Umum Pasal 28
(1) Prasarana lingkungan adalah kelengkapan dasar fisik lingkungan yang memungkinkan lingkungan permukiman dapat berfungsi sebagaimana mestinya.
(2) Sarana lingkungan adalah fasilitas penunjang, yang berfungsi untuk penyelenggaraan dan pengembangan kehidupan ekonomi, sosial dan budaya.
(3) Utilitas umum adalah sarana penunjang pelayanan lingkungan.
(4) Lingkungan perumahan yang sehat dan aman adalah kumpulan rumah dalam berbagai bentuk dan ukuran yang dilengkapi prasarana, sarana dan utilitas umum dengan penataan lingkungan yang menjamin kesehetan masyarakatnya.
(5) Pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan/atau setiap orang.
(6) Pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum wajib dilakukan sesuai dengan rencana, rancangan, dan perizinan.
(7) Pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum perumahan harus memenuhi persyaratan :
a. Kesesuaian antara kapasitas pelayanan dan jumlah rumah;
b. Keterpaduan antara prasarana, sarana, dan utilitas umum dan lingkungan hunian;
c. Ketentuan teknis pembangunan prasarana, sarana, dan utilitas umum.
(8) Prasarana, sarana, dan utilitas umum yang telah selesai dibangun oleh setiap orang harus diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Barito Kuala sesuai dengan
ketentuan peraturan perundangundangan.
Bagian Kedua Jalan Pasal 29
(1) Jalan akses dan jalan poros kawasan perumahan dan kawasan permukiman, dengan ketentuan :
a. Kelas Jalan minimal Jalan Lingkungan Primer (Jalan Poros)
b. Dapat diakses mobil pemadam kebakaran
c. Konstruksi trotoar (jalur pejalan kaki) tidak berbahaya bagi pejalan kaki dan penyandang catat
d. Jembatan harus memiliki pagar pengaman
e. Lebar ruang milik jalan (rumija) minimal 10 (sepuluh) meter.
(2) Jalan lingkungan
a. Kelas Jalan minimal Jalan Lingkungan Sekunder (Jalan Lingkungan).
b. Dapat diakses mobil pemadam kebakaran.
c. Konstruksi trotoar (jalur pejalan kaki) tidak berbahaya bagi pejalan kaki dan penyandang catat
d. Jembatan harus memiliki pagar pengaman e. Akses ke semua lingkungan permukiman
f. Lebar ruang milik jalan (rumija) minimal 8 (delapan) meter.
Bagian Ketiga
Sanitasi, Drainase dan Persampahan Pasal 30
(1) Limbah cair yang berasal dari rumah tangga tidak mencemari sumber air, tidak menimbulkan bau, dan tidak mencemari permukaan tanah.
pembuangan sanitasi lingkungan (sistem IPAL Komunal). (3) Sistem IPAL, dapat disambungkan dengan sistem
pembanguan sanitasi kota atau dengan cara pengolahan lain (pengosongan dengan truk Tinja), untuk di bawa ke IPLT Kota.
(4) Setiap lingkungan perumahan baru harus dilengkapi dengan sistem drainase yang mempunyai kapasitas tampung yang cukup sehingga lingkungan perumahan bebas dari genangan air.
(5) Sistem drainase harus dihubungkan dengan badan penerima (saluran kota, sungai, danau, laut atau kolam yang mempunyai daya tampung cukup) yang dapat menyalurkan atau menampung air buangan sedemikian rupa sehingga maksud pengeringan daerah dapat terpenuhi. (6) Pengelolaan persampahan mandiri termasuk pembuatan
composer komunal untuk kebutuhan kawasan perumahan. (7) Sebagian dari fasilitas umum (Fasum) di peruntukkan TPST dengan luas minimal 2 x 150 m2. Bagian Keempat Penghijauan Pasal 31 Melakukan penghijauan diperumahn dan kawasan permukiman (1) Jalan poros/jalan utama/jalan lingkungan Primer
Perumahan dan kawasan Permukiman wajib dilakukan penghijauan pada sisi kanan dan kiri jalan.
(2) Keseimbangan tata ruang dan wilayah bagi rumah tinggal di wujudkan dengan menanam pohon (minimal satu rumah satu pohon, dengan tinggi ± 1 m).
(3) Pengaturan tentang konservasi lahan setempat yang berkenaan dengan penghijauan akan diatur lebih lanjut dalam peraturan bupati
Air Minum dan Tenaga Listrik Pasal 32
(1) Pelayanan air minum memenuhi standar air minum
(2) Setiap lingkungan perumahan harus mendapatkan pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan sambungan rumah dari PDAM Kabupaten Barito Kuala atau sumber lain.
(3) Setiap lingkungan perumahan harus mendapatkan daya linstrik dari PLN atau dari sumber lain (dengan perhitungan setiap unit hunian/ rumah mendapatkan daya listrik minimum 900 VA) (4) Pengaturan tiang listrik dan gardu listrik harus menjamin keamanan penghuni. (5) Tersedia penerangan jalan umum. Bagian Keenam Penyediaan dan Penyerahan Prasarana, Sarana dan Utilitas Pasal 33
Penyediaan dan penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas didasarkan kepada prinsip:
a. Keterbukaan yaitu masyarakat mengetahui prasarana, sarana, dan utilitas yang telah diserahkan dan/atau kemudahan bagi masyarakat untuk mengakses informasi terkait dengan penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas;
b. Akuntabilitas yaitu proses penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan;
c. Kepastian hukum yaitu menjamin kepastian ketersediaan prasarana, sarana, dan utilitas sesuai dengan standar, rencana tapak yang disetujui oleh pemerintah daerah, serta kondisi dan kebutuhan masyarakat;
d. Keberpihakan yaitu pemerintah menjamin keteserdiaan prasarana, sarana, dan utilitas bagi kepentingan masyarakat;
e. Keberlanjutan yaitu pemerintah daerah menjamin keberadaan prasarana, sarana, dan utilitas sesuai dengan fungsi dan peruntukannya.
Pasal 34
(1) Prasarana, sarana, dan utilitas pada kawasan perumahan meliputi : a. Prasarana, antara lain : 1. jaringan jalan; 2. jaringan saluran pembuangan air limbah; 3. jaringan saluran pembuangan air hujan (drainase); dan 4. tempat pembuangan sampah. b. Sarana, antara lain : 1. sarana perniagaan/perbelanjaan; 2. sarana pelayanan umum dan pemerintahan; 3. sarana pendidikan; 4. sarana kesehatan; 5. sarana peribadatan; 6. sarana rekreasi dan olahraga; 7. sarana pemakaman/tempat pemakaman; 8. sarana pertamanan dan ruang terbuka hijau; dan 9. sarana parkir. c. Utilitas, antara lain : 1. jaringan air bersih; 2. jaringan listrik; 3. jaringan telepon; 4. sarana pemadam kebakaran; 5. sarana penerangan jalan umum dan
6. jaringan transportasi (termasuk halte, dan sub terminal );
(2) Prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a wajib diserahkan oleh pengembang kepada Pemerintah Daerah. (3) Sarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b angka
2 sampai dengan angka 9 wajib diserahkan oleh pengembang kepada Pemerintah Daerah.
(4) Utilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c angka 4, angka 5 dan angka 6 wajib diserahkan oleh pengembang kepada Pemerintah Daerah.
(5) Penyerahan prasarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a pada perumahan tidak bersusun berupa tanah dan bangunan.
(6) Penyerahan sarana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b pada perumahan tidak bersusun berupa tanah siap bangun atau tanah dan bangunan.
(7) Penyerahan utilitas sebagaimana dimaksud pada ayat (4) pada perumahan tidak bersusun berupa tanah dan bangunan.
(8) Penyerahan prasarana, sarana dan utilitas pada rumah susun berupa tanah siap bangun.
(9) Khusus pada rumah susun, tanah siap bangun sebagaimana dimaksud pada ayat(8) harus berada di satu lokasi dan di luar hak milik atas satuan rumah susun.
Pasal 35
Pengembang wajib memelihara prasarana dan utilitas kawasan perumahan sebelum dilakukan penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas tersebut kepada Pemerintah Daerah.
Pasal 36
(1) Pembangunan, pemeliharaan dan penyerahan prasarana, sarana, dan utilitas kawasan perumahan dapat dikerjasamakan dengan pihak ketiga sepanjang dapat memberikan manfaat langsung bagi penghuni kawasan perumahan tersebut.
(2) Kerja sama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan berdasarkan peraturan perundangundangan.
KRITERIA PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS YANG