• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ada 6 (enam) sumber daya kekuasaan menurut Wahidin khususnya secara formal adminsitratif sebagaimana yang dikutip

3. Kekuasaan Yudikatif, sebagai lembaga peradilan yang menjadi pilar untuk menegakkan Undang-Undang serta

1.7.3 Sistem Presidensial

Sistem presidensial adalah suatu pemerintahan di mana kedudukan eksekutif tidak bertanggungjawab kepada Badan Perwakilan Rakyat, dengan kata lain kekuasaan eksekutif berada di luar pengawasan (langsung) parlemen. Dalam sistem ini, Presiden memiliki kekuasaan yang kuat, karena selain sebagai kepala negara juga sebagai kepala pemerintahan yang mengetuai kabinet (dewan Menteri). Pada keadaan ini dimaksudkan bahwa presiden berkedudukan sebagai pusat kekuasaan eksekutif sekaligus pusat kekuasaan negara37

37

Ibid, hlm 70

,yang memiliki arti bahwa presiden adalah Kepala pemerintahan sekaligus Kepala negara. Sistem ini juga bercirikan pemilihan kepala eksekutif tersebut adalah langsung oleh rakyat. Presiden juga bukan bagian dari parlemen sehingga tidak bisa dibubarkan/diberhentikan oleh parlemen kecuali dengan proses pemakzulan (impeachmentt) ciri lain dari sistem ini adalah kedudukan lembaga parlemen yang tidak hanya terpisah dari eksekutif melainkan independen

terhadapnya; serta menteri-menteri yang diangkat oleh dan bertanggungjawab terhadap presiden.38

Konstruksi dasar dari sistem pemerintahan presidensial ini bahwa lokus kekuasaan terpusat pada single chief executive

lembaga eksekutif presiden. Presiden memegang kekuasaan yang sangat besar dan dominan dan memiliki hak prerogatif yang tentunya sudah diatur dalam undang-undang atau konstitusi negara-negara yang menganut sistem ini. Presiden sebagai lembaga eksekutif memiliki posisi yang dominan kuat sehingga parlemen sebagai lembaga legislatif dan perwakilan rakyat memegang kekuasaan sebagai pengontrol kegiatan/aktivitas presiden dalam melaksanakan kekuasaannya39

Peran dan karakter individu seorang presiden lebih menonjol dibandingkan dengan peran kelompok,organsiasi,partai politik bahkan lembaga-lembaga negara lainnya. Oleh karenanya jabatan presiden ini selalu menjadi objek utama yang diperebutkan dalam konteks kekuasaan di negara-negara yang menganut sistem presidensial. Presiden adalah jabatan yang

.

38Ibid,hlm 71

39

memiliki dua fungsi,selaku kepala negara presiden adalah simbol representasi negara sememtara itu selaku kepala pemerintahan presiden harus bertanggung-jawab penuh terhadap jalannya pemerintahan40. Maka karena itu posisi presiden dalam konteks kekuasaan dan pemerintahan adalah menempati posisi sentral,sehingga logis bila kedudukan presiden itu lebih kuat dan berwibawa dibandingkan dengan dua jabatan lembaga yang disebutkan dalam konsep trias politica lainnya seperti lembaga legislatiif dan yudikatif yang masing-masing “hanya” mengemban satu fungsi41

Jimly Asshiddiqie menyatakan beberapa prinsip pokok yang terdapat dalamsistem pemerintahan presidensial,yakni

.

42

Terdapat pemisahan kekuasaan yang jelas antara cabang kekuasaaneksekutif danlegislatif : 40Ibid,hlm 75 41Ibid, hlm 75 42

Jimly Asshiddiqie .Pokok-Pokok Hukum Tata Negara Indonesia Pasca Reformasi.Jakarta : Bhuana Ilmu Populer, 2007 hlm 316

Presiden merupakan eksekutif tunggal. Kekuasaan eksekutif presidentidak terbagi dan yang ada hanya presiden dan wakil presiden saja;

Kepala pemerintahan adalah sekaligus kepala negara atau sebaliknya kepala negara adalah sekaligus merupakan kepala pemerintahan;

Presiden mengangkat para menteri sebagai pembantu atau sebagai bawahan yang bertanggungjawab kepadanya;

Anggota parlemen tidak boleh menduduki jabatan eksekutif dan demikianpula sebaliknya;

Presiden tidak dapat membubarkan ataupun memaksa parlemen

Jika dalam sistem parlementer berlaku prinsip supremasi parlemen, maka dalam sistem pemerintahan presidensial berlaku prinsip supremasi konstitusi. Karena itu pemerintahan eksekutif bertanggungjawab kepada konstitusi;

Eksekutif bertanggungjawab langsung kepada rakyat yang berdaulat;

Kekuasaan tersebar secara tidak terpusat seperti dalam sistem parlementer yang terpusat pada parlemen.

Sejalan juga dengan pernyataan Jimly di atas, Saldi Isra juga menerangkan sistem pemerintahan presidensial memiliki karakter yang utama dan beberapa karakter lainnya yakni43

Presiden memegang fungsi ganda, sebagai kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Meskipun sulit untuk dibedakan secara jelas, presiden sebagai kepala negara dapat dikatakan sebagai simbol negara, sebagai kepala pemerintahan, presiden merupakan pemegang kekuasaan tunggal dan tertinggi.

:

Presiden tidak hanya sekedar memilih anggota kabinet, tetapi juga berperan penting dalam pengambilan keputusan di dalam kabinet;

Hubungan antara eksekutif dan legislatif terpisah, dengan adanya pemilihan umum untuk memilih presiden dan memilih lembaga legislatif;

43

Saldi Isra,Pergeseran Fungsi Legislasi: Menguatnya Model Legislasi Parlementer Dalam Sistem Presidensial Indonesia,Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2010 hlm 40-42

Dengan pemisahan secara jelas antara pemegang kekuasaan legislatif dan eksekutif, pembentukan pemerintah tidak tergantung kepada proses politik di lembaga legislatif.

Sistem pemerintahan presidensial dibangun dalam prinsip clear cut separation of powers antara pemegang kekuasaan legislatif dan kekuasaan eksekutif.

Hanta Yuda juga menjelaskan tentang ciri sistem presidensial yang dia kutip dari beberapa ahli seperti Giovanni Sartori yang menyodorkan beberapa ciri tersebut. Pertama,kepala pemerintahan dipilih secara langsung oleh rakyat dalam beberapa periode tertentu. Kedua dalam masa jabatannya presiden tidak dapat dijatuhkan oleh parlemen dan ketiga presiden memimpin langsung pemerintahan yang dibentuknya.44

44

Hanta Yuda, Presidensialisme Setengah Hati , Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2010 hlm 80

Verney juga mengajukan tiga karakteristik pemerintahan presidensial: Pertama,kekuasaan eksekutif tidak terbagi (sole

executive)–jabatan kepala negara (head of state) sekaligus kepala

antara eksekutif dan legislatif sehingga majelis tidak berubah menjadi parlemen dan presiden tidak dapat membubarkan atau memaksa majelis. Ketiga,presiden bertanggung jawab kepada konstitusi dan secara langsung kepada rakyat yang telah memilihnya.45

Kemudian berkaitan dengan sistem presidensial Indonesia,Hanta Yuda juga menjelaskan penegasan prinsip pemerintahan presidensial dinyatakan dalam beberapa pasal UUD 1945.46Pertama,kedudukan presiden adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan (single chief executive). Konstitusi menyatakan bahwa Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut undang-undang dasar.47 Sedangkan penegasan presiden sebagai kepala negara dapat dilihat bagaimana presiden mempunyai wewenang memberi grasi,amnesti,abolisi dan juga rehabilitasiserta memberi wewenang untuk memberikan gelar,tanda jasa dan kehormatan.48

45Ibid , hlm 80

46Ibid, hlm 79

47

Lihat UUD 1945 pasal 4 ayat 1 (naskah sebelum diamandemen)

48

Kedua,penerapan prinsip pembagian kekuasaan

(distribution of power). DPR dan lembaga kepresidenan adalah

suatu lembaga negara yang mandiri. Hal ini merupakan salah satu ciri dan prinsip institusional dari sistem presidensial. Substansi materi dalam UUD 1945 tentang kedudukan presiden dan DPR juga secara tersirat menjelaskan kemandirian hubungan ini. Presiden tidak dapat membubarkan dan tidak bertanggungjawab terhadap parlemen,begitu juga dengan parlemen yang tidak dapat menjatuhkan presiden.

Ketiga,presiden mempunyai hak prerogatif untuk

mengangkat dan memberhentikan menteri dalam kabinetnya. Konsekuensinya menteri-menteri yang ada tidak bertanggungjawab terhadap parlemen akan tetapi bertanggungjawab langsung kepada presiden yang mengangkatnya. Hak prerogatif presiden untuk mengangkat dan memberhentikan menteri di kabinetnya juga dinyatakan dalam konstitusi negara Republik Indonesia.49

Dokumen terkait