• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II Landasan Teori

2.1.2 Analisis Fungsi Kata dalam Kalimat

2.1.2.1 Predikat

Predikat adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan perbuatan (action) apa subjek, yaitu pelaku atau tokoh atau sosok di dalam suatu kalimat. Selain itu, P juga menyatakan sifat atau keadaan bagaimana subjek. Termasuk juga sebagai predikat dalam kalimat adalah pernyataan tentang jumlah sesuatu yang dimiliki subjek. Satuan bentuk pengisi predikat dapat berupa kata atau frasa, sebagian besar berkelas verba atau adjektiva, tetapi dapat juga numerilia, nomina, atau frasa nominal (Finoza, 2008:142).

Perhatikan contoh berikut ini. (1) Kuda merumput. (2) Ibu sedang tidur siang. (3) Putri Indonesia cantik jelita. (4) Kota Jakarta dalam keadaan aman. (5) Kucingku belang tiga.

(6) Robby mahasiswa baru. (7) Rumah Pak Hartawan lima.

Bagian kalimat yang digaris bawah dalam contoh (1) – (7) adalah predikat. Kata merumput pada kalimat (1) memberi tahu pekerjaan kuda. Frasa sedang tidur siang pada kalimat (2) memberi tahu keadaan ibu; cantik jelita pada kalimat (3)

memberi tahu keadaan putri Indonesia; dalam keadaan aman pada kalimat (4) memberi tahu situasi kota Jakarta; belang tiga pada kalimat (5) memberi tahu ciri kucingku; mahasiswa baru pada kalimat (6) memberi tahu status Robby; dan lima pada kalimat (7) memberi tahu jumlah rumah Pak Hartawan. Perlu diperhatikan, P dalam kalimat (1) – (7) tidak hanya berupa kata (merumput, lima), tetapi juga berupa frasa (sedang tidur siang, cantik jelita, dalam keadaan aman, belang tiga, dan mahasiswa baru).

Menurut Suhardi dan Teguh (1997:46) bahwa fungsi predikat sebagai unsur pusat dalam arti yang menentukan boleh tidaknya fungsi lainnya hadir mempunyai dua ciri. Pertama, fungsi predikat berada di sebelah kanan fungsi subjek. Kedua, unsur pengisi fungsi predikat pada umumnya bergolongan atau berkatagori verba, namun demikian tidak menutup kemungkinan berkatagori nonverbal, seperti nominal, adjektival, atau numerial.

Untuk dapat menganalisis kalimat berdasarkan struktur gramatikal pada kalimat dengan tepat, di samping memperhatikan batasan dan ciri masing-masing struktur gramatikal pada kalimat, juga harus memperhatikan golongan unsur pengisi predikat. Hal ini dikarenakan kehadiran suatu fungsi tertentu dipengaruhi oleh golongan unsur pengisi predikat. Kalimat yang unsur pengisi predikatnya bergolongan verba aktif akan menghasilkan deskripsi fungsi berbeda dengan predikatnya bergolongan verba pasif. Apabila bergolongan aktif, aktif transitif atau aktif intransitif, sebab kedua bentuk verba tersebut memiliki perbedaan yang prinsip

sehingga akan menghasilkan deskripsi struktur gramatikal pada kalimat yang berbeda.

Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut ini. (1) Pak dokter datang.

(2) Penari sedang berjoget di panggung. (3) Pemuda itu berbuat kebaikan.

(4) Kakak sedang bermain golf di lapangan. (5) Mobil itu menabrak pohon.

(6) Ibu sedang membuat kue di dapur.

(7) Mahasiswa KKN membuatkan penduduk desa sebuah jembatan. (8) Paman membelikan adik sepatu baru di toko.

(9) Jalan itu diperbaiki oleh pemerintah daerah.

(10) Harimau itu ditangkap penduduk di pinggir sungai. (11) Anak itu digambarkan pesawat oleh kakaknya. (12) Pencuri itu diamankan polisi kemarin.

(13) Kertas gambar itu kugunting. (14) Sampul surat itu saya sobek. (15) Rumah itu kita beli.

(16) Halaman itu kamu bersihkan. (17) Meja itu tergores pisau.

(19) Gambar itu tercetak di halaman empat. (20) Dia kehujanan tadi malam.

(21) Gadis itu karyawan perusahaan. (22) Pemuda itu rajin sekali.

(23) Para dosen di ruang sidang. (24) Anak pengusaha itu empat orang.

Verba pengisi predikat pada kalimat (1) – (4) termasuk verba aktif intransitif dan oleh karenanya kalimat itu disebut kalimat aktif intransitif. Jenis kalimat ini predikatnya tidak memerlukan hadirnya fungsi objek, akan tetapi memungkinkan hadirnya fungsi pelengkap. Dengan kata lain, tidak ada deskripsi fungsi objek dalam kalimat aktif intransitif. Unsur pak dokter, penari itu, pemuda itu, dan unsur kakak pada keempat kalimat itu berfungsi sebagai subjek (S), dan unsur datang, sedang bejoget, berbuat, dan sedang bermain berfungsi sebagai predikat (P), sedang unsur kebaikan, golf, dan unsur di panggung dan di lapangan masing-masing berfungsi sebagai pelengkap (Pel) dan keterangan (K).

Keempat kalimat kedua, yaitu kalimat (5) – (8), verba pengisi predikatnya tergolongkan verba aktif transitif dan oleh karenanya disebut kalimat aktif transitif. Dikatakan mungkin ada pelengkap karena tidak semua predikat berverba transitif menuntut hadirnya fungsi pelengkap. Kalimat (5) – (6) predikatnya hanya menuntut kehadiran fungsi objek, sedangkan kalimat (7) – (8) predikatnya tidak hanya menuntut hadirnya fungsi objek tetapi juga hadirnya fungsi pelengkap. Unsur mobil, ibu, mahasiswa KKN dan unsur paman dalam keempat kalimat itu berfungsi sebagai

subjek (S), unsur menabrak, sedang membuat, membuatkan dan membelikan berfungsi sebagai predikat. Sementara itu unsur pohon, kue, penduduk dan adik berfungsi sebagai objek (O), sedangkan unsur sebuah jembatan dan buku baru berfungsi sebagai pelengkap (Pel) dan unsur di dapur dan di toko berfungsi sebagai keterangan (K).

Pada kalimat (9) – (12) verba pengisi predikatnya bergolongan verba pasif. Yang verba pengisi predikat diturunkan dari verba aktif transitif. Kalimat yang predikatnya berjenis verba ini selanjutnya disebut kalimat pasif transitif. Kalimat (9) dan (10) tidak mengandung fungsi pelengkap, sedangkan kalimat (11) dan (12) memiliki fungsi pelengkap. Secara rinci keempat kalimat tersebut dapat dianalisis sebagai berikut. Unsur jalan itu, harimau itu, anak, dan pencuri itu berfungsi sebagai subjek, unsur diperbaiki, ditangkap, digambarkan, dan diamankan berfungsi sebagai predikat, sedangkan unsur pemerintah daerah, penduduk, kakaknya, dan polisi berfungsi sebagai keterangan dan unsur kemarin dan di pinggir sungai juga berfungsi sebagai keterangan (Suhardi dan Teguh, 1997:413).

Kalimat (12) – (15) jenisnya sama dengan kalimat (9) – (12), yaitu kalimat pasif. Namun demikian ada suatu perbedaan, yaitu pada kalimat (9) – (12) sebelum menjadi kalimat pasif fungsi subjeknya adalah orang ketiga sehingga pemasifannya dengan di- dan fungsi subjek berubah menjadi keterangan, sedangkan kalimat (12) – (15) selagi masih kalimat aktif subjeknya orang pertama atau orang kedua. Oleh karena itu, bentuk pasifnya tidak dengan di-. Konsekuensinya tidak akan ditemukan fungsi keterangan yang berasal dari fungsi subjek. Unsur ku, saya, kita, dan kami

dalam keempat kalimat tersebut bergabung dengan fungsi predikat, yang selanjutnya gabungan itu berfungsi predikat. Untuk lebih jelasnya perhatikan deskripsi fungsi keempat kalimat (13) – (16). Unsur kertas itu, sampel surat itu, rumah itu, dan halaman itu berfungsi sebagai subjek, sedangkan unsur kugunting, saya sobek, kita beli, dan kamu bersihkan berfungsi predikat.

Kalimat (17) – (20) memiliki persamaan dengan kalimat (13) – (16), tetapi juga mempunyai perbedaan. Persamaannya adalah sama-sama kalimat pasif, perbedaannya, kalimat (13) – (16) adalah kalimat pasif yang diturunkan dari kalimat aktif transitif, sedangkan kalimat (17) – (20) termasuk kalimat pasif yang tidak berasal dari kalimat aktif. Deskripsi fungsi kalimat (17) – (20) secara lengkap sebagai berikut. Secara berurutan unsur meja itu, kambing itu, gambar itu, dan unsur uangnya berfungsi sebagai subjek; unsur tergores, kejatuhan, tercetak, dan terjatuh berfungsi sebagai predikat; sedangkan unsur pisau dan kelapa berfungsi sebagai pelengkap serta unsur di halaman empat dan di depan rumah berfungsi sebagai keterangan.

Kalimat (21) – (24) berbeda dengan kalimat-kalimat sebelumnya. Kalimat sebelumnya unsur predikatnya bergolong verba, sedangkan kalimat (21) – (24) bergolongan nonverba. Pada kalimat (21) unsur predikatnya bergolongan benda, yaitu frase benda; kalimat (22) bergolongan adjektif atau sifat, yaitu frase sifat; kalimat (23) bergolongan preposisi, yaitu frase preposisi, sedangkan unsur pengisi predikat pada kalimat (24) bergolongan numeral, yaitu frase numeral (bilangan). Namun demikian, frase-frase tersebut menduduki fungsi yang sama, yaitu predikat. Unsur

lainnya, yaitu gadis itu, pemuda itu, para dosen, dan unsur anak pengusaha itu menduduki fungsi subjek ( Suhardi dan Teguh, 1997:414).

Dokumen terkait