• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegiatan belajar dikatakan berhasil apabila dapat mencapai hasil yang optimal. Untuk mengetahui apakah hasil belajar itu dapat dicapai secara optimal, maka perlu adanya penilaian atau evaluasi. Setelah diadakan penilaian atau evaluasi, maka akan diperoleh prestasi belajar. Tes hasil belajar berguna untuk mengukur penguasaan materi pelajaran yang telah dikuasai sesuai dengan bidang studi yang telah diikuti oleh siswa. Prestasi belajar dapat bersifat kualitatif (seperti baik, sekali, baik, sedang, kurang, kurang sekali dan sebagainya) atau dapat pula bersifat kuantitatif yaitu dalam bentuk angka-angka (Arumningtyas, 2007: 36).

Prestasi belajar adalah pengungkapan hasil belajar meliputi segenap ranah yang berubah sebagai akibat pengalaman dan diharapkan dapat mencerminkan

perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa (Syah, 2008: 216). Hal ini senada dengan yang dikatakan Marsun dan Martaniah (dalam Tjundjung, 2001: 71) bahwa prestasi belajar merupakan hasil kegiatan belajar yaitu, sejauh mana peserta didik menguasai bahan pelajaran yang diajarkan, yang diikuti munculnya perasaan puas bahwa ia telah melakukan sesuatu yang baik.

22

Menurut Winkel (1996: 162) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah kesempurnaan yang dicapai seseorang dalam berfikir, merasa dan berbuat. Prestasi belajar dapat dikatakna sempurana apabila memenuhi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotor, sebaliknya dikatakan kurang memuaskan apabila belum mampu memenuhi ketiga aspek tersebut. Menurut Suryabrata (2002: 23) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai dari hasil latihan, pengalaman yang didukung oleh kesadaran. Jadi prestasi belajar

merupakan hasil dari perubahan dalam proses belajar.

Dalam suatu lembaga pendidikan, prestasi belajar merupakan indikator yang penting untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa tinggi rendahnya prestasi siswa banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain disamping proses pengajaran itu sendiri (Arikunto, 1990: 21).

Dalam pembelajaran, prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi. Menurut Arifin (1991: 2) , fungsi prestasi belajar adalah sebagai berikut:

1. Prestasi belajar merupakan indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai siswa.

2. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. 3. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. 4. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatuinstitisi

pendidikan. Indikator intern yaitu prestasi belajar dapat dijadikan sebagai indikator tingkat produktifitas suatu institusi pendidikan. Sedangkan indikator ekstern dijadikan indikator kesuksesan siswa di masyarakat.

23

5. Prestasi siswa dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) siswa.

Prestasi belajar yang dicapai oleh siswa merupakan hasil dari interaksi antara berbagai macam faktor yang mempengaruhinya. Menurut Dalyono (2009: 55) faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibedakan menadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri. Yang termasuk kedalam faktor internal antara lain: kesehatan, intelegensi dan bakat, minat dan motivasi serta cara belajar.

Keadaan fisik yang lemah dapat menjadi penghalang bagi siswa untuk

menyelesaikan studinya sehingga siswa perlu memelihara kesehatan fisiknya. Siswa yang dalam keadaan segar jasmaninya akan dapat belajar dengan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang sedang tidak sehat atau kelelahan (Djamarah, 2011: 189). Intelegensi dan bakat dapat mempengaruhi prestasi belajar yang diperoleh siswa. Jika siswa mempunyai intelegensi yang tinggi, maka akan memudahkan dirinya dalam mengikuti kegiatan belajar. Minat dan motivasi juga mempunyai pengaruh besar dalam belajar, apabila siswa memiliki minat dan motivasi yang tinggi dalam belajar maka akan timbul keinginan untuk dapat memperoleh prestasi belajar yang baik (Slameto, 2010: 54). Cara belajar turut menentukan keberhasilan seseorang dalam proses belajarnya. Apabila siswa tidak memiliki cara belajar yang efektif maka prestasi yang akan dicapai oleh siswapun akan rendah (Slameto, 2010: 69).

24

Faktor eksternal yaitu faktor yang berasal dari luar diri. Yang termasuk kedalam faktor eksternal antara lain: keluarga, fasilitas belajar di rumah dan di sekolah, sumber belajar, guru, masyarakat dan lingkungan sekitar (Dalyono, 2009: 5) . Syah (2008: 132) menambahkan bahwa sealain faktor internal dan faktor eksternal, prestasi belajar siswa juga dipengaruhi faktor pendekatan belajar.

Faktor lingkungan keluarga merupakan faktor yang mempunyai pengaruh cukup besar terhadap perkembangan siswa. Cara orang tua mendidik anaknya akan berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Adanya dukungan dan perhatian dari orang tua tentu akan berpengaruh terhadap prestasi belajar anaknya. Fasilitas belajar juga dapat menunjang prestasi yang diperoleh siswa. Alat atau media pembelajaran akan mepermudah bagi siswa untuk menerima pelajaran dengan baik (Slameto, 2010: 60-63).

Dalam mengajar seorang guru mempunyai cara mengajar yang berbeda-beda. kepribadian guru sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar-mengajar di dalam kelas. Ada guru yang cara menyampaikan materi dengan sangat baik sehingga mudah diterima oleh siswanya, begitu pula sebaliknya ada guru yang menyampaikan materi kurang jelas sehingga siswa kurang mampu memahami oleh apa yang disampaikan oleh guru (Djamarah, 2011: 185).

Masyarakat dan lingkungan sekitar merupakan faktor eksternal yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Lingkungan masyarakat yang dapat

25

di sekitar rumah. Lingkungan sekolah yang baik dengan udara yang segar akan membuat siswa belajar dengan baik dan kondusif sehingga kegiatan belajar mengajar dapat terlaksanan dengan baik (Djamarah, 2011: 178).

Pendekatan belajar adalah segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang kefektifan dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu. Oleh karena itu pendekatan belajar yang digunakan oleh siswa juga akan

mempengaruhi keberhasilan siswa dlaam belajar. Siswa yang menggunakan pendekatan belajardeep(deep learning) akan berpeluang lebih tinggi untuk berhasil dalam belajar dari pada siswa yang menggunakan pendekatansurface learningatau reproductive learning(Syah, 2008: 156)

26

III. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2016 di SMP Negeri 2 Metro, SMP Negeri 4 Metro dan SMP Negeri 7 Metro, di Kecamatan Metro Timur, Kota Metro tahun ajaran 2015/2016.

B. Populasi dan Sampel

Dokumen terkait