• Tidak ada hasil yang ditemukan

Power Supply atau sering disebut dengan catu daya adalah perangkat elektronika yang berguna sebagai sumber daya untuk perangkat lain. Secara umum istilah catu daya berarti suatu sistem penyearah – filter yang mengubah AC menjadi DC murni. Sumber DC seringkali dapat menjalankan peralatan-peralatan elektronika secara langsung, meskipun mungkin diperlukan beberapa cara untuk meregulasi dan menjaga suatu gaya gerak listrik agar tetap meskipun beban berubah-ubah.

Energi yang paling mudah tersedia adalah arus bolak-balik, arus diubah atau disearahkan menjadi DC berpulsa (pulsating DC), yang selanjutnya arus diratakan atau disaring menjadi tegangan yang tidak berubah-ubah. Tegangan DC juga memerlukan regulasi tegangan agar dapat menjalankan rangkaian dengan sebaiknya.

Secara garis besar, power supply (pencatu daya listrik) dibagi menjadi dua macam, yaitu pencatu daya tak distabilkan dan pencatu daya distabilkan. Pencatu daya takdistabilkan merupakan jenis pencatu daya yang paling sederhana. Pada pencatu daya jenis ini, tegangan maupun arus keluaran dari pencatu daya tidak distabilkan, sehingga berubah-ubah sesuai keadaan tegangan masukan dan beban pada keluaran. Pencatu daya jenis ini biasanya digunakan pada peranti elektronika sederhana yang tidak sensitif akan perubahan tegangan. Pencatu jenis ini juga

Universitas Sumatera Utara

9

banyak digunakan pada penguat daya tinggi untuk mengkompensasi lonjakan tegangan keluaran pada penguat.

Pencatu daya distabilkan pencatu jenis ini menggunakan suatu mekanisme lolos balik untuk menstabilkan tegangan keluarannya, bebas dari variasi tegangan masukan, beban keluaran, maupun dengung. Ada dua jenis yang digunakan untuk menstabilkan tegangan keluaran, antara lain:

 Pencatu daya linier, merupakan jenis pencatu daya yang umum digunakan.

Cara kerja dari pencatu daya ini adalah mengubah tegangan AC menjadi tegangan AC lain yang lebih kecil dengan bantuan Transformator.

Tegangan ini kemudian disearahkan dengan menggunakan rangkaian penyearah tegangan, dan di bagian akhir ditambahkan kondensator sebagai penghalus tegangan sehingga tegangan DC yang dihasilkan oleh pencatu daya jenis ini tidak terlalu bergelombang. Selain menggunakan diode sebagai penyearah, rangkaian lain dari jenis ini dapat menggunakan regulator tegangan linier sehingga tegangan yang dihasilkan lebih baik daripada rangkaian yang menggunakan dioda. Pencatu daya jenis ini biasanya dapat menghasilkan tegangan DC yang bervariasi antara 0 - 60 Volt dengan arus antara 0 - 10 Ampere.

 Pencatu daya Sakelar, pencatu daya jenis ini menggunakan metode yang berbeda dengan pencatu daya linier. Pada jenis ini, tegangan AC yang masuk ke dalam rangkaian langsung disearahkan oleh rangkaian penyearah tanpa menggunakan bantuan transformer. Cara menyearahkan tegangan tersebut adalah dengan menggunakan frekuensi tinggi antara 10KHz hingga 1MHz, dimana frekuensi ini jauh lebih tinggi daripada frekuensi AC yang sekitar 50Hz.Pada pencatu daya sakelar biasanya diberikan rangkaian umpan balik agar tegangan dan arus yang keluar dari rangkaian ini dapat dikontrol dengan baik (Shrader, 1991, hal:200-201).

Prinsip kerja DC power supply

Arus Listrik yang kita gunakan di rumah, kantor dan pabrik pada umumnya adalah dibangkitkan, dikirim dan didistribusikan ke tempat masing-masing dalam bentuk Arus Bolak-balik atau arus AC (Alternating Current). Hal ini dikarenakan pembangkitan dan pendistribusian arus Listrik melalui bentuk arus bolak-balik

Universitas Sumatera Utara

10

(AC) merupakan cara yang paling ekonomis dibandingkan dalam bentuk arus searah atau arus DC (Direct Current).

Hampir setiap peralatan Elektronika memiliki sebuah rangkaian yang berfungsi untuk melakukan konversi arus listrik dari arus AC menjadi arus DC dan juga untuk menyediakan tegangan yang sesuai dengan rangkaian Elektronika-nya. Rangkaian yang mengubah arus listrik AC menjadi DC ini disebut dengan DC power supply atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Catu daya DC. DC power supply atau catu daya ini juga sering dikenal dengan nama “Adaptor”.

Sebuah DC power supply atau Adaptor pada dasarnya memiliki 4 bagian utama agar dapat menghasilkan arus DC yang stabil. Keempat bagian utama tersebut diantaranya adalah Transformer, Rectifier, Filter dan Voltage Regulator.

Dibawah ini adalah Diagram Blok DC power supply (adaptor) pada umumnya.

Gambar 2.2 Gambar PSA 12 V

(Sumber: https://www.flyrobo.in/dc-power-supply-adapter-12v-2a)

Gambar 2.3 Blok diagram DC power supply

Universitas Sumatera Utara

11 2.5 Bahasa C

Untuk pemrograman Arduino menggunakan bahasa C yang lebih simpel.Bahasa C merupakan bahasa pemrograman yang sangat lazim dipakai sejak awal komputer dibuat dan sangat berperan dalam perkembangan software. Selain itu, bahasa C juga yang sangat ampuh karena kemampuannya mendekati bahasa assembler. Bahasa C menghasilkan file kode objek yang sangat kecil dan dieksekusi dengan sangat cepat sehingga bahasa pemrograman mikrokontroler, serta multi-flatform di mana ini bisa dijalankan pada sistem operasi Windows, Unix, MacOs, dan sebagainya. (Muhammad Syahwil, 2017:8).

Berikut ini uraian singkat mengenai karakter bahasa C Arduino. Ada tiga bagian utama dalam bahasa pemropgraman Arduino yaitu:

Struktur

Struktur dari pemrograman Arduino meliputi kerangka program, syntax program, kontrol aliran program, dan operator. Kerangka program Arduino sangat simpel dan sederhana di mana setiap kode program Arduino mempunyai dua buah blok fungsi yang harus ada yaitu:

Tabel 2.2 Struktur kode program arduino

Void setup () { } Semua kode di dalam kurung kurawal hanya akan dijalankan satu kali ketika catu daya Arduino dihidupkan atau saat di-reset. Ini merupakan bagian persiapan atau inisialisasi program.

Void loop () {} Merupakan bagian utama program. Fungsi ini akan dijalankan setelah fungsi void setup selesai. Setelah dijalankan satu kali, fungsi ini akan dijalankan lagi secara terus menerus sampai catu daya (power) dilepaskan.

1. Syntax

Syntax merupakan elemen bahasa C untuk format penulis, berikut ini adalah elemen bahasa C yang dibutuhkan untuk format penulisan.

2. Kontrol aliran program (Struktur pengaturan)

Universitas Sumatera Utara

12

Kontrol aliran program berisi instruksi yang digunakan untuk membuat pengulangan dan percabangan. Berikut contoh instruksi percabangan dan pengulangan.

3. Operator

Berikut adalah beberapa operator pada program Arduino : a. Operator matematika

Operator yang digunakan untuk memanipulasi angka yang bekerja, seperti matematika ang sederhana.

b. Operator pembanding

Digunakan untuk membandingkan nilai logika

2.6 NodeMCU ESP 8266

NodeMCU merupakan sebuah open source platform IoT dan pengembangan kit yang menggunakan bahasa pemrograman Lunak untuk membantu dalam membuat prototype produk IoT atau bisa dengan memakai sketch dengan arduino IDE. Pengembangan kit ini didasarkan pada modul ESP8266, yang mengintegrasikan GPIO, PWM (Pulse Width Modulation), IIC, 1-Wire dan ADC (Analog to Digital Converter) semua dalam satu board. GPIO NodeMCU ESP8266 seperti Gambar 2.1.

NodeMCU berukuran panjang 4.83cm, lebar 2.54cm, dan berat 7 gram. Board ini sudah dilengkapi dengan fitur WiFi dan Firmwarenya yang bersifat opensource.

Spesifikasi yang dimliki oleh NodeMCU sebagai berikut :

1. Board ini berbasis ESP8266 serial WiFi SoC (Single on Chip) dengan onboard USB to TTL. Wireless yang digunakan adalah IEE 802.11b/g/n.

2. 2 tantalum capasitor 100 micro farad dan 10 micro farad 3. 3.3v LDO regulator.

4. Blue led sebagai indikator.

5. Cp2102 usb to UART bridge.

6. Tombol reset, port usb, dan tombol flash.

7. Terdapat 9 GPIO yang di dalamnya ada 3 pin PWM, 1 x ADC Channel, dan pin RX TX

8. 3 pin ground.

9. S3 dan S2 sebagai pin GPIO

Universitas Sumatera Utara

13

10. S1 MOSI (Master Output Slave Input) yaitu jalur data dari master dan masuk ke dalam slave, sc cmd/sc.

11. S0 MISO (Master Input Slave Input) yaitu jalur data keluar dari slave dan masuk ke dalam master.

12. SK yang merupakan SCLK dari master ke slave yang berfungsi sebagai clock.

13. Pin Vin sebagai masukan tegangan.

14. Built in 32-bit MCU.

Gambar 2.3 NodeMCU ESP8266

(Sumber: https://www.amazon.in/ESP8266-NodeMcu-WiFi-Development-Board/dp/B00UY8C3N0)

2.7 Arduino Nano

Arduino merupakan sebuah platform dari physical computing yang bersifat open source. Pertama-tama perlu dipahami bahwa kata “platform” di sini adalah sebuah pilihan kata yang tepat. Arduino tidak hanya sekedar sebuah alat pengembangan, tetapi ia adalah kombinasi dari hardware, bahasa pemrograman dan Integrated Development Environment (IDE) yang canggih. IDE adalah sebuah software yang sangat berperan untuk menulis program, meng-compile menjadi kode biner dan meng-upload ke dalam memory microcontroller Arduino Nano adalah salah satu papan pengembangan mikrokontroler yang berukuran kecil, lengkap dan mendukung penggunaan breadboard.Arduino Nano diciptakan dengan basis mikrokontroler ATmega328 (untuk Arduino Nano versi 3.x) atau ATmega 168 (untuk Arduino versi 2.x). Arduino Nano kurang lebih memiliki fungsi yang sama dengan

Universitas Sumatera Utara

14

Arduino Duemilanove, tetapi dalam paket yang berbeda. Arduino Nano tidak menyertakan colokan DC berjenis Barrel Jack, dan dihubungkan ke komputer menggunakan port USB Mini-B. Arduino Nano dirancang dan diproduksi oleh perusahaan Gravitech.

Gambar 2.4 Arduino Nano

(Sumber: https://indonesian.alibaba.com/product-detail/mini-nano-v3-0-atmega328p-ch340g-development-board-for-arduino-nano-62061571774.html)

Universitas Sumatera Utara

15

BAB III

PERANCANGAN ALAT DAN PEMBUATAN SISTEM

3.1 Perancangan Blok Diagram Sistem

Penelitian ini melakukan pengukuran tegangan listrik yang dapat dipantau melalui smartphone, untuk mendukung penelitian ini peneliti membuat sensor yang dapat dibaca secara real time, NodeMCU digunakan sebagai interface yang

memproses sensor dan ditampilkan dan juga dimonitor pada smartphone. Maka dalam perancangan perangkat keras pada tugas akhir ini dibangun sebuah sistem dengan diagram blok berikut:

Gambar 3.1 Diagram Blok Sistem

3.1.1 Fungsi-Fungsi Diagram Blok

1. Blok PLN Source sebagai sumber arus dan tegangan.

2. Blok Sensor AC ZMPT101B sebagai pengukur tegangan yang masuk.

3. Blok Arduino Nano sebagai pembaca sensor dan data di kirim ke NodeMCU 4. Blok NodeMCU ESP8266 sebagai otak dari sistem yang memproses data

yang akan di kirim ke android

5. Blok Aplikasi Android Online sebagai aplikasi tampilan hasil dari pembacaan sensor.

16 3.2 Perancangan Sistem

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini dari membuat alat atau sistem yang dapat memonitor pemakaian lisytrik rumah tangga rumah tangga secara real time melalui perangkat android. Sehingga pengguna dapat mengetahui pemakaian listrik setiap hari. Perancangan ini dilakukan dengan dua bagian yaitu: perancangan perangkat keras (hardware) dan perancangan perangkat lunak (software).

3.2.1 Perancangan Perangkat Keras (Hardware)

Pada perancangan perangkat keras (hardware) pada sistem ini, dilakukan perancangan terhadap rangkaian sensor-sensor yang diintegrasikan dengan suatu pengontrol kemudian di transfer oleh sebuah wifi.

1. Rangkaian Sensor Tegangan AC ZMPT101B

Disini dengan menggunakan cara yaitu dengan metode sampling dengan sinyal sinus kecil dinaikan offset-nya dengan menambahkan dengan tegangan DC, sehingga mudah untuk dibaca mikrokontroller. Karena ADC tidak bisa membaca sinyal negatif maka dari itu tegangan negatif harus dinaikkan offsetnya ke 2.5 volt, sehingga ada space untuk nilai negatif dan positif, untuk menaikkan tegangan AC bisa digunakan rangkaian summing amplifier, namun pada modul sensor ini sudah include summing amplifier sehingga tidak perlu menggunakan rangkaian tersebut.

Gambar 3.2 Rangkaian Sensor Tegangan

Universitas Sumatera Utara

17

2. Rangkaian Power Supplay Adaptor (PSA)

Gambar 3.3 Rangkaian PSA

Ketika switch(s1) ditutup (On), arus dari sumber DC 12Volt akan mengalir menuju diode yang berfungsi sebagai pengaman polaritas. Kondensator C5 yang berfungsi sebagai filter dapat dihilangkan jika tegangan input merupakan tegangan DC stabil misalnya dari sumber baterai (Accu/Aki). Pada power supply ini menggunakan IC LM7805. IC LM7805 merupakan salah satu tipe regulator tetap.

Regulator tegangan tipe ini merupakan salah satu regulator tegangan tetap dengan tiga terminal, yaitu terminal Vin, Gnd, Vout. Setelah melalui IC 7805, tegangan akan diturunkan menjadi 5 Volt stabil. Fungsi C6 adalah sebagai filter terakhir yang berfungsi mengurangi noice(ripple tegangan) sedangkan LED yang dipasang dengan resistor berfungsi sebagai indicator.

Pada umumnya power supply selalu dilengkapi dengan regulator tegangan.

Tujuan pemasangan regulator tegangan pada power supply adalah untuk menstabilkan tegangan keluaran apabila terjadi perubahan tegangan masukan pada power supply. Fungsi lain dari regulator tegangan adalah untuk perlindungan dari terjadinya hubung singkat pada beban. IC LM7805 mampu mengeluarkan tegangan +5V dengan memberikan kapasitor pada masing-masing kakinya.

Rangkaian penyearah gelombang penuh kemudian dilanjutkan dengan filter kapasitor C yang dipasang setelah diode bridge. Dengan filter ini bentuk gelombang tegangan keluarnya bisa menjadi rata atau terjadinya pengosongan dan pengisian terhadap kapasitor yang disebut tegangan rippel.

Rangkaian regulator ini dapat dipakai untuk menurunkan tegangan 12 volt pada sebuah perangkat elektronika atau pada sebuah kendaraan menjadi stabil.Power

Universitas Sumatera Utara

18

supply ini juga menggunakan IC LM 7805 yang berfungsi sebagai regulator. Regulator tegangan dengan menggunakan komponen utama IC (integrated circuit) mempunyai keuntungan karena lebih kompak (praktis) dan umumnya menghasilkan penyetabilan tegangan yang lebih baik. Fungsi-fungsi seperti pengontrol, sampling, komparator, referensi, dan proteksi yang tadinya dikerjakan oleh komponen diskrit, sekarang semuanya dirangkai dan dikemas dalam IC. Regulator yang menggunakan IC LM 7805 selalu menghasilkan keluaran yang bernilai positif.

3. Rangkaian Sensor NodeMCU ESP8266

NodeMCU merupakan papan sirkuit yang didalamnya telah terintegrasi dengan modul WiFi ESP8266, papan sirkuit ini memiliki fungsi sebagai pemroses, pemilihan jenis papan sirkuit ini karena penggunaannya simpel, karena modul kontrol dan modul WiFi telah satu paket, dan juga untuk kebutuhan pin dan memori sudah sangat terpenuhi. NodeMCU pada dasarnya adalah pengembangan dari ESP 8266 dengan firmware berbasis e-Lua. Pada NodeMcu dilengkapi dengan micro usb port yang berfungsi untuk pemorgaman maupun power supply.

Selain itu juga pada NodeMCU di lengkapi dengan tombol push button yaitu tombol reset dan flash. NodeMCU menggunakan bahasa pemorgamanan Lua yang merupakan package dari esp8266. Bahasa Lua memiliki logika dan susunan pemorgaman yang sama dengan c hanya berbeda syntax. Jika menggunakan bahasa Lua maka dapat menggunakan tool Lua loader maupun Lua uploder. Selain dengan bahasa Lua NodeMCU juga support dengan sofware Arduino IDE dengan melakukan sedikit perubahan board manager pada Arduino IDE. Sebelum digunakan Board ini harus di Flash terlebih dahulu agar support terhadap tool yang akan digunakan. Jika menggunakan Arduino IDE menggunakan firmware yang cocok yaitu firmware keluaran 45 dari AiThinker yang support AT Command. Untuk penggunaan tool loader Firmware yang di gunakan adalah firmware NodeMCU.

Universitas Sumatera Utara

19

3.4 Gambar Rangkaian NodeMCU ESP 8266

4. Rangkaian Arduino Nano

Arduino Nano adalah salah satu varian dari produk board mikrokontroller keluaran Arduino. Arduino Nano adalah board Arduino terkecil, menggunakan mikrokontroller Atmega 328 untuk Arduino Nano 3.x dan Atmega168 untuk Arduino Nano 2.x. Varian ini mempunyai rangkaian yang sama dengan jenis Arduino Duemilanove, tetapi dengan ukuran dan desain PCB yang berbeda.

Spesfikasi Arduino Nano

Arduino Nano memiliki spesifikasi sebagai berikut :

Mikrokontroller : Atmel ATmega168 untuk Arduino Nano 2.x Atmer Atmega328 untuk Arduino Nano 3.x

Tegangan kerja : 5 Volt

Tegangan input : Optimal : 7 – 12 Volt

Minimum : 6 Volt

Maksimum : 20 Volt

Digital pin I/O : 14 pin yaitu pin D0 sampai pin D13 Dilengkapi dengan 6 pin PWM

Analog pin : 8 pin yaitu pin A0 sampai pin A7 Arus listrik maksimum : 40 mA

Flash memori : 32 Mbyte untuk Arduino Nano 3.x

Universitas Sumatera Utara

20 16 Mbyte untuk Arduino Nano 2.x

Besar flash memori ini dikurangi 2 kbyte yang digunakan untuk menyimpan file boatloader.

SRAM : 1 kbyte (ATmega168) dan 2 kbyte (ATmega328) EEPROM : 512 byte (Atmega168) dan 1 kbyte (Atmega328) Kecepatan clock : 16 MHz

Ukuran board : 4,5 mm x 18 mm Berat : 5 gram

Gambar 3.5 Rangkaian Arduino Nano

Universitas Sumatera Utara

21 5. Perancangan Keseluruhan

Rangkaian keseluruhan ini merupakan rangkaian yang terdiri dari

beberapa komponen, diantaranya adalah sensor tegangan yang digunakan sebagai pengukur tegangan, Arduino Nano sebagai pembaca sensor dan data di kirim ke NodeMCU, PSA sebagai sumber tegangan, dan NodeMCU sebagai mikronkotrol pemroses data yang mengirim data ke Android.

Gambar 3.6 Rangkaian Keseluruhan

22 3.2.2 Rancangan Perangkat Lunak (Software)

Rancangan ini untuk membuat tampilan antarmuka (interface) sebagai media monitor sistem. Tampilan monitor yang menampilkan besar tegangan yang di kirim oleh NodeMCU ke layar monitor android setiap saat dan menampilkan status alat (on/off).

Gambar 3.7 Tampilan Perangkat Lunak

Universitas Sumatera Utara

23 3.3 Flowchart Sistem

Berikut disertakan Flowcart system yang menggambarkan keseluruhan system bekerja.

Data input diperoleh dari data hasil sensor tegangan. Data sensor tersebut dibaca dan diproses pada arduino nano sehingga diperoleh data digital tegangan (V) . Data inilah yang akan di kirim oleh NodeMCu ke aplikasi yang ada di android. Dan kemudian data akan ditampilkan aplikasi yang ada pada monitor android secara real time.

Start Baca

Arduino Nano baca Sensor

Kirim data ke aplikasi

END Kirim data ke

NodeMCU

Universitas Sumatera Utara

24 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4. 1 Pengujian Arduino Nano

Pengujian pada rangkaian mikrokontroler Arduino Nano ini dapat dilakukan dengan menghubungkan rangkaian ini dengan rangkaian power supply sebagai sumber tegangan . Kaki 13 apabila diberikan logika high maka akan mengeluarkan tegangan sebesar 4,89 Volt . Langkah selanjutnya adalah memberikan program sederhana pada mikrokontroler Arduino nano untuk menguji port port yang terdapat pada Arduino nano, program yang diberikan adalah sebagai berikut:

#include <Filters.h> //Easy library to do the calculations

#include <SoftwareSerial.h>

SoftwareSerial mySerial(7,6);

float testFrequency = 48; // test signal frequency (Hz)

float windowLength = 100.0/testFrequency; // how long to average the signal, for statistist

int Sensor = 0; //Sensor analog input, here it's A0

float intercept = -0.04; // to be adjusted based on calibration testing float slope = 0.0405; // to be adjusted based on calibration testing float current_Volts; // Voltage

float current_Volts_Final; // Voltage

unsigned long printPeriod = 3000; //Refresh rate unsigned long previousMillis = 0;

void setup() {

Universitas Sumatera Utara

25 RMS requires a load of coding

inputStats.setWindowSecs( windowLength );

while( true ) {

Sensor = analogRead(A0); // read the analog in value:

inputStats.input(Sensor); // log to Stats functionr

if((unsigned long)(millis() - previousMillis) >= printPeriod) { previousMillis = millis(); // update time every second

current_Volts_Final = 0.008*current_Volts*current_Volts - 0.804*current_Volts + 20.6;

if(current_Volts_Final < 25.00) current_Volts_Final = 0;

if(current_Volts_Final > 240) current_Volts_Final = 240;

Serial.print( "\tVoltage: " );

Serial.print( current_Volts ); //Calculation and Value display is done the rest is if you're using an OLED display

Serial.print( "\tVoltageFinal: " );

Universitas Sumatera Utara

26

Serial.print( current_Volts_Final ); //Calculation and Value display is done the rest is if you're using an OLED display

mySerial.print("*" + (String)current_Volts_Final + "#");

} } }

Gambar 4.1 Pengujian Arduino Nano

4.2 Pengujian NodeMCU ESP8266

Pengujian pada rangkaian NodeMCU ESP8266 dapat dilakukan dengan menghubungkan rangkaian ini dengan rangkaian power supply sebagai sumber tegangan . Apabila diberikan logika high maka akan mengeluarkan tegangan sebesar 3,21 Volt . Langkah selanjutnya adalah memberikan program sederhana pada NodeMCU ESP8266, program yang diberikan adalah sebagai berikut:

#include <Filters.h> //Easy library to do the calculations

#include <SoftwareSerial.h>

SoftwareSerial mySerial(7,6);

Universitas Sumatera Utara

27

float testFrequency = 48; // test signal frequency (Hz)

float windowLength = 100.0/testFrequency; // how long to average the signal, for statistist

int Sensor = 0; //Sensor analog input, here it's A0

float intercept = -0.04; // to be adjusted based on calibration testing float slope = 0.0405; // to be adjusted based on calibration testing float current_Volts; // Voltage

float current_Volts_Final; // Voltage

unsigned long printPeriod = 3000; //Refresh rate unsigned long previousMillis = 0;

void setup() {

Serial.begin( 9600 ); // start the serial port mySerial.begin(9600);

pinMode(A0,INPUT);

}

void loop() {

RunningStatistics inputStats; //Easy life lines, actual calculation of the RMS requires a load of coding

inputStats.setWindowSecs( windowLength );

while( true ) {

Sensor = analogRead(A0); // read the analog in value:

inputStats.input(Sensor); // log to Stats functionr

if((unsigned long)(millis() - previousMillis) >= printPeriod) { previousMillis = millis(); // update time every second

Universitas Sumatera Utara

28

Serial.print( "\n" );

current_Volts = intercept + slope * inputStats.sigma(); //Calibartions for offset and amplitude

current_Volts= current_Volts*(30.3231); //Further calibrations for the amplitude

current_Volts_Final = 0.008*current_Volts*current_Volts - 0.804*current_Volts + 20.6;

if(current_Volts_Final < 25.00) current_Volts_Final = 0;

if(current_Volts_Final > 240) current_Volts_Final = 240;

Serial.print( "\tVoltage: " );

Serial.print( current_Volts ); //Calculation and Value display is done the rest is if you're using an OLED display

Serial.print( "\tVoltageFinal: " );

Serial.print( current_Volts_Final ); //Calculation and Value display is done the rest is if you're using an OLED display

mySerial.print("*" + (String)current_Volts_Final + "#");

} } }

Gambar 4.2 Pengujian NodeMCU ESP8266

Universitas Sumatera Utara

29 4.3 Pengujian Sensor AC ZMPT 101B

Tegangan listrik (Voltage) timbul dikarenakan ada beda potensi listrik antara dua titik dalam rangkaian listrik. Besaran tegangan dinyatakan dalam satuan international volt. Pengukuran ini dilakukan dikarenakan adanya beda potensial di suatu medan listrik yang berefek pada aliran listrik yang mengalir pada material yang berbahan dari konduktor. Apabila di berikan logika high maka akan mengeluarkan tegangan sebesar 4,89 Volt. Berikut penampakan daripada sensor tegangan AC ZMPT101B.

Gambar 4.3 Pengujian Sensor AC ZMPT 101B

4.4 Pengujian Alat (Hardware dan Software)

Pengujian alat dilakukan dengan melakukan fungsionalitas untuk keseluruhan sistem ini mulai dari perangkat keras sampai dengan perangkat lunak. Pengujian pertama yaitu keakuratan pembacaan sensor serta pengkalibrasian sensor dalam pembacaannya bisa akurat dan baik sesuai dengan pembacaan multitester. Sehingga didapat data sebagai berikut:

Tabel 4.1 Hasil Pengujan Alat

No Kondisi Pengukuran di Nilai (V)

1 ON ANDROID 232,51

MULTITESTER 227

2 OFF ANDROID 0

MULTITESTER 0

Universitas Sumatera Utara

30

Gambar 4.4 Tampilan Dalam Keadaan ON

Gambar 4.5 Tampilan Dalam Keadaan OFF

Universitas Sumatera Utara

31

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan perancangan dan pengujian yang telah dilakukan pada alat maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1. NodeMCU ESP8266 berhasil sebagai pemroses data yang telah dapat

1. NodeMCU ESP8266 berhasil sebagai pemroses data yang telah dapat

Dokumen terkait