• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teoritik

1. Prestasi Belajar Akuntansi Keuangan

Proses belajar yang dialami oleh seorang siswa dapat menghasilkan perubahan-perubahan dalam bidang pengetahuan, ketrampilan, dan dalam bidang nilai dan sikap. Adanya perubahan tersebut nampak dalam prestasi belajar yang dihasilkan oleh murid melalui evaluasi belajar atau tes prestasi yang diberikan oleh guru.

Prestasi merupakan suatu bukti keberhasilan usaha yang dicapai oleh siswa. Tes prestasi adalah tes yang mengukur prestasi yang dimaksudkan sebagai alat unt uk mengungkap kemampuan aktual sebagai hasil belajar (Ketut, 1988:51). Jadi usaha untuk mengetahui suatu hasil belajar sangat ditentukan oleh adanya evaluasi suatu hasil belajar yang dicapai oleh siswa, evaluasi tersebut dimaksudkan untuk melihat sejauh mana proses belajar tercapai.

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan (Muhibbin, 1997:89). Menurut Winkel (1996:36) belajar merupakan suatu aktivitas mental atau fisik yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap.

Dari pengertian di atas maka dapat diartikan bahwa prestasi belajar adalah perubahan kemampuan yang meliputi kemampuan kognitif, afekif dan psikomotorik (Sunaryo, 1983:4). Jadi, prestasi belajar yang diperoleh siswa merupakan perubahan dari hasil belajar yang dapat di ukur secara langsung dengan tes dan dapat dihitung hasilnya. Dengan demikian, hasil pengukuran dari prestasi belajar dituangkan dalam bentuk angka-angka yang diperoleh dari hasil ulangan, tugas-tugas dan ujian akhir. Biasanya untuk mengukur tinggi rendahnya prestasi yang dicapai siswa dalam belajar disekolah ditunjukkan dengan nilai-nilai yang tercantum dalam rapor yang didapat pada akhir semester dan akhir tahun pelajaran.

Selanjutnya Mulyono (1990:700) mengungkapkan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang biasanya ditunjukkan oleh nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar selalu dikaitkan dengan tes hasil belajar atau tes prestasi.

Sementara itu Winkel (1984:43) menyatakan bahwa ada hal- hal yang mempengaruhi prestasi belajar.

a. Faktor pada pihak siswa

1. Faktor psikis meliputi intelektual (kecerdasan dan bakat) dan non intelektual (sikap, kebiasaan, minat , kebutuhan, motivasi, emosi dan penyesuaian diri)

2. Faktor fisik atau kondisi fisik (perkembangan yang tidak sempurna pada anggota tubuh dan adanya kelemahan dalam menghitung atau mengingat angka)

b. Faktor diluar siswa

1. Faktor pengatur proses sekolah, meliputi: kurikulum, disiplin, guru dan fasilitas yang dimiliki sekolah.

2. Faktor sosial disekolah meliputi: sistem sekolah, status sekolah, interaksi guru dan siswa.

3. Faktor situasional meliputi keadaan politik dan ekonomi, waktu, tempat, musim dan iklim.

Faktor-faktor tersebut di atas akan mempengaruhi siswa dalam proses belajar dan pada akhirnya akan menghasilkan kemampuan dan perubahan di pihak siswa yang sebelumnya tidak di miliki. Menurut Gane dalam Winkel (189:318) kemampuan dan perubahan itu antara lain: penalaran verbal, kemahiran intelektual, pengaturan kegiatan kognitif, ketrampilan motorik dan sikap. Untuk mengetahui keberhasilan siswa dalam pembelajarannya sangat perlu dilakukan evaluasi yang ditunjukkan dengan prestasi.

Dalam pendidikan di perguruan tinggi, untuk mengevaluasi belajar biasanya digunakan instrumen evaluasi yang berupa tugas, seminar, dan tes-tes seperti ujian tengah semester dan ujian akhir semester. Dalam rangka evaluasi belajar di sekolah, dapat digunakan baik deskripsi kualitatif maupun deskripsi kuantitatif (pengukuran)

tergantung dari hasil belajar atau kemampuan mana yang dievaluasi (Wingkel 189:319). Secara umum deskripsi kuantitatif lebih banyak digunakan dalam rangka evaluasi produk yang sesuai dengan tujuan-tujuan intruksional yang seharusnya dicapai, misalnya jumlah soal 50, siswa A menjawab betul 48, siswa B menjawab betul 20, maka dibutuhkan ketentuan norma atau pathokan untuk menilai mana yang ”lebih baik”, ”cukup baik” atau ”kurang”. Oleh sebab itu di Universitas Sanata Dharma diberlakukan acuan pathokan dalam penilaian hasil belajar. Dalam buku pedoman FKIP (2001:29) nilai keberhasilan belajar mahasiswa dinyatakan dalam bentuk huruf sebagai berikut:

Huruf Arti Nilai Mutu

A Amat Baik 4 B Baik 3 C Cukup 2 D Kurang 1 E Jelek 0 T Tidak Lengkap K kosong

Sistem penyelelenggaraan pendidikan di Universitas Sanata Dharma diselenggarakan dengan menggunakan Sistem Kredit Semester (SKS). Menurut buku Pedoman FKIP (2001:26) Sistem Kredit Semester adalah sistem penyelenggaraan pendidikan yang menyatakan beban studi mahasiswa dan beban penyelenggaraan

pendidikan dengan satuan kredit semester atas dasar satuan waktu semester yang setara dengan sekurang-kurangnya 16-19 minggu kerja. Sedangkan satuan kredit semester (sks) adalah takaran penghargaan untuk pengalaman belajar yang diperoleh melalui satu jam kegiatan terstruktur dan terjadwal yang diiringi tugas lain baik yang terstruktur maupun yang mandiri selama dua sampai empat jam per minggu dalam satu semester atau untuk pengalaman belajar lain yang setara.

Penerapan sistem kredit ini merupakan beban belajar mahasiswa dan pencerminan perolehan pengetahuan / kecerdasan mahasiswa dalam mata kuliah tertentu dan waktu tertentu, serta pengakuan penyelesaian suatu beban belajar yang tertera dalam kurikulum. Penilaian prestasi belajar akademik di perguruan tinggi dinyatakan dalam Indeks Prestasi (IP). Seperti halnya rapor di sekolah dasar sampai dengan sekolah menengah, IP merupakan bentuk prestasi yang diperoleh selama satu semester, yang dinyatakan dalam bentuk angka. Prestasi belajar ini diperoleh dari kegiatan yang di nilai oleh dosen yang terdiri dari nilai ujian dan tugas-tugas.

Prestasi belajar mahasiswa ini berupa nilai dari bebrapa mata kuliah yang dapat dikelompokkan menjadi lima menurut kurikulum 2002 yaitu mata kuliah Pengembangan Kepribadian (MPK), mata kuliah Keilmuan dan Ketrampilan (MKK), mata kuliah Keahlian Berkarya (MKB), mata kuliah Perilaku Berkarya (MPB), dan mata kuliah Berkehidupan Bersama (MBB). Seperti yang terdapat dalam

buku Pedoman FKIP (2001:29) IP dihitung dengan rumus sebagai berikut: IP = (

KN) / (

K) Keterangan : K : Besar Kredit N : Nilai

Sedangkan Indek Prestasi Kumulatif (IPK) adalah perkalian nilai kredit tiap mata kuliah pada semester gasal ditambah dengan jumlah perkalian nilai kredit mata kuliah pada semester genap dibagi dengan jumlah kredit yang diambil pada semester gasal dan genap suatu tingkat. Adapun rumusnya adalah sebagi berikut:

IPK =

∑ ∑

∑ ∑

+ + ) ( ) ( ) ( 2 1 2 1 K K NxK NxK

Keterangan : Indeks 1 adalah semester gasal Indeks 2 adalah semester genap Jadi berdasarkan pendapat di atas, prestasi belajar akuntasi adalah suatu hasil yang diperoleh siswa sebagai akibat dari belajar akuntansi. Dalam proses belajar mengajar akuntansi tersebut diharapkan dapat menghasilkan perubahan pada siswa yang berupa kemampuan-kemampuan yang diperoleh sesuai dengan indikatornya. Kemampuan yang diperoleh mahasiswa tersebut karena adanya hasil usaha yang terlihat dalam prestasi belajar siswa yaitu prestasi belajar akuntansi.

2. Prioritas memilih program studi Pendidikan Akuntansi

Setiap saat semua orang selalu dihadapkan pada sebuah pilihan, di mana pun dan kapan pun. Pilihan-pilihan yang dihadapi tersebut biasanya berdasarkan pada kebutuhan hidupnya. Pada umumnya manusia mempunyai kebutuhan yang tidak terbatas, baik jumlah maupun jenisnya. Bertambah tinggi tingkat kehidupannya, bertambah tinggi pula kualitas dan kwantitas hidupnya.

Kebutuhan adalah suatu keinginan terhadap benda atau jasa yang pemuasannya dapat dilaksanakan baik bersifat jasmani maupun rohani (Bintari dan Suprihatin,1989:6). Dalam memenuhi kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi sekaligus, melainkan harus mendahulukan mana yang lebih penting. Dengan demikian kebutuhan manusia dapat dilihat menurut beberapa sudut pandang.

1. Menurut intensitasnya

a. Kebutuhan primer, yaitu kebutuhan yang tidak boleh tidak harus dipenuhi. Misalnya: kebutuhan akan makanan, pakaian, perumahan.

b. Kebutuhan sekunder, yaitu kebutuhan yang akan terpenuhi apabila kebutuhan primernya sudah terpenuhi. Misalnya: kebutuhan akan perabot rumah tangga, sepatu, tas.

c. Kebutuhan tertier, yaitu kebutuhan mewah yang baru terpenuhi apabila kebutuhan primer dan sekunder telah terpenuhi.

Misalnya: kebutuhan untuk membeli mobil Mercedez, piano, video.

2. Menurut bentuknya

a. Kebutuhan jasmani, yaitu kebutuhan yang dipenuhi oleh barang / benda secara phisik. Misalnya: makanan, pakaian, minuman. b. Kebutuhan rohani, yaitu kebutuhan yang dipenuhi tidak secara

phisik. Misalnya: kebutuhan pendidikan, agama, rekreasi. 3. Menurut waktunya

a. Kebutuhan sekarang / mendesak, yaitu kebutuhan yang tidak dapat di tunda. Misalnya: obat bagi orang sakit, kebutuhan melakukan ibadah wajib, kebutuhan makan pada saat lapar. b. Kebutuhan yang akan datang atau kebutuhan yang dapat

ditunda, yaitu kebutuhan yang penyediaannya dilakukan sekarang dan digunakan untuk masa yang akan datang. Misalnya: menabung hari tua, menyimpan padi untuk masa paceklik

Menurut Abraham Maslow (http://godam64 organisasi.org) manusia mempunyai lima kebutuhan yang membentuk tingkatan-tingkatan atau disebut juga hirarki dari yang penting hingga yang tidak penting dan dari yang mudah hingga yang sulit untuk dicapai atau didapat. Kelima kebutuhan dasar tersebut adalah sebagai berikut:

a. Kebutuhan fisiologis

Contohnya adalah : sandang, pangan, papan dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas dan lain sebagainya.

b. Kebutuhan keamanan dan keselamatan

Contoh seperti : bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror dan lain sebagainya.

c. Kebutuhan sosial

Misalnya adalah : memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis dan lain- lain

d. Kebutuhan penghargaan

Contoh: pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan lain sebagainya. e. Kebutuhan aktualisasi diri

Adalah kebutuhan dan keinginan untuk bertindak sesuka hati sesuai dengan bakat dan minatnya.

Manusia sering dibebani dengan persoalan-persoalan hidup yang mana persoalan tersebut memerlukan jawaban yang perlu diputuskan dengan membuat keputusan. Untuk memenuhi kebutuhan pun manusia juga dihadapkan pada pengambilan keputusan yaitu kebutuhan mana yang harus dipenuhi terlebih dahulu. Demikian pula dengan kebutuhan dalam pendidikannya, Keputusan adalah suatu reaksi terhadap beberapa solusi alternatif yang dilakukan secara sadar dengan cara menganalisa

kemungkinan-kemungkinan dari alternatif tersebut bersama konsekuensinya (http://id. Wikipedia.org). Teori keputusan adalah berasal dari teori kemungkinan yang merupakan konsekuensi dari beberapa keputusan yang telah dievaluasi. Dua metode dari teori keputusan yang terkenal adalah teori keputusan normatif dan teori keputusan deskriptif. Teori keputusan Normatif dicapai berdasarkan alasan yang rasional atau bisa disebut dengan alasan yang masuk akal (teori logika), sedangkan teori keputusan Deskriptif dicapai berdasarkan empirik atau merupakan hasil pengamatan, percobaan, dan biasanya dikuatkan dengan statistik. Setiap orang dalam membuat keputusan berharap itu adalah yang terbaik dan kadang-kadang pun keputusan yang dibuat itu akan didapati salah. Maka untuk menghindari kesalahan tersebut dibutuhkan tips bagaimana keputusan harus dibuat. Tips (http://Rahsia.20m.com) tersebut adalah: a hendaklah dibuat berdasarkan rasional dan logik

b hendaklah berdasarkan diatas prinsip baik mengatasi buruk

c bagi masalah yang rumit, perlulah berada didalam keadaan tenang dan sebaik-baiknya

d berbincang serta mendengarkan pendapat orang lain

e menimbang semua kemungkinan dan akibat dari keputusan tersebut f mempunyai keyakinan diri bahwa keputusan yang dibuat adalah yang

terbaik

g berani menanggung resiko atas keputusan yang dibuat serta berdiri teguh di atasnya.

Berdasarkan teori kebutuhan dan keputusan di atas, salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi manusia adalah kebutuhan akan pendidikan. Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat ( http:// id.Wikipedia.org). Di dalam dunia pendidikan pun manusia dihadapkan pula pada pilihan-pilihan dimana untuk memilih tersebut harus membuat suatu keputusan yang sekiranya tidak merugikan dirinya sendiri, salah satunya adalah menentukan program studi yang akan dipelajarinya.

Program studi yang ditentukan seseorang sebagai tempat belajar mendapatkan ilmu yang diinginkan haruslah dipertimbangkan secara matang, biasanya dari pihak Universitas akan memberikan tiga prioritas pilihan yang diinginkannya. Ketiga prioritas tersebut akan diisi sesuai dengan keinginannya dengan menempatkan sesuai dengan kepentingannya, jika yang ditulis di prioritas pertama berarti program studi yang dipilih itu paling penting bagi calon mahasiswa tersebut.

Prioritas erat kaitannya dengan kepentingan, singkatnya kepentingan itu berbanding lurus dengan prioritas. Semakin tinggi kepentingan suatu hal, maka hal tersebut akan semakin menjadi prioritas. Setiap orang memprioritaskan sesuatu dengan caranya masing- masing, ada

atau insting, ada yang menghitung besarnya keuntungan yang didapat, ada juga yang memilih berdasarkan waktu pelaksanaannya dan aspek lainnya yang membuat kita memilih dengan tepat. Jadi prioritas memang bersifat sangat pribadi dan amat subjektif. Pada akhirnya yang mampu kita lakukan adalah mengkomunikasikan pilihan kita kepada orang lain melalui sebuah justifikasi dan rasionalisasi yang dapat diterima oleh kelompok atau individu yang lain di luar domain pemikiran kita. Setiap orang kadang sering salah dalam memutuskan prioritas karena setiap manusia pada akhirnya berpikir dengan pemikiran dan argumentasinya sendiri dalam mencapai kebenaran versi mereka (http://catuy.blogspot.com/2006/01/ prioritas.html).

Dokumen terkait