• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II: LANDASAN TEORI

A. Kajian pustaka

2. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti proses pembelajaran. Penilaian prestasi belajar dapat menggunakan soal tes evaluasi dan saat siswa mengerjakan Lembar Kerja Siswa. Nilai yang diukur adalah siswa yang telah lulus KKM dan rata-rata nilai kelas. 3. IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)

IPA merupakan ilmu yang mempelajari alam beserta aktivitasnya, mengamati benda tak hidup dan yang hidup, mengamati makhluk hidup, menghubungkan antara satu fenomena dengan fenomena yang lain. Materi yang dipelajari di dalam pemebelajaran IPA ada berbagai macam, alah satunya adalah cahaya. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata. Sifat-sifat cahaya yaitu cahaya dapat merambat lurus, cahaya dapat menembus benda bening, cahaya dapat dibiaskan, cahaya dapat dipantulkan, cahaya dapat diuraikan.

4. Model Kooperatif tipe Group Investigation

Model pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation adalah model pembelajaran yang mengutamakan pada kreativitas siswa, langkah-langkah dalam melaksanakan pembelajaran yang menggunakan model Kooperatif tipe GI adalah 1) Mengidentifiksi topik dan mengatur siswa dalam kelompok, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan tiap kelompok beranggotakan 5-6 orang.

Dalam kelompok anggota saling bertukar informasi sehingga kelompok dapat dengan mudah bersosialisasi dan bekerjasama. 2) Merencanakan tugas yang akan dipelajari, setiap ketua kelompok bertugas untuk mengawasi dan membagi tugas kelompok kepada para anggotanya. 3) Melaksanakan Investigasi, siswa mengumpulkan informasi tentang topik yang telah di dapat. 4) Menyiapakan laporan akhir, tiap kelompok mempunyai tanggung jawab dalam menyiapkan laporan akhir. 5) Mempresentasikan laporan akhir, perwakilan kelompok akan mempresentasikan hasil diskusi mereka. 6) Evaluasi, guru dan siswa saling mengevaluasi hasil dari diskusi dan presentasi kelompok.

F. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan praktis yang diuraikan sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

Manfaat teoritis dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi pengetahuan yang baru dan bermanfaat bagi pembaca, sehingga banyak orang tertarik untuk mempraktikkan apa yang telah dibahas dalam penelitian ini. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan judul “meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar siswa kelas V mata pelajaran IPA dengan menggunakan model kooperatif tipe GI.”

2. Manfaat Praktis a. Bagi guru

Proses penelitian ini dapat menjadi referensi guru dalam mengolah kekreativitasannya dalam mengajar. Guru dapat menarik perhatian siswa agar siswa dapat bekerjasama sehingga siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya dalam mata pelajaran IPA. b. Bagi siswa

Dalam proses penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa untuk saling bekerjasama di dalam kelompok sehingga timbul rasa percaya diri. Dari rasa kepercayaan diri tersebut maka prestasi belajar siswapun akan terpacu untuk ditingkatkan.

c. Bagi peneliti

Peneliti dapat mengetahui cara meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI dengan melakukan observasi dari hasil kuesioner dan hasil tes yang telah diberikan kepada para siswa.

12 BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini berisi kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis tindakan. Pada bagian kajian pustaka berisi uraian-uraian teori-teori yang dikelompokkan dibagi menjadi dua kelompok. Teori pertama membahas kemampuan bekerjasama dan prestasi belajar siswa sedangkan teori yang kedua membahas tentang model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Bagian penelitian yang relevan memuat beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Bagian kerangka berfikir berisi jalan pikiran peneliti mengenai penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe GI dalam meningkatkan kemampuan bekerjasama dan prestasi belajar mata pelajaran IPA siswa SD kelas V SD N Sarikarya. Selanjutnya pada bagian hipotesis tindakan berisi dugaan sementara atas hasil penelitian yang dilakukan.

A. Kajian Pustaka 1. Kerjasama

Dalam kerjasama akan dibahas mengenai pengertian kerjasama, penggelompokkan teknik dalam kerja kelompok, keuntungan dan kelemahan penggunaan teknik kerja kelompok dan indikator kerjasama dalam belajar.

a. Pengertian Kerjasama

Kerjasama menurut Kamus besar bahasa Indonesia (KBBI, 2008:682), diartikan sebagai melakukan suatu kegiatan yang ditangani oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama. Dalam mencapai efektivitas dan produktivitas sebuah kelompok atau tim kerja, diperlukan suasana yang solid dan kondusif untuk memungkinkan terjadinya proses kerjasama di antara sesama anggotanya dalam mencapai tujuan kelompok (Hartinah, 2009:50-51). Oleh karena itu, perlu diadakan kerjasama dengan kekuatan yang diperkirakan mungkin akan timbul. Kerjasama tersebut dapat didasarkan atas hak, kewajiban dan tanggungjawab masing-masing orang untuk mencapai tujuan. Menurut Nurhidayati (2010:25) kerjasama merupakan keinginan untuk bekerjasama dengan orang lain secara kooperatif dan menjadi bagian dari kelompok.

Jadi, kerjasama merupakan interaksi antara satu dengan yang lain dalam mencapai kesepakatan bersama. Kerjasama dapat dilakukan oleh setiap orang dan dimana saja, tetapi harus dalam konteks yang baik, karena jika kerjasama dilakukan untuk hal-hal yang tidak baik maka akan merugikan diri sendiri dan orang lain.

b. Pengelompokkan teknik kerja kelompok

Menurut Roestiyah (2001:15-17) adapun pengelompokkan itu didasarkan pada:

a) Adanya alat pelajaran yang tidak mencukupi jumlahnya

Agar penggunaanya dapat lebih efisien dan efektif, maka perlu dibentuk kelompok-kelompok kecil. Dengan pembagian kelompok mereka dapat memanfaatkan alat-alat yang terbatas itu sebaik mungkin, tanpa saling menunggu giliran.

b) Kemampuan belajar siswa

Dalam satu kelas kemampuan belajar siswa tidak sama. Maka dari itu dengan adanya perbedaan kemampuan belajar itu, maka perlu dibentuk kelompok menurut kemampuan belajar masing-masing, agar setiap siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuanya.

c) Minat khusus

Setiap individu memiliki minat khusus yang perlu dikembangkan, tetapi tidak menutup kemungkinan ada anak yang minat khususnya sama, sehingga memungkinkan dibentuknya kelompok, agar mereka dapat dibina dan mengembangkannya.

d) Memperbesar partisipasi siswa

Di suatu sekolah terdapat siswa dalam satu kelas dengan jumlah yang besar dan jumlah jam pelajaran yang terbatas sehingga dalam jam pelajaran yang sedang berlangsung sukar sekali untuk guru mengikutsertakan setiap murid dalam kegiatan itu. Oleh karena itu, guru membagi siswa dalam

beberapa kelompok, sehingga banyak kemungkinan setiap siswa ikut serta melaksanakan dan memecahkan masalah. e) Pembagian tugas atau pekerjaan

Bila seorang guru menghadapi suatu masalah yang meliputi berbagai persoalan, maka guru perlu membagi siswa ke dalam beberapa kelompok untuk membahas masing-masing persoalan pada kelompok tersebut. Dengan demikian masing-masing kelompok harus membahas tugas yang diberikan.

f) Kerjasama yang efektif

Dalam kelompok siswa harus bisa bekerjasama, mampu menyesuaikan diri, menyeimbangkan pikiran/pendapat atau tenaga untuk kepentingan bersama, sehingga mencapai suatu tujuan untuk bersama pula.

c. Kelebihan dan kelemahan penggunaan teknik kerja kelompok Adapun kelebihan penggunaan teknik kerja kelompok menurut Roestiyah (2001:17) adalah sebagai berikut:

a) Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.

b) Dapat memberikan kesempatan pada para siswa untuk lebih intensif mengadakan penyelidikan mengenai suatu kasus atau masalah.

c) Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi

d) Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu serta kebutuhan belajar

e) Para siswa lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka, dan mereka lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi

f) Dapat memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan rasa menghargai dan menghormati pribadi temannya, menghargai pendapat orang lain, dan saling membantu kelompok dalam usahanya mencapai tujuan bersama.

Teknik kerja kelompok juga memiliki kelemahan, menurut Roestiyah (2001:17) sebagai berikut:

a) Kerja kelompok hanya melibatkan siswa yang pandai berbicara dan memimpin saja, sedangkan yang lain masih perlu pengarahan

b) Menuntut siswa belajar dalam tempat duduk berbeda-beda dan gaya belajar yang berbeda pula

c) Keberhasilan strategi kerja kelompok ini tergantung kepada kemampuan siswa memimpin kelompok atau untuk bekerja sendiri

d. Indikator Kerjasama dalam Belajar

Indikator kerjasama menurut Nurhidayati (2010:26) antara lain, setiap anggota kelompok mampu mengungkapkan harapan positif, setiap anggota kelompok mampu berkomunikasi secara positif, dan setiap anggota kelompok membangun semangat dalam kelompok. Menurut Riyanto dan Martinus (2008: 21) syarat kelompok kerja yang efektif antara lain; adanya sikap saling percaya, adanya sikap saling mendukung, adanya komunikasi yang terbuka, menerima suatu konflik sebagai hal wajar, dan saling menghormati keunikan masing-masing.

Indikator harapan positif meliputi melaksanakan keputusan kelompok;mengetahui tujuan kegiatan; sesama anggota kelompok merupakan teman belajar; kelompok akan berhasil menyelesaikan tugas; anggota kelompok saling memberikan pujian; anggota kelompok saling memberikan semangat;dan setiap anggota kelompok mendapatkan tugas sesuai kemampuan. Sedangkan indikator berkomunikasi positif meliputi : percaya diri saat berpendapat; berpendapat dengan skarela; mendengarkan pendapat teman; menaggapi pendapat teman; menanyakan hal yang belum jelas dalam kegiatan; menjawab pertanyaan teman; mempertahankan pendapat dengan bukti yang kuat; dan memberikan kesempatan kepada anggota kelompok yang akan berpendapat.

Oleh sebab itu, peneliti memutuskan untuk membuat indikator kerjasamayaitu berkmunikasi dengan baik dalam kelompok, saling mendukung (memberi semangat) dalam kerja kelompok, tanggung jawab dalam mengerjakan tugas kelompok. 2. Prestasi Belajar

Pada pembahasan prestasi belajar ada dua hal yang akan dibahas yaitu pengertian belajar dan prestasi belajar.

a. Pengertian Belajar

Berbagai ahli mendefinisikan belajar sesuai aliran filsafat yang dianutnya, antara lain sebagai berikut :

Hilgard.E (1992:3), belajar adalah suatu perubahan kegiatan reaksi terhadap lingkungan.Perubahan kegiatan yang dimaksud mencakup pengetahuan, kecakapan, tingkah laku, dan ini diperoleh melalui latihan (pengalaman). Hilgard menegaskan bahwa belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembiasaan, pengalaman dan sebagainya.

Selanjutnya Trianto (2009:16) mengatakan belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir.

Dengan kata lain, belajar adalah suatu proses mencari atau menggali informasi atau pengetahuan yang baru yang belum

pernah di dapatkan sehingga dapat mengalami perubahan perilaku yang berguna bagi dirinya.

b. Pengertian Prestasi belajar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:895) prestasi didefinisikan sebagai hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya. Prestasi dapat diperoleh jika seseorang telah melakukan atau mengerjakan sesuatu.

Prestasi atau hasil belajar menurut pendapat Sukmadinata (2005:160), merupakan realisasi dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.Penguasaan hasil belajar dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik (Sunal, 1993:94). Di sekolah, hasil belajar atau prestasi belajar ini dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang telah ditempuhnya. Alat untuk mengukur prestasi/hasil belajar disebut tes prestasi belajar atau achievement

test yang disusun oleh guru atau dosen yang mengajar mata kuliah

yang bersangkutan.

Selanjutnya, Marimba (1978: 143) mengatakan bahwa hasil adalah kemampuan seseorang atau kelompok yang secara langsung dapat diukur. Keberhasilan murid dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau skor

dari hasil tes mengenai sejumlah pelajaran tertentu adalah pengertian dari hasil belajar menurut (Nawawi 1981:100).

Berdasarkan pengertian di atas, peneliti menguraikan bahwa prestasi belajar merupakan kemampuan seseorang dalam mencapai sesuatu yang diinginkannya dalam konteks pembelajaran melalui usaha dalam mencapainya. Peneliti membatasi prestasi belajar yang diteliti hanya sampai pada prestasi belajar kognitif. Dalam penelitian ini hasil akhir yang telah dicapi adalah adanya peningkatan prestasi belajar siswa kelas V SD N Sarikarya melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GI.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Menurut Slameto (2010:54) mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar sebagai berikut :

1) Faktor-faktor intern dari dalam individu a) Faktor Jasmaniah

Faktor jasmaniah meliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. Kesehatan akan mempengaruhi proses belajar seseorang jika kesehatan seseorang terganggu, akibatnya akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, mengantuk jika badan terasa lelah, kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan kelainan fungsi alat inderanya serta tubuhnya. Sedangkan siswa yang mengalami cacat tubuh hendaknya belajar pada lembaga pendidikan khusus atau

diusahakan menggunakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatanya.

b) Faktor Psikologis

Faktor psikologis tentunya merupakan faktor utama dari dalam yang menentukan intensitas belajar seseorang. Jika faktor dari luar mendukung tapi faktor psikologisnya tidak mendukung maka faktor dari luar tersebut pengaruhnya tidak akan signifikan. Faktor psikologisnya meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.

c) Faktor Kelelahan

Faktor kelelahan dibedakan menjadi kelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani ditandai dengan kondisi tubuh yang mulai lemah dan cenderung ingin beristirahat. Kelelahan rohani dapat dilihat seperti timbulnya rasa bosan sehingga dorongan untuk menghasilkan sesuatu itu hilang. Keduanya sangat mempengaruhi belajar seseorang karena jika kedua hal tersebut terjadi maka hasil yang harus dicapai dalam belajar akan sulit untuk dicapai.

2) Faktor Ekstern a) Faktor keluarga

Keluarga adalah lingkungan yang paling dekat dengan siswa. Segala sesuatu yang terjadi dalam keluarga sangat berpengaruh terhadap belajar siswa, mulai dari cara orang tua mendidik, relasi

antar anggota, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua hingga latar belakang kebudayaan.

b) Faktor Sekolah

Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar siswa antara lain adalah metode mengajar guru, kurikulum yang digunakan sekolah, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin atau aturan sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran, dan lain-lain.

c) Faktor masyarakat

Faktor masyarakat adalah faktor ekstern yang mempengaruhi belajar siswa yang lainnya. Faktor masyarakat berpengaruh karena setiap siswa/orang pasti hidup di masyarakat dan terlihat dalam masyarakat. Media massa, teman bergaul, kegiatan atau bentuk kehidupan masyarakat adalah unsur-unsur yang ada dalam masyarakat yang mempengaruhi belajar siswa.

Dokumen terkait