viii
BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD N
SARIKARYA TAHUN 2014/2015 DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION
Oleh: Anna Ventalensi NIM : 111134075 Universitas Sanata Dharma
Hasil observasi dan wawancara pada proses pembelajaran di SD N Sarikarya menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang telah diterapkan belum cukup membuat para siswa saling berinteraksi dengan baik dalam kelompok. Rendahnya tingkat kerjasama siswa juga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Peneliti berasumsi kecenderungan tersebut menyebabkan kerjasama dan prestasi belajar siswa rendah. Dari asumsi tersebut maka mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas.Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation dalam meningkatkan kemampuan kerjasama dan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD N Sarikarya. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD N Sarikarya semester genap yang terdiri dari 34 siswa dan objek penelitian ini adalah meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar IPA. Siklus yang digunakan adalah siklus I dan pemantapan hasil refleksi dari siklus I dapat dilanjutkan dengan menggunakan siklus II. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner, observasi, wawancara untuk mengukur kerjasama dan tes tertulis atau soal evaluasi untuk mengukur prestasi belajar siswa.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Peningkatan kerjasama dan prestasi belajar IPA menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation telah terlaksana; (2) Hasil ini di dapat dari kondisi awal rata-rata skor kerjasama sebesar 52,94% (kurang baik) pada siklus I meningkat menjadi 78,78% ( baik) kemudian pada siklus II meningkat menjadi 94,11% (sangat baik). (3) Penggunaan model kooperatif tipe Group Investigasionmeningkatkan prestasi siswa. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal siswa yang mencapai KKM, pada kondisi awal sebesar46,42% pada siklus Imeningkat sebesar 51,51%, pada siklus II meningkat menjadi 91,17%. Pencapaian nilai rata-rata kelas pada kondisi awal yaitu sebesar 61,4 kemudian pada siklus I meningkat menjadi 66,6 terakhir pada siklus II menjadi 76,1.
ix
IMPROVING COOPERATION AND LEARNING ACHIEVEMENT
SUBJECTS OF SCIENCE FOR STUDENT GRADE FIFTH OF PUBLIC
ELEMENTARY SCHOOLS SARIKARYA YEAR 2014/2015 BY USING KIND
OF CLASSROOM COOPERATIVE TYPE GROUP INVESTIGATION
By: Anna Ventalensi Student Number : 111134075
Universitas Sanata Dharma
The result of observations and interview on the process of learning in SD N Sarikarya show that the process learning that have applied quite yet made students interact with both in the group. The low level of cooperation students also influences student learning achievements. Assume that tendency led to cooperation and the achievements of the students is low. That assumption then encouraged researchers to do research action class. This research is a Research class action that aims to find out the use of Cooperative learning model of type Group Investigation in improving the ability of learning and achievement of cooperation Science grade fifth in primary schools Sarikarya. The subject of research was the grade fifth in SD N Sarikarya even semester consists of 34 students and the object of this research is to enhance cooperation and learning achievements of the Science. The cycle is a cycle I and establishment of the results of the reflection of the cycle I can proceed by using the cycle II. Collection techniques on research using questionnaires, observation, interviews to measure cooperation and tests written or reserved evaluation to measure the learning achievements of students.
The results of this research indicated that: (1) improvement of cooperation and accomplishment of learning Cooperative learning model using Science type Group Investigation has been carried out; (2) this Results in initial conditions can be from an average score of cooperation 52,94% (less good) on the cycle I increased to 78,78% (good) then in cycle II increased to 94,11% (very good). (3) The use of the cooperative model type Group Investigasion improve student achievement. It can be seen from the initial conditions of students who reach the KKM, on initial conditions increased to 46,42% in cycle I increased by 51,51%, cycle II increased to 91,17%. The achievement of the average value of the class on the initial conditions of 61,4 later in the cycle I increased to 66,6 last cycle II becomes 76.1.
Keywords: cooperation , learning achievements , a model of learning cooperative type group investigation
i
SARIKARYA TAHUN 2014/2015 DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh :
Anna Ventalensi
111134075
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv Karya ini akan kupersembahkan untuk :
Tuhan Yesus Kristus sebagai penopang dan sumber kekuatanku dalam hidup ini
Ayahku Yohanes Widodo Saputro dan Ibuku Agnes Sulastri yang selalu memberikan semangat, penguatan, doa serta kasih sayang untukku
Kakakku Regina Winda Retnosari yang selalu memberikan semangat , dukungan dan nasehat yang sangat membantu
Adikku Fransisca Trigiasmi dan Leo Wisnu Pamungkas yang memberikan semangat, serta selalu menyanyikan lagu-lagu yang dapat membuat semangat dalam mengerjakan skripsi ini
Terimakasih untuk Yohanes Hendi Setiawan yang tak henti memberikan dukungan dan semangat yang amat berarti
Bapak Drs. Paulus Wahana , M.Hum. selaku dosen pembimbing I yang telah memberikan izin demi kelancaran meyusun skripsi ini
Ibu Eny Winarti,S.Pd.,M.Hum., Ph.D selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan waktu dan tenaga untuk membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini
Dosen PGSD Universitas Sanata Dharma yang telah membantu untuk kelancaran penyusunan skripsi ini
Sahabat-sahabatku Gita, Cory, Tiwi, Mas Blek, Saly, Abil, Maria, Arin, Danang, Amah, Om Marsel, Tyas,Andi, Tiva, Fica, Yoyok yang selalu memberikan senyuman terbaik mereka, menemaniku dikala susah maupun senang, dan selalu memberikan semangat untukku
Mas Deon, Mas Akbar, Mas Indra, Silvester, Nunikdan teman-teman kelas F, teman-teman Wulung Crew’s serta teman-teman PGSD angkatan 2011 yang namanya tidak bisa disebutkan satu-persatu
v
MOTTO
“LIFE MUST GO ON”
Jika Salah, Perbaiki
Jika Gagal, Coba Lagi
Tapi
Jika Kamu Menyerah, Semuanya Selesai
Dan apa saja yang kamu minta dalam doa
Dengan penuh Kepercayaan, Kamu akan menerimanya.
vi
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan atau daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,13 Agustus 2015 Peneliti,
vii
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Anna Ventalensi
Nomor Mahasiswa : 111134075
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya saya yang berjudul :
Meningkatkan Kemampuan Kerjasama dan Prestasi Belajar Siswa Mata
Pelajaran IPA Kelas V SD N Sarikarya Tahun 2014/2015 dengan
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikanya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada sayaselama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 13 Agustus 2015 Yang menyatakan
viii
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KERJASAMA DAN PRESTASI
BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD N
SARIKARYA TAHUN 2014/2015 DENGAN MENGGUNAKAN MODEL
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION
Oleh: Anna Ventalensi NIM : 111134075 Universitas Sanata Dharma
Hasil observasi dan wawancara pada proses pembelajaran di SD N Sarikarya menunjukkan bahwa proses pembelajaran yang telah diterapkan belum cukup membuat para siswa saling berinteraksi dengan baik dalam kelompok. Rendahnya tingkat kerjasama siswa juga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Peneliti berasumsi kecenderungan tersebut menyebabkan kerjasama dan prestasi belajar siswa rendah. Dari asumsi tersebut maka mendorong peneliti untuk melakukan penelitian tindakan kelas.Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang bertujuan untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation dalam meningkatkan kemampuan kerjasama dan prestasi belajar IPA siswa kelas V SD N Sarikarya. Subjek penelitian adalah siswa kelas V SD N Sarikarya semester genap yang terdiri dari 34 siswa dan objek penelitian ini adalah meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar IPA. Siklus yang digunakan adalah siklus I dan pemantapan hasil refleksi dari siklus I dapat dilanjutkan dengan menggunakan siklus II. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner, observasi, wawancara untuk mengukur kerjasama dan tes tertulis atau soal evaluasi untuk mengukur prestasi belajar siswa.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Peningkatan kerjasama dan prestasi belajar IPA menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation telah terlaksana; (2) Hasil ini di dapat dari kondisi awal rata-rata skor kerjasama sebesar 52,94% (kurang baik) pada siklus I meningkat menjadi 78,78% ( baik) kemudian pada siklus II meningkat menjadi 94,11% (sangat baik). (3) Penggunaan model kooperatif tipe Group Investigasionmeningkatkan prestasi siswa. Hal ini dapat dilihat dari kondisi awal siswa yang mencapai KKM, pada kondisi awal sebesar46,42% pada siklus Imeningkat sebesar 51,51%, pada siklus II meningkat menjadi 91,17%. Pencapaian nilai rata-rata kelas pada kondisi awal yaitu sebesar 61,4 kemudian pada siklus I meningkat menjadi 66,6 terakhir pada siklus II menjadi 76,1.
ix
SUBJECTS OF SCIENCE FOR STUDENT GRADE FIFTH OF PUBLIC
ELEMENTARY SCHOOLS SARIKARYA YEAR 2014/2015 BY USING KIND
OF CLASSROOM COOPERATIVE TYPE GROUP INVESTIGATION
By: Anna Ventalensi Student Number : 111134075
Universitas Sanata Dharma
The result of observations and interview on the process of learning in SD N Sarikarya show that the process learning that have applied quite yet made students interact with both in the group. The low level of cooperation students also influences student learning achievements. Assume that tendency led to cooperation and the achievements of the students is low. That assumption then encouraged researchers to do research action class. This research is a Research class action that aims to find out the use of Cooperative learning model of type Group Investigation in improving the ability of learning and achievement of cooperation Science grade fifth in primary schools Sarikarya. The subject of research was the grade fifth in SD N Sarikarya even semester consists of 34 students and the object of this research is to enhance cooperation and learning achievements of the Science. The cycle is a cycle I and establishment of the results of the reflection of the cycle I can proceed by using the cycle II. Collection techniques on research using questionnaires, observation, interviews to measure cooperation and tests written or reserved evaluation to measure the learning achievements of students.
The results of this research indicated that: (1) improvement of cooperation and accomplishment of learning Cooperative learning model using Science type Group Investigation has been carried out; (2) this Results in initial conditions can be from an average score of cooperation 52,94% (less good) on the cycle I increased to 78,78% (good) then in cycle II increased to 94,11% (very good). (3) The use of the cooperative model type Group Investigasion improve student achievement. It can be seen from the initial conditions of students who reach the KKM, on initial conditions increased to 46,42% in cycle I increased by 51,51%, cycle II increased to 91,17%. The achievement of the average value of the class on the initial conditions of 61,4 later in the cycle I increased to 66,6 last cycle II becomes 76.1.
x
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Tuhan Yang maha Esa, atas berkat dan rahmat yang diberikanNya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana (S-1) pada program studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Sanata Dharma.
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan Universitas Sanata Dharma
2. Romo Gregorius Ari Nugrahanta SJ.,SS.,BST.,M.A. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
3. Bapak Drs. Paulus Wahana, M.Hum. selaku dosen pembimbing I. 4. Ibu Eny Winarti, S.Pd.,M.Hum.,Ph.D. selaku dosen pembimbing II.
5. Keluargaku yang aku cintai, Ayahku Yohanes Widodo Saputro dan Ibuku Agnes Sulastri yang selalu mendoakan aku, memberikan semangat, motivasi dan bimbingannya untukku.
6. Kakaku Regina Winda R.S dan kedua Adikku Fransisca Trigiasmi dan Leo Wisnu Pamungkas yang selalu memberikan semangat dan senyuman manis mereka
7. Teman-teman PGSD Angkatan 2011
xi
Danang, Abil, Maria, Saly, Arin, Nunik, Lusi, Pipi, Ajeng
10.Bapak Jaka Triyana, S.Pd.SD. Selaku Kepala Sekolah SD N Sarikarya 11.Bapak Danang Harya Saputra, S.Pd. Selaku wali kelas V SD N Sarikarya
yang telah memberikan tenaga dan dukungan guna membantu berjalannya Penelitian Tindakan Kelas ini.
12.Ibu Maria Melani Ika, S.Pd.,M.Pd. selaku validator yang sudah membantu memberikan validasi untuk instrumen saya
13.Semua pihak yang telah membantu saya dan namanya tidak disebutkan satu-persatu
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan, meskipun penulis berusaha semaksimal mungkin. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.
Yogyakarta, 13 Agustus 2015 Penulis
xi
HALAMAN
HALAMAN JUDUL……….. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……… ii
HALAMAN PENGESAHAN……… iii
HALAMAN PERSEMBAHAN……… iv
HALAMAN MOTTO………...………. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……… vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS……… vii
ABSTRAK………... viii
ABSTRACT ……… ix
KATA PENGANTAR………... x
DAFTAR ISI………. xi
DAFTAR TABEL………. xv
DAFTAR GAMBAR……… xviii
DAFTAR LAMPIRAN………. xx
BAB I : PENDAHULUAN……… 1
A. Latar Belakang Masalah……… 2
B. Batasan masalah……… 6
C. Rumusan Masalah………. 7
xii
BAB II: LANDASAN TEORI……….. 12
A. Kajian pustaka……… 12
1. Kerjasama………... 12
2. Prestasi Belajar………... 18
3. Model Pembelajaran Kooperatif……….. 22
4. Model Pembeljaran Kooperatif Tipe Group Investigation……….. 23
5. Ilmu Pengetahuan Alam……….. 28
6. Siswa Sekolah Dasar Kelas V……….. 30
B. Penelitian yang Relevan………... 31
C. Kerangka Berpikir……….. 34
D. Hipotesis Tindakan……… 35
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN………... 37
A. Jenis Penelitian………... 37
B. Setting Penelitian……… 39
C. Rencana Tindakan………. 40
D. Indikator Keberhasilan dan Pengukurannya……….. 46
E. Teknik Pengumpulan Data……… 47
F. Instrumen Pengumpulan Data……… 50
G. Validitas, Reliabilitas, dan Indeks Kesukaran………... 68
H. Teknik Analisa Data……….. 97
xiii
A. Gambaran Umum Penelitian Tindakan Kelas……… 102
B. Hasil Penelitian……….. 125
1. Kualitas Proses………. 125
2. Kualitas Hasil……….. 137
C. Pembahasan ……….. 143
BAB V : KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN……… 203
A. Kesimpulan ………... 203
B. Keterbatasan ………. 206
C. Saran ………. 207
DAFTAR PUSTAKA……… 208
xv
Tabel III.2 Pedoman wawancara untuk Guru……… 49
Tabel III.3 Instrumen Pengumpulan Data………. 51
Tabel III.4 Instrumen Kerjasama……….. 53
Tabel III.5 Kisi-kisi Kuesioner Kerjasama………... 55
Tabel III.6 Instrumen Observasi/Pengamatan……….. 56
Tabel III.7 Rubrik Penilaian Instrumen Observasi/Pengamatan……….. 54
Tabel III.8 Pedoman Penskoran Hasil Observasi………. 57
Tabel III.9 Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Siklus I……….. 58
Tabel III.10 Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Siklus II……….. 59
Tabel III.11 Rubrik Penilaian LKS 1 siklus I Pengertian Cahaya………. 61
Tabel III.12 Rubrik Penilaian LKS 1 siklus I Sifat-sifat cahaya……… 62
Tabel III.13 Rubrik Penilaian LKS 1 siklus I Cahaya dapat merambat lurus……… 63
Tabel III.14 Rubrik Penilaian LKS 2 Siklus I Cahaya dapat menembus benda bening…… 64
Tabel III.15 Rubrik Penilaian LKS 2 Siklus I Cahaya dapat dibiaskan………. 64
Tabel III.16 Rubrik Penilaian LKS 1 Siklus II cermin datar……….. 65
Tabel III.17 Rubrik Penilaian LKS 1 Siklus II cermin cembung……….. 66
Tabel III.18 Rubrik Penilaian LKS siklus II cermin cekung………. 66
Tabel III.19 Rubrik Penilaian LKS Siklus II cahaya dapat diuraikan……… 67
Tabel III.20 Hasil Uji Validitas Kuesioner Kerjasama……… 70
Tabel III.21 Instrumen Kerjasama Setelah Validasi……… 71
xvi
Tabel III.24 Hasil Validasi Silabus Siklus II oleh Ahli……… 77
Tabel III.25 Hasil Validasi RPP Siklus I oleh Ahli………. 79
Tabel III.26 Hasil Validasi RPP Siklus II oleh ahli………. 80
Tabel III.27 Hasil validasi LKS Siklus I oleh Ahli………. 81
Tabel III.28 Hasil Validasi LKS Siklus II oleh Ahli……… 82
Tabel III.29 Hasil Uji Validitas Soal Evaluasi Siklus I……….. 83
Tabel III.30 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I setelah Validitas……….. 85
Tabel III.31 Hasil Uji Validitas Soal Evaluasi Siklus II………... 87
Tabel III.32 Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II setelah Validitas………... 88
Tabel III.33 Koefesien Reliabilitas……….. 90
Tabel III.34 Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner kerjasama ………. 91
Tabel III.35 Kriteria Indeks Kesukaran……… 92
Tabel III.36 Hasil Perhitungan Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus I……….... 92
Tabel III.37 Kisi-kisi Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus I……….. 93
Tabel III.38 Hasil perhitungan Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus II………... 95
Tabel III.39 Kisi-kisi Indeks Kesukaran Soal Evaluasi Siklus II………. 96
Tabel III.40 Rentang Skor dan Kriteria Kerjasama……….. 97
Tabel III.41 Jadwal Penelitian……….. 101
Tabel IV.1 Data hasil observasi Pertemuan 1 Siklus I..……….. 108
Tabel IV.2 Data hasil observasi Pertemuan 2 Siklus I..……….. 110
Tabel IV.3 Ketercapaian Siklus I…………...……….. 114
xvii
Tabel IV.7 Hasil Analisis Kuesioner Kerjasama…..………. 127
Tabel IV.8 Data hasil kerjasama Siklus I……….. 128
Tabel IV.9 Data hasil kerjasama Siklus II………. 131
Tabel IV.10 Rangkuman Data Kerjasama….………. 136
Tabel IV.11Hasil akhir Siklus I………..………. 138
Tabel IV.12 Hasil akhir Siklus II…………...……….. 140
Tabel IV.13 Rangkuman Hasil Nilai Akhir Siklus I dan Siklus II……….. 142
xviii
Gambar III.1 Model Siklus PTK menurut Kemmis dan Taggart……….. 38
Gambar IV.1 Kegiatan awal Pembelajaran Guru dan Siswa Siklus I ……….. 147
Gambar IV.2 Mengidentifikasi topik dan mengatur murid dalam kelompok Siklus I……….. 148
Gambar IV.3 Merencanakan Investigasi di dalam kelompok siklus I……….. 149
Gambar IV.4 Kerjasama Siswa dalam kelompok siklus I……… 151
Gambar IV.5 Siswa Melaksanakan Investigasi……… 153
Gambar IV. 6 Hasil Kuesioner Kerjasama Siswa Siklus I(1)……….. 155
Gambar IV.7 Hasil Kuesioner Kerjasama Siswa Siklus I (2)……….. 170
Gambar IV.8 Hasil LKS Siswa Siklus I Pertemuan 1 (1)……… 173
Gambar IV.9 Hasil LKS Siklus I Pertemuan 1 (2)……….. 174
Gambar IV.10 Hasil LKS Siklus I Pertemuan 2 (1)………. 175
Gambar IV.11 Hasil LKS Siklus I Pertemuan 2 (2)………. 176
Gambar IV.12 Hasil Refleksi Siklus I Pertemuan 1 (1)……… 177
Gambar IV.13 Hasil Refleksi Siklus I Pertemuan 2 (2)……… 178
Gambar IV.14 Pembagian Kelompok Siklus II oleh Guru Kelas……….. 181
Gambar IV.15 Aktivitas Siswa dalam Kelompok………. 182
Gambar IV.16 Mempresentasikan Laporan Akhir Bersama Kelompok………... 185
Gambar IV.17 Hasil Kuesioner Siswa Siklus II (1)……….. 187
Gambar IV.18 Hasil Kuesioner Siswa Siklus II (2)……….. 189
Gambar IV.19 Hasil LKS Siklus II Pertemuan 1 (1)……… 192
Gambar IV.20 Hasil LKS Siswa Siklus II Pertemuan 1 (2)………. 193
xix
Gambar IV.24 Refleksi Siswa Siklus II (2)……….. 198
Gambar IV.25 Grafik Pencapaian Indikator Kerjasama……… 200
Gambar IV.26 Grafik Pencapaian Indikator Siswa Lulus KKM……….. 201
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1a Silabus Siklus I……… 212
Lampiran 1b Silabus Siklus II………. 214
Lampiran 2a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I……….. 216 Lampiran 2b Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II………. 224 Lampiran 3 Daftar Hasil Kuesioner Kondisi Awal……….. 232 Lampiran 4 Daftar Hasil Ujian Tengah Semester………. 235
Lampiran 5 Lembar Observasi………..………. 236
Lampiran 6 Lembar Kuesioner……….. 238
Lampiran 7a Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus I………. 241 Lampiran 7b Kisi-kisi Soal Evaluasi Siklus II……… 245 Lampiran 8a Soal Evaluasi Siklus I………..……….. 249 Lampiran 8b Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I……….……….. 252 Lampiran 9a Soal Evaluasi Siklus II……… 255 Lampiran 9b Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II ………. 258 Lampiran 10a Hasil Perhitungan Validitas, Reliabilitas, dan Indeks Kesukaran
Soal Evaluasi akhir siklus dengan menggunakan aplikasi TAP Siklus I ……… 262 Lampiran 10b Hasil Perhitungan Validitas, Reliabilitas, dan Indeks Kesukaran
xxi
Lampiran 15a Hasil Perhitungan kuesioner Siklus I………. 293 Lampiran 15b Hasil Perhitungan Kuesioner Siklus II……….. 296 Lampiran 16a Sampel Hasil Soal Evaluasi Siklus I………. 299 Lampiran 16b Sampel Hasil Evaluasi Siklus II……… 302
Lampiran 17a Sampel Hasil LKS Siklus I……… 305
Lampiran 17b Sampel Hasil LKS Siklus II……….. 313 Lampiran 18a Sampel Hasil kuesioner Siklus I……….. 322 Lampiran 18b Sampel Hasil kuesioner Siklus II……….. 325
Lampiran 19 Surat Izin Penelitian………. 328
Lampiran 20 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian………. 329 Lampiran 21 Foto-foto Kegiatan Penelitian……… 330
1
BAB I
PENDAHULUAN
Sulistyorini (2007:39) menuliskan bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengertian yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dari sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang kejadian bersifat kebendaan dan didasarkan atas hasil observasi, eksperimen dan induksi (Iskandar, 2001 :17).
timbul terkadang berkaitan dengan mata pelajaran yang terkait dalam pembelajaran contohnya pelajaran IPA. Dalam pembelajaran IPA, sedikit banyak pemberian materi dalam pembelajaran tersebut berkaitan dengan aktivitas kelompok dan menitikberatkan pada kerjasama antar individu (Arends,2001: 349), sehingga menurut Samatowa (2011:3) akan lebih baik jika pelajaran IPA dilaksanakan pada saat pembelajaran tersebut dapat mendekatkan siswa untuk mengenal lingkungan sekitarnya melalui kegiatan percobaan dan pengamatan.
model-pembelajaran kooperatif dengan tipe investigasi kelompok (Group Investigation) atau GI ( Sharan, 1994: 80).
tanggung jawab siswa sangat minim, terlihat sampah yang berserakan di bawah meja dan tidak dibuang di kotak sampah yang telah disediakan.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara oleh peneliti terhadap wali kelas V dan salah satu perwakilan siswa kelas V, diketahui bahwa siswa kelas V di SD N Sarikarya masih sulit untuk melakukan kerjasama, khususnya kerjasama dalam kelompok. Dalam mata pelajaran IPA guru terkadang sulit untuk menerangkan materi karena dalam mata pelajaran IPA mengharuskan para siswa untuk praktik langsung dalam kelompoknya sedangkan siswa kelas V cenderung tidak dapat berbaur. Maka dari itu siswa sulit untuk berkonsentrasi sehingga prestasi mereka juga menjadi menurun.
Gambaran nilai yang diperoleh dari nilai ulangan 28 siswa kelas IV semester genap tahun pelajaran 2013/2014 menunjukkan bahwa KKM pelajaran IPA adalah 64, nilai tertinggi siswa adalah 72, nilai terendah siswa 45 dan nilai rata-rata siswa yaitu 61,4. Siswa yang nilainya mencapai KKM sebanyak 46,4% dan siswa yang nilainya belum mencapai KKM sejumlah 53,6%. Dari hasil tersebut diketahui bahwa presentase siswa yang belum mencapai KKM lebih banyak daripada siswa yang mencapai KKM, maka perlu adanya perlakuan baru guna peningkatan kerjasama dan prestasi belajar IPA.
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation ini dapat mengajarkan kemandirian siswa khususnya dalam mengasah kemampuan interaksi sosial dan intelektual karena merupakan cara yang digunakan siswa untuk mengolah lagi pengetahuan personal mereka di hadapan pengetahuan baru yang di dapatkan oleh kelompok, selama berlangsungnya penyelidikan, siswa dibimbing untuk mengembangkan kemampuan berfikirnya dalam memecahkan masalah-masalah yang akan mereka selidiki berdasarkan keingintahuan, pengetahuan dan perasaan mereka, investigasi kelompok dapat meningkatkan minat pribadi mereka untuk mencari informasi yang mereka perlukan.Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation diharapkan dapat menjadikan peserta didik sebagai sumber
pembelajaran dan pengetahuan. Dengan kata lain, peneliti ingin mengingkatkan kerjasama dan prestasi siswa dalam mata pelajaran IPA. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Meningkatkan Kemampuan Kerjasama Dan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran IPA Siswa Kelas V SD N Sarikarya Tahun 2014/2015 Dengan Menggunakan Model pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation”.
B. Batasan Masalah
Cahaya yaitu pengertian dan sifat-sifat cahaya, Standar Kompetensi 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model, Kompetensi Dasar 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe GI.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dalam meningkatkan kemampuan kerjasama dan prestasi
belajar siswa dalam mata pelajaran IPA kelas V SD N Sarikarya tahun pelajaran 2014/2015?
2. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GroupInvestigation dapat meningkatkan kemampuan kerjasama siswa
dalam mata pelajaran IPA kelas V SD N Sarikarya tahun pelajaran 2014/2015?
3. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dalam mata
pelajaran IPA kelas V SD N Sarikarya tahun pelajaran 2014/2015?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang telah dirumuskan oleh penelit i maka tujuan penelitian ini:
Investigation.
2. Mengetahui adanya peningkatan kemampuan kerjasama siswa dalam mata pelajaran IPA kelas V SD N Sarikarya dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation.
3. Mengetahui adanya peningkatan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran IPA kelas V SD N Sarikarya dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation.
E. Batasan Pengertian
Dalam penelitian ini, terdapat berbagai istilah yang perlu disepakati bersama agar tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda. Beberapa istilah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kerjasama
2. Prestasi Belajar
Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau dalam bentuk skor, setelah siswa mengikuti proses pembelajaran. Penilaian prestasi belajar dapat menggunakan soal tes evaluasi dan saat siswa mengerjakan Lembar Kerja Siswa. Nilai yang diukur adalah siswa yang telah lulus KKM dan rata-rata nilai kelas. 3. IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
IPA merupakan ilmu yang mempelajari alam beserta aktivitasnya, mengamati benda tak hidup dan yang hidup, mengamati makhluk hidup, menghubungkan antara satu fenomena dengan fenomena yang lain. Materi yang dipelajari di dalam pemebelajaran IPA ada berbagai macam, alah satunya adalah cahaya. Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata. Sifat-sifat cahaya yaitu cahaya dapat merambat lurus, cahaya dapat menembus benda bening, cahaya dapat dibiaskan, cahaya dapat dipantulkan, cahaya dapat diuraikan.
4. Model Kooperatif tipe Group Investigation
kelompok dapat dengan mudah bersosialisasi dan bekerjasama. 2) Merencanakan tugas yang akan dipelajari, setiap ketua kelompok bertugas untuk mengawasi dan membagi tugas kelompok kepada para anggotanya. 3) Melaksanakan Investigasi, siswa mengumpulkan informasi tentang topik yang telah di dapat. 4) Menyiapakan laporan akhir, tiap kelompok mempunyai tanggung jawab dalam menyiapkan laporan akhir. 5) Mempresentasikan laporan akhir, perwakilan kelompok akan mempresentasikan hasil diskusi mereka. 6) Evaluasi, guru dan siswa saling mengevaluasi hasil dari diskusi dan presentasi kelompok.
F. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu manfaat teoritis dan praktis yang diuraikan sebagai berikut :
1. Manfaat teoritis
2. Manfaat Praktis a. Bagi guru
Proses penelitian ini dapat menjadi referensi guru dalam mengolah kekreativitasannya dalam mengajar. Guru dapat menarik perhatian siswa agar siswa dapat bekerjasama sehingga siswa dapat meningkatkan prestasi belajarnya dalam mata pelajaran IPA. b. Bagi siswa
Dalam proses penelitian ini diharapkan dapat membantu siswa untuk saling bekerjasama di dalam kelompok sehingga timbul rasa percaya diri. Dari rasa kepercayaan diri tersebut maka prestasi belajar siswapun akan terpacu untuk ditingkatkan.
c. Bagi peneliti
12
LANDASAN TEORI
Bab ini berisi kajian pustaka, penelitian yang relevan, kerangka pikir, dan hipotesis tindakan. Pada bagian kajian pustaka berisi uraian-uraian teori-teori yang dikelompokkan dibagi menjadi dua kelompok. Teori pertama membahas kemampuan bekerjasama dan prestasi belajar siswa sedangkan teori yang kedua membahas tentang model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Bagian penelitian yang relevan memuat beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Bagian kerangka berfikir berisi jalan pikiran peneliti mengenai penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe GI dalam meningkatkan kemampuan bekerjasama dan prestasi belajar mata pelajaran IPA siswa SD kelas V SD N Sarikarya. Selanjutnya pada bagian hipotesis tindakan berisi dugaan sementara atas hasil penelitian yang dilakukan.
A. Kajian Pustaka
1. Kerjasama
a. Pengertian Kerjasama
Kerjasama menurut Kamus besar bahasa Indonesia (KBBI, 2008:682), diartikan sebagai melakukan suatu kegiatan yang ditangani oleh dua orang atau lebih untuk mencapai tujuan bersama. Dalam mencapai efektivitas dan produktivitas sebuah kelompok atau tim kerja, diperlukan suasana yang solid dan kondusif untuk memungkinkan terjadinya proses kerjasama di antara sesama anggotanya dalam mencapai tujuan kelompok (Hartinah, 2009:50-51). Oleh karena itu, perlu diadakan kerjasama dengan kekuatan yang diperkirakan mungkin akan timbul. Kerjasama tersebut dapat didasarkan atas hak, kewajiban dan tanggungjawab masing-masing orang untuk mencapai tujuan. Menurut Nurhidayati (2010:25) kerjasama merupakan keinginan untuk bekerjasama dengan orang lain secara kooperatif dan menjadi bagian dari kelompok.
Jadi, kerjasama merupakan interaksi antara satu dengan yang lain dalam mencapai kesepakatan bersama. Kerjasama dapat dilakukan oleh setiap orang dan dimana saja, tetapi harus dalam konteks yang baik, karena jika kerjasama dilakukan untuk hal-hal yang tidak baik maka akan merugikan diri sendiri dan orang lain.
b. Pengelompokkan teknik kerja kelompok
Agar penggunaanya dapat lebih efisien dan efektif, maka perlu dibentuk kelompok-kelompok kecil. Dengan pembagian kelompok mereka dapat memanfaatkan alat-alat yang terbatas itu sebaik mungkin, tanpa saling menunggu giliran.
b) Kemampuan belajar siswa
Dalam satu kelas kemampuan belajar siswa tidak sama. Maka dari itu dengan adanya perbedaan kemampuan belajar itu, maka perlu dibentuk kelompok menurut kemampuan belajar masing-masing, agar setiap siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuanya.
c) Minat khusus
Setiap individu memiliki minat khusus yang perlu dikembangkan, tetapi tidak menutup kemungkinan ada anak yang minat khususnya sama, sehingga memungkinkan dibentuknya kelompok, agar mereka dapat dibina dan mengembangkannya.
d) Memperbesar partisipasi siswa
beberapa kelompok, sehingga banyak kemungkinan setiap siswa ikut serta melaksanakan dan memecahkan masalah. e) Pembagian tugas atau pekerjaan
Bila seorang guru menghadapi suatu masalah yang meliputi berbagai persoalan, maka guru perlu membagi siswa ke dalam beberapa kelompok untuk membahas masing-masing persoalan pada kelompok tersebut. Dengan demikian masing-masing kelompok harus membahas tugas yang diberikan.
f) Kerjasama yang efektif
Dalam kelompok siswa harus bisa bekerjasama, mampu menyesuaikan diri, menyeimbangkan pikiran/pendapat atau tenaga untuk kepentingan bersama, sehingga mencapai suatu tujuan untuk bersama pula.
c. Kelebihan dan kelemahan penggunaan teknik kerja kelompok
Adapun kelebihan penggunaan teknik kerja kelompok menurut Roestiyah (2001:17) adalah sebagai berikut:
a) Dapat memberikan kesempatan kepada para siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah.
keterampilan berdiskusi
d) Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu serta kebutuhan belajar
e) Para siswa lebih aktif tergabung dalam pelajaran mereka, dan mereka lebih aktif berpartisipasi dalam diskusi
f) Dapat memberi kesempatan kepada para siswa untuk mengembangkan rasa menghargai dan menghormati pribadi temannya, menghargai pendapat orang lain, dan saling membantu kelompok dalam usahanya mencapai tujuan bersama.
Teknik kerja kelompok juga memiliki kelemahan, menurut Roestiyah (2001:17) sebagai berikut:
a) Kerja kelompok hanya melibatkan siswa yang pandai berbicara dan memimpin saja, sedangkan yang lain masih perlu pengarahan
b) Menuntut siswa belajar dalam tempat duduk berbeda-beda dan gaya belajar yang berbeda pula
d. Indikator Kerjasama dalam Belajar
Indikator kerjasama menurut Nurhidayati (2010:26) antara lain, setiap anggota kelompok mampu mengungkapkan harapan positif, setiap anggota kelompok mampu berkomunikasi secara positif, dan setiap anggota kelompok membangun semangat dalam kelompok. Menurut Riyanto dan Martinus (2008: 21) syarat kelompok kerja yang efektif antara lain; adanya sikap saling percaya, adanya sikap saling mendukung, adanya komunikasi yang terbuka, menerima suatu konflik sebagai hal wajar, dan saling menghormati keunikan masing-masing.
indikator kerjasamayaitu berkmunikasi dengan baik dalam kelompok, saling mendukung (memberi semangat) dalam kerja kelompok, tanggung jawab dalam mengerjakan tugas kelompok. 2. Prestasi Belajar
Pada pembahasan prestasi belajar ada dua hal yang akan dibahas yaitu pengertian belajar dan prestasi belajar.
a. Pengertian Belajar
Berbagai ahli mendefinisikan belajar sesuai aliran filsafat yang dianutnya, antara lain sebagai berikut :
Hilgard.E (1992:3), belajar adalah suatu perubahan kegiatan reaksi terhadap lingkungan.Perubahan kegiatan yang dimaksud mencakup pengetahuan, kecakapan, tingkah laku, dan ini diperoleh melalui latihan (pengalaman). Hilgard menegaskan bahwa belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembiasaan, pengalaman dan sebagainya.
Selanjutnya Trianto (2009:16) mengatakan belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan karena pertumbuhan atau perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir.
pernah di dapatkan sehingga dapat mengalami perubahan perilaku yang berguna bagi dirinya.
b. Pengertian Prestasi belajar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:895) prestasi didefinisikan sebagai hasil yang telah dicapai, dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya. Prestasi dapat diperoleh jika seseorang telah melakukan atau mengerjakan sesuatu.
Prestasi atau hasil belajar menurut pendapat Sukmadinata (2005:160), merupakan realisasi dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang.Penguasaan hasil belajar dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik (Sunal, 1993:94). Di sekolah, hasil belajar atau prestasi belajar ini dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang telah ditempuhnya. Alat untuk mengukur prestasi/hasil belajar disebut tes prestasi belajar atau achievement test yang disusun oleh guru atau dosen yang mengajar mata kuliah
yang bersangkutan.
pengertian dari hasil belajar menurut (Nawawi 1981:100).
Berdasarkan pengertian di atas, peneliti menguraikan bahwa prestasi belajar merupakan kemampuan seseorang dalam mencapai sesuatu yang diinginkannya dalam konteks pembelajaran melalui usaha dalam mencapainya. Peneliti membatasi prestasi belajar yang diteliti hanya sampai pada prestasi belajar kognitif. Dalam penelitian ini hasil akhir yang telah dicapi adalah adanya peningkatan prestasi belajar siswa kelas V SD N Sarikarya melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GI.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Menurut Slameto (2010:54) mengklasifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar sebagai berikut :
1) Faktor-faktor intern dari dalam individu a) Faktor Jasmaniah
diusahakan menggunakan alat bantu agar dapat menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatanya.
b) Faktor Psikologis
Faktor psikologis tentunya merupakan faktor utama dari dalam yang menentukan intensitas belajar seseorang. Jika faktor dari luar mendukung tapi faktor psikologisnya tidak mendukung maka faktor dari luar tersebut pengaruhnya tidak akan signifikan. Faktor psikologisnya meliputi intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan kesiapan.
c) Faktor Kelelahan
Faktor kelelahan dibedakan menjadi kelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani ditandai dengan kondisi tubuh yang mulai lemah dan cenderung ingin beristirahat. Kelelahan rohani dapat dilihat seperti timbulnya rasa bosan sehingga dorongan untuk menghasilkan sesuatu itu hilang. Keduanya sangat mempengaruhi belajar seseorang karena jika kedua hal tersebut terjadi maka hasil yang harus dicapai dalam belajar akan sulit untuk dicapai.
2) Faktor Ekstern a) Faktor keluarga
pengertian orang tua hingga latar belakang kebudayaan. b) Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar siswa antara lain adalah metode mengajar guru, kurikulum yang digunakan sekolah, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin atau aturan sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran, dan lain-lain.
c) Faktor masyarakat
Faktor masyarakat adalah faktor ekstern yang mempengaruhi belajar siswa yang lainnya. Faktor masyarakat berpengaruh karena setiap siswa/orang pasti hidup di masyarakat dan terlihat dalam masyarakat. Media massa, teman bergaul, kegiatan atau bentuk kehidupan masyarakat adalah unsur-unsur yang ada dalam masyarakat yang mempengaruhi belajar siswa.
3. Model Pembelajaran Kooperatif
kebersamaan di antara sesama anggota kelompok (Solihatin dan Rahardjo,2007:4)
Selanjutnya menurut Suprijono (2013:54), pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru.
Menurut pendapat Lie (2008:29), model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelaksanaan prosedur model pembelajaran kooperatif dengan benar-benar akan memungkinkan pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif.
4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation
Pada pembahasan model kooperatif tipe Group Investigation akan membahas tentang dua hal yaitu penertian model pembelajaran kooperatif tipe GI, karekteristik model pembelajaran tipe GI dan tahapan dalam Group Investigation.
a. Pengertian Model Pembelajaran Group Investigation
model investigasi kelompok menawarkan agar dalam mengembangkan masalah moral dan sosial, siswa diorganisasikan dengan cara melakukan penelitian bersama atau “cooperative
inquiry” terhadap masalah-masalah sosial dan moral, maupun masalah akademis. Pada dasarnya model ini dirancang untuk membimbing para siswa mendefinisikan masalah, mengeksplorasi berbagai cakrawala mengenai masalah itu, mengumpulkan data yang relevan, mengembangkan dan mengetes hipotesis.
Killen (1998:146) memaparkan beberapa ciri esensial investigasi kelompok sebagai pendekatan pembelajaran adalah sebagai berikut, a) Para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil dan memiliki indenpendensi terhadap guru; b) Kegiatan-kegiatan siswa terfokus pada upaya menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan; c) Kegiatan belajar siswa akan selalu mempersyaratkan mereka untuk mengumpulkan sejumlah data, menganalisisnya, dan mencapai beberapa kesimpulan. d) Siswa akan menggunakan pendekatan yang beragam di dalam belajar; e) Hasil-hasil dari penelitian siswa ditukarkan di antara seluruh siswa.
komprehensivitas, di mana model ini memadukan penelitian akademik, integrasi sosial, dan proses belajar sosial. Model ini juga dapat digunakan dalam segala area subjek, dengan seluruh tingkatan usia.
b. Karakteritik Model Pembelajaran Group Investigation
Menurut Sharan 1992 (dalam Sharan, 2009: 1440) karakteristik unik Investigasi kelompok (Group Investigation) ada pada integrasi dari empat fitur dasar yaitu investigasi, interaksi, penafsiran, dan motivasi instrinsik. Lebih lanjut Sharan (2009:145) menguraikan masing-masing sebagai berikut : a) Investigasi, Investigasi dimulai ketika guru memberikan soal yang agak sulit di kelas, siswa dapat membangun pengetahuan yang mereka peroleh bukan menerima apa yang telah diberikan guru kepada mereka b) Interaksi, interaksi di antara siswa penting bagi Investigasi kelompok. Ini adalah kendaraan yang dengannya siswa saling memberikan dorongan, saling mengembangkan gagasan satu sama lain, saling membantu untuk memfokuskan perhatian mereka terhadap tugas, dan bahkan saling mempertentangkan gagasan dengan menggunakan sudut pandang yang berseberangan.
temuan-temuan yang telah mereka gabung merupakan proses negoisasi antara tiap-tiap pengetahuan pribadi siswa dengan gagasan dan informasi yang diberikan oleh anggota lain dalam kelompok itu dalam konteks ini, penafsiran merupakan proses sosial-intelektual yang sesungguhnya (Sharan,2009:147) d) Motivasi Intrinsik, dengan mengundang siswa untuk menghubungkan masalah-masalah yang akan mereka selidiki berdasarkan keingintahuan, pengetahuan dan perasaan mereka, investigasi kelompok meningkatkan minat pribadi mereka untuk mencari informasi yang mereka perlukan. Penyelidikan mereka dengan orang lain (Sharan, 2009: 148-149).
c. Tahapan dalam Group Investigation
Slavin (2008:220) menyebutkan bahwa dalam group investigation, para murid bekerja melalui enam tahap, yaitu :
Tahap 1 : Mengidentifikasi topik dan mengatur murid dalam
kelompok
mengumpulkan informasi dan memfasilitasi pengaturan tahap pembelajaran tersebut.
Tahap 2 : Merencanakan tugas yang akan dipelajari
Setelah pembagian kelompok, para siswa memilih ketua kelompok untuk dapat mengatur anggota kelompok dan membagi tugas yang akan mereka investigasi. Para siswa merencanakan bersama mengenai apa yang akan mereka pelajari, bagaimana mereka mempelajari subtopik yang telah mereka dapatkan.
Tahap 3 : Melaksanakan Investigasi
Dalam tahap ini, tiap kelompok melaksanakan rencana yang telah mereka susun sebelumnya. Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan membuat kesimpulan. Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan kelompoknya. Para siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi dan menyintesis semua gagasan.
Tahap 4 : Menyiapkan Laporan Akhir
presentasi mereka.
Tahap 5 : Mempresentasikan Laporan Akhir
Pada tahap mempresentasikan laporan akhir, para siswa dalam kelompok sudah menyiapkan presentasi yang menarik dari hasil diskusi mereka. Saat presentasi dimulai, anggota kelompok yang lainnya harus menjadi pendengar yang aktif. Para pendengar mengevaluasi kejelasan dan penampilan presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota kelas.
Tahap 6 : Evaluasi
Tahap terakhir adalah tahap evaluasi, para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut, mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai keefektifan pengalaman-pengalaman mereka. Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa.
5. Ilmu Pengetahuan Alam
a. Pengertian IPA
Menurut Agus (2003:11), sains (science) diambil dari kata latinscientia yang arti harfiahnya adalah pengetahuan. Sund dan Trowbribge merumuskan bahwa Sains merupakan kumpulan pengetahuan dan proses. Sedangkan Kuslan Stone menyebutkan bahwa Sains adalah kumpulan pengetahuan dan cara-cara untuk mendapatkan dan mempergunakan pengetahuan itu. Sains merupakan produk dan proses yang tidak dapat dipisahkan. "Real Science is both product andprocess, inseparably Joint".
Sulistyorini (2007:39) menuliskan bahwa IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengertian yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari dari sendiri dan alam sekitar serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari.
IPA merupakan ilmu pengetahuan tentang kejadian bersifat kebendaan dan didasarkan atas hasil observasi, eksperimen dan induksi (Iskandar, 2001 :17).
penemuan dan memiliki sikap ilmiah. Pada umumnya IPA didasarkan atas dasar observasi, eksperimen dan induksi.
b. Fungsi Pembelajaran IPA
Fungsi Mata Pelajaran IPA dalam Depdiknas (2004:15) sebagai berikut:
1) Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa. 2) Mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah.
3) Mempersiapkan siswa menjadi warganegara yang melek IPA dan teknologi.
4) Menguasai konsep IPA untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
6. Siswa Sekolah Dasar Kelas V
Pembahasan siswa SD kelas V ini, meliputi pengertian siswa SD kelas V (lima)
1) Pengertian Siswa SD kelas V (lima)
perkembangan yang hendak dicapai oleh siswa SD adalah a) menanamkan serta mengembangkan kebiasaan dan sikap dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa; b) mengembangkan keterangan dasar dalam membaca, menulis, berhitung; c) mengembangkan konsep-konsep yang perlu dalam kehidupan sehari-hari;d) belajar bergaul dan bekerja dengan kelompok sebaya; e) belajar menjadi pribadi yang mandiri; f) mengembangkan sikap terhadap kelompok dan lembaga sosial.
B. Penelitian-penelitian yang relevan
Peneliti menemukan beberapa penelitian yang ada kaitannya atau relevan dengan variabel penelitian yang akan dilakukan. Penelitian tersebut antara lain:
kuantitatif dan kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation yang terdiri dari mengidentifikasi topik, mengatur siswa dalam kelompok, merencanakan tugas yang akan dipelajari, melakukan investigasi, membuat suatu laporan akhir, mempresentasikan serta mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan siswa kelas IVB SD Negeri Gamol dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa, baik ranah kognitif, afektif maupun psikomotor siswa.
kooperatif tipe Group Investigation di kelas XI.6 Program Keahlian Multi Media, semester 1 Tahun Pelajaran 2011/2012 SMK Kristen Salatiga.
Keberhasilan proses yang dinyatakan berhasil bila rata-rata aktivitas belajar siswa sudah mencapai skor lebih dari atau sama dengan 80 % dan nilai Keaktifan siswa sudah mencapai skor lebih dari atau sama dengan empat atau kategori baik. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa pada Mata Pelajaran kewirausahaan pokok bahasan Menganalisis Peluang Usaha kelas XI.6 Program Keahlian Multi Media Semester 1 Tahun Pelajaran 2011/2012 SMK Kristen Salatiga.
ke tiga sebesar 48,55 %, dan kategori ini termasuk pada kategori sedang. Selain terjadi peningkatan pada hasil belajar, model pembelajaran group investigation ini membuat peserta didik menjadi lebih aktif dalam
mengikuti kegiatan belajar mengajar.
Dari penelitian-penelitian tersebut maka peneliti dapat mengambil kesimpulan bahwa model pembelajaran dapat meningkatkan minat, motivasi atau prestasi siswa dalam belajar. Maka dari itu peneliti akan melanjutkan penelitian mengenai peningkatan kerjasama dan prestasi siswa dalam mata pelajaran IPA dengan menggunakan model kooperatif tipe GI.
C. Kerangka Berpikir
Model pembelajaran dapat mendukung berhasilnya proses belajar mengajar. Saat ini proses dalam pembelajaran perlu diutamakan, mengapa diutamakan alasannya karena siswa memerlukan aktivitas pembelajaran yang inovatif untuk mengembangkan dan mengeksplor kemampuannya. Model pembelajaran inovatif ada bermacam-macam salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan kerja kelompok untuk meningkatkan kerjasama antar siswa.
sama lain. Peneliti akan mempelajari atau mengkaji tentang pembelajaran IPA. Pembelajaran IPA identik dengan kerja kelompok dan praktek langsung. Tetapi terkadang terdapat siswa yang sulit untuk bekerja dalam kelompok.Untuk meningkatkan kerjasama dan prestasi belajar siswa maka peneliti menggunakan salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran kooperatif tipe GI.
Peneliti akan menggunakan soal-soal dalam kelompok untuk mengetahui kerjasama dari siswa dalam menyelesaikan soal-soal tersebut. Ada pula setelah pemberian soal lalu peneliti menggunakan metode angket atau kuesioner untuk mengetahui seberapa besar pemahaman siswa tentang materi IPA yang telah dipelajari. Peneliti akan mengumpulkan data sebanyak mungkin untuk memperkuat hasil penelitiannya. Penelitian akan dilakukan pada siswa kelas V SD N Sarikarya. Jumlah siswa mencukupi sebagai sampel penelitian.
D. Hipotesis Tindakan
37
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bagian III berisi penjelasan mengenai metodologi penelitian yang menggambarkan langkah-langkah atau proses yang akan ditempuh dalam penelitian. Bagian ini mencakup jenis penelitian, setting penelitian, rencana tindakan, indikator keberhasilan dan pengukurannya, teknik pengumpulan data, validitas, reliabilitas, indeks kesukaran, teknik analisis data, dan jadwal penelitian.
A. Jenis Penelitian
Gambar III.1 Siklus menurut Kemmis dan Taggart dalam
Suharkimi (2006:16)
Model tersebut menggambarkan bahwa penelitian diawali dari perencaaan, melakukan tindakan, melakukan pengamatan dan refleksi pada setiap siklusnya Arikunto (2008). Rencana tindakan yang dapat dilakukan adalah perencanaan PTK yaitu dengan cara pelaksanaan siklus 1, jika sudah diketahui ada kekurangan dalam siklus 1, maka dapat berlanjut dengan menggunakan siklus ke 2.
Perencanaan
Refleksi Siklus 1 Pelaksanaan
Observasi
Perencanaan
Siklus 2
Refleksi Pelaksanaan
Observasi
Pada siklus 1 dilakukan kegiatan yang sudah dipersiapkan, jika pada siklus 1 menggunakan kegiatan yang ada maka pada siklus 2 juga menggunakan kegiatan yang sama dengan siklus 1. Dalam siklus 1 sering ditemukan berbagai hambatan atau kekurangan sehingga peneliti menggunakan siklus 2. Pada siklus 2, sudah terjadi perbaikan dalam kegiatan yang dilakukan, ini ditujukan agar kekurangan dan hambatan yang terjadi pada siklus 1 dapat tertutup dengan adanya perbaikan pada siklus 2. Jika hasil yang di dapat dalam siklus 2 kurang memuaskan atau masih terdapat kekurangan maka dapat dilanjutkan dengan siklus 3 dan seterusnya.
B. Setting Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini menggunakan sampel siswa kelas V SD Sarikarya. Siswa yang diperlukan adalah 34 siswa yang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 14 perempuan. Usia siswa kelas V sekitar 10-11 tahun.
3. Objek Penelitian
Objek dari penelitian ini adalah peningkatan kerjasama dan prestasi belajar siswa meliputi pemberian tes dan kerja kelompok dengan memilih topik, perencanaan kooperatif, implementasi, analisis dan sintesis, presentasi hasil final, dan evaluasi pembelajaran IPA.
4. Waktu penelitian
Aktivitas penelitian ini secara keseluruhan dilaksanakan selama bulan Oktober 2014 sampai dengan Juni 2015. Penilitian dilaksanakan pada saat pembelajaran IPA dan berlangsung secara bertahap.
C. Rencana Tindakan
Rencana tindakan yang dapat dilakukan adalah perencanaan PTK yaitu dengan melakukan 2 siklus. Siklus yang ke-1 dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kerjasama dan prestasi siswa, kemudian dilakukan lagi siklus ke-2 untuk memperkuat hasil penelitian dari siklus yang ke -1. Pelaksanaan rencana tindakan adalah sebagai berikut :
siswa kelas V tahun pelajaran 2014/2015. Langkah selanjutnya adalah membuat proposal dan diajukan kepada kepala sekolah setelah mendapatkan izin dari kepala sekolah lalu peneliti melakukan wawancara, observasi kegiatan setelah semua dilakukan maka peneliti segera membuat perangkat pembelajaran. Semua data dari hasil studi dokumen, wawancara, dan observasi digunakan peneliti sebagai dasar untuk merumuskan masalah, menyusun hipotesis, dan menyusun rencana tindakan.
Rencana tindakan dilakukan dengan menggunakan beberapa siklus. Pada setiap siklus peneliti membuat silabus, RPP, LKS, kisi-kisi soal, instrumen penilaian dan jika perlu menyiapkan alat peraga. Langkah awal yang peneliti lakukan dalam melakukan proses pembelajaran adalah menyusun silabus pembelajaran kemudian membuat RPP setelah RPP telah selesai dibuat lalu peneliti menyusun soal test tertulis dan lisan, jika perlu dalam membuat antusias para siswa maka menggunakan media pembelajaran juga akan menjadi lebih menarik. Setelah itu peneliti menyusun soal evaluasi dan memulai untuk observasi awal.
1. Rencana Setiap Siklus
a. Perencanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan pada saat jam pelajaran IPA dan berlangsung dua kali pertemuan. Sebelum mengajar peneliti telah membuat RPP dan perangkat pembelajaran lainnya seperti silabus, LKS, kisi-kisi soal.Penelitian dikhususkan pada mata pelajaran IPA , materi tentang Cahaya yaitu pengertian dan sifat-sifat cahaya, Standar Kompetensi 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model, Kompetensi Dasar 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe GI. b. Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan yang dilakukan di kelas V adalah sebagai berikut pelaksanaan dilakukan dua kali pertemuan. Pelaksanaan dilakukan seperti yang telah tertulis di dalam RPP yang telah peneliti siapkan.Pada pertemuan pertama siswa mendengarkan penjelasan terlebih dahulu mengenai Pengertian dan sifat-sifat cahaya, lalu dibagi ke dalam kelompok menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe GI. Pada pertemuan kedua siswa mengerjakan soal evaluasi yang telah disiapkan oleh peneliti. c. Pengamatan
melakukan observasi. Pengamatan dilakukan saat proses pembelajaran berlangsung dan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI, kemudian setelah pelajaran berakhir, setiap siswa akan dibagikan kuesioner untuk diisi. Selain itu juga pengamatan dilakukan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam setiap langkah pembelajaran.Kekurangan tersebut dapat diperbaiki pada siklus selanjutnya.
d. Refleksi
Tahap refleksi, peneliti mengumpulkan data yang telah didapat yaitu data evaluasi belajar dan pengamatan yang dilakukan kemudian peneliti dapat menyimpulkan data yang telah di terima. Jika hasil yang diterima masih membutuhkan data yang lebih kuat maka peneliti dapat melanjutkan ke siklus berikutnya.Siklus II dilakukan berdasarkan hasil refleksi dari siklus I.
SIKLUS II (6JP)
a. Perencanaan Tindakan
tetapi dalam pembahasan yang berbeda. Pembahasan yang akan dibahas dalam kelompok adalah tentang sifat cahaya yang keeempat dan kelima yaitu cahaya dapat dipantulkan dan cahaya dapat diuraikan. Media yang digunakan pada pertemuan pertama siklus II yaitu sendok, cermin/kaca berukuran sedang. Media yang digunakan pada pertemuan kedua adalah kertas manila, kertas karton, kardus, pewarna dan benang. Dalam proses pembelajaran, peneliti juga menyiapkan lembar pengamatan atau observasi, membagikan kuesioner dan menyiapkan soal evaluasi untuk mengukur prestasi siswa dalam mencapai mata pelajaran IPA, serta membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS). Perangkat pembelajaran seperti RPP pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat pada Lampiran 24, materi pembelajaran dapat dilihat pada Lampiran 25, LKS pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat pada Lampiran 27.
b. Pelaksanaan Tindakan
pertemuan pertama siswa mengerjakan soal-soal LKS di dalam kelompok dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI. Siswa dalam kelompok bertugas menganalisis masalah yang sudah dipilih oleh kelompok. Peneliti bertugas untuk mengamati, begitu pula pada pertemuan kedua, siswa dalam kelompok juga bertugas untuk menganalisis masalah dengan subtopik yang berbeda. Pada akhir siklus II siswa mengerjakan soal evaluasi mata pelajaran IPA. Soal evaluasi berbentuk pilihan ganda. Soal evaluasi dapat dilihat pada Lampiran 26.
c. Pengamatan
Pengamatan pada siklus II dilakukan dengan mengamati 3 indikator yaitu berkomunikasi dengan baik dalam kelompok, saling mendukung (memberi semangat) dalam kerja kelompok, dan tanggung jawab dalam mengerjakan tugas kelompok. Pengamatan dilakukan peneliti dibantu oleh ketiga rekannya, masing-masing mengamati 7-8 siswa. Melalui pengamatan, peneliti dapat memperoleh data-data nyata berupa kelebihan dan kekurangan selama proses tindakandan akan dijadikan masukan bagi peneliti untuk memperbaiki dan menyusun siklus selanjutnya jika belum mencapai kriteria. Peneliti juga membagikan kuesioner untuk diisi oleh siswa, kuesioner bertujuan untuk mengetahui tingkat kerjasama siswa dalam 3 indikator tersebut.
d. Refleksi
hasil yang diterima masih membutuhkan data yang lebih kuat maka peneliti dapat melanjutkan ke siklus berikutnya.
D. Indikator Keberhasilan
Tabel III.1
Indikator Keberhasilan Penelitian
Variabel Kondisi Awal Target
capaian
observasi dan tes hasil belajar.
1. Angket atau Kuesioner
Angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan daftar pertanyaan atau pernyataan untuk diisi oleh responden (Daryanto,2011:82). Pada metode ini, pertanyaan-pertanyaan masalah ditulis dalam format kuesioner (lampiran 1), lalu disebarkan kepada responden untuk dijawab kemudian dikembalikan kepada peneliti. Dari jawaban responden tersebut, peneliti dapat memperoleh data seperti pendapat dan sikap responden terhadap masalah yang sedang diteliti. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data aktivitas siswa dalam bekerjasama yang diperoleh dari hasil kuesioner.
2. Wawancara
yang akurat dan lebih nyaman dalam menjawab. Hasil wawancara digunakan untuk mencari keterangan tentang kegiatan pembelajaran dan kemampuan bekerjasama dan prestasi belajar siswa. Pedoman wawancara untuk guru dapat dilihat pada Tabel III.2
Tabel III.2
Pedoman Wawancara untuk Guru
No Pertanyaan
1. Bagaimana kondisi di kelas saat proses belajar mengajar sedang berlangsung khususnya pada mata pelajaran IPA?
2. Apakah pada saat mengajar IPA bapak menggunakan media atau percobaan kelompok?
3. Apakah kerjasama antar siswa dapat terbentuk pada saat pembelajaran IPA?
4. Bagaimanakah sikap siswa dalam pembelajaran IPA?
3. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan suatu objek yang difokuskan pada perilaku tertentu (Daryanto, 2011:80). Dalam hal ini peneliti mengobservasi kerjasama siswa dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI.
4. Tes Hasil Belajar
: satu pertemuan ( tes akhir pertemuan), satu pokok bahasan (tes akhir pokok bahasan), satu minggu (tes mingguan), satu semester (tes akhir semester), satu jenjang pendidikan (tes atau ujian akhir pendidikan). Tes hasil belajar juga dibedakan menurut materi yang diukur, sesuai dengan nama-nama mata pelajaran atau bidang studi yang dipelajari, seperti tes : matematika, IPA, IPS, Bahasa Indonesia dan sebagainya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes evaluasi untuk mengukur presasi siswa.
F. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. Variasi jenis instrumen penelitian adalah, angket, ceklis (check-list), atau daftar centang, pedoman wawancara, pedoman pengamatan. (Arikunto, 2006:160). Instrumen Pembelajaran meliputi : Silabus dapat dilihat pada Lampiran 16 dan 23, RPP dapat dilihat pada Lampiran 17 dan 24, materi pembelajaran dapat dilihat pada Lampiran 18 dan 25, Soal evaluasi dapat dilihat pada
Lampiran 19 dan 26, LKS dapat dilihat pada Lampiran 20 dan 27,
memastikan kebenaran penelitian tersebut. Instrumen pengumpulan data dapat dilihat pada Tabel III.3
Tabel III.3 1. Kerjasama -berkmunikasi
dengan baik