• Tidak ada hasil yang ditemukan

Berdasarkan keputusan presiden nomor 56 tahun 1947 dan yang dirubah dengan keputusan Presiden nomor 8 tahun 1977 sebagai usaha kesejahteraan pegawai maka setiap pegawai negeri sipil dipotong 10% dari penghasilan sebulan, dengan perincian : 3 ¼ % iuran tabungan hari tua, 3% iuran dana pensiun, dan 2% sebagai iuran pemeliharaan kesehatan.

b. Tabungan Perumahan

Berdasarkan keputusan Presiden nomor 14 tahun 1993 dan keputusan Presiden nomor 46 tahun 1994 setiap Pegawai negeri sipil aktif sejak 1 Januari 1993 menjadi anggota tabungan Perumahan pegawai Negeri Sipil.

Besarnya tabungan tiap bulan adalah sebagai berikut : 1. Golongan I Rp. 3.000,00

3. Golongan I Rp. 7.000,00 4. Golongan I Rp. 10.000,00

Pembentukan dana perumahan pegawai negeri sipil ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesejahteraan pegawai negeri sipil, dengan cara membantu membayar uang muka pembelian rumah dengan fasiitas Kredit Pemilikan Rumah (KPR) dan membantu sebagai biaya membangun rumah untuk sebagian pegawai negeri sipil yang sudah memiliki tanah ditempatnya bekerja.

c. Pajak Penghasilan

Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 45 tahun 1994 jo keputusan menteri keuangan nomor 636/KMK/04/1994 menyatakan bahwa pengenaan Pph Pasal 21bagi pejabat Negara Pegawai Negeri Sipil, anggota ABRI dan pensiunan termasuk janda/duda dan atau anak-anaknya atas penghasilan berupa gaji kehormatan, gaji atau uang pensiun, tunjangan yang terkait dengan gaji kehormatan yang tercantum dalam daftar gaji/daftar pembayaran pensiunan atau daftar pembayaran lain. Demikian juga terhadap honoraium, uang sidang, uang prestasi kerja , dan imbalan lain dengan nama apapun yang dibebankan pada keuangan negara dipotong Pph Pasal 21 sebesar 15% jumlah bruto penghasilan.

Manajemen pegawai negeri sipil adalah kesluruhan upaya-upaya untuk meningkatkan efisiensi, dan efektivitas dan derajat profesionalisme penyelengaraan tugas, fungsi, dan kewajiban kepegawaian, yang meliputi perencanaan, pengadaan, pengembangan kualitas, penempatan, promosi, penggajian, kesejahteraan, dan pemberhentian. Kebijaksanaan manajemen Pegawai Negeri Sipil mencakup penetapan norma, standar, prosedur, formasi,

pengangkatan, pengembangan kualitas sumber daya Pegawai Negeri Sipil, pemindahan, gaji, tunjangan, kesejahteraan, pemberhentian, hak, kewajiban, dan kedudukan hukum.

Yang dimaksud dengan gaji yang adil dan layak adalah bahwa gaji Pegawai Negeri harus mampu memenuhi kebutuhan hidup keluarganya, sehingga Pegawai Negeri yang bersangkutan dapat memusatkan perhatian, pikiran, dan tenaganya hanya untuk melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya.

Pengaturan gaji Pegawai Negeri yang adil dimaksudkan untuk mencegah kesenjangan kesejahteraan, baik antar Pegawai Negeri maupun antara Pegawai Negeri dengan swasta. Sedangkan gaji yang layak dimaksudkan untuk menjamin terpenuhinya kebutuhan pokok dan dapat mendorong produktivitas dan kreativitas Pegawai Negeri.

BAB III

PROFIL PERUSAHAAN

3.1. Tinjauan Umum Perusahaan

1. Pada Tahun 1968 diawali dengan berdirinya :

a. Dinas Urusan Agama alamat Masjid Agung Bandung

b. Dinas Penerangan Agama alamat belakang Masjid Agung No. 10 Bandung c. Dinas Pendidikan Agama alamat Pendopo Jl. Dalem Kaum Bandung d. Pengadilan Agama alamat belakang Masjid Agung No 10 Bandung

2. Pada Tahun 1969 Kepala Dinas Urusan Agama berubah menjadi Kepala Perwakilan Departemen Agama Kotamadya Bandung, dan pada Tahun 1970 seksi Urais Pindah alamat ke Jl. Lodaya Bandung

3. Pada Tahun 1971 berdirilah Kantor Departemen Agama Kotamadya Bandung dengan Kepala Kantornya KH. R. Totoh Abdul Fatah dengan alamat Jl. Moh. Ramdan Bandung

4. Pada Tahun 1985 Kantor Departemen Agama Kotamadya Bandung pindah alamat ke Jl. Soekarno Hatta No. 498 Bandung 40266

5. Seiring dengan diberlakukannya Undang-undang No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi Daerah, maka Kantor Departemen Agama Kotamadya bandung berubah menjadi Departemen Agama Kantor Kota Bandung.

6. Kepala Kantor Departemen Agama Kota Bandung sejak berdiri sampai dengan sekarang dipimpin oleh :

a. KH. R. Totoh Abdul Fatah Tahun 1971 s.d 1981 b. KH. Kamaludin SF Tahun 1981 s.d 1988 c. Drs.H. Djajan Abdul Manaf Tahun 1988 s.d 1991 d. Drs.H. Abdullah Gozali Tahun 1991 s.d 1994 e. Drs.H. Sodikin Tahun 1994 s.d 1996 f. Drs.H. A. Muzakir Tahun 1996 s.d 1998 g. Drs. H.Dedy Rokhaedie Arief, M.Si Tahun 1998 s.d 2005 h. Drs. H. Chairul Baridien, MBA, MM Tahun 2006 s.d 2007 i. Drs. H. Cecep Alamsyah M.SI Tahun 2007 s.d sekarang

3.2. Struktur Organisasi

Berdasarkan Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 373 Tahun 2002 tentang organisasi dan tata kerja Kantor Wilayah Departeman Agama Propinsi dan Kantor Departemen Agama Kabupaten / kota, Tipologi Kantor Departemen Agama Kota Bandung termasuk Tipologi 1-A.

Berdasarkan Tipologi 1-A Kantor Departemen Agama Kota Bandung mempunyai struktur organisasi sebagai berikut :

Gambar 3.2

3.3. Deskripsi Kerja

Dibawah ini akan kami sajikan tugas dan fungsi Kantor Departemen Agama Kota Bandung lengkap dengan seksi-seksi yang ada, Menurut pasal 83 KMA no.373 Tahun 2002. Kantor Departemen Agama Kota Bandung menyelenggarakan fungsi ;

a. Perumusan visi, misi, serta kebijakan teknis dibidang pelayanan dan bimbingan kehidupan beragama di Kota Bandung.

b. Pembinaan, Pelayanan, dan bimbingan dibidang bimbingan masyarakat Islam, pelayanan haji dan Umrah, Penyelenggara Zakat dan Wakaf, Pendidikan Agama dan

KEPALA KANDEPAG

SUBBAG TATA USAHA

SEKSI URAIS SEKSI PENY. HAJI & SEKSI MAPENDA SEKSI PEKAPONT SEKSI PENAMAS PENY. BIMBINGAN

Keagamaan, Pondok Pesantren, Pendidikan Agama Islam pada Masyarakat dan pemberdaya Masjid, Urusan Agama, Pendidikan Agama.

c. Pelaksanaan Kebijakan teknis dibidang pengelolaan administrasi dan informasi keagamaan

d. Pelayanan dan bimbingan dibidang kerukunan umat beragama.

e. Pengkoordinasian perencanaan, pengendalian dan pengawasan program.

f. Pelaksanaan hubungan dengan pemerintah daerah. Instansi terkait dan lembaga masyarakat dalam rangka pelaksanaan tugas Departemen Agama do Kota Bandung.

Sub.bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan pelayanan teknis dan administrasi perencanaan dan informasi keagamaan, kepegawaian dan ortala, Keuangan dan IKN, Humas dan kerukunan hidup umat beragama ketatausahaan dan kerumah tanggaan kepada seluruh organisasi atau satuan kerja dilingkungan Kantor Departemen Agama Kota Bandung.

Seksi Urusan Agama Islam mempunyai tugas melakukan pelayanan dan bimbingan dibidang kepenghuluan, Keluarga Sakinah, Produk Halal, Ibadah Sosial serta pengembangan Kemitraan Umat.

Seksi Penyelenggara Haji dan Umrah mempunyai tugas melakukan pelayanan dan pembinaan dibidang penyuluhan haji dan umrah, bimbingan jamaah dan petugas, dokumen dan perjalanan haji, perbekalan dan administrasi haji, serta pembinaan KBIH pasca haji.

Seksi Madrasah dan pendidikan Agama Islam pada sekolah umum mempunyai

kesiswaan, sarana, kelembagaan dan ketatalaksanaan serta supervisi dan evaluasi pada

Raudhatul Athpal, madrasah Ibtidaiyah, madrasah tsanawiyah, dan pendidikan Agama

Islam pada pra sekolah, sekolah umum tingkat dasar dan menengah pertama serta

sekolah luar biasa.

Seksi Pendidikan Keagamaan dan pondok pesantren mempunyai tugas melakukan pelayanan dan bimbingan dibidang pendidikan keagamaan, pendidikan salafiyah, kerjasama kelembagaan dan pengembangan potensi pondok pesantren, pengembangan santri, dan pelayanan pondok pesantren pada masyarakat.

Seksi Pendidikaan Agama Islam pada masyarakat dan pemberdaya masjid mempunyai tugas melakukan pelayanan dan bimbingan teknis penyelenggaraan pendidikan dibidang pendidikan Al-Qur’an dan Musabaqah tilawatil Qur’an, penyuluhan dan lembaga dakwah siaran dan tamaddun, publikasi dakwah dan hari besar Islam serta pemberdayaan Masjid.

Penyelenggara Zakat dan wakaf mempunyai tugas menyelenggarakan pemberian pelayanan dan bimbingan kepada masyarakat dibidang pembinaan lembaga dan pengembangan zakat dan Wakaf.

BAB IV

ANALISIS KERJA PRAKTEK

4.1 Analisis Sistem

Analisis sistem merupakan suatu proses yang bertujuan untuk mengetahui dan mengamati apa saja yang terlibat dalam suatu sistem yang berhubungan antara satu proses dengan proses lainnya.

Dari proses tersebut maka dapat dilakukan suatu evaluasi dan usulan terhadap sistem yang ada atau sistem yang berjalan, untuk dikembanggkan lebih lanjut agar kinerja sistem tersebut lebih baik dari sistem yang sebelunya.. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tahap analisis merupakan tahap yang cukup kritis dan sangat penting, karena tahap analisis merupakan tahap pertama ketika kita akan membangun sebuah sistem yang handal.

4.1.1 Analisis Dokumen

4.1.2 Analisis Prosedur yang sedang berjalan

Prosedur yang sedang berjalan di departemen agama kota bandung adalah sebagai berikut :

1. Petugas pengantar menyerahkan data – data ke Admin seperti data SSBP, data base SSBP.

2. Setelah petugas menyerahkah data – data tersebut, kemudian admin menginputkannya ke dalam komputer ( Program Sistem Informasi pengolahan data SSBP )

3. Admin menginputkan data SSBP dan di simpan ke dalam database SSBP. 4. Setelah semua data di inputkan kemudian admin mencetak sutar

pengantar.

5. Setelah semua data di inputkan kemudian admin mencetak laporan surat pengantar di tanda tangan.

6. Setelah semua laporan di cetak dan di serahkan kepada petugas pengantar, kemudian petugas menyerahkan laporan – laporan tersebut kepada kepala KANDEPAG.

4.1.2.1 Flow Map

Flow Map adalah diagram yang menunjukkan aliran data berupa formulir-formulir ataupun keterangan berupa dokumentasi yang mengalir atau beredar dalam suatu sistem. Diagram ini berfungsi untuk mengetahui hubungan antara entity melalui aliran dokumen yang ada terhadap seluruh dokumen yang berasal dari struktur sampai dokumen tersebut diterima oleh penerima dokumen.

Petugas pengantar Admin Kepala Depag Kepala Pelayanan

Gambar 4.1 Flow Map yang sedang berjalan Data SSBP Data SSBP Input Data SSBP Data base SSBP Cetak Surat Pengantar Surat pengantar Surat pengantar Surat pengantar Tanda Tangan Surat Pengantar Surat Pengantar Sudah Di Tanda Tangan Surat Pengantar Di Tanda Tangan Surat Pengantar Di Tanda Tangan lap

4.1.2.2 Diagram Kontek

Diagram konteks adalah diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input

ke sistem atau output dari sistem.

Ia akan memberi gambaran tentang keseluruhan sistem. Sistem dibatasi oleh boundary (dapat digambarkan dengan garis putus). Dalam diagram konteks hanya ada satu proses. Tidak boleh ada store dalam diagram konteks.

Diagram konteks berisi gambaran umum (secara garis besar) sistem yang akan dibuat. Secara kalimat, dapat dikatakan bahwa diagram konteks ini berisi “siapa saja yang memberi data (dan data apa saja) ke sistem, serta kepada siapa saja informasi (dan informasi apa saja) yang harus dihasilkan sistem.”

Data Data SSBP Surat Pengantar

Surat Pengantar Yang Di

Di Tanda Tangan Surat Pengantar Yang di Tanda Tangan

Gambar 4.2 Diagram Kontek system yang berjalan 0.0 Sistem Informasi pengolahan Data SSBP Kepala Depag Admin Kepala Playanan Pembendaharaan

4.1.2.3 Data Flow Diagram

Data Flow Diagram (DFD) adalah alat pembuatan model yangmemungkinkan profesional sistem untuk menggambarkan system sebagai suatu jaringan proses fungsional yang dihubungkan satu sama lain dengan alur data, baik secara manual maupun komputerisasi. DFD

ini sering disebut juga dengan nama Bubble chart, Bubble diagram, model proses, diagram alur kerja, atau model fungsi.

DFD ini adalah salah satu alat pembuatan model yang sering digunakan,khususnya bila fungsi-fungsi sistem merupakan bagian yang lebih penting dan kompleks dari pada data yang dimanipulasi oleh sistem. Dengan kata lain, DFD adalah alat pembuatan model yang memberikan penekanan hanya pada fungsi sistem. DFD ini merupakan alat perancangan sistem yang berorientasi pada alur data dengan konsep dekomposisi dapat digunakan untuk penggambaran analisa maupun rancangan sistem yang mudah dikomunikasikan oleh profesional sistem kepada pemakai maupun pembuat program.

Data SSBP Data SSBP F.SSBP

Data SSBP

Surat Pengantar

Surat Pengantar Yang Di Tanda Tangan

Surat Pengantar Di Tanda Tangan

Surat Pengantar Di Tanda Tangan Surat Pengantar Di Tanda Tangan

Gambar 4.3 DFD Level 0 Sistem yang berjalan

4.1.3 Evaluasi Sistem yang berjalan

Adapun evalusi dari sistem yang sedang berjalan di Departemen Kota Bandung adalah sebagai berikut :

1. Prosedur yang sedang berjalan belum efektif dan masih terlalu rumit untuk dipahami.

Admin 1.0 input Data SSBP 2.0 Cetak Surat Pengantar Kepala Depag 3.0 Tanda Tangan Surat Pengantar 4.0 Cetak Surat Pengantar Kepala Pelayanan Pembendaharaan

2. Kinerja sistem masih belum efisien sehingga terjadi penumpukan data.

3. Kinerja sistem masih belum baik tetutama mengenai pencetakan laporan yang akan di sajikan.

4. Sistem yang sedang berjalan masih suka terjadi error.

5. Penyediaan database yang dirancang belum bisa mempermudah kinerja sistem yang baik pada , pencarian data.

4.2 Usulan Perancangan Sistem

Pada sub bab ini penulis akan menjelaskan dan menggambarkan perancangan sistem Informasi tagihan telepon yang diusulkan. Perbedaan sistem ini dengan sistem yang lama atau yang sebelumnya adalah terletak pada pengelolaan data – data yang lebih efisien

4.2.1 Tujuan Perancangan Sistem

Tujuan dari perancangan sistem yang baru ini adalah untuk menjelaskan dan menggambarkan system yang akan di usulkan serta menyempurnakan Sistem yang sudah ada sebelumnya agar lebih efektif. Dalam hal ini kami mencoba untuk lebih mengefisienkan prosedur daripada Sistem Informasi pengolahan data SSBP agar lebih bisa di pahami untuk mempermudah kinerja pada saat proses berlangsung.

4.2.2 Perancangan Prosedur yang Diusulkan

Prosedur yang sedang berjalan di departemen agama kota bandung adalah sebagai berikut :

7. Petugas pengantar menyerahkan data – data ke Admin seperti data SSBP, data base SSBP.

8. Setelah petugas menyerahkah data – data tersebut, kemudian admin menginputkannya ke dalam komputer ( Program Sistem Informasi pengolahan data SSBP )

9. Admin menginputkan data SSBP dan di simpan ke dalam database SSBP. 10.Setelah semua data di inputkan kemudian admin mencetak sutar

pengantar.

11.Setelah semua data di inputkan kemudian admin mencetak laporan surat pengantar di tanda tangan.

12.Setelah semua laporan di cetak dan di serahkan kepada petugas pengantar, kemudian petugas menyerahkan laporan – laporan tersebut kepada kepala KANDEPAG.

4.2.2.1 Flow Map

Berdasarkan analisis dari flow map yang sedang berjalan, kami dapat mengusulkan flow map berdasarkan prosedur diatas. Adapun bentuk Flow Map yang diusulkan adalah sebagai berikut :

Petugas pengantar Admin Kepala Depag Kepala Pelayanan

Gambar 4.5 Flow Map yang Diusulkan Data SSBP Data SSBP Input Data SSBP Data base SSBP Cetak Surat Pengantar

Surat pengantar Surat pengantar

Tanda Tangan Surat Pengantar Surat Pengantar Sudah Di Tanda Tangan Surat Pengantar Di Tanda Tangan lap Surat Pengantar Di Tanda Tangan

4.2.2.2 Diagram Kontek

Data Data SSBP Surat Pengantar Data Admin

Surat Pengantar Yang Di

Di Tanda Tangan Surat Pengantar Yang di Tanda Tangan

Gambar 4.6 Diagram Kontek system yang diusulkan 0.0 Sistem Informasi Pengolahan Data SSBP Kepala Depag Admin Kepala Playanan Pembendaharaan

4.2.2.3 Data Flow Diagram

Data Admin Data Admin F.SSBP

Data Admin

Surat Pengantar

Surat Pengantar Yang Di Tanda Tangan

Data SSBP F.SSBP

Data SSBP

Surat pengantar

Surat pengantar yang di tanda tangan Surat pengantar

Di tanda tangan

Surat pengantar surat pengantar

Di tanda tangan di tanda tangan

Gambar 4.7 DFD Level 0 yang di usulkan Admin 2.0 Cetak Surat Pengantar Kepala Depag 3.0 input data SSBP Kepala Pelayanan Pembendaharaan 1.0 Log in Validasi 4.0 Cetak Surat Pengantar 5.0 tanda terima surat 6.0 cek laporan

4.2.2.4 Kamus Data

Kamus Data adalah katalog fakta tentang data dan kebutuhan-kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi. Kamus data selain digunakan untuk dokumentasi dan mengurangi redudansi, juga dapat digunakan untuk:

1. Memvalidasi diagram aliran data dalam hal kelengkapan dan keakuratan

2. Menyediakan suatu titik awal untuk mengembangkan layar dan laporan-laporan

3. Menentukan muatan data yang disimpan dalam file-file

4. Mengembangkan logika untuk proses-proses diagram aliran data

Kamus Data dibuat pada tahap analisis sistem dan digunakan baik pada tahap analisis maupun pada tahap perancangan sistem. Pada tahap analisis sistem, Kamus Data dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara analisis sistem dengan pemakai sistem tentang data yang mengalir di sistem, yaitu tentang data yang masuk ke sistem dan tentang informasi yang dibutuhkan oleh pemakai sistem. Pada tahap perancangan sistem, Kamus Data digunakan untuk merancang input, merancang laporan-laporan dan database. Kamus data dibuat berdasarkan arus data yang ada di DAD

Kamus Data mendefinisikan elemen data dengan fungsi sebagai berikut:

- Menjelaskan arti aliran data dan penyimpanan data dalam DFD

- Mendeskripsikan komposisi paket data yang bergerak melalui aliran (misalnya alamat

diuraikan menjadi kota, negara dan kode pos)

- Mendeskripsikan komposisi penyimpanan data

- Menspesifikasikan nilai dan satuan yang relevan bagi penyimpanan dan aliran

- Mendeskripsikan hubungan detil antar penyimpanan (yang akan menjadi titik perhatian dalam entity-relationship diagram. Berikut ini kami menyertakan kamus data untuk sistem yang akan dikembangkan :

Nama Arus Data : Data admin

Alias : -

Aliran : Entitas Admin – Proses 1.0, Proses 1.0 – F.SSBP, Proses 2.0 – F.SSBP

Striktur Data : Tgl, Nomor_NTB, Nomor_NTPN, Nama_Wajib_Bayar,

Nama Arus Data : Data SSBP

Alias : -

Aliran : Proses 3.0 – F.SSBP, Proses 3.0 – Proses 4.0, Proses 4.0 – F.SSBP

Striktur Data : Tgl, Nomor_NTB, Nomor_NTPN, Nama_Wajib_Bayar,

Alamat_Wajib_Bayar.

Nama Arus Data : Surat pengantar belum di tanda tangan

Alias : -

Aliran : Proses 4.0 – entitas kepala depag

Striktur Data : Tanggal, nomor_NTPN, No_NTB, nama, alamat.

Nama Arus Data : Surat pengantar sudah di tanda tangan

Alias : -

Aliran : Entitas kepala depag – proses 5.0, proses 5.0 – entitas admin, entitas admin – proses 6.0, proses 6.0 – entitas kepala pelayanan Striktur Data : Tanggal_buku, kdntpp, NoNk, nmwajbay,

4.2.3 Evaluasi terhadap system yang di usulkan

Adapun evalusi dari sistem yang di usulkan di kantor departemen agama kota bandung berikut :

1. Prosedur yang sedang berjalan lebih efektif dan lebih mudah untuk dipahami.

2. Kinerja sistem masih lebih efisien sehingga terjadi penumpukan data.

3. Kinerja sistem sudah lebih baik tetutama untuk pencetakan laporan yang akan di sajikan.

4. Sistem yang sedang berjalan sudah tidak terjadi error.

5. Penyediaan database yang dirancang sudah bisa mempermudah kinerja sistem yang baik pada terutama untuk pencarian data.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Dari pelaksanaan kerja praktek ini dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Sistem Informasi data SSBP dapat dilakukan dengan lebih mudah dan efisien.

2. Tidak terjadi penumpukan arsip, sehingga apabila akan melakukan proses pencarian atau pemeriksaan data.

3. Perancangan yang diusulkan mempermudah prosedur pelaksanaan kerja untuk setiap entitas yang terlibat didalamnya.

4. Dengan adanya perancangan sistem yang baru maka dapat mempermudah pekerjaan dalam menginput data – data pemakai SSBP.

5. Menambah ilmu pengetahuan dan menambah pengalaman yang lebih luas bagi penulis yang sebelumnya tidak pernah di jumpai di kampus.

5.2. Saran

Untuk sistem yang dirancang dan diterapkan dalam lingkungan kerja, maka ada beberapa hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan agar Sistem dapat berjalan dengan baik . Adapaun beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut :

1. Menggunakan database lebih besar agar dapat menampung atau menyimpan lebih banyak data.

ii Lembar Judul Lembar Pengesahan Kata Pengantar i Daftar Isi ii Daftar Tabel vi

Daftar Gambar vii

Daftar Lampiran viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang 1

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah 2

1.3. Maksud dan Tujuan 3

1.4. Batasan Masalah 3

1.5. Lokasi dan Jadwal Kerja Praktek 3

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Sistem 5

2.1.1. Elemen Sistem 5

iii

2.2. Pengertian Informasi 11

2.3. Pengertian Sistem Informasi 12

2.4. Metode Analisis dan Perancangan Terstruktur 12

2.4.1. Flow Map 13

2.4.2. Diagram Konteks 13

2.4.3. Data Flow Diagram 14

2.5. Pembuatan 15

2.6. Daftar 15

2.7. Gaji 16

2.8. Tunjangan 19

iv

3.1. Tinjauan Umum Perusahaan 25

3.2. Struktur Organisasi 26

3.3. Deskripsi Kerja 27

BAB IV ANALISIS KERJA PRAKTEK

4.1. Analisis Sistem 30

4.1.1. Analisis Dokumen 30

4.1.2. Analisis Prosedur 30

4.1.2.1 Flow Map 31

4.1.2.2. Diagram Kontek 33

4.1.2.3. Data Flow Diagram 34

4.1.3 Evaluasi Sistem yang berjalan 35

4.2. Usulan Perancangan Sistem 36

4.2.1. Tujuan Perancangan Sistem 36

4.2.2. Perancangan Prosedur yang Diusulkan 37

4.2.2.1. Flow Map 37

v

4.2.2.4. Kamus Data 41

4.2.3. Evaluasi Sistem yang Diusulkan 44

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 45

5.2. Saran 45

Daftar Pustaka

1. Lampiran penilaian kerja praktek.

[FAT99] Fathansyah, Ir.Basis Data, Informatika, Bandung.1999.

[HAR94] Kristianto, Harianto. Konsep dan Perancangan Database, ANDI, Yogyakarta.1994.

[AZH20] Susanto, Azhar. Sistem Informasi Manajemen Konsep dan Pengembangannya, Universitas Padjadjaran Lingga Jaya.2000.

Dokumen terkait