• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRASARANA DAN SARANA (PS) AIR MINUM

Dalam dokumen 06. PENGEMBANGAN AIR MINUM 17 09 2007 (Halaman 26-42)

BAB III PERMASALAHAN YANG DIHADAPI

3.1 SASARAN PENYEDIAAN DAN PENGELOLAAN

PRASARANA DAN SARANA (PS) AIR MINUM

Mengacu sepenuhnya dalam rencana Kabupaten/Kota yang sudah ditetapkan mengenai penyediaan Air Minum baik dari layanan dan kondisi fisik yang diinginkan.

Tabel III-1 Sasaran Penyediaan dan Pengelolaan Air Minum

No Kawasan Uraian Kondisi yang

Ada Sasaran Persoalan

1.

2.

3.

4.

3.2 RUMUSAN MASALAH

Menguraikan besaran masalah yang dihadapi dengan membandingkan antara kondisi yang ada dengan sasaran yang ingin dicapai, untuk memenuhi kebutuhan dasar (basic needs) dan kebutuhan pengembangan

(development need) yang ditinjau dari aspek teknis, keuangan dan

kelembagaan. Selain itu, dilakukan inventarisasi persoalan setiap masalah yang sudah dirumuskan dengan mempertimbangkan tipologi serta parameter-parameter teknis yang ada di kawasan tersebut. Sehingga dari kegiatan inventarisasi tersebut akan didapatkan data-data permasalahan yang akan dikelompokan sebagai berikut:

• Tingkat layanan yang ada dari sasaran yang diinginkan

• Prediksi kebutuhan di masa yang akan datang dan perkembangannya

• Permasalahan teknis di tiap unit (unit air baku, transmisi, produksi, distribusi, dan unit pelayanan)

 

Tabel III-2 Permasalahan Yang Dihadapi

No Uraian Kondisi Sistem yang Ada Target Nasional Target Mencapai RPP Persoalan 1. a. b. c. Sistem Perpipaan/PDAM Kebocoran (%) Cakupan Pelayanan Penduduk (%) Kebutuhan perkapita/hari Pendapatan tinggi = …. Pendapatan menengah = .. Pendapatan rendah = … 2. a. b. Sistem Non-Perpipaan Cakupan Pelayanan Penduduk (%) Kebutuhan perkapita/hari Pendapatan tinggi = …. Pendapatan menengah = .. Pendapatan rendah = 3. a. b. c. Perpipaan Non-PDAM Kebocoran (%) Cakupan Pelayanan Penduduk (%) Kebutuhan perkapita/hari Pendapatan tinggi = …. Pendapatan menengah = .. Pendapatan rendah =

 

BAB IV ANALISIS PERMASALAHAN DAN

REKOMENDASI

4.1 STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDIES)

Sistem prasarana yang diusulkan harus melalui studi kelayakan dengan cakupan baik secara lengkap, sederhana maupun justifikasi teknis dan biaya dari berbagai aspek, antara lain aspek teknologis (teknis), aspek lingkungan, aspek sosial, aspek budaya, aspek ekonomi/finansial, dan aspek kelembagaan. Studi kelayakan lengkap diperuntukan untuk kegiatan pengembangan SPAM dengan cakupan pelayanan lebih dari 10.000 jiwa. Studi kelayakan lengkap diperuntukan untuk kegiatan pengembangan SPAM dengan cakupan pelayanan sampai dengan 10.000 jiwa.

4.1.1 KELAYAKAN TEKNIS (TEKNOLOGIS)

Pengkajian kelayakan teknis teknolgis biasa dibuat dari beberapa alternatif yang dikembangkan, di mana setiap alternatif disajikan secara jelas oleh tim teknis untuk dipilih kriteria alternatif terbaik. Alternatif terpilih adalah alternatif terbaik yang ditinjau dari beberapa aspek yang dipengaruhi lokasi daerah perencanaan, meliputi :

• Potensi sumber air • Topografi

• Kualitas dan kuantitas air baku • Air tanah

• Sistem dan kebutuhan lainnya

Suatu kegiatan dapat dikatakan layak secara teknis apabila terdapat teknologi yang tersedia untuk membangun SPAM.

4.1.2 KELAYAKAN SOSIAL

• Demografi (kelompok umur, status pendidikan, agama, mata pencaharian, status perkawinan, dan pendapatan per kapita)

 

• Aspek sosial, ekonomi dan budaya (ketersediaan fasilitas umum, gambaran umum tingkat sosial, ekonomi, dan budaya, analisis proporsi jenis pelanggan, dan gambaran peran serta masyarakat) • Kebutuhan air (perkiraan proyeksi penduduk, analisis konsumsi air,

analisis tingkat cakupan pelayanan, dan aspek kesehatan masyarakat)

• Operasional dan pelayanan

4.1.3 KELAYAKAN EKONOMI DAN KEUANGAN

Pengkajian kelayakan ekonomi pengkajian kelayakan ekonomi ditentukan dengan cara analisis teridentifikasi alternatif terbaik dalam hal harga termurah yang memenuhi prinsip-prinsip ekonomi. Metode analisis ekonomi yang umum digunakan adalah discounting technique atau present

value dan benefit cost ratio (BCR). Discounting tehnique digunakan untuk

menentukan pilihan dari beberapa alternatif sistem. Sedangkan BCR digunakan untuk menentukan menjadi sistem yang diusulkan.

Analisis kelayakan ekonomi dan manfaat proyek mempertimbangkan hal-hal berikut:

• Biaya langsung proyek • Biaya sosial

• Biaya lingkungan

• Manfaat terhadap kesehatan

• Manfaat terhadap produktivitas masyarakat • Manfaat terhadap nilai properti

• Manfaat terhadap percepatan pertumbuhan ekonomi

Suatu kegiatan dianggap layak secara ekonomi bila ada tambahan manfaat yang diterima oleh masyarakat akibat adanya suatu kegiatan lebih besar dari biaya proyek.

Analisis kelayakan keuangan dilakukan terhadap beberapa aspek, meliputi: • Indeks/tingkat inflasi

• Tahun dasar proyeksi • Jangka waktu proyeksi

 

• Nilai investasi

• Kebutuhan modal kerja • Rencana sumber pembiayaan • Persyaratan pinjaman

• Biaya operasi dan pemeliharaan • Biaya penyusutan/amortisasi • Pajak

• Proyeksi tambahan pelanggan • Tarif air

• Proyeksi pendapatan

Suatu kegiatan diisebut layak secara keuangan atau finansial bila memenuhi syarat-syarat berikut:

Kelayakan Proyek:

• FIRR > Rata-rata tertimbang dari biaya modal ditambah alokasi risiko

Net Present Value (NPV) > 0

Benefit Cost Ratio (BCR) > 1

Kelayakan pendanaan

• DSCR Pemda ≥ 2,5; DSCR penyelenggara ≥ 1,3 ;

• Saldo kas akhir sekurang-kurangnya mencukupi untuk 2 bulan operasi

4.1.4 KELAYAKAN LINGKUNGAN

Pengkajian kelayakan lingkungan tidak terlepas dari kegitan masyarakat dan kondisi daerah setempat, sehingga faktor-faktor lingkungan dapat dikatakan layak atau tidak untuk didistribusikan Air Minum. Pengkajian kelayakan lingkungan dilaksanakan melalui penyusunan AMDAL atau RKL dan RPL sesuai peraturan dan perundangan yang berlaku.

 

4.1.5 KAJIAN ALOKASI RISIKO

Dalam menyusu studi kelayakan untuk kerjasama pemerintah dan swasta, perlu dilakukan kajian alokasi risiko meliputi:

• Risiko kinerja • Risiko politik • Risiko financial

Risiko dikelola berdasarkan prinsip alokasi risiko yang memadai dengan mengalokasikan risiko kepada pihak yang paling mampun mengendalikan risiko dalam rangka menjamin efesiensi dan efektivitas dalam penyediaan infrastruktur.

4.1.6 KELAYAKAN KELEMBAGAAN

Pengkajian kelayakan kelembagaan dilakukan terhadap: 1. Sumber daya Manusia

• Tingkat pendidikan • Kualitas

2. Struktur organisasi dan penempatan kerja sesuai dengan latar belakang pendidikannya mengacu pada peraturan dan perundang-undangan

3. Alternatif kelembagaan kerjasama pemerintah dan swasta

4.2 ANALISIS KEBUTUHAN PRASARANA AIR MINUM

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisa kebutuhan prasarana, baik sistem perpipaan maupun non perpipaan adalah hasil survey kebutuhan nyata, antara lain:

1. Proyeksi kebutuhan penduduk dan perkiraan pengembangan aktifitas non domestik dilakukan sesuai dengan besaran rencana pengembangan 3- 5 tahun.

2. Pemakaian air yang sesuai dengan kebutuhan domestik dan non domestik

 

• Kebocoran pada pipa distribusi • Pemadam kebakaran

• Kelebihan pemakaian

• Kerusakan dan ketidaktepatan pembacaan meter air • Kesalahan administrasi

Analisa yang dilakukan harus dapat memperlihatkan besarnya kebutuhan dasar serta kebutuhan pengembangan (development need). Dengan memperhatikan tekhnologi yang siap pakai, standar-standar yang ada, serta perencanaan yang menggunakan tekhnologi non standar.

Tahapan perhitungan kebutuhan prasarana Air Minum adalah sebagai berikut:

• Proyeksi pelayanan Air Minum

• Perhitungan jumlah dan volume dan komponen prasarana yang diperlukan.

Tabel IV-1 Hasil Perhitungan proyeksi penyediaan Air Minum Kabupaten/Kota………Tahun………s.d. Tahun …………

EXISTING PROYEKSI

NO. URAIAN VOLUME SATUAN

200… 1 2 3 4 5 KET. I ASUMSI PERHITUNGAN 1. Kenaikan Tingkat Pelayanan a. SR % b. HU % 2. Kenaikan Pemakaian Air a. SR lt/dtk b. HU lt/dtk 3. Pemakaian Non Domestik l/unit/hari

 

EXISTING PROYEKSI

NO. URAIAN VOLUME SATUAN

200… 1 2 3 4 5 KET. 4. Penurunan Kebocoran % 5. Debit Pemakaian Air a. Maksimum m3/dtk b. Puncak m3/dtk 6. Penduduk yang dilayani tiap sambungan a. SR jiwa/sambungan b. HU jiwa/sambungan II PERHITUNGAN KEBUTUHAN AIR

1. Jumlah penduduk jiwa

Tingkat pelayanan a. SR % b. HU % c. a-rata-rata % 2. Sandingan Pelayanan SR dan HU a. SR % b. HU % 3. Jumlah penduduk yang terlayani.

 

EXISTING PROYEKSI

NO. URAIAN VOLUME SATUAN

200… 1 2 3 4 5 KET. a. SR jiwa b. HU jiwa c. a-rata-rata jiwa 4. Pemakaian Air Domestik a. SR l/org/hari b. HU l/org/hari c. a-rata-rata l/org/hari 5. Kebutuhan air domestik l/dtk a. Kebocoran % b. Tingkat Kebocoran % c. Debit Kebocoran 6. Kebutuhan air non domestik a. Persentase dari total b. Debit III KEBUTUHAN AIR RATA-RATA IV KEBUTUHAN MAKSIMUM V KEBUTUHAN PUNCAK VI PERHITUNGAN JUMLAH

 

EXISTING PROYEKSI

NO. URAIAN VOLUME SATUAN

200… 1 2 3 4 5 KET. SAMBUNGAN a. Jumlah SR b. Jumlah HU c. Jumlah Sambungan Non Domestik d. Jumlah Sambungan yang ada e. Tambahan Sambungan VII KAPASITAS PRODUKSI

VIII BAHAN DEBIT

IX KEKURANGAN/ (KELEBIHAN) X KAPASITAS DISTRIBUSI RATA-RATA

 

Gambar IV-1 Contoh Grafik Proyeksi Pelayanan Air Minum Berdasarkan Penduduk Terlayani

Tabel IV-2 Sumber-sumber Potensial Untuk Pengembangan Sistem

Penyediaan Air Minum Kabupaten/Kota ………..

Karakteristik No. Jenis Sumber Air (l/dtk) Debit Kontinuitas Kualitas Letak Jarak Pemanfaat-an Saat Ini Kemungkin-an sistem Pengambilan dan Pengaliran Kemungkin-an Upaya Pengamanan dan Pengaliran Ket A Air Tanah: Contoh

1. Mata air

………..

………..

2. Air Tanah Dalam

3. Air Tanah Dangkal

B Air Permukiman 1. Sungai …………. …………. 2. Danau C Curah Hujan -500.000 1.000.000 1.500.000 2.000.000 2.500.000 3.000.000 3.500.000 4.000.000 1 2 3 4 5 Tahun ke-Ji w a

 

4.2.1 ANALISIS KONDISI PELAYANAN

1. Apakah tingkat pelayanan saat ini sudah mencapai sasaran sesuai dengan rencana daerah, kalau belum berapa % tambahan untuk pencapaian sasaran tersebut.

2. Target pelayanan SR dan KU

3. Apakah pemakaian air sudah sesuai target rencana daerah, apabila perhitungan rencana pelayanan sudah dilakukan.

4.2.2 ANALISIS KEBUTUHAN AIR

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisa kebutuhan prasarana adalah hasil survey nyata. Proyeksi kebutuhan penduduk, skenario pembangunan perkotaan dan tingkat penyediaan prasarana yang ada saat ini serta persoalan yang telah diidentifikasikan.

Analisis yang dilakukan harus dapat memperlihatkan besarnya kebutuhan dasar serta kebutuhan pengembangan (development need) dengan memperhatiakan teknologi yang siap pakai, standar-standar yang ada, serta perencanaan yang menggunakan teknologi non standar.

Adapun kebutuhan Air Minum secara rinci adalah sebagai berikut: 1. Kebutuhan domestik

2. Kriteria yang digunakan

• Lihat hasil survey kebutuhan prasarana • Pemakaian air untuk SR= 120 lt/org/hr

• Pemakaian untuk HU/TA = 60 lt/org/hr (standar pelayanan minimum)

3. Kebutuhan non-domestik

4. Kebutuhan industri dengan kriteria pemakaian air = 0,1 – 0,3 l/ha/hr 5. Kebutuhan niaga dengan kriteria pemakaian air= 900 l/niaga/hr (niaga

 

6. Kebutuhan fasilatas umum (Pendidikan, kantor pemerintahan dsb) dengan kriteria pemakaian air= 10% -15 % dari kebutuhan domestik 7. Prediksi dilakukan 15 – 20 tahun ke depan sesuai dengan Rencana

Induk SPAM

8. Kriteria pemakaian di untuk hari maksimum = 1,15 pemakaian hari rata-rata

9. Pemakaian air untuk jam puncak = 1,5 – 1,7 pemakaian hari maksimum 10.Kebutuhan hotel = 3 m3/kamar/hr

4.3 ANALISIS SISTEM PRASARANA DAN SARANA AIR MINUM

Pada analisis ini ditinjau sistem prasarana dan sarana Air Minum yang telah ada baik dari unit air baku, transmisi, produksi, dan distribusi. Adapun untuk hal yang lebih rinci dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Analisis permasalahan sumber air yang telah dimanfaatkan

• Apakah sumber pada kapasitas minimum dapat mensuplai kebutuhan maksimum

• Apakah dengan kualitas sumber yang ada dapat didistribusikan langsung atau perlu pengolahan, kalau perlu, jenisnya apa

• Unit air baku yang ada apakah masih mampu mensuplai air yang dibutuhkan, seberapa jauh pengembangan, serta prioritasnya bagaimana

• Alternatif sumber-sumber lain

2. Analisis kondisi permasalahan unit transmisi

• Apakah dengan kondisi pipa yang ada masih mampu digunakan pada kapasitas kebutuhan air yang diperlukan

• Kalau tidak, bentuk pengembangan bagaiman yang diperlukan, apakah rehabilitasi , atau pembangunan jalur pipa baru

• Berapa volume pengembangan yang dibutuhkan. Kapasitas pipa transmisi dihitung dengan kapasits maksimum day.

 

• Apakah Unit produksi yang ada masih cukup untuk mensuplai kebutuhan air yang diperlukan

• Kalau tidak bentuk pengembangan bagaiamana yang diperlukan, apakah rehabilitasi, optimalisasi atau peningkatan kapasitas dengan memodifakasi sistem atau pembangunan unit baru

• Volume pekerjaan yang dibutuhkan 4. Analisis kondisi unit distribusi

• Apakah kondisi jaringan saat ini masih cukup untuk melayani kebutuhan hasil prediksi (kebutuhan puncak), serta menjangkau kawasan pelayanan

• Kalau tidak, bentuk pengembangan bagaimana yang diperlukan, apakah rehabiltasi/pergantian pipa baru untuk penanggulangan kebocoran teknis atau penambahan jaringan baru, prioritasnya bagaimana

• Untuk pembangunan baru diperlukan perhitungan hidrolis dengn metode ”Hardy Cross” dengan kriteria yang digunakan:

◊ Tekanan pada titik kritis = 10 m ◊ Head loss/km adalah 10 m

Coefesien HanzenWilliam untuk pipa tergantung jenis pipa

• Perhitungan kapasitas reservoar distribusi dengan kriteria 10% 15% dari kapasitas 1 hari

5. Analisa/perhitungan penambahan sambungan (unit pelayanan) • Berapa SR yang diperlukan

• Berapa TA/HU/KU yang diperlukan • Berapa sambungan-sambungan lain

Setelah dilakukan analisis masalah yang ada pada sistem prasarana Air Minum yang ada dilakukan perbandingan untuk setiap alternatif yang menyangkut aspek teknis, keuangan dan lingkungan. Pemilihan alternatif tersebut dapat dilakukan dalam 1 unit yang sama atau antar unit berdasarkan segi keilmuan/teori/logika, kasus yang sama di daerah lainnya dengan tidak mengesampingkan kondisi setempat.

 

Tabel IV-3 Perbandingan alternatif sistem yang diusulkan

No. Alternatif Pemecahan

Teknik/

Teknologi Keuangan Kelembagaan Sosial Ekonomi Ket

1. Alternatif 1 2. Alternatif 2 3. Alternatif 3 4. Alternatif 4 5. Alternatif 5 6. Alternatif 6  

4.4 ANALISIS KEBUTUHAN PROGRAM

Analisis kebutuhan program dan sistem yang disusun sesuai tatanan rencana daerah, biasanya RPJMD.

4.5 REKOMENDASI

Pembuatan rekomendasi alternatif terbaik untuk memecahkan masalah yag terjadi yang dijabarkan dalam paket-paket program dan proyek sesuai dengan prioritasnya

 

BAB V SISTEM PRASARANA YANG

Dalam dokumen 06. PENGEMBANGAN AIR MINUM 17 09 2007 (Halaman 26-42)

Dokumen terkait