• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengamatan rekrutmen (karang anakan yang baru tumbuh) telah dilakukan untuk pertama kalinya pada lokasi ini. Dari hasil transek kwadrat di masing-masing lokasi menunjukkan perbedaan yang nyata baik dari jumlah jenis maupun ukuran jenis. Hasil pengamatan rekrutmen ini secara umum menunjukkan bahwa kondisi substrat dan kwalitas perairan berpengaruh terhadap jumlah dan jenis karang batu yang dijumpai pada lokasi ini. Rerata jumlah koloni antar stasiun disajikan dalam Tabel 7, distribusi jenis karang diseluruh lokasi disajikan pada Lampiran 4.

Tabel 7. Rerata jumlah rekruitmen/transek pada masing-masing stasiun

St.Nial 1 St.Nial 2 St.Nial 3 St.Nial 4 St.Nial 5 St.Nial 6 Jumlah Ind. 112 50 31 47 124 82 Jumlah jenis 41 30 11 17 38 22 Rerata koloni/m2 12,44 5,56 3,44 5,22 13,78 9,11

Dari tebel diatas terlihat bahwa jumlah individu juvenil karang tertinggi di St. Nial 5, namun yang paling tinggi jenisnya adalah St. Nial 1. Pada stasiun Nial 3, merupakan rekruit karang yang paling rendah yaitu sebesar 3,44 koloni/ m2. Dari keseluruhan lokasi yang diamati, jumlah rerata rekruitmen karang adalah sebesar 8,25 koloni/m2, dengan kisaran 3,44 koloni/m2 – 13,78 koloni/m2.

Jumlah jenis rekrutmen karang tertinggi dari seluruh rekrutmen karang adalah dari jenis Pavona varians dengan jumlah individu sebesar 11,66, kemudian Montipora danae

sebesar 10,4 dan Porites lutea 6,95 Individu/transek. Sepuluh besar jenis karang dengan jumlah individu tertinggi disajikan pada Tabel 8.

Jenis Pavona varians merupakan jenis yang paling banyak dijumpai yang diikuti oleh jenis Montipora danae dan Porites lutea. Penelitian (Ruiz-Zarate, M.A. and J.E. Arias-Gonzales 2004) menyebutkan bahwa Agaricia spp., Siderastrea spp. dan Porites

13 HELIOPORIDAE

- Heliopora 1 1 1 1

14 MILLEPORIDAE

spp. merupakan kelimpahan tertinggi diantara juvenile karang yang diamati di sebelah selatan Q. Roo State, Mexico. Hal yang serupa dilaporkan di Florida, Virgi Island terdapat 80% rekrutmen karang sebanyak 80% dari jumlah total rekrut karang adalah jenis Agaricia, Porites dan Siderastrea (Edmunds et al. 1998).

Tabel 8. Sepuluh besar rerata jenis karang rekrutmen yang dijumpai disetiap lokasi transek kwadrat

No Jenis Suku Jumlah

Ind. 1 Pavona varians Agaricidae 11.66 2 Montipora danae Acroporidae 10.54 3 Porites lutea Poritidae 6.95 4 Pocillopora verrucosa Pocilloporidae 5.61 5 Porites sp Poritidae 5.38 6 Montipora informis Acroporidae 4.04 7 Montipora verrucosa Acroporidae 3.59 8 Montipora venosa Acroporidae 3.14 9 Acropora sp Acroporidae 2.69 10 Montipora undata Acroporidae 2.69

Sedangkan di Jamaica, rekrutmen karang yang paling sering ditemukan adalah dari taksa Agaricia spp. (n = 915) Siderastrea ciderea (n=323) dan Porites Spp. (n=167). Kemungkinan faktor yang menyebabkan hal ini adalah kelimpahan individu dan kondisi geografis suatu wilayah.

Tingginya jenis Pavona varians ini kemungkinan disebabkan oleh bentuk pertumbuhan yang mengerak (encrusting) lebih stabil dibanding bentuk bercabang, selain itu habitatnya berada pada tempat yang lebih dalam. Akibat terjadinya pengangkatan sehingga jenis ini semakin banyak dijumpai di rataan terumbu. Hal lain menyebutkan bahwa dalam kompetisi jenis, jika Pocillopora ketemu dengan Pavona, maka Pavona akan mengeluarkan mesentri filament untuk membunuh Pocillopora (Barnes and Huges 1999)

Ukuran rekrutmen karang dibagi dalam 3 kelompok (Engelhart, 2000), yaitu (0- <2 cm), (2-5 cm) dan (6-15 cm). Dari hasil pengamatan menunjukkan bahwa secara umum juvenile karang adalah berukuran (2 – 5 cm). Pada tahap ini juvenile sudah mulai

mantap untuk melekat pada substrat, namun masih rentan terhadap kematian. Kelompok ukuran juvenil karang pada masing-masing lokasi disajikan dalam Gambar 28.

0 10 20 30 40 50 60 70 80

St.Nial 1 St.Nial 2 St.Nial 3 St.Nial 4 St.Nial 5 St.Nial 6 Lokasi

Perbandingan ukuran rekruitmen karang

(0 - <2) (2 - 5) (6 - 15)

Gambar 28. Jumlah juvenil karang berdasarkan ukuran

Uji anova untuk perbedaan jumlah individu dan ukuran antar lokasi

Untuk melihat adanya perbedaan antar lokasi (stasiun Nial 01 sampai Nial 06) maka uji one way anova dilakukan. Hasil anova disajikan pada Tabel 9. Dari pengujian tersebut diperoleh nilai p, atau nilai kritis untuk menolak Ho. Bila nilai p<0,05, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan jumlah jenis dan jumlah Size untuk karang anakan (rekruitmen) pada 6 lokasi yang berbeda.

Tabel 9. Uji one way Anova terhadap jumlah jenis dan Size di 6 lokasi transek kwadrat

Parameter Nilai P

Jumlah individu .000

Size .006 Dari Tabel 8, terlihat bahwa perbedaan jumlah individu maupun jumlah ukuran (size) pada masing-masing lokasi. Dari uji perbandingan berganda Tukey dengan family error 5%, jumlah jenis berbeda antar lokasi. Stasiun Nial 5 tingkat perbedaan untuk kategori jumlah dan ukuran merupakan yang paling tinggi dari seluruh stasiun. Kondisi substrat pada lokasi tersebut cukup mendukung untuk pertumbuhan karang rekruitmen, kemudian pola arus yang tidak begitu kuat memungkinkan untuk penempelan larva

karang. Nilai tingkat perbedaan antar stasiun untuk kategori jumlah dan ukuran disajikan pada Tabel 10.

Tabel 10. Perbedaan jumlah dan ukuran rekrutmen pada keenam lokasi

Stasiun Jumlah individu Ukuran( Size)

Nial 1 4, 88 a 22,22 ab Nial 2 5,11 a 15,31 a Nial 3 2,11 a 11,53 a Nial 4 3,66 a 18,40 a Nial 5 8,33 b 47,25 b Nial 6 4,88 a 22,22 ab

Keterangan: Huruf kecil dibelakang angka yang sama pada kolom yang sama menunjukkan tidak berbeda nyata pada taraf 5%.

Indeks keragaman dan similaritas

Dari hasil pengamatan terhadap juvenil karang, diperoleh jumlah individu, jumlah jenis, indeks keragaman, kemerataan dan dominansi yang ditunjukkan pada Tabel 11. Jumlah jenis tertinggi berada pada stasiun Nial 1 dan Nial 5 yaitu sebesar 41 dan 38. Indeks keragaman tertinggi berada pada Stasiun Nial 1 sebesar 3,358 dan terrendah pada stasiun Nial 3 sebesar 1,863. Indeks kemerataan tertinggi berada pada stasiun Nial 2 yaitu 0.940, dan Indeks dominansi tertinggi berada pada stasiun Nial 3 yaitu 0.215.

Jumlah jenis, jumlah individu, indeks keragaman, indeks kemerataan dan indeks dominansi mempunyai hubungan satu sama lain. Jika jumlah jenis bertambah dan perbandingan (proporsi) jumlah individu antar jenis tetap atau seimbang maka indeks keragaman akan semakin tinggi. Rendahnya indeks keragaman pada stasiun Nial 3 menunjukkan bahwa perbandingan antara jumlah individu dengan jumlah jenis tidak seimbang atau ada jenis yang mendominasi. Jika dilihat dari data mentahnya, jenis

Montipora sp yang mendominasi.

Indeks keseragaman dan indeks dominansi mencerminkan ada atau tidak jenis yang mendominasi. Nilai indeks keseragaman dan indeks dominansi berkisar 0 – 1. Bila

proporsi jumlah individu antar jenis atau ada jenis tertentu yang mendominasi. Sebaliknya jika nilainya mendekati 1 berarti proporsi jumlah individu antar jenis relatif seimbang atau dengan kata lain tidak ada jenis yang mendominasi. Untuk indeks dominansi merupakan kebalikan dari indeks kemerataan. Bila nilainya mendekati 0 maka tidak ada jenis yang mendominasi, namun jika nilainya mendekati 1 menandakan adanya jenis tertentu yang mendominasi. Selanjutnya hasil matriks similaritas dari keenam lokasi ditunjukkan pada Gambar 29. Dari gambar tersebut terlihat bahwa stasiun Nial 1, Nial 2 dan Nial 5 memiliki kemiripan. Sedangkan stasiun Nial 3 dan Nial 4 menunjukkan nilai similaritas yang rendah.

Tabel 11. Jumlah jenis (S), jumlah individu (N), indeks keragaman (H’), indeks kemerataan (E’) dan indeks dominansi (C’) di keenam lokasi

Lokasi S N H’ E’ C’ St. Nial 1 41 112 3.358 0.904 0.049 St. Nial 2 30 52 3.198 0.940 0.050 St. Nial 3 10 31 1.863 0.809 0.215 St. Nial 4 17 52 2.482 0.876 0.110 St. Nial 5 38 124 3.151 0.866 0.068 St. Nial 6 22 82 2.325 0.752 0.169

Hubungan antara persentase dan jumlah rekrutmen karang

Jumlah individu karang anakan (rekruitmen)yang ditemukan, berbeda untuk setiap lokasi. Faktor ketersediaan larva dari karang induk berhubungan dengan jumlah larva karang yang akan menempel pada suatu substrat. Dari hasil pengamatan terlihat bahwa jumlah jenis rekrutmen karang berkorelasi negatif dengan persentase karang dewasa. Hal ini berarti karang anakan yang baru tumbuh akan lebih leluasa menempati suatu area yang kosong atau bebas dibandingkan dengan area yang tutupan karangnya tinggi. Karang memerlukan substrat yang bebas untuk bisa penempel dan dengan leluasa untuk tumbuh namun juga memiliki strategi untuk bisa berkompetisi dengan biota lainnya. Hubungan antara jumlah rekrutmen karang dengan persentase tutupan karang disajikan dalam Gambar 30. Namun hasil penelitian Yeemin (2000) mengatakan bahwa karang dewasa dengan tutupan yang baik, tidak menentukan jumlah juvenil karang atau tidak harus ada hubungan. Faktor yang paling penting dalam mengetahui pola distribusi dan laju kematian koloni juvenil adalah posisi substrat yang tersedia, sedimen, aktifitasi grazing bulu babi (Diadema setosum) dan daerah teritorial ikan karang Pomacentridae

(damselfish).

Hubungan Juvenil karang dengan Persentase penutupan.

y = -0.6271x + 38.93 R2 = 0.5522 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 0.00 5.00 10.00 15.00 20.00 25.00 30.00 35.00 40.00 45.00 50.00

Persentase tutupan karang

Gambar 30. Hubungan jumlah jenis karang rekrutmen dengan penutupan karang dewasa

Tabel. 12 Matriks korelasi antara sedimen dan tss terhadap jumlah rekrutmen

Pada tabel 11 terlihat bahwa sedimen berpengaruh terhadap jumlah jenis, yang diperlihatkan dengan nilai koefisien 0.771. Terjadinya sedimentasi akan memberikan efek terhadap distribusi karang, dimana karang dewasa akan mati dan menghambat rekruitmen (Szmant , 2002). Demikian juga dengan TSS juga berpengaruh terhadap jumlah Individu. Total suspendid solid berpengaruh kepada transparansi cahaya matahari untuk kebutuhan zooxanthela yang bersimbiosis pada karang.

Grafik jumlah rekrutmen karang pada tipe substrat.

Tipe substrat dapat mempengaruhi rekruitmen, pertumbuhan dan kelulusan hidup karang. Pada penelitian penempelan karang di laboratorium, dilaporkan bahwa planula tidak akan menempel pada sedimen yang longar dan tidak stabil atau pada substrat yang sedimen nya tinggi (Richmond, 1997). Hal ini dibuktikan dengan rendahnya rekruitmen karang pada substrat yang labil. Sedangkan pada substrat yang stabil(keras) umumnya juvenil karang menempel lebih banyak (Gambar 31)

Dari gambar tersebut menunjukkan bahwa substrat keras paling banyak ditemukan rekrutmen karang. Pada Stasiun NIAL 5 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya tipe substrat merupakan substrat keras. Pada lokasi ini diperoleh jumlah rekrutmen karang pada substrat keras sebesar 13,33 individu/m2, pada substrat labil tidak ada sedangkan substrat campuran sebesar 0,4 individu/m2. Hal ini mungkin yang menyebabkan tingginya jumlah individu karang rekrutmen di lokasi ini. Meskipun demikian dibeberapa stasiun terdapat substrat campuran yang lebih tinggi.

Gambar 31. Diagram jumlah koloni karang rekrutmen dengan tipe substrat

Namun untuk kategori substrat yang labil umumnya rekrutmennya rendah. Menurut hasil beberapa studi, juvenile karang tidak memilih tempat untuk menempel (preferensi) sebab substrat bukan merupakan makanan bagi planula, melainkan hanya tempat untuk melekat menempel dan selanjutnya berkembang menjadi koloni karang dewasa, namun tingkat kelulusan hidup dari planula karang setelah menempel, sangat ditentukan oleh substrat.. Lebih lanjut penelitian (Edi Rudi, 2006) mengatakan bahwa keberhasilan larva karang yang menempel pada substrat dan menjadi dewasa sangat dipengaruhi oleh biota competitor dan kwalitas perairan. Selanjutnya dari pengamatan

0 1 2 3 4 5 6 7 ju m la h k o lo n

keras labil campuran Kategori substrat St. NIAL 1 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 Ju m lah ko lo n

keras labil campuran

Kategori substrat St. NIAL 2 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 Ju m la h ko lo

keras labil campuran

Kategori substrat St. NIAL 3 0 5 10 15 Ju m la h ko lo

keras labil campuran

Kategori substrat St. NIAL 5 0 1 2 3 4 5 6 7 Ju m lah ko lo n

keras labil campuran

Kategori substrat St. NIAL 6 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 Ju m lah K o lo

keras labil campuran

Kategori substrat

rekruitmen yang dilakukan dengan menggunakan substrat batu kapur, kelimpahan karang yang diperoleh berbeda-beda untuk tiap waktu pengamatan.

Substrat karang yang telah dilapisi oleh lapisan biologis cocok untuk penempelan larva karang. Selanjutnya menurut Baird dan Morse (2004), larva planula karang bereaksi dengan lapisan biologis terutama organisme komunitas Crustose Red Algae (CRA) yang mendiami permukaan substrat. Hasil pengamatan Harrington et al (2004) yang memperlihatkan peranan spesies tertentu dari mikroalga kelompok crustose coralline alga (CCA) bertindak sebagai perangsang penting dalam penempelan larva karang Acropora tenuis dan Acropora millepora.

Rekruitmen karang merupakan suatu proses kolonisasi yang mulai menempati suatu habitat baru. Hal ini yang sangat penting adalah ketersediaan larva karang dan substrat yang baik untu menempel. Selanjutnya, sejumlah kelompok organisme yang berasosiasi akan berperan dalam pembentukan komunitas karang yang stabil. Komunitas karang yang berada disekitar lokasi ataupun komunitas karang yang jauh serta sifat-sifat reproduksi karang akan berpengaruh terhadap rekrutmen karang dan kemampuannya untuk membentuk komunitas karang.

Dokumen terkait