

Pada tahun 2006 produksi perikanan tangkap baru mencapai 21.808,2 ton dengan jumlah nelayan sebanyak 1.210 orang (BPS, 2008). Hal ini menunjukkan masih cukup besar potensi untuk pengembangan produksi karena angka ini masih jauh di bawah angka potensi lestari perikanan selat malaka sebesar 239.200 ton/tahun. Fakta ini juga dimungkinkan disebabkan karena masih tertinggalnya teknologi dan manajemen usaha perikanan tangkap yang dimiliki masyarakat pesisir kabupaten ini dibandingkan daerah-daerah kompetitornya di sepanjang Selat Malaka. Kondisi ini membuka peluang pengembangan usaha perikanan tangkapan melalui pengadaan sarana dan prasarana penangkapan.

2.Budidaya air payau

Pengembangan budidaya air payau terdiri dari beberapa komoditi seperti udang, ikan nila, dan kerapu. Menurut BPS (2009) terdapat sekitar 4.500 ha potensi budidaya air payau yang tersebar di beberapa kecamatan. Akan tetapi yang dimanfaatkan sampai saat ini baru sekitar 892 ha. Produksi dari budidaya air payau hanya mencapai 1.132 ton dan produktifitas budidaya udang dinilai masih rendah sebagai akibat dari banyaknya permasalahan penyakit yang sering menjangkiti udang. Ini seharusnya menjadi perhatian untuk meningkatkan kemampuan dan permodalan dari masyarakat lokal, dan para investor masih sangat diharapkan peranannya untuk menanamkan investasinya dalam rangka pemanfaatan potensi tersebut.

3. Budidaya laut

Sebagai daerah yang berhadapan langsung dengan Selat Malaka ini merupakan sedikit kelemahan dalam budidaya laut, dimana intensitas gelombang dan keamanan kurang mendukung. Selain itu, kualitas dan sifat-fisik perairan di

wilayah ini kurang baik dikarenakan banyaknya muara yang membawa banyak endapan maupun bahan-pencemar lainnya. Dalam hal kondisi geografis yang demikian, budidaya di muara sungai masih dapat dikembangan di daerah Kecamatan Tanjung Beringin dan Kecamatan Bandar Khalifah.

4. Perikanan air tawar

Perikanan air tawar di daerah ini masih didominasi oleh kegiatan budidaya. Pengembangan perikanan budi daya air tawar selain meningkatkan kontribusi peningkatan produksi juga untuk memenuhi kebutuhan protein ikan, memenuhi kebutuhan bahan baku pabrik, meningkatkan pendapatan dan juga membuka lapangan kerja. Pengembangan perikanan air tawar sangat terbuka luas, seperti di Kecamatan Perbaungan, Sei Rampah, Dolok Masihul, Sipispis, Dolok Merawan dan lain-lain.

Permintaan lokal untuk ikan terus meningkat sebagai kepedulian dari masyarakat bahwa ikan merupakan hidangan yang sehat. Pengembangan perikanan air tawar dilaksanakan di sungai, sawah dan terutama kolam. Untuk budidaya perikanan air tawar, potensi tersebar di seluruh kecamatan dengan luas lahan budidaya mencapai 2.008 ha, dengan luas kolam 463 ha dan keramba sejumlah 210 unit.

Terdapat juga potensi perairan umum seluas 635 ha dan waduk seluas 10 ha. Potensi perairan waduk terdapat di Kecamatan Sei Rampah seluas 8 ha dan Kecamatan Sipispis seluas 2 ha. Perairan umum juga potensial bagi pemeliharaan ikan dengan sistem keramba dan lubuk larangan (BPS, 2009).

Prospek pengembangan produk perikanan Kabupaten Serdang Bedagai untuk pasar ekspor merupakan suatu peluang yang cukup besar. Posisi Kabupaten Serdang Bedagai yang dekat dengan Kota Medan, Kuala Lumpur dan Singapura merupakan salah satu faktor pendukung yang cukup positif yang dapat membuka jalan bagi pasar ekspor. Hal ini dapat terwujud bila ada investor besar yang mampu melihat peluang tersebut dan terlibat dalam industri perikanan ini. Pemerintah setempat proaktif mengundang investor lokal dan asing untuk berpartisipasi dalam pengembangan sektor perikanan dan kelautan di Kabupaten Serdang Bedagai.

5.4. Kondisi Umum Kecamatan-kecamatan Lokasi Penelitian

Dokumen terkait