• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.6 Data Preparation

2.6 Data Preparation

Proses preparasi ini dilakukan sehingga data dapat lebih mudah untuk diolah. Terdapat 3 hal dalam data preparationyaitu :

1. Data Selection: Memilih data yang akan digunakan dalam proses data mining. Dalam proses ini dilakukan juga pemilihan atribut-atribut yang disesuaikan dengan proses

data mining.

2. Data Preprocessing: Memastikan kualitas data yang telah dipilih pada tahap

dataselection, pada tahap ini masalah yang harus dihadapi adalah noisy data dan

missing values. Proses pembersihan data (cleansing) dilakukan dengan melakukan metode-metode query sederhana untuk menemukan anomali-anomali data yang bisa saja masih terdapat pada sistem.

3. Data Transformation: Mengelompokkan atribut-atribut atau field-yang telah terpilih menjadi 1 tabel dengan cara melakukan denormalisasi.

2.7 PCA (Principal Component Analysis)

Terdapat dua metode Dimensionality Reduction yang paling sering digunakan yaitu

Feature Selection dan Feature Extraction.Feature selection merupakan sebuah proses pemilihan subset feature dari feature asli, sedangkan feature extraction adalah proses mengekstrak feature baru dari feature asli melalui pemetaan fungsional.

Salah satu metode feature extraction adalah PCA ( Principal Component Analysis ). Prosedur PCA pada dasarnya adalah bertujuan untuk menyederhanakan variabel dengan cara menyusutkan (mereduksi) dimensinya. Hal ini dilakukan dengan cara menghilangkan korelasi diantara variabel bebas melalui transformasi variabel bebas asal ke variabel baru yang tidak berkorelasi sama sekali atau yang biasa disebut dengan principal component

Analisis Komponen Utama (Principal Component Analysis) atau PCA adalah suatu metodeyang melibatkan prosedur matematika yangmengubah dan mentransformasikan sejumlah besarvariabel yang berkorelasi menjadi sejumlah kecilvariabel yang tidak berkorelasi, tanpa menghilangkaninformasi penting di dalamnya

2.8 Hepatitis

Hepatitis telah menjadi masalah global. Saat ini diperkirakan 400 juta orang di dunia terinfeksi hepatitis B kronis, bahkan sekitar 1 juta orang meninggal setiap tahun karena penyakit ini (Wening,2008).

Hepatitis adalah istilah umum yang berarti radang hati.“Hepa” berarti kaitan dengan hati, sementara “itis” berarti radang.Hepatitis atau peradangan hati dapat diartikan sebagai suatu proses peradangan yang menimpa sel-sel hati (Cahyono,2008). Secara objektif, adanya hepatitis dibuktikan melalui biopsi jaringan hati (pengambilan sedikit jaringan hati menggunankan jarum).Namun, secara sederhana pemeriksaan dapat digantikan dengan pemeriksaan darah.

Hepatitismerupakan salah satu penyakit yang membayakan jika tidak segera ditangani.Penyakit yang menyerang hati atau liver ini semakin berbahaya karena gejalanya yang tidak selalu tampak.

Hati adalah organ yang terbesar dalam tubuh. Kurang lebih sama besar dengan buah pepaya, dan terletak di perut kanan-atas.Fungsi utama dari hatiatau liver adalah menyaring racun-racun yang ada pada darah. Selain itu, masih ada sekitar 500 fungsi lain dari hati. Jika seseorang menderita hepatitis, yang merupakan peradangan pada hati atau liver ini, dapat menghancurkan kesehatan orang tersebut secara keseluruhan karena racun tetap mengendap pada darah dan merusak atau mengganggu kerja organ lain. Akibat lainnya adalah hati menolak darah yang mengalir sehingga tekanan darah menjadi tinggi dan pecahnya pembuluh darah.

Ada 5 macam virus hepatitis yang dinamai sesuai abjad. Kelima virus itu adalah virus hepatitis A (VHA), virus hepatitis B (VHB), virus hepatitis C (VHC), virus hepatitis D(VHD), virus hepatitis E (VHE).

Diagnosis hepatitis dapat dipastikan melalui anamnesis dengan dokter serta pemeriksaan fisik dan laboratorium. Dokter akan menanyakan hal – hal yang terkait dengan penularan hepatitis karena hepatitis jenis A, B, C, dan jenis lainnya memberikan gejala yang hampir sama.

Pemeriksaan laboratorium pada pasien yang diduga mengidap penyakit hepatitis dilakukan untuk memastikan diagnosis, mengetahui penyebab dan menilai fungsi hati.Secara garis besar, pemeriksaan laboratorium dibadakan menjadi dua yaitu, tes seralogi dan biokimia hati.

Tes seralogi dilakukan dengan cara memeriksa kadar antigen maupun antibodi terhadap virus penyebab hepatitis. Tes ini bertujuan untuk memastikan diagnosis serta mengetahui jenis virus penyebabnya. Tes biokimia hati dilakukan dengan cara memeriksa parameter zat – zat kimia maupun enzim yang dihasilkan atau diproses oleh jaringan hati. Tes biokimia hati dapat dipergunakan untuk mengetahui derajat keparahan atau kerusakan sel sehingga dapat menilai fungsi hati.

Penderita penyakit hati secara umum termasuk hepatitis, akan diperiksa darahnya untuk beberapa jenis pemeriksaan parameter biokimia, seperti AST, ALT (alanin aminotransferase), alkaline fosfatase,bilirubin, albumin, dan protombin (Wening, 2008). Adapun nilai normal untuk pemeriksaan laboratorium disajikan dalam tabel 2.1 dan kegunaan dari jenis pemeriksaan laboratorium akan disajikan dalam table 2.2.

Tabel 2.1 : Nilai normal pemeriksaan laboratorium

Parameter Biokimia Hati Rentang Nilai Normal

AST / SGOT ≥ 37 U/L (Pria) | ≥ 31 U/L (wanita)

ALT / SGPT ≥ 42 U/L (Pria) | ≥ 32 U/L (wanita)

HBsAg

NEGATIF : < 1,0 S/CO atau < 1,0 COI (ECLIA)

Anti HAV

NEGATIF : < 1,0 COI POSITIF : >= 1,0 COI (EIA)

Anti HCV

NEGATIF : < 1,0 S/CO atau < 1,0 COI (EIA)

Tabel 2.2 : Kegunaan Pemeriksaan Laboratorium

Jenis Pemeriksaan Kegunaan

SGOT Untuk mengetahui fungsi hati , membantu mendiagnosis kelainan hati

SPGT Untuk mengetahui fungsi hati, membantu mendiagnosis kelainan hati

HBsAg Untuk mengetahui adanya infeksi virus Hepatitis B. Jika HBsAg positif maka terinfeksi virus hepatitis B. Jika HBsAg positif selama

lebih dari 6 bulan, berarti pasien menderita Hepatitis B kronis dan disarankan untuk rutin memeriksakan fungsi hati (SGOT, SGPT, Protein Total, Albumin, AFP) paling tidak 6 bulan – 1 tahun sekali

Anti HAV/ IgM Anti HAV

Untuk mengetahui adanya antibody terhadap virus Hepatitis A

Anti HCV Untuk mengetahui adanya antibody terhadap virus Hepatitis C. Anti HCV positif berarti pasien menderita Hepatitis C.

2.8.1 Penyebab Hepatitis

Penyebab hepatitis sendiri sangat banyak,misalnya hepatitis akibat virus, bahan kimia, obat – obatan, alkohol, dan lain – lain. Pada saat ini penyakit hepatitis yang sering menjadi masalah adalah hepatitis virus, terutama akibat virus hepatitis B dan C sebab kedua jenis hepatitis ini sering menimbulkan hepatitis kronis yang dapat berakhir menjadi sironishati dan kanker hati (Cahyono,2008).

2.8.2 Jenis dan Gejala Hepatitis

Menurut Cahyono (2008), perbedaan dari setiap jenis hepatitis dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini :

Tabel 2.3 : Jenis Hepatitis

Sifat Virus Hepatitis A Virus Hepatitis B Virus Hepatitis C Virus Hepatitis D Virus Hepatitis E Masa Tunas 15 – 45 hari 40 – 80 hari 5 – 12 minggu 4 – 20 minggu 15 – 40 hari Penularan Mulut (Peroral) Darah (Parental) Darah (Parental)

Darah (Parental) Oral (Peroral) Cronisitas Tidak Ya Ya Ya Tidak Carrier Kronik Tidak Ya Ya Ya Tidak Penyebab Picorna Virus HepadnaVirus Flavi Virus DefectiveVirus diliputi HBsAg Calici Virus

Pada fase awal hepatitis, penderita belum merasakan gejala yang spesifik. Keluhan yang dirasakan antara lain mual, muntah, tidak nafsu makan, badan terasa lemas, dan mudah lelah. Kelelahan adalah keluhan yang paling sering terjadi pada penderita hepatitis.

Hepatitis A merupakan jenis hepatitis yang paling ringan. Hal ini disebabkan infeksi virus hepatitis A (VHA) umumnya tidak sampai menyebabkan kerusakan jaringan hati (Wening, 2008). Mereka yang terinfeksi virus ini dapat pulih sepenuhnya. Hepatitis A ini menular melalui makanan atau minuman yang telah terkontaminasi oleh virus VHA.

Hepatitis B merupakan jenis hepatitis yang paling berbahaya.Penyakit ini lebih sering menular dibandingkan dengan jenis hepatitis lainnya. Hepatitis B menular melalui kontak darah atau cairan tubuh yang mengandung virus hepatitis B (VHB) maupun material lain yang terinfeksi, seperti jarum suntik, alat bedah, jarum akupuntur, dan alat – alat yang dapat menimbulkan luka lecet milik individu yang terinfeksi .Hepatitis B kronis memberikan gejala yang lebih serius yaitu mudah lelah, cemas, tidak nafsu makan, mual, muntah dan merasa lemas.Hepatitis B kronis dapat membuat penumpukan cairan dalam rongga perut sehingga perut terlihat membuncit.Seseorang dapat mengidap virus ini tetapi tidak disertai dengan gejala klinik atau tidak tampak adanya kelainan atau gangguan kesehatan. Orang tersebut merupakan pembawa atau biasa disebut carrier.

Carrier dapat terjadi karena individu tersebut memiliki pertahanan tubuh yang baik atau karena virus VHB mengalami perubahan sifat yang tidak aktif (Wening, 2008).Virus yang tidak aktif ini akan membuat pertahanan tubuh tidak dapat mengenalinya sebagai

“musuh” sehingga sistem imun tidak mengadakan perlawanan, suatu saat ketika pertahanan

tubuh dalam kondisi lemah maka virus akan aktif dan akan muncul gejala hepatitis. Carrier

jumlahnya relatif banyak dan berpotensi menularkan.

Hepatitis C juga menyebabkan peradangan hati yang cukup berat. Hepatitis C menular melalui darah, biasanya karena transfusi atau jarum suntik yang terkontaminasi virus hepatitis C (VHC).Pada penderita hepatitis C keluhan yang dirasakan adalah merasalemas, mual, muntah, hilang nafsu makan, demam, mual, dan nyeri ulu hati. Sebagian dari penderita mengeluh bahwa urin berwarna gelap, feses berwarna putih, serta kulit, kuku dan bola mata bagian putih berwarna kuning. Jika diraba, perut bagian atas kanan membesar karena terjadi pembesaran hati maupun terasa adanya tegangan didaerah hati.

Dokumen terkait