• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN LANGKAT

3.8. Potensi Kepariwisataan di Kabupaten Langkat

Dilihat dari kondisi wilayah Kabupaten Langkat secara keseluruhan daerah ini dapat dijadikan objek wisata yang sangat menjanjikan dan dapat dijadikan salah satu tujuan objek wisata nasional. Hanya saja memang diperlukan keseriusan dari berbagai pihak seperti pemerintah daerah, pemerintah pusat dan masyarakat. Keseriusan pemerintah untuk pengelolaan kepariwisataan merupakan hal dasar agar potensi yang ada dapat dimaksimalkan sehingga menghasilkan pendapatan daerah dan mendatangkan devisa negara serta menambah pendapatan dari masyarakat setempat.

Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sarana transportasi seperti jalan-jalan agar dapat diperbaiki, objek wisata yang perlu perawatan secara berkesinambungan dan pendukung lainnya seperti hotel dan restoran yang dikuatkan melalui peraturan daerah.

Disamping itu ada juga potensi-potensi objek wisata lain yang dapat dikembangkan di Kabupaten Langkat yang diantaranya adalah Bukit Lawang. Wisata alam Bukit Lawang menjadi tujuan wisata andalan di Leuser dikarenakan memiliki daya tarik satwa langka orang utan sumatera semi liar dan panorama hutan hujan tropis.

Bukit Lawang atau lebih dikenal sebagai pusat pengamatan orangutan Sumatera memiliki luas 200 ha, berada di Desa Perkebunan Bukit Lawang Kecamatan Bahorok Kabupaten Langkat Provinsi Sumatera Utara. Dulunya Bukit Lawang merupakan pusat rehabilitasi orang utan jinak untuk dilepasliarkan kembali kealam.

Bukit Lawang hingga kini diakui sebagai pintu gerbang terbaik untuk menikmati keindahan Taman Nasional Gunung Leuser yang mempesona. Walaupun bukan lagi sebagai tempat rehabilitasi dan pelepasliaran orangutan, hutan di sekitar kawasan Bukit Lawang masih menyisakan peluang untuk dilakukanya aktivitas wisata dan pengamatan orang utan sumatera dan juga spesies tumbuhan dan satwa lainnya.

Untuk mencapai Bukit Lawang, dapat ditempuh melalui perjalanan darat dari Kota Medan (ibuKota Provinsi Sumatera Utara) melewati Kota Binjai dengan kendaraan umum melalui terminal bus Pinang Baris Medan atau kedaraan pribadi dengan waktu tempuh sekitar 2.5 jam perjalanan dengan jarak sekitar 80 km. kondisi

Bangkai, Cendawan Harimau, aneka ragam Kupu-Kupu, Orang utan, Siamang, Kedih, Beruang Madu, Kambing Hutan dan lainnya yang nerupakan khas Hutan Hujan Tropis.

Mata pencaharian masyarakat di Bukit Lawang heterogen, tidak ada yang dominan antara suku Melayu, Karo, Jawa, dan Batak.

Panorama alam yang indah dengan sungai yang jernih serta keberadaan orang utan sumatera menjadi daya tarik utama bagi para pengunjung. Kegiatan wisata yang dapat dilakukan berupa melihat satwa langka orang utan sumatera di Feeding Site,

mengarungi jeram sungai Bahorok dengan ban (tubbing) dan Rubber Boat,

menikmati kendahan air terjun, menjelajah gua, menyegarkan badan dengan mandi di

sungai yang jernih, berkemah di areal Camping Ground, berpetualang dan

menyingkap rahasia hutan hujan tropis sumatera, mengamati atraksi satwa, menyaksikan atraksi budaya masyarakat yang beragam dan menikmati kuliner khas lokal.

BAB IV

POTENSI PENGEMBANGAN OBJEK WISATA ARUNG JERAM DI KABUPATEN LANGKAT

4.1 Gambaran Umum Sungai Bingei

Sungai merupakan aliran air yang bermuara ke laut, melintasi berbagai batuan dengan topografi yang bervariasi dan memiliki kesuburan yang dibutuhkan oleh biota (tumbuhan, hewan, dan manusia). Menurut Irvita (2004) sungai mempunyai banyak potensi untuk dikembangkan sebagai daya tarik wisata atau sarana rekreasi alam terbuka (outdoor recreation).

Sungai Bingei merupakan salah satu sungai yang dimanfaatkan sebagai sarana atraksi wisata arung jeram dan tempat pemandian alam yang sering di kunjungi oleh para wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Air Sungai Bingei berasal dari Gunung Sibayak, mengalir dengan deras karena disekitar air terdapat batu batu besar dan air sungainya jernih, menyegarkan, dan sejuk.

Sungai ini memiliki fungsi yang sangat strategis dan penting, baik dari segi hidrologis maupun untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat di sepanjang daerah aliran Sungai Bingei. Sebagian besar masyarakat di Kabupaten Langkat menggantungkan hidupnya dari usaha pertanian dan perkebunan.

Selian itu sungai Bingei merupakan sumber air irigasi yang mengaliri persawahan hingga ratusan hektar di dua kabupaten yaitu: Kabupaten Langkat dan

Sistem irigasi ini merupakan aspek untuk mendukung hidup masyarakat yang memilih komoditi beras sebagai bahan makanan pokok untuk kehidupan mereka sehari-hari.

Sungai Bingei menawarkan pemandangan alam hutan tropis yang sangat indah. Di sepanjang aliran sungai ini terdapat pemandangan yang alami, tumbuhan hijau tumbuh di pinggiran sungai menambah sejuk daerah sepanjang sungai tersebut. Tidak seperti pemandangan sungai yang lainnya disekitar sungai tersebut di hiasi tebing-tebing yang menjulang tinggi, sungai Bingei memiliki pemandangan yang berbeda kita dapat melihat alam pedesaan yang masih sangat asri lingkungannya.

Banyak warga yang ke Sungai Bingei untuk memancing, hanya untuk hobi dan melepas suntuk saja. Di Sungai Bingei terdapat berbagai jenis-jenis ikan tawar. Pengelola arung jeram jika tidak lagi sibuk juga meluangkan waktu memancing.

4.2 Gambaran Umum Sungai Bingei dan Potensi Arung Jeram yang Dimilikinya

Sungai Bingei berhulu di Gunung Sibayak dan ber muara di kawasan Suaka Margaatwa Karang Gading, Langkat Timur Laut. Kecepatan arus Sungai <1-1,5 meter kubik perdetik dengan kedalaman Sungai 0-3 meter. Sungai ini memiliki tipe permanen, material dasar perairan yaitu : Batuan berpasir, kecerahan perairan <2 meter sehingga kita dapat melihat dasar sungai, sungai ini mempunyai lebar <15 meter. Kemiringan sungai 5-10 m/km dan debit sungai 0-25 meter kubik per detik, debit air bisa di atur melalui pintu bendungan Namu Sira-sira. Dengan diatur nya debit air Sungai Namu Sira-sira maka penduduk yang tinggal disekitar Sungai Bingei tersebut dapat terjamin keamanannya dari ancaman banjir.

Sungai Bingei merupakan sungai yang relatif tidak besar, bebatuan, berair jernih dengan jeram-jeram yang cukup banyak dan bervariasi. Kedalaman air bervariasi sehingga pada tempat-tempat tertentu wisatawan diajak untuk berenang maupun loncat dari batuan ke sungai. Airnya yang jernih membuat kita dapat melihat hingga dasar sungai.

Berenang dan melompat dari tebing ke sungai setinggi 3 meter adalah bagian dari aktivitas arung jeram di Sungai Bingei. Untuk melompat dari tebing bagi siapa yang berani saja, tidak ada keharusan untuk melompat. Untuk tantangan jeram yang terakhir meluncur dari bendungan setinggi 8 meter, kemiringan 45 derajat. Bendungan ini tidak selalu dapat diluncuri. Pemandu akan menyampaikan kepada peserta atau pengarung jeram apakah kita dapat menuruninya atau tidak. Biasanya pemandu akan melihat mistar titik mati atas (TMA) yang ada di Bendungan, kalau air kecil maupun terlalu besar, pemandu akan memberi isyarat untuk tidak turun. Tinggi air 45 derajat adalah tinggi air dibendungan yang sangat ideal untuk diluncuri dan dapatkan sensasi mendebarkan saat adrenalin dipacu kencang menunggu saat perahu meluncur sampai ke ujung bendungan.

Kegiatan berbahaya berperingkat dua setelah terjun payung ini mulai berkesan ramah dan dikenal luas sebagai pilihan wisata mengasyikkan. Saat ini, sudah banyak masyarakat terutama anak-anak muda yang mulai belajar arung jeram. Terlebih Sungai Bingei sangat aman bagi pemula. Atraksi wisata arung jeram Sungai Bingei

Alam sekitar Sungai Bingei menawarkan keindahan hutan tropis. Pohon-pohon tinggi menjulang dan sajauh mata memandang hanya hijau alam yang tampak, rumah-rumah warga pun tidak jauh dari sungai dan memberikan pemandangan yang alami. Kicauan burung dan suara arus menambah suasana menjadi hidup dan bersemangat.

Sungai Bingei memiliki tingkat kesulitan (grade) 2-3+. Banyak pengarung jeram maupun pemula yang datang kesini, sungai ini cukup aman untuk diikuti anak-anak umur 7 tahun keatas maupun orang dewasa.

Biaya permainan Rp.250.000 - 350.000/orang (minimal 5 orang), biaya sudah termasuk : welcome drink, peralatan dan perlengkapan arung jeram (helm, pelampung, dayung), guide, refreshment, makan siang, transportasi lokal menuju start point pengarungan, asuransi. dan biaya tidak termasuk : transportasi menuju Rapidplus Rafting Camp, dokumentasi (video dan photo). Tempat ini memiliki fasilitas sebagai berikut : Toilet, Ruang Ganti dan Shower, Mushalla, Area Parkir, Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).

4.2.1. Akses Untuk Mencapai Lokasi Arung Jeram Sungai Bingei

Untuk mencapai lokasi arung jeram tersebut dapat melalui jalur Medan-Binjai. Dari medan pengunjung bisa munuju Binjai, yang merupakan salah satu Kecamatan yang ada di Kabupaten Langkat. Dengan menggunakan kereta api atau kendaraan umum melalui jalan lintas selama satu jam. Dari Binjai bisa naik kendaraan umum atau angkutan pedesaan ke kawasan Namu Sira-sira dengan lama perjalanan kurang lebih 30 menit dengan jarak tempuh 20 km.

Binjai merupakan jalan raya lintas Sumatera ke Aceh sampai ke Pelabuhan Bakauheni, Provinsi Lampung. Masyarakat Aceh dapat menuju Lokasi arung jeram Sungai Bingei melalui jalur tersebut. Memang jarak yang ditempuh lumayan jauh dibandingkan jalur Medan-Binjai dan tergolong perjalanan panjang, tetapi rasa lelah itu akan terobati setelah melihat keelokan jeram Sungai Bingei. Selain itu, kesegaraan alam pedesaan dan keramahan warga membuat pengunjung bak berpetualang ke dunia lain, yang jauh dari hiruk pikuk suasana Kota.

Dengan menggunakan perahu karet dan peralatan yang standart, didampingi pemandu yang terlatih serta menerapkan prosedur keamanan dalam mengarungi sungai, dapat dijamin anda akan menikmati pertualangan yang seru dan menguji adrenalin. Mengarungi sungai, menerjang jeram-jeram dan menikmati keindahan alam hutan dan pedesaan membuat perjalanan berarung jeram menjadi suau pengalaman yang mengesankan.

Kondisi jalan menuju arung jeram ini lumayan bagus, disepanjang jalan kita akan menemui areal persawahan, kebun, ladang, sesekali aliran sungai bingei terlihat sekitar puluhan meter. Daerah menuju Arung Jeram Sungai Bingei ini masih sangat hijau, tidak ada gedung-gedung yang bertingkat, jumlah kendaraan masing sangat kurang, tidak ada kemacetan, jadi suasananya masih sangat tenang sebagaimana alam pedesaan pada umumnya.

Prospek pasar atraksi wisata arung jeram Sungai Bingei diharapkan dari wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Bukit Lawang. Banyak pilihan wisata yang terdapat di Bukit lawang salah satunya Taman Nasional Gunung Louser yang mempunyai pesona yang sangat indah.

Banyak faktor yang mempengaruhi agar atraksi wisata arung jeram dapat terus berkembang dan diminati oleh wisatawan sebagaimana di daerah lain. Tanpa menyajikan keindahan alam dan hutan tropis, Sungai Bingei akan sulit bersaing dengan daerah lain yang menyajikan atraksi wisata yang sama.

Tidak semua orang dapat menikmati kegiatan arung jeram ini bahkan klasifikasi yang termasuk ke dalam kelompok penggemar arung jeram ini terbatas. Selain menurut keberanian dalam pengarungan, kepandaian berenang, pengetahuan teknik, penguasaan diri, dan kekompakan dalam keadaan darurat sangat dibutuhkan.

Di Sungai Bingei tidak hanya terdapat atraksi wisata arung jeram tetapi ada pemandia alam yang terletak di Pangkal Namu Sira-sira, banyak keluarga yang datang kemari untuk mandi-mandi atau hanya untuk makan bersama keluarga sembari menikmati alam Sungai Bingei. Tempat ini terdapat pondok-pondok yang dapat disewa oleh pengunjung.

Ada 4 titik yang terdapat di Sungai Bingei yaitu :

1. Titik start dari Desa Namo Nangka hingga Bendungan Namu SIra-sira dengan

lama pengarungan 2 jam, Jarak tempuh sekitar 7 km.

2. Titik start dari Desa Lau Seridi hingga jembatan Bendungan Namu Sira-sira

3. Titik start dari depan Base Camp Explore Sumatera hingga Alam Indah sekitar 3 km

Rute ini disebut rute Family Trip.

4. Titik start dari Desa Namo Tating hingga jembatan Bendungan Namu

Sira-sira, dengan jarak tempuh 6 km.

4.3 Dampak Pengembangan Atraksi Wisata Arung Jeram Sungai Bingei terhadap Lingkungan dan Masyarakat setempat

4.3.1 Dampak Positif Pengembangan Atraksi Wisata Arung Jeram Sungai Bingei

Suatu tempat wisata tentu memiliki dampak dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Pengembangan atraksi wisata arung jeram sungai Bingei akan menimbulkan suatu kepuasan dan rasa kekaguman dari pemerintah dan masyarakat setempat.

Beberapa dampak positif yang di timbulkan jika pengembangan Atraksi Wisata Arung Jeram Sei Bingei ini berhasil, yaitu :

1. Provinsi Sumatera Utara akan semakin dikenal oleh negara-negara lain

dengan bertambahnya objek dan daya tarik wisata.

2. Pemasukan bagi kas Pemerintahan Sumatera Utara akan bertambah jika

pembeli paket wisata berasal dari mancanegara.

4. Taraf kesejahteraan masyarakat akan semakin bertambah dengan memenuhi kebutuhan wisatawan selama menetap di kawasan arung jeram.

5. Wawasan masyarakat tentang bangsa-bangsa didunia semakin luas dan

pengetahuan masyarakat seperti bahasa asing akan bertambah.

6. Mendorong semakin meningkatnya pendidikan dan keterampilan penduduk.

4.3.2 Dampak Negatif Pengembangan Atraksi Wisata Arung Jeram Sungai Bingei

Produk ramah lingkungan menjadi pedoman dalam pengelolaan atraksi wisata arung jeram sungai Bingei. Pasca komsumsi juga harus diminimalisir dampak buruknya terhadap lingkungan. Dalam setiap pengelolaan ada prosedur-prosedur yang harus di ikuti, jika tidak akan berdampak sangat buruk terhadap alam tersebut dan generasi berikut nya tidak dapat bisa lagi menikmati keindahan alam tersebut.

Dampak negatif yang ditimbulkan jika pengolahan arung jeram tidak sesuai dengan pedoman yang telah ditentukan, yaitu :

1. Sungai yang dulunya bersih akan berubah menjadi tempat pembuangan

sampah non-organik (tidak dapat membusuk).

2. Air sungai akan tercemar oleh berbagai jenis cairan yang mengandung racun

walauoun kadar racunnya rendah tetap akan menimbulkan kerusakan lingkungan.

3. Pengeksploitasian alam, flora, fauna.

4. Akan terjadi akulturasi budaya dan peniruan budaya yang tidak sesuai dengan budaya timur.

5. Akan membuat suasana yang tadinya tenang menjadi canda tawa yang tidak sesuai dengan keadaan lingkungan.

6. Adanya perubahan sistem nilai moral, etika, kepercayaan, dan tata pergaulan dalam masyarakat, misalnya mengikis kehidupan bergotong royong, sopan santun dll.

Untuk mengantisipasi dampak tersebut maka pemerintah setempat dan instansi swasta bekerja sama untuk memberikan penyuluhan kepada pihak-pihak pengusaha, wisatawan, masyarakat setempat secara kontiniu agar hal yang yang tertera diatas tidak menjadi kenyataan. Upaya pencegahan ini harus di dukung guna menjaga keselestarian alam.

4.3.3 Dampak Pengembangan Ekowisata di Daerah Aliran Sungai Bingei

Kawasan Sungai Bingei sangat dekat dengan rumah masyarakat, untuk itu diharapkan agar masyarakat setempat tidah membuang sampah atau mencemari sungai tersebut. Tetap menjaga sungai agar selalu alami dan bersih. Dengan tidak menebang pohon di sekitar sungai juga salah langkah menjaga kelestarian sungai. Hal tersebut tidak luput pula dari pengelola arung jeram yang lebih di tekankan kepada keramahan.

Dampak pengembangan ecotourism di Daerah Aliran Sungai Bingei, yaitu :

1. Pendapatan pemerintahan Provinsi Sumatera Utara akan bertambah dan

3. Satwa liar yang terdapat di kawasan aliran sungai bingei juga akan terhindar dari kepunahan, bahkan populasinya akan terus bertambah.

4. Masyarakat setempat dikawasan yang dilindungi mengalami puluang

pekerjaan baru melalui menjadi pemandu, mendirikan penginapan, rumah makan, dan toko cendera mata.

4.4 Upaya Pengembangan Objek Wisata Arung Jeram di Sungai Bingei

Arung jeram Sungai Bingei belum begitu banyak dikenal, tetapi tidak asing bagi pengarung jeram. Sungai ini memiliki potensi jeram yang sangat potensial, yang memiliki nilai jual tinggi dan di gemari para pengarung jeram baik itu datang dari lokal maupun mancanegara. Perencanaan dan pengelolaan objek wisata arung jeram untuk kesejahteraan masyarakat dimasa mendatang. Oleh karena itu kecenderungan pertumbuhan penduduk, persedian lahan cadangan, pertumbuhan fasilitas, dan kemajuan teknologi dengan penerapannya harus dimasukkan dalam perencanaan tersebut. Dalam pengembangan objek wisata perlu di perhatikan kualitas lingkungan agar pengembangan tersebut tidak merusak lingkungan.

Bentangan alamnya yang indah dan jeramnya yang bervariasi harus terus dijaga keletariannya. Semua potensi tersebut mempunyai peranan penting bagi pengembangan kepariwisataan, khususnya wisata alam.

Sungai Bingei dengan potensi alamnya yang sangat kaya merupakan salah faktor penarik para wisatawan. Dengan daya dukung faktor tersebut maka tentunya daerah ini sangat berpeluang untuk dikembangkan terutama dibidang wisata arung jeram. Pengembangan wisata arung jeram memiliki nilai yang sangat strategi karena mendaya gunakanan sumber dan potensi kepariwisataan yang ada menjadi kegiatan

ekonomi dalam menciptakan lapangan kerja dan kemudian berimbas pada kesejahteraan masyarakat.

Perkembangan kawasan wisata tentunya tidak tumbuh begitu saja tanpa ada suatu usaha yang dilakukan. Oleh karena itu maka ketersedian prasarana dan sarana sangat dibutuhkan untuk pengembangan sektor ini dan agar dapat menjadi salah satu sektor andalan. Namun, kualitas lingkungan merupakan bagian integral dari industri wisata. Kualitas lingkungan harus mendapat perhatian utama.

Kurangnya publikasi menyebabkan lokasi wisata pengarungan belum begitu dikenal dan kurang diketahui oleh masyarakat dan akibatnya hanya sedikit yang mengetahui dan beberapa organisasi tertentu yang menikmati objek wisata ini.

Oleh karena itu sekarang beberapa organisasi mulai ikut mengembangakan objek wisata arung jeram ini melihat prospek yang dapat dihasilkan seperti organisasi kemahasiswaan yang mulai mengekspose untuk menggalakkan kegiatan pengarungan ini, selain itu mempublikasikan aktivitas ini terutama di kalangan pecinta alam.

4.5 Pengaruh Atraksi Wisata Arung Jeram Terhadap Kepariwisataan di Sumatera Utara

Perkembangan wisata arung jeram ini membawa pengaruh terhadap perkembangan Kepariwisataan di Indonesia khususnya di Sumatera Utara. Dampak dari perkembangan wisata arung jeram di Sumatera Utara adalah bertambahnya keindahan kepariwisataan yang dapat di andalkan keberadaannya dan di harapkan

Dengan ditingkatkan dan dikembangannya wisata arung jeram dapat memperbesar penerimaan devisa, memperluas dan meratakan usaha dan lapangan kerja, mendorong pengembangan daerah, meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat.

Potensi wisata arung jeram di Sungai Bingei yang ada di daerah akan menambah keanekaragaman objek wisata yang tentunya hal ini akan memberikan lebih banyak alternatif kunjungan wisata dan juga diharapkan mampu menarik lebih banyak wisatawan untuk berkunjung, baik itu wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.

Dengan hadirnya atraksi wisata arung jeram di Sumatera Utara (Sungai Bingei) dapatlah terjaga keutuhan hutan tropis yang masih jarang di sentuh oleh tangan manusia dan telestarinya kondisi sungai tersebut. Disamping itu semua dengan hadirnya paket wisata tersebut juga dapat mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat setempat dalam hal ini sistem mata pencahariannya.

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan

Kabupaten Langkat secara keseluruhan daerah ini dapat dijadikan objek wisata yang sangat menjanjikan dan dapat dijadikan salah satu tujuan objek wisata nasional. Salah satunya arung jeram Sungai Bingei, hanya saja memang diperlukan keseriusan dari berbagai pihak seperti pemerintah daerah, pemerintah pusat dan masyarakat. Keseriusan pemerintah untuk pengelolaan kepariwisataan merupakan hal dasar agar potensi yang ada dapat dimaksimalkan sehingga menghasilkan pendapatan daerah dan mendatangkan devisa negara serta menambah pendapatan dari masyarakat setempat. Banyak harapan yang ingin dicapai tetapi banyak pula tantangan yang akan timbul dari proses pengembangan tersebut.

Melalui perkembangan ecotourism di daerah Sungai Bingei diharapkan

kelestarian pada daerah tersebut terpelihara agar generasi berikutnya dapat terus menikmatinya sebagai hutan tropis yang memiliki fungsi utama. Ekowisata dan sumber daya alam sangat erat kaitannya. Suatu daerah ekowisata akan berhasil memiliki sumber daya alamnya dilindungi.

Untuk dapat melindungi sumber daya alam tersebut diperlukan suatu strategi dari tangan-tangan pengelola dalam memimpin proses tersebut. Dalam melindungi sumber daya alam harus adanya kesadaran dan campur tangan dari masyarakat dan

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti mengemukakan saran , sebagai berikut :

1. Kepada pihak pengelola Arung Jeram di Bingei Rafting terus dapat

dipertahankan agar mengetahui kendala-kendala yang dihadapi wisatawan dan dapat lebih berkembang ke seluruh Indonesia terutama di Sumatera. 2. Kepada pihak pengelola Arung Jeram di Binge Rafting agar fasilitas yang ada

selalu dijaga dengan baik karena fasilitas yang di objek ini sudah cukup menarik bagi para pengunjung untuk termotivasi untuk bermain arung jeram.

3. Dapat memberikan gambaran kepada wisatawan bahwa tempat wisata ini

sudah merupakan objek wisata yang sudah cukup memadai.

4. Pemerintah daerah dan pihak pengelola perlu meningkatkan mutu pelayanan

kepada wisatawan sehingga wisatawan merasa senang dan ingin selalu berkunjung.

5. Pemerintah perlu membuat Calender of Event sebagai agenda tetap atau

tahunan Kegiatan Atraksi Wisata Arung Jeram dalam meningkatkan arus kunjungan wisatawan.

6. Kritik, Koreksi, dan Saran sangat penulis harapkan untuk hasil penelitian selanjutnya yang lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Desky, M.A. 2001, Pengantar Bisnis Biro Perjalanan Wisata. Yogyakarta.

Fandeli, Chafid. Mukhlison. 2000, Pengusahaan Ekowisata, Yogyakarta : Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada.

Hakim, Luchman. 2004, Dasar-Dasar Ekowisata, Malang : Bayumedia Publishing.

Pendit, Nyoman S. 1999, Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana, Jakarta :

Pradnya Paramitha.

Salah, Wahab. 2003, Tourism Management. Jakarta : Pradnya Paramitha.

Yoeti, Oka A. 1985, Pengantar Ilmu Pariwisata, Bandung : Angkasa.

Yoeti, Oka A. 1996, Pemasaran Pariwisata, Bandung : Angkasa.

Yoeti, Oka A. 1998, Anatomi Pariwisata, Bandung : Angkasa.

Yoeti, Oka A. 2002, Ekowisata, Pariwisata Berwawasan Lingkungan Hidup,

Jakarata : Perca Indonesia.

http://www.langkatkab.go.id

Dokumen terkait