• Tidak ada hasil yang ditemukan

Praktik Sekolah Islam Terpadu dalam Jaringan Sekolah Islam Terpadu Indonesia Indonesia

Kelas I SDIT/ semester I dan II

KONSEP DAN PRAKTIK SEKOLAH ISLAM TERPADU DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PENGEMBANGAN PENDIDIKAN ISLAM

B. Praktik Sekolah Islam Terpadu dalam Jaringan Sekolah Islam Terpadu Indonesia Indonesia

1. Praktik Keterpaduan dalam Sekolah Islam Terpadu

Praktik keterpaduan dalam pendidikan di Sekolah Islam Terpadu dapat dilihat dari beragam kegiatan dan aktifitas warga sekolah, mulai dari kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, peserta didik, orang tua atau wali peserta didik dan aspek pengelolaan lainnya.

a. Keterpaduan pendidikan di sekolah dan rumah

Sekolah adalah lembaga pendidikan kedua bagi peserta didik setelah rumah. Rumah adalah lembaga pertama yang menjadi tempat dia tumbuh dan berkembang bersama dengan orang tua, bapak dan ibu. Sekolah bersifat membantu pendidikan yang ada di rumah. Oleh karena itu keterpaduan antara sekolah dan rumah harus dilakukan. Betapun hebatnya orang tua mendidik anak di rumah akan tetapi ajaran dan nilai yang diajarkan berbeda dengan ajaran dan nilai sekolah maka akan menjadikan anak bingung. Ia melihat pendidikan yang kontradiktif antara sekolah di rumah. Orang tua mengajarkan sebuah tata nilai sementara sekolah mengajarkan tata nilai yang berbeda.

Keterpaduan Sekolah Islam Terpadu antara pendidikan di rumah dan di sekolah dimulai ketika peserta didik mulai mendaftarkan diri masuk sekolah. Ketika wali peserta didik mendaftarkan anaknya di SIT maka saat proses berikutnya adalah wawancara yang dilakukan oleh tim yang dibentuk oleh sekolah dengan wali murid, ibu dan bapak. Tidak boleh hanya satu orang, ibu atau bapaknya saja, harus kedua-duanya kecuali karena keterpaksaan.

Misalnya meninggal atau tugas di luar kota. Kesediaan orang tua untuk diwawancara oleh pihak sekolah adalah satu tahap penerimaan anaknya di SIT. Bila orang tua tidak bersedia, maka gagallah satu tahapan penerimaan peserta didik.

“…orang tua harus siap diwawancara. Di sinilah kesempatan kami untuk berbicara dengan orang tua. Apakah orang tua siap menitipkan anaknya kepada kami. Apakah orang tua siap bekerjasama dengan kami. Kerjasama itu tidak hanya dalam pembiayaan, tapi juga menyangkut kesiapan orang tua bekerjasama dengan sekolah untuk perkembangan anak didik. Orang tua juga dikasih tahu bahwa di sini tidak ada rangking. Tidak ada ranking kelas. jadi orang tua akan dikasih laporan oleh sekolah tentang hasil evaluasi anaknya. Nanti dia bisa lebih detail dengan wali kelas masing-masing. Apakah orang tua dipanggil oleh sekolah bila diperlukan. Dan, keluar sekolah juga nanti kami wawancara…”85

Kerjasama antara sekolah dan rumah juga dapat dilihat dari spanduk tentang tata berpakaian yang sesuai dengan syariat Islam yang dipasang oleh sekolah. Semua wali murid, orang tua murid dan siapa saja yang datang ke sekolah dihimbau untuk untuk berpakaian sesuai dengan ajaran Islam. Di spanduk tersebut terlihat ada gambar perempuan yang berkerudung akan tetapi memakai kaos yang ketat, pendek dan celana yang ketat pula. Gambar tersebut diberi tanda silang warna merah, tanda bahwa pakaian yang demikian itu tidak boleh. Sementara gambar yang di samping adalah gambar perempuan yang memakai kerudung sampai di bawah dana, dengan baju atau rok atau gamis yang longgar. Gambar ini diberi tanda checklist

bahwa pakaian tersebut yang dianjurkan.86 Pesannya adalah hendak memohon kerjasama orang tua ataupun wali murid yang datang ke sekolah hal menutup

85Naim, Wawancara, 18 Januari 2018.

86Observasi di SDIT Cendekia, SDIT Permata Hati dan SDIT dan SMKIT Mutiara Hati Bekasi, SDIT Harapan Umat Ngawi. Spanduk dipasang di depan kantor atau tempat pintu masuk sekolah.

aurat. Mengingat, di ruang-ruang pembelajaran peserta didik selalu diajarkan tentang menutup aurat, untuk laki-laki dan perempuan.

b. Keterpaduan ajaran dan nilai-agama Islam dan ilmu pengetahuan

SIT adalah lembaga pendidikan dengan brand sekolah bukan madrasah. Lembaga pendidikan yang selama ini identik dengan pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam adalah madrasah. Berbeda dengan madrasah yang komponen mata pelajaran agama terbagi ke dalam beberapa mata pelajaran seperti Fiqh, Akidah Akhlaq, Alquran dan Hadis serta Sejarah Kebudayaan Islam, SIT hanya mengajarkan Pendidikan Agama Islam. Justru di sinilah terdapat celah untuk pengembangan Pendidikan Agama Islam dengan konten-konten yang lebih mendalam, karena itu disekat dengan ragam mata pelajaran. Ada kesempatan untuk pengembangan pendidikan Agama Islam.

Keterpaduan nilai dan ajaran Islam dan pendidikan ilmu pengetahuan dan sains dapat dilihat dari beberapa praktik harian proses pembelajaran. Bagi SIT yang menerapkan full day school kegiatan pagi adalah apel pagi. Apel pagi diikuti oleh semua peserta didik dari kelas paling rendah sampai kelas akhir. Mereka akan berbaris-baris dan membaca doa-doa, asma al-husna (nama-nama Allah yang agung) serta dzikir harian. Adakalanya ada pula nasihat dari guru yang punya tugas piket. Sementara pada hari senin mereka akan berbaris-baris mengikuti upacara bendera.87 Upacara di SIT berbeda dengan upacara bendera di Sekolah Islam Terpadu berbeda dengan sekolah-sekolah lain pada

87

umumnya. Pada upacara bendera di Sekolah Islam Terpadu terdapat pembacaan ayat-ayat suci Alquran untuk memulai.88

Pembelajaran di Sekolah Islam Terpadu dimulai dengan shalat dhuha bersama. SIT yang punya kapasitas musholla atas masjid yang bisa menampung seluruh peserta didik maka shalat dilaksanakan di musholla atau masjid sementara bila tidak mamadahi maka shalat duha dilakukan di ruang kelas masing-masing. Shalat dhuha peserta didik diawasi dan dimbimbing oleh guru.

Setelah shalat dhuha selesai proses pembelajaran di ruang kelas akan dimulai. Peserta didik duduk di kursi masing-masing. Tempat duduk peserta didik laki-laki dan perempuan dipisah, namun masih dalam satu kelas. Sementara bagi kelas empat dan setelahnya mereka dipisah ruang kelasnya. Pemisahan ruang kelas untuk laki-laki dan perempuan dilakukan di semua objek penelitian kecuali SDIT Permata Hati Bekasi.89

Setelah mereka duduk di kelas proses pembelajaran formal siap dimulai. Pembelajaran dimulai dengan tahsin dan tahfidz. Tahsin adalah program bagi mereka yang belum lancar dan fasih membaca Alquran sementara bagi mereka yang sudah fasih adalah tahfiz Alquran. Adakalanya tahfidz juga bagi mereka

88Farida, Wawancara, 4 Februari, 2018.

89Hilaliyatul Badriah, Ketua Yayasan Permata Hati Bekasi membuat kebijakan tidak dipisah ruang antara peserta didik laki dan perempuan karena dia merujuk pada suatu studi bahwa bila laki-laki dan perempuan dipisah ketika masa anak-anak dan remaja awal, maka mereka cenderung “ganas” ketika mereka berkumpul di luar kelas antara laki-laki dan perempuan. Menurutnya ada libido yang tidak keluar ketika mereka dipisah dan ketika keluar (berkumpul antara laki-laki dan perempuan) maka cenderung tidak terkendali. Ibarat seperti burung dalam sangkar kemudian dilepas maka ia akan terbang bebas dan bisa kebablasan. Karenanya di Permata Hati peserta didik tidak dipisah ruang berdasar jenis kelamin. Mereka hanya dipisah tempat duduk/bangku. Wawancara, 6 Juni 2017. Sementara sekolah lain yang menerapkan pisah ruang beralasan agar peserta didik sudah dari awal memahami tentang kudrat jenis kelamin masing-masing. Farida, Wawancara, 4 Februari, Naim, Wawancara, 18 Januari 2018, Sunardi, Wawancara, 6 Juni 2017.

yang belum fasih. Tahfidz seperti ini biasanya adalah tahfidz surat-surat pendek. Mereka menghafal dengan mendengarkan bacaan guru. Yang sudah fasih membaca Alquran, mereka menghafalnya melalui bacaan mandiri. Mereka menyetor hafalan kepada guru. Setelah proses tahsin dan tahfidz selesai baru dimulai pembelajaran mata pelajaran.90

Ketika waktu dhuhur telah tiba maka pembelajaran berhenti. Semua aktifitas berhenti sebagai persiapan sholat dhuhur berjamaah. Sama seperti shalat dhuha, shalat dhuhur dilaksanakan di kelas masing-masing bila tidak memungkinkan shalat di mushalla atau masjid sekolah. Sebelum shalat peserta didik dipersilahkan berwudhu di tempat wudhu. Kamar mandi atau tempat wudhu untuk peserta didik laki-laki dan perempuan dipisah, kecuali di TK.

Pembelajaran di SIT diakhiri dengan do‟a kaffarat al-majlis. Bunyi do‟a tersebut adalah:

.كيلا بىتاو كرفغتسا تنا لاا هلالا لا نا دهشا كدمحبو مهللا كناحبس

Artinya: Maha suci Engkau. Wahai Allah dan dengan memujiMu aku bersaksi bahwa tiada ilah selain Engkau aku memohon ampun kepadaMu dan aku kembali (bertaubat) kepadaMu.

Pemandangan yang tidak biasa dijumpai di sekolah-sekolah pada umumnya adalah ketika peserta didik pulang. Guru yang mengajar di jam terakhir berdiri di depan kelas atau di samping pintu. Masing-masing anak menunggu giliran pulang dan berjabat tangan dengan guru. Bila guru laki-laki (ustadz) maka peserta didik laki-laki berjabat tangan dengannya sebelum

90