• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI ASURANSI DAN

B. Premi dan Polis Asuransi

Premi asuransi adalah kewajiban pihak tertanggung kepada pihak penanggung yang berupa pembayaran uang dalam jumlah tertentu secara periodik. Jumlah premi sangat tergantung pada faktor-faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya tingkat risiko dan jumlah nilai pertanggungan. Apabila kemungkinan terjadinya risiko kerugian sangat tinggi, pihak penanggung tentu saja akan memperhitungkan tingkat premi yang jauh lebih tinggi daripada pertanggungan yang kemungkinan terjadinya kerugian kecil. Selain itu, biasanya pihak penanggung juga memperhitungkan nilai waktu uang yang dibayarkan oleh pihak tertanggung. Jangka waktu pembayaran premi sangat tergantung pada perjanjian yang sudah dituangkan di dalam polis asuransi. Jangka waktu pembayaran dapat bulanan, triwulan, semesteran, atau tahunan.31

31

Sigit Triandaru, Op. Cit., hlm. 183.

Dalam Pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang terdapat rumusan:

“Dengan mana penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi”.

Berdasarkan rumusan tersebut, dapat diketahui bahwa premi adalah salah satu unsur penting dalam asuransi karena merupakan kewajiban utama yang wajib dipenuhi oleh tertanggung kepada penanggung. Dalam hubungan hukum asuransi, penanggung menerima pengalihan risiko dari tertanggung dan tertanggung membayar sejumlah premi sebagai imbalannya. Apabila premi tidak dibayar, asuransi dapat dibatalkan atau setidak-tidaknya asuransi tidak berjalan. Premi harus dibayar lebih dahulu oleh tertanggung karena tertanggunglah pihak yang berkepentingan.32

Asuransi baru berjalan jika kewajiban tertanggung membayar premi telah dipenuhi. Dengan kata lain, risiko atas benda beralih kepada penanggung sejak premi dibayar oleh tertanggung. Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa ada tidaknya asuransi ditentukan oleh pembayaran premi. Premi merupakan kunci perjanjian asuransi. Kriteria premi asuransi adalah sebagai berikut:33

1. Dalam bentuk sejumlah uang.

2. Dibayar lebih dahulu oleh tertanggung. 3. Sebagai imbalan pengalihan risiko.

4. Dihitung berdasarkan persentase terhadap nilai risiko yang dialihkan. Sebagai perjanjian yang bersifat timbal balik, dalam Pasal 257 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang ditentukan bahwa kewajiban masing-masing pihak dimulai sejak perjanjian asuransi berlaku atau risiko mulai diasuransikan meskipun polis belum diterbitkan. Bagi tertanggung, kewajiban yang timbul adalah pembayaran premi sesuai jangka waktu yang disepakati. Selanjutnya

32

Abdulkadir Muhammad, Op. Cit., hlm. 103.

33

menurut Pasal 281 dan 282 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang tanpa mengurangi adanya tuntutan pidana apabila terdapat alasan untuk melakukan penuntutan kepada tertanggung atas pembatalan polis karena tertanggung yang dilandasi oleh itikad tidak baik atau penipuan, penanggung tidak berkewajiban mengembalikan premi kepada tertanggung untuk masa asuransi yang belum dilalui.34

Dalam praktiknya risiko-risiko yang timbul dari setiap pemberian usaha pertanggungan asuransi adalah sebagai berikut:

Dalam pertanggungan asuransi terdapat berbagai jenis risiko yang dihadapi, besar kecilnya suatu risiko merupakan salah satu pertimbangan besarnya premi asuransi yang harus dibayar.

35

1. Risiko murni

Risiko murni artinya bahwa ada ketidakpastian terjadinya sesuatu kerugian dengan kata lain hanya ada peluang merugi dan bukan suatu peluang keuntungan.

Contoh: rumah mungkin akan terbakar, kendaraan yang dikendarai mungkin akan mengalami kecelakaan, atau kapal dan muatannya mungkin akan tenggelam. Jadi dalam hal ini kerugian terjadi atau tidak terjadi sama sekali.

2. Risiko spekulatif

Risiko spekulatif artinya risiko dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu peluang untuk mengalami kerugian keuangan atau memperoleh keuntungan. Dalam hal ini kemungkinan terjadi kerugian atau keuntungan. 3. Risiko individu

Risiko individu dibagi tiga macam:

a. Risiko pribadi yaitu risiko kemampuan seseorang untuk memperoleh keuntungan, akibat sesuatu hal seperti sakit, kehilangan pekerjaan atau mati.

b. Risiko harta yaitu kehilangan harta yang disebabkan pencurian atau kehilangan keuntungan (kerugian keuangan) akibat kerusakan.

c. Risiko tanggung gugat yaitu risiko yang disebabkan apabila kita menanggung kerugian seseorang dan kita harus membayarnya.

34

Junaedy Ganie, Hukum Asuransi Indonesia, (Jakarta : PT. Sinar Grafika, 2013), hlm. 109.

35

Contohnya: kelalaian di jalan yang menyebabkan orang lain tertabrak dan harus mengganti kerugian tersebut.

Penetapan tingkat premi asuransi harus didasarkan pada perhitungan analisis risiko yang sehat. Besarnya jumlah premi yang harus dibayar oleh tertanggung ditentukan berdasarkan penilaian risiko yang dipikul oleh penanggung. Dalam praktiknya penetapan besarnya jumlah premi itu diperjanjikan oleh tertanggung dan penanggung secara layak dan dicantumkan dalam polis. Besarnya jumlah premi dihitung sedemikian rupa, sehingga dengan penerimaan premi dari beberapa tertanggung, penanggung berkemampuan membayar klaim ganti kerugian kepada tertanggung yang terkena peristiwa yang menimbulkan kerugian.

Dalam jumlah premi yang harus dibayar oleh tertanggung juga termasuk biaya yang berkenaan dengan pengadaan asuransi itu. Rincian yang dapat dikalkulasikan dalam jumlah premi adalah:

1. Jumlah persentase dari jumlah yang diasuransikan.

2. Jumlah biaya-biaya yang dikeluarkan oleh penanggung, misalnya biaya materai, biaya polis.

3. Kurtase untuk pialang jika asuransi diadakan melalui pialang. 4. Keuntungan bagi penanggung dan jumlah cadangan.

Menurut ketentuan Pasal 20 angka (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2008 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, bahwa:

“Premi harus ditetapkan pada tingkat yang mencukupi, tidak berlebihan, dan tidak diterapkan secara diskriminatif.”

Menurut ketentuan Pasal 20 angka (2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 81 Tahun 2008 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 73 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian, bahwa:

“Tingkat premi sebagaimana dimaksud dalam angka (1) dinilai tidak mencukupi apabila:

1. Sedemikian rendah sehingga sangat tidak sebanding dengan manfaat yang diperjanjikan dalam polis asuransi yang bersangkutan.

2. Penerapan tingkat premi secara berkelanjutan akan membahayakan tingkat solvabilitas perusahaan.

3. Penerapan tingkat premi secara berkelanjutan akan dapat merusak iklim kompetisi yang sehat.”

Tingkat premi dinilai berlebihan apabila sedemikian tinggi, sehingga sangat tidak sebanding dengan manfaat yang diperjanjikan dalam polis asuransi yang bersangkutan. Penerapan tingkat premi dinilai bersifat diskriminatif apabila tertanggung dengan luas pengadaan yang sama serta dengan jenis dan tingkat risiko yang sama dikenakan tingkat premi yang berbeda.36

Polis asuransi merupakan isi dari kontrak asuransi. Di dalamnya antara lain diperinci hak-hak dan kewajiban dari pihak penanggung dan tertanggung, syarat-syarat dan prosedur pengajuan klaim jika terjadi peristiwa yang diasuransikan, prosedur dan cara pembayaran premi oleh pihak tertanggung, dan hal-hal lain yang dianggap perlu. Secara teoritis, polis asuransi adalah kontrak yang bisa dinegosiasikan, meskipun dalam kenyataannya banyak perusahaan asuransi tidak berkenan untuk menegosiasikan isi polis asuransi, dan sudah merupakan perjanjian standar (baku) sehingga tidak akan diubah lagi, sehingga

36

bagi pihak tertanggung berada pada posisi “menerima atau menolak” perusahaan asuransi tersebut (take it or leave it). 37

Polis asuransi kendaraan bermotor selain harus memenuhi syarat-syarat umum Pasal 256 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, juga harus memuat syarat-syarat khusus yang hanya berlaku bagi asuransi kendaraan bermotor. Untuk memahami syarat-syarat umum Pasal 256 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang yang berlaku juga pada asuransi kendaraan bermotor, berikut ini disajikan syarat-syarat umum tersebut:38

1. Hari dan tanggal kapan serta tempat di mana asuransi kendaraan bermotor diadakan.

2. Nama tertanggung yang mengasuransikan kendaraan bermotor untuk diri sendiri atau untuk kepentingan pihak ketiga.

3. Keterangan yang cukup jelas mengenai kendaraan bermotor yang diasuransikan terhadap bahaya (risiko) yang ditanggung.

4. Jumlah yang diasuransikan terhadap bahaya (risiko) yang ditanggung. 5. Evenemen-evenemen penyebab timbulnya kerugian yang ditanggung oleh

penanggung.

6. Waktu asuransi kendaraan bermotor mulai berjalan dan berakhir yang menjadi tanggungan penanggung.

7. Premi asuransi kendaraan bermotor yang dibayar oleh tertanggung. 8. Janji-janji khusus yang diadakan antara tertanggung dan penanggung.

Dalam polis standar asuransi kendaraan bermotor selain ketentuan mengenai risiko yang ditanggung dan risiko yang tidak ditanggung, dimuat juga syarat-syarat khusus tersebut adalah sebagai berikut:39

1. Wilayah negara berlakunya asuransi kendaraan bermotor. 2. Pembayaran premi.

3. Pemberitahuan kecelakaan, tindakan pencegahan, tuntutan dari pihak ketiga, tuntutan pidana terhadap tertanggung.

4. Kerugian, ganti kerugian, asuransi rangkap, laporan tidak benar, subrogasi Pasal 284 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang, dan hilangnya hak ganti kerugian.

37

Munir Fuady, Op. Cit., hlm. 259.

38

Abdulkadir Muhammad, Op.Cit., hlm. 181.

39

5. Perselisihan dan arbitrase.

6. Berakhirnya asuransi kendaraan bermotor.

Agar risiko beralih kepada penanggung, maka tertanggung harus membayar uang premi lebih dahulu, kecuali apabila diperjanjikan lain. Jika premi tidak dibayar dalam waktu 10 (sepuluh) hari kerja terhitung mulai tanggal permulaan asuransi atau tanggal perpanjangan asuransi, berlakunya asuransi ditunda oleh penanggung tanpa pemberitahuan lebih dahulu. Jika sewaktu-waktu terjadi suatu kerugian/kerusakan atas kendaraan bermotor yang diasuransikan, tertanggung tidak berhak atas suatu penggantian kerugian. Penundaan tersebut akan berakhir 24 (dua puluh empat) jam sesudah premi diterima oleh penanggung atau asuransi menjadi batal demi hukum apabila premi tidak dibayar setelah lewat 90 (sembilan puluh) hari kalender terhitung mulai tanggal berlakunya asuransi. Atas pembatalan ini penanggung berhak atas premi untuk jangka waktu yang sudah berjalan sebesar 20% (dua puluh persen) dari premi setahun.

Risiko yang ditanggung oleh penanggung terdiri dari 2 (dua) jenis, yaitu kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor dan tanggung jawab hukum tertanggung terhadap pihak ketiga. Penanggung memberikan penggantian kepada tertanggung terhadap:40

1. Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor yang diasuransikan yang disebabkan oleh:

a. Tabrakan, benturan, terbalik, tergelincir dari jalan, termasuk juga akibat dari kesalahan material, konstruksi, cacat sendiri atau sebab-sebab lainnya dari kendaraan bermotor yang bersangkutan.

b. Perbuatan jahat orang lain.

c. Pencurian, termasuk pencurian yang didahului atau disertai atau diikuti dengan kekerasan ataupun ancaman kekerasan kepada orang

40

dan atau kendaraan bermotor yang diasuransikan dengan tujuan mempermudah pencurian kendaraan bermotor atau alat perlengkapan kendaraan bermotor yang diasuransikan dalam polis ini.

d. Kebakaran termasuk kebakaran benda atau kendaraan bermotor lain yang berdekatan atau tempat penyimpanan kendaraan bermotor yang diasurasikan, atau karena air dan atau alat-alat lain yang dipergunakan untuk menahan atau memadamkan kebakaran, demikian juga karena dimusnahkannya seluruh atau sebagian kendaraan bermotor yang diasuransikan atas perintah yang berwenang dalam upaya pencegahan menjalarnya kebakaran itu.

e. Sambaran petir.

2. Kerugian atau kerusakan yang disebabkan oleh peristiwa yang tersebut dalam butir (1) dan sebab-sebab lainnya selama penyeberangan dengan feri atau alat penyeberangan resmi lain yang berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, termasuk kerugian dan atau kerusakan yang diakibatkan kapan bersangkutan mengalami kecelakaan. 3. Biaya yang wajar yang dikeluarkan oleh tertanggung untuk penjagaan atau

pengangkutan ke bengkel atau tempat lain guna menghindari atau mengurangi kerugian atau kerusakan yang dijamin dalam polis, setinggi-tingginya sebesar 0,5% (setengah persen) dari jumlah asuransi tanpa diperhitungkan dengan risiko sendiri.

Penanggung juga memberikan penggantian kepada tertanggung atas:41

1. Tanggung gugat tertanggung terhadap suatu kerugian yang diderita oleh pihak ketiga yang secara langsung disebabkan oleh kendaraan bermotor yang diasuransikan, baik yang diselesaikan melalui musyawarah maupun melalui pengadilan, kedua-duanya yang mendapat persetujuan lebih dahulu dari penanggung, setinggi-tingginya sejumlah yang tercantum dalam ikhtisar asuransi yang meliputi:

a. Kerusakan atas harta benda. b. Cedera badan atau kematian.

2. Biaya perkara atau biaya bantuan para ahli yang berkaitan dengan tanggung gugat tertanggung yang telah lebih dahulu disetujui oleh penanggung secara tertulis.

Peristiwa-peristiwa berikut ini merupakan risiko yang membatasi tanggung jawab penanggung, sehingga tidak ditanggung dalam asuransi kendaraan bermotor. Oleh karena itu, penanggung tidak memberikan ganti kerugian yang

41

timbul akibat peristiwa-peristiwa tersebut. Peristiwa-peristiwa yang dimaksud adalah sebagai berikut:42

1. Kehilangan keuntungan, kehilangan upah, berkurangnya nilai atau kerugian keuangan lainnya yang diderita tertanggung sebagai akibat tidak dapat dipergunakannya kendaraan bermotor yang diasuransikan tersebut karena suatu kecelakaan atau sebab lain.

2. Kerusakan atau kehilangan peralatan tambahan yang tidak disebutkan dalam ikhtisar polis ini sebagai akibat kecelakaan atau sebab lain.

3. Kerusakan atau kehilangan kendaraan bermotor yang diasuransikan, baik sebagian maupun seluruhnya akibat penggelapan.

4. Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor yang diasuransikan sebagai akibat perbuatan jahat yang dilakukan oleh tertanggung, suami atau istri atau anak tertanggung, orang yang disuruh tertanggung, orang yang bekerja pada tertanggung, orang yang sepengetahuan atau seizin tertanggung atau orang yang tinggal bersama tertanggung.

5. Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor yang diasuransikan disebabkan:

a. Kendaraan bermotor tersebut dipergunakan untuk menarik atau mendorong kendaraan lain, turut serta serta perlombaan kecakapan atau perlombaan kecepatan, memberi pelajaran mengemudi, menarik suatu trailer, karnaval atau pawai, melakukan tindak kejahatan, atau suatu maksud lain dari yang ditetapkan dalam polis ini.

b. Kelebihan muatan atau dijalankan secara paksa.

c. Dengan sepengetahuan tertanggung dijalankan dalam keadaan rusak, dalam keadaan tidak dapat dipertanggungjawabkan secara teknis atau dalam perbaikan.

d. Dikemudikan oleh seseorang yang pada saat terjadi kecelakaan tidak memiliki SIM yang sah atau yang oleh seseorang yang berada di bawah pengaruh minuman keras atau suatu bahan lain yang memabukkan.

e. Memasuki atau melewati jalan tertutup, terlarang, atau tidak diperuntukkan bagi kendaraan bermotor yang diasuransikan dengan polis ini.

f. Barang-barang yang sedang dimuat, ditumpuk, dibongkar atau diangkut dengan kendaraan bermotor tersebut.

g. Reaksi atau tradisi nuklir, pencemaran radio aktif, reaksi inti atom bagaimanapun terjadinya, apakah terjadi di dalam maupun di luar kendaraan bermotor yang diasuransikan.

6. Kerugian atau kerusakan kendaraan bermotor yang diasuransikan baik langsung maupun tidak langsung disebabkan oleh:

a. Gempa bumi, letusan gunung berapi, angin topan, badai, genangan air atau gejala geologi atau meteorologi lainnya.

42

b. Perang, penyerbuan, aksi musuh asing, permusuhan atau kegiatan menyerupai suasana perang (baik dengan pernyataan perang maupun tidak), perang saudara, pemberontakan, pergolakan sipil (huru hara) yang dianggap merupakan bagian atau menjurus pada pemberontakan militer, pengacauan, terorisme, penggunaan kekerasan, revolusi, penggunaan kekuatan militer atau pengambilalihan kekuasaan atau perbuatan seseorang yang bertindak atas nama tau sehubungan dengan suatu organisasi dengan kegiatan-kegiatan yang bertujuan menggulingkan dengan kekerasan pemerintah yang sah de jure atau de facto.

c. Kerusuhan, pemogokan, atau gangguan ketertiban umum lain dan semacamnya.

7. Kehilangan atau kerusakan di bagian atau material kendaraan bermotor yang diasuransikan karena aus, sifat kekurangan sendiri pada bagian itu atau pada mesinnya disebabkan oleh salah mempergunakannya.

8. Kerugian yang dialami oleh pihak ketiga yang secara langsung atau tidak langsung disebabkan oleh kendaraan bermotor yang diasuransikan berupa:

a. Kerusakan harta benda milik atau dalam pengawasan tertanggung, diangkut, dimuat atau dibongkar dari kendaraan bermotor yang diasuransikan.

b. Kerusakan jalan, jembatan viaduct, bangunan-bangunan yang terdapat di bawah, di atas, atau di samping jalan sebagai akibat dari getaran, berat kendaraan bermotor, atau muatannya.

9. Cidera badan/kematian yang secara langsung atau tidak langsung disebabkan oleh kendaraan bermotor yang diasuransikan terhadap:

a. Penumpang di dalam kendaraan bermotor yang diasuransikan.

b. Tertanggung, suami, istri atau anak tertanggung bila tertanggung adalah perorangan.

c. Pemegang saham atau pengurus bila tertanggung adalah CV atau Firma.

d. Pengurus bila tertanggung adalah badan hukum berbentuk perseroan terbatas, yayasan, atau usaha bersama dan bentuk lainnya.

e. Orang yang bekerja pada tertanggung dengan menerima imbalan jasa. f. Orang yang tinggal bersama tertanggung.

g. Hewan milik atau dalam pengawasan tertanggung, diangkut, dimuat, dibongkar dari kendaraan bermotor yang diasuransikan.

Dokumen terkait