• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

3 Presentase Kenaikan : Rata-rata Range

2.640 2.980

2.500 – 2.800 2.800 – 3.150

2 Jumlah Kenaikan : Rata-rata Range

343,30 150 – 550

3 Presentase Kenaikan : Rata-rata Range

13 % 5,6 – 20,7 % Sumber : Data diolah dari lampiran 2

Dari Tabel 24 jelas terlihat bahwa terdapat perbedaan harga jual gabah petani dengan harga HPP yang ditetapkan oleh pemerintah.

Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan harga jual gabah petani sebelum dan sesudah kenaikan HPP tahun 2010, dianalisis dengan uji beda rata-rata. Uji ini digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan antara dua kelompok sampel yang berpasangan (berhubungan) atau sebuah sampel tetapi mengalami dua perlakuan yang berbeda. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 25 berikut :

Tabel 25. Hasil Uji Beda Rata-rata Harga Jual Gabah Sebelum dan Sesudah Kenaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Tahun 2010

Uraian Sebelum Sesudah t-hitung t-tabel Keterangan Harga 2640 2980 -17,673 2,045 Hipotesis diterima Sumber: data diolah dari lampiran 3

Dari Tabel 25 dapat dilihat bahwa harga jual gabah sebelum kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) tahun 2010 sebesar Rp 2640 dan sesudah kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) tahun 2010 sebesar Rp 2980.

Hasil analisis uji beda rata-rata harga penjualan gabah petani sebelum dan sesudah kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) tahun 2010 di peroleh hasil t-hitung

│-17,673│ dengan demikian berarti t-hitung lebih besar t-tabel 2,045 maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima pada tingkat kepercayaan 95% artinya terdapat perbedaan nyata antara harga jual gabah sebelum dan sesudah kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP), dimana harga jual gabah sesudah kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) lebih tinggi dibanding sebelum kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP). Hal ini menunjukkan bahwa ada perbedaan harga jual gabah sebelum dan sesudah kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) tahun 2010, maka dengan demikian hipotesis 1 yang menyatakan ada perbedaan harga penjualan petani dengan harga HPP yang ditetapkan pemerintah dapat diterima.

Perbedaan Pendapatan Petani Padi Sawah Sebelum dan Sesudah Kenaikan HPP Gabah Tahun 2010

Pendapatan petani padi sawah merupakan hasil penjualan produksi atau penerimaan yang diperoleh petani dikurangi total biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani dalam usahatani padi sawah.

Total biaya atau biaya produksi dapat diartikan sebagai kompensasi yang harus dikeluarkan oleh pemelik usaha dalam menjalankan proses produksinya. Total biaya terdiri dari biaya tetap dan biaya variable. Biaya tetap adalah biaya yang relatif jumlahnya dan terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi besarnya biaya ini tidak bergantung pada besar kecilnya produksi yang diperoleh. Dalam hal ini, biaya tetap meliputi biaya penyusutan peralatan yang digunakan oleh petani, biaya pajak. Sedangkan biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh produksi meliputi biaya tenaga kerja dan biaya sarana produksi (saprodi). Penerimaan merupakan perkalian

antara besarnya harga jual gabah per kg dengan jumlah produksi gabah yang dihasilkan satu musim tanam.

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa pendapatan bersih petani padi sawah sesudah kenaikan HPP lebih tinggi dari pada sebelum kenaikan HPP. Hal ini dapat dilhat pada Tabel 26 berikut:

Tabel 26. Penerimaan, Biaya Total dan Pendapatan Rata-rata Sebelum dan Sesudah Kenaikan HPP Tahun 2010

No Uraian Sebelum Kenaikan HPP Sesudah Kenaikan HPP

1 Penerimaan (Rp) 7.684.550 8.441.500

2 Biaya Total (Rp) 2.714.348 2.827.989

3 Pendapatan (Rp) 4.970.201 5.903.076

Kenaikan (Rp) 932.875

Kenaikan (%) 18 %

Sumber: Data diolah dari lampiran 14 dan 15

Dari tabel 26 dapat dikemukakan bahwa kenaikan HPP gabah tahun 2010 menyebabkan harga jual petani naik sehingga pendapatan bersih petani padi sawah naik Rp 985.946 (18%) dari hasil pendaptan bersih petani sebelum kenaikan HPP gabah tahun 2010.

Untuk mengetahui apakah perbedaan pendapatan petani sebelum dan sesudah kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) tahun 2010 nyata atau tidak, maka dianalisis dengan uji beda rata-rata. Hasil analisis uji beda pendapatan petani sebelum dan sesudah kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 27.

Tabel 27. Hasil Uji Beda Rata-rata Pendapatan Bersih Sebelum dan Sesudah Kenaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Tahun 2010

Uraian Sebelum Sesudah t-hitung t-tabel Keterangan Pendapatan 4.970.201 5.903.076 -7,194 2,045 Hipotesis diterima Sumber: Data diolah dari lampiran 16

Berdasarkan hasil analisis uji beda rata-rata pendapatan bersih petani padi sawah sebelum dan sesudah kenaikan HPP 2010 di peroleh t-hitung │-7,194│ dan t-tabel 2,045 dengan demikian berarti t-hitung lebih besar t-tabel pada tingkat kepercayaan 95%. Hal ini menyatakan terdapat perbedaan nyata antara pendapatan bersih petani padi sawah sebelum dan sesudah kenaikan HPP gabah, dimana pendapatan petani padi sawah sesudah kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) lebih tinggi dibanding sebelum kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP). Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa ada perbedaan pendapatan petani padi sawah sebelum dan sesudah kenaikan harga pembelian pemerintah (HPP) tahun 2010 dapat diterima.

Sikap Petani Terhadap Harga Pembelian Pemerintah Tahun 2010

Sikap petani sampel diperoleh dari jawaban responden terhadap setiap pernyataan. Pernyataan positif jawaban STS diberi nilai 0, jawaban TS diberi nilai 1, jawaban R diberi nilai 2, jawaban S diberi nilai 3 dan jawaban SS dineri nilai 4. sebaliknya untuk pernyataan negatif jawaban STS diberi nilai 4, jawaban TS diberi nilai 3, jawaban R diberi nilai 2, jawaban S diberi nilai 1 dan jawaban SS diberi nilai 0.

Komposisi sikap petani sampel terhadap kenaikan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah pada tahun 2010 dapat dilihat pada tabel 28 berikut :

Tabel 28. Sikap Petani Terhadap Harga Pembelian Gabah Tahun 2010

No Katergori Jumlah Persentase (%)

1 Positif 3 10

2 Negatif 27 90

Jumlah 30 100

Sumber : Data diolah dari lampiran 22

Berdasarkan pada tabel 28. dapat diperoleh bahwa dari 30 responden terdapat 3 (10 %) responden petani padi sawah yang menyatakan sikap positif terhadap Harga Pembelian Pemerintah dan terdapat 27 (90 %) responden petani padi sawah yang menyatakan sikap negatif terhadap Harga Pembelian Pemerintah. Secara keseluruhan sikap petani padi sawah di daerah penelitian terhadap Harga Pembelian Pemerintah (HPP) gabah yang ditetapkan pemerintah 1 Januari 2010 adalah negatif.

Adapun alasan responden petani padi sawah yang menyatakan sikap positif terhadap Harga Pembelian Pemerintah (HPP) tahun 2010 adalah dengan adanya kebijakan pemerintah dalam kenaikan HPP menunjukkan terjadinya peningkatan harga jual gabah dan pendapatan petani yang bertujuan melindungi dan menjaga kestabilan harga gabah walaupun petani tidak menjualnya ke pemerintah. Sedangkan, alasan petani padi sawah yang menyatakan sikap negatif terhadap kenaikan HPP gabah 1 Januari 2010 bahwa kebijakan pemerintah tidak memberi peranan dan manfaat yang penting karena tidak adanya penanganan pemerintah secara langsung ke desa. Disamping itu, petani menjual padinya di atas harga HPP yang ditetapkan pemerintah secara kebetulan tanpa mengetahui informasi tentang kenaikan HPP gabah yang ditetapkan pemerintah 1 Januari 2010. Seandainya kenaikan HPP gabah tersebut jauh-jauh sebelum panen tiba diumumkan maka akan dapat meningkatkan bergaining position petani itu sendiri. Selain dari pada

itu, dari segi ekonomi petani yang tidak memadai pada umumnya menimbulkan sikap negatif terhadap harga pembelian pemerintah (HPP) tahun 2010. Walaupun pendapatan bersih naik rata-rata 18% dari pendapatan bersih sebelum kenaikan HPP tersebut namun daya beli petani tidak meningkat.

Dokumen terkait