ABSTRAK
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENT (TGT) KELAS V SD NEGERI 8 METRO SELATAN
Oleh
TEGUH PRASETYO
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman. Tujuan penelitian tindakan ini untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam membaca pemahaman melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT di kelas V SD Negeri 8 Metro Selatan tahun pelajaran 2011/2012.
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berdaur ulang yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Data dalam penelitian diambil dengan menggunakan teknik observasi, tes, dan dokumentasi. Analisis data penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif, yaitu menguraikan secara deskriptif tentang perkembangan proses pembelajaran siswa dari siklus I sampai siklus II.
Hasil penelitian membaca pemahaman siswa kelas V SD Negeri 8 Metro Selatan melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT dari siklus ke siklus mengalami peningkatan. Aktivitas siswa pada siklus I diperoleh 65,90%, pada siklus II diperoleh 78,40% meningkat 12,50%. Hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 68,33, pada siklus II 73,54 mengalami peningkatan 5,21.
Berdasarkan hasil temuan penelitian, kegiatan membaca pemahaman melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Peneliti merekomendasikan kepada guru untuk menerapkan pembelajaran kooperatif tipe TGT sebagai salah satu alternatif pembelajaran bahasa Indonesia maupun mata pelajaran lain.
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENT (TGT) KELAS V SD NEGERI 8 METRO SELATAN
Skripsi
Oleh
TEGUH PRASETYO
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENT (TGT) KELAS V SD NEGERI 8 METRO SELATAN
Oleh
TEGUH PRASETYO
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Ilmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
ix
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
4.1 Hasil games turnamen pada siklus I ... 63
4.2 Hasil games turnamen pada siklus II ... 79
4.3 Rekapitulasi aktivitas siswa pada siklus I dan II ... 85
4.4 Rekapitulasi kinerja guru pada siklus I dan II ... 86
4.5 Rekapitulasi games turnamen pada siklus I dan II ... 88
4.6 Rekapitulasi hasil belajar siswa pada siklus I dan II ... 89
v
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR GRAFIK ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 5
C. Pembatasan Masalah ... 6
D. Rumusan Masalah ... 6
E. Tujuan Penelitian ... 6
F. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Belajar ... 8
B. Aktivitas Belajar ... 9
C. Hasil Belajar ... 10
D. Hakikat Membaca ... 11
E. Tujuan Membaca ... 12
F. Jenis-jenis Membaca ... 13
G. Membaca Pemahaman... 14
H. Pembelajaran Membaca Pemahaman di SD... 15
I. Pembelajaran Kooperatif ... 18
J. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif ... 19
K. Teams-Games-Tournament (TGT) ... 20
L. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif tipe TGT ... 24
M. Pelaksanaan Membaca Pemahaman melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT di Sekolah Dasar ... 28
N. Hipotesis Tindakan ... 30
BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian ... 31
1. Subjek Penelitian ... 31
vi
3. Waktu Penelitian ... 31
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 31
C. Teknik Pengumpulan ... 32
D. Alat Pengumpulan Data ... 33
E. Teknik Analisis Data ... 34
F. Indikator Keberhasilan ... 37
G. Urutan Penelitian Tindakan Kelas... 37
1. Siklus I ... 37
2. Siklus II ... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 49
1 Profil SD Negeri 8 Metro Selatan ... 49
2. Deskripsi Awal ... 50
3. Persiapan Penelitian ... 51
4. Penelitian Tindakan Kelas Siklus I ... 52
5. Penelitian Tindakan Kelas Siklus II ... 68
B. Hasil Analisis Data ... 83
1. Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 84
2. Kinerja Guru dalam Proses Pembelajaran ... 85
3. Hasil Games Turnamen dalam Proses Pembelajaran ... 87
4. Hasil Belajar Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 88
C. Pembahasan ... 91
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 94
B. Saran ... 95 DAFTAR PUSTAKA
vii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Perhitungan poin permainan untuk empat pemain ... 23
2.2 Kriteria penghargaan kelompok ... 24
3.1 Persentase aktivitas siswa dan guru ... 35
3.2 Kriteria penghargaan kelompok ... 36
3.3 Persentase kriteria keberhasilan ... 37
3.4 Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 39
3.5 Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 44
4.1 Data Guru dan Pegawai SD Negeri 8 Metro Selatan ... 50
4.2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas V SD Negeri 8 Metro Selatan... 52
4.3 Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I ... 59
4.4 Hasil observasi kinerja guru pada siklus I ... 60
4.5 Hasil perolehan poin setiap kelompok games turnamen berdasarkan kriteria penghargaan siklus I ... 62
4.6 Hasil belajar siswa pada siklus I ... 63
4.7 Ketuntasan belajar pada siklus I ... 64
4.8 Hasil kelompok belajar mengerjakan LKS pada siklus I ... 65
4.9 Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II ... 75
4.10 Hasil observasi kinerja guru pada siklus II ... 76
4.11 Hasil perolehan poin setiap kelompok games turnamen berdasarkan kriteria penghargaan siklus II ... 77
4.12 Hasil belajar siswa pada siklus II ... 80
4.13 Ketuntasan belajar pada siklus II ... 80
4.14 Hasil kelompok belajar mengerjakan LKS pada siklus II ... 81
4.15 Rekapitulasi aktivitas siswa pada siklus I dan II ... 84
4.16 Rekapitulasi kinerja guru pada siklus I dan II ... 86
4.17 Rekapitulasi games turnamen pada siklus I dan II ... 87
4.18 Rekapitulasi hasil belajar siswa pada siklus I dan II ... 88
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Skripsi : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS-GAMES-TOURNAMENT (TGT) KELAS V SD NEGERI 8 METRO SELATAN
Nama : Teguh Prasetyo
NPM : 0713053056
Program Studi : S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan : Ilmu Pendidikan
Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
Menyetujui :
1. Komisi Pembimbing
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. H. Suwarjo, M.Pd Drs. Siswantoro, M.Pd.
NIP 195512221979031003 NIP 195409291984031001
2. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji:
Penguji, Dr. H. Suwarjo, M.Pd. ...
Drs. Siswantoro, M.Pd. ...
Penguji
Bukan Pembimbing, Dra. Sulistiasih, M.Pd. ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 196003151985031003
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan kasih dan rahmat-Nya sehingga peneliti dapat menyusun skripsi ini dengan judul: ”Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dalam Membaca Pemahaman melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Games-Tournament (TGT) Kelas V SD Negeri 8 Metro Selatan”.
Peneliti sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Dalam proses penyusunan skripsi ini, peneliti menyadari banyak pihak yang telah membantu dan memberikan dorongan sehingga pada akhirnya skripsi ini terselesaikan dengan lancar. Oleh karena itu, pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Hi. Sugeng P. Harianto, M.S. selaku Rektor Universitas Lampung yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk belajar di Universitas Lampung.
iii
3. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan izin penelitian kepada peneliti untuk menyelesaikan belajar di FKIP Universitas Lampung.
4. Bapak Dr. Darsono, M.Pd., selaku Ketua Program Studi S1-PGSD FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan dukungan kepada peneliti untuk menyelesaikan belajar di FKIP Universitas Lampung.
5. Ibu Dra. Asmaul Khair, M.Pd., selaku Ketua UPP Metro S1-PGSD FKIP Universitas Lampung yang telah memberikan dukungan kepada peneliti untuk menyelesaikan belajar di SI-PGSD FKIP Universitas Lampung.
6. Bapak Dr. Hi. Suwarjo, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan bimbingan dengan bijaksana serta memberikan dorongan kepada peneliti mulai dari awal hingga akhir penelitian skripsi ini.
7. Bapak Drs. Siswantoro, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Kedua yang telah memberikan bimbingan dengan bijaksana serta memberikan dorongan kepada peneliti mulai dari awal hingga akhir penelitian skripsi ini.
8. Ibu Dra. Sulistiasih, M.Pd., selaku Dosen Penguji Bukan Pembimbing yang telah memberikan masukan, dan saran dalam penyusunan skripsi ini.
9. Ibu Dra. Siti Rachmah S., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing peneliti selama belajar di kampus S1-PGSD FKIP Universitas Lampung.
10.Bapak dan Ibu Dosen serta Staf karyawan S1-PGSD FKIP Universitas Lampung yang telah banyak membantu kelancaran penyusunan skripsi ini. 11.Ibu Dra. Dwi Patmawati, selaku Kepala Sekolah SD Negeri 8 Metro Selatan,
iv
12.Ibu Zuriyah S. Pd., selaku Guru Bahasa Indonesia Kelas V yang telah bersedia menjadi guru kolaborasi dan membantu pelaksanaan penelitian di SD.
13.Bapak Nawazi dan keluarga, yang telah memberikan izin tempat tinggal selama peneliti belajar di kampus S1-PGSD FKIP Universitas Lampung. 14.Keluarga besarku yang selalu memberikan semangat baik meterial maupun
spiritual.
15.Teman-teman dan semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat ditulis satu per satu.
Dengan segala kerendahan hati, peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih ada kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan. Akhirnya, semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi peneliti sendiri khususnya dan pembaca pada umumnya.
Metro, 15 Februari 2012 Peneliti
MOTTO
1. Allah akan meninggikan orang-orang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. (QS. Al-Mujadallah: 11) 2. Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS. Al-Baqarah: 153).
3. Rasulullah Saw. bersabda, “Khairunnas anfa’uhum linnas”, “Sebaik-baik manusia di antaramu adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.” (HR. Bukhari dan Muslim)
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: nama mahasiswa : Teguh Prasetyo
NPM : 0713053056
program studi : S1-PGSD jurusan : Ilmu Pendidikan
fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi saya yang berjudul ”Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dalam Membaca Pemahaman melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams-Games-Tournament (TGT) Kelas V SD Negeri 8 Metro Selatan” ini benar-benar hasil karya sendiri. Bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian maupun seluruhnya. Adapun kutipan dalam skripsi ini dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya, dan apabila di kemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan di atas, maka saya bersedia dituntut berdasarkan Undang-undang dan peraturan yang berlaku.
Bandar Lampung, 28 Desember 2011
i
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan Alhamdulillah sebagai ungkapan rasa syukur peneliti, kupersembahkan skripsi ini dengan kerendahan hati untuk:
1. Kedua orang tuaku tercinta, yang senantiasa melimpahkan kasih sayangnya kepada anak-anaknya, pengorbanan, dan doa yang ikhlas setiap perjalanan hidup putranya.
2. Adikku tersayang, Rudi Susilo semoga menjadi anak yang saleh dan berbakti kepada Ibu dan bapak.
3. Keluarga besarku; Mbah Narto Sutrisno, Mbah Putri, Bulek Ratri, Om Sis, Bulek Yem, Bulek Ning, Om Subur, Om Yudi, Om Kus, Om Sahid, Bulek Mugi dan seluruh Sepupuku.
4. Guru-guruku; SD, SMP, SMA, Bapak dan Ibu dosen PGSD FKIP Universitas Lampung yang telah berjasa membagi ilmu pengetahuan kepada peneliti. 5. Teman-teman baikku; Jurus Setiawan, Zahrial Yudha Prawira, Heru Yuono,
Ashari Pranowo, Nia Fatmawati, Siti Karomah, dan Vinantika.
6. Teman-temanku dalam satu bimbingan skripsi; Devi Yulita Aryani, Uswatun Hasanah, Lia Deviana, Agung Saputra, dan Desi Susanti.
RIWAYAT HIDUP
Peneliti dilahirkan pada tanggal 06 Mei 1987 di Sri Pendowo, Kecamatan Bangunrejo, Kabupaten Lampung Tengah. Anak pertama dari dua bersaudara pasangan Bapak Supangat dan Ibu Sri Murwati, S.Pd.
Pendidikan di Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Sri Pendowo diselesaikan pada tahun 2000. Peneliti melanjutkan pendidikan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP) Negeri 1 Bangunrejo lulus pada tahun 2003, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Kalirejo, Kabupaten Lampung Tengah lulus pada tahun 2006.
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib dipelajari oleh setiap siswa di jenjang pendidikan formal mulai dari pendidikan tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Hal ini sesuai fungsinya yang tertera dalam UUD 1945, Bab XV, Pasal 36 yang berbunyi “Bahasa Negara ialah Bahasa Indonesia”. Di dalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia berfungsi sebagai:
1. bahasa resmi kenegaraan;
2. bahasa pengantar di dalam dunia pendidikan;
3. alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional serta kepentingan pemerintahan; dan
4. alat pengembangan kebudayaan, ilmu pengetahuan, dan teknologi (Ahira, 2011. dalam http://www.anneahira.com/sejarah-bahasa-indonesia.htm) .
2
secara seimbang. Hal ini sesuai dengan pendapat Resmini (2006: 31) bahwa keempat aspek tersebut sebaiknya mendapat porsi seimbang.
Pembelajaran membaca di SD terdiri atas dua bagian, yakni (a) membaca permulaan di kelas 1, 2, dan 3 (b) membaca lanjut mulai dari kelas 4 sampai dengan kelas 6. Keterampilan membaca pemulaan dilaksanakan melalui membaca teknis atau membaca nyaring dengan harapan siswa mampu mengenali huruf, suku kata, kata, dan kalimat. Sedangkan keterampilan membaca lanjut dilaksanakan melalui membaca dalam hati atau membaca pemahaman.
Dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia di kelas V SD Negeri 8 Metro Selatan, guru lebih sering menyampaikan materi keterampilan membaca menggunakan metode ceramah dan tanya jawab serta diakhiri dengan penugasan sehingga pembelajaran terasa monoton. Dalam proses pembelajaran guru belum melibatkan aktivitas siswa di kelas secara maksimal. Hal ini menyebabkan siswa kurang aktif untuk menerima informasi dan pengetahuan dalam pembelajaran. Rendahnya aktivitas belajar siswa dapat terlihat dari: (1) siswa kurang memperhatikan guru saat menjelaskan materi; (2) siswa mengobrol dengan temannya saat pelajaran berlangsung; (3) siswa kurang berani bertanya maupun menjawab pertanyaan; (4) siswa kesulitan mengerjakan tugas dari guru. Selain itu, guru belum menggunakan metode membaca yang menarik bagi siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman menyebabkan pembelajaran monoton, kurang inovatif, dan kurang menyenangkan bagi siswa.
4
bahasa Indonesia di SD Negeri 8 Metro Selatan khususnya aspek membaca pemahaman belum berhasil.
Peranan guru dalam pembelajaran membaca pemahaman sangat penting. Karena guru berperan sebagai pengelola pembelajaran dan membantu siswa yang mengalami kesulitan belajar khususnya memahami bacaan. Oleh karena itu peneliti dan guru memilih mengadakan perbaikan proses pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas dapat dilakukan dengan kegiatan merefleksikan kekurangan pembelajaran di kelas, melalui pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran, observasi kinerja guru, dan model pembelajaran yang diterapkan.
Pembelajaran kooperatif memiliki banyak tipe, di antaranya tipe Teams-Games-Tournament (TGT). Menurut Suwarjo (2008: 114) pembelajaran kooperatif tipe TGT akan menimbulkan kesenangan. Teman tim saling membantu menyiapkan permainan dengan cara menjelaskan masalah. Tim yang mendapatkan skor tertinggi dalam permainan akan mendapatkan sertifikat dari tim yang lain. Selanjutnya pembelajaran kooperatif tipe TGT memiliki kelebihan-kelebihan sebagai berikut: (1) siswa dilatih keterampilan-keterampilan yang spesifik untuk membantu sesama temannya bekerja sama dengan baik; (2) adanya pengakuan atau ganjaran kecil yang harus diberikan kepada kelompok yang kinerjanya baik; (3) meningkatkan prestasi siswa melalui kesempatan bekerja sama dalam satu permainan kelompok kecil (Diyanto, 2006: 3).
Berdasarkan uraian di atas, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul: ”Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa dalam Membaca Pemahaman melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT Kelas V SD Negeri 8 Metro Selatan”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diidentifikasikan permasalahan-permasalahan sebagai berikut:
1. Aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia dalam aspek keterampilan membaca pemahaman masih rendah.
6
3. Siswa mengalami masalah dalam keterampilan membaca pemahaman khususnya memahami isi teks bacaan.
4. Hasil belajar yang diperoleh 20 siswa (60,6%) masih di bawah KKM atau tidak tuntas belajar dengan nilai rata-rata kelas baru mencapai 55.
5. Penggunaan metode ceramah dan tanya jawab yang mendominasi pembelajaran sehingga pembelajaran terasa monoton, kurang aktif, dan kurang menyenangkan bagi siswa.
6. Guru belum menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran di kelas.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, perlu adanya pembatasan masalah. Penelitian ini difokuskan pada aktivitas dan hasil belajar membaca pemahaman siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, disusun rumusan masalah penelitian sebagai berikut: “Bagaimanakah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam membaca pemahaman melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT Kelas V SD Negeri 8 Metro Selatan?”.
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian tindakan ini adalah
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam membaca pemahaman melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT kelas V SD Negeri 8 Metro Selatan.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak terkait antara lain siswa, guru, sekolah, dan peneliti.
1. Bagi Siswa
a. Dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam membaca pemahaman melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT.
b. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam membaca pemahaman melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT.
2. Bagi Guru
a. Dapat memperbaiki kualitas proses pembelajaran yang dilaksanakan guru di kelas.
b. Dapat meningkatkan kinerja guru dan profesionalisme dalam mengajar. 3. Bagi Sekolah
a. Dapat memberikan sumbangan yang baik untuk sekolah dalam rangka meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah.
b. Dapat memberikan inovasi dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas guna peningkatan hasil belajar siswa.
4. Bagi Peneliti
a. Dapat menambah wawasan tentang PTK secara langsung.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu perubahan perilaku baru individu yang dilakukan dari hasil pengalaman dan latihan. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto (dalam Hadis, 2008: 60) belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Pada dasarnya belajar harus dilakukan secara langsung karena keaktifan oleh pembelajar dapat mengkonstruksikan (membangun) pengetahuan dengan sendirinya.
Belajar menurut teori konstruktivisme adalah lebih memberikan tempat kepada siswa dalam proses pembelajaran daripada guru (Asrori, 2009: 27). Dalam proses pembelajaran siswa didorong untuk menggali dan menemukan pemecahan masalah mereka sendiri serta mencoba untuk merumuskan gagasan-gagasan dan hipotesis. Ditambahkan oleh Suyatna (2008: 94) siswa diberi kesempatan berdiskusi, mengemukakan pendapat dan idenya, melakukan eksplorasi terhadap materi yang sedang dipelajari serta menafsirkan hasilnya secara bersama-sama di dalam kelompok
pengetahuan siswa berjalan lancar. Guru tidak mentransfer pengetahuan yang dimilikinya, melainkan membantu siswa untuk membentuk pengetahuan dengan sendirinya. Prinsip-prinsip belajar konstruktivisme antara lain: (1) pengetahuan dibangun oleh siswa secara aktif, (2) tekanan dalam proses belajar terletak pada siswa, (3) mengajar adalah membantu siswa, (4) tekanan dalam proses belajar lebih pada proses bukan pada hasil akhir, (5) kurikulum menekankan partisipasi siswa, dan (6) guru sebagai fasilitator (Suparno dalam Trianto, 2010: 75).
Berdasarkan pendapat dari para ahli di atas, belajar merupakan suatu proses membangun pengetahuan baru yang dilakukan siswa secara aktif melalui usaha dirinya sendiri seperti menggali pengetahuan, menemukan pemecahan masalah, merumuskan gagasan, dan membuat hipotesis. Bentuk kegiatan belajar yang dapat dilakukan misalnya siswa berdiskusi dengan temannya, mengemukakan pendapat, mencari dan menemukan materi belajar, serta menyampaikan hasil penafsiran di dalam kelompok belajar.
B. Aktivitas Belajar
10
harus saling terkait. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran merupakan salah satu indikator adanya keinginan untuk siswa belajar.
Dalam proses pembelajaran aktivitas siswa dan guru memegang peranan penting agar tercipta suasana belajar aktif dan menyenangkan. Misalnya aktivitas siswa membaca buku, bertanya kepada guru, mengerjakan tugas, dan menjawab pertanyaan. Menurut Kunandar (2010: 277), aktivitas belajar adalah keterlibatan siswa dalam bentuk sikap, pikiran, perhatian, dan aktivitas dalam kegiatan pembelajaran guna menunjang keberhasilan proses pembelajaran dan memperoleh manfaat dari kegiatan tersebut.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan pengertian aktivitas belajar adalah kegiatan aktif yang dilakukan siswa bersifat fisik dan mental dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar. Aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran antara lain; membaca buku pelajaran, aktif mendengarkan penjelasan guru, berdiskusi dalam kelompok belajar, menyampaikan pendapat, mampu mengerjakan tugas dari guru, bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru atau siswa lain.
C. Hasil Belajar
perkembangan mental siswa menjadi lebih baik dibandingkan sebelum pembelajaran.
Hamalik (2005: 30) menyatakan bahwa hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Gagne (dalam Wahyudin, 2006: 2.19) menyebutkan hasil belajar tersebut adalah (1) keterampilan intelektual; (2) strategi kognitif; (3) informasi verbal; (4) sikap; dan (5) keterampilan.
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan kemampuan seseorang yang terjadi setelah proses pembelajaran dengan melalui tahapan evaluasi belajar. Kemampuan yang dimiliki seseorang dari hasil belajar dapat berupa nilai angka, pengetahuan, perubahan sikap, dan keterampilan.
D. Hakikat Membaca
Hakikat membaca merupakan merespon lambang tulis dengan menggunakan pengertian yang tepat. Hal ini sesuai pendapat Hodgson (dalam Tarigan, 2008: 7) mendefinisikan membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Membaca tidak semudah hanya melafalkan bentuk dan tanda tulisan tetapi juga perlu proses untuk memahami isi bacaan.
12
Sebagai proses visual membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan. Sebagai proses berpikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis dan pemahaman kreatif. Pengenalan kata bisa berupa aktivitas membaca kata-kata menggunakan kamus.
Mengacu definisi para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa hakikat membaca adalah suatu kegiatan yang dilakukan pembaca dalam mengartikan bahasa tulis dan memahami isi bacaan secara tepat yang hendak disampaikan oleh penulis.
E. Tujuan Membaca
Pada dasarnya tujuan utama membaca adalah mendapatkan informasi yang tepat dan benar. Hal ini ditegaskan oleh Rahim (2007: 11) membaca bertujuan untuk mendapatkan informasi atau pesan dari teks, karena seseorang yang membaca dengan tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan.
Menurut Tarigan (2008: 9) tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna, arti (meaning) erat sekali hubungannya dengan maksud tujuan atau intensif kita dalam membaca. Hal ini sesuai pendapat Nurhayati (2009: 4) bahwa tujuan membaca mempunyai kedudukan yang sangat penting karena akan berpengaruh pada proses membaca dan pemahaman membaca. Sedangkan menurut Resmini (2006: 94) pembelajaran membaca harus mempunyai tujuan yang jelas. Tujuan tersebut yaitu:
1. menikmati keindahan yang terkandung dalam bacaan;
2. membaca bersuara memberikan kesempatan kepada siswa menikmati bacaan;
4. menggali simpanan pengetahuan atau skemata siswa tentang suatu topik;
5. menghubungkan pengetahuan baru dengan skemata siswa;
6. mencari informasi untuk pembuatan laporan yang akan disampaikan dengan lisan dan tertulis;
7. melakukan penguatan dan penolakan terhadap ramalan-ramalan yang dibuat oleh siswa sebelum melakukan perbuatan membaca
8. memberikan kesempatan kepada siswa melakukan eksperimentasi untuk meneliti sesuatu yang dipaparkan dalam sebuah bacaan;
9. mempelajari struktur bacaan; serta
10. menjawab pertanyaan khususnya yang dikembangkan oleh guru atau sengaja diberikan oleh penulis bacaan.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas disimpulkan bahwa tujuan membaca adalah mendapatkan informasi dari bacaan sesuai dengan tujuan masing-masing pembaca. Jika dikaitkan dengan membaca pemahaman, tujuan membaca sangat berperan penting dan dapat mempengaruhi pembaca dalam proses membaca sehingga pembaca memahami isi bacaan.
F. Jenis-jenis Membaca
14
Gambar 2.1 Jenis-jenis Membaca (Tarigan, 2008: 14).
Berdasarkan pengelompokan bagan di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa membaca pemahaman terdapat dalam lingkup membaca telaah isi yang tujuan utamanya adalah pemahaman dan penguasaan terhadap informasi serta hal-hal penting yang termuat dalam sebuah informasi tertulis berupa teks bacaan.
G. Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman merupakan salah satu keterampilan membaca yang paling sulit karena diperlukan pemahaman dan pengetahuan yang luas untuk menemukan informasi bacaan secara tepat. Tarigan (2008: 58) mengemukan bahwa membaca pemahaman merupakan sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami standar-standar atau norma-norma
MEMBACA
Membaca Nyaring
Membaca Dalam Hati
Membaca Ekstensif
Membaca Intensif
1.Membaca Survey 2.Membaca Sekilas 3.Membaca Dangkal
1.Membaca Teliti 2.Membaca Pemahaman 3.Membaca Kritis 4.Membaca Ide-ide
1.Membaca Bahasa 2.Membaca Sastra Membaca
Telaah Isi
kesastraan (literary standards), resensi kritis (critical review), drama tulis (primed drama), serta pola-pola fiksi (pattenrs of fiction).
Proses membaca pemahaman tidak semudah membaca secara mekanis ejaan huruf saja namun banyak faktor yang memperngaruhinya. Menurut Resmini (2006: 45) faktor yang mempengaruhi membaca pemahaman antara lain kemampuan mengurai pesan (decoding), pengetahuan kosa-kata, pengetahuan tentang konsep-konsep, dan perkembangan kognitif. Selanjutnya Crawley dan Mountain (dalam Rahim, 2007: 2) di samping keterampilan decoding, pembaca juga harus memiliki keterampilan makna (meaning). Pemahaman berlangsung beberapa tingkat, mulai dari pemahaman literal sampai kepada pemahaman interpretatif, kreatif, dan evaluatif.
Dengan demikian membaca pemahaman menekankan pada penguasaan aspek pemahaman mulai tingkat pemahaman literal, kritis, dan kreatif secara menyeluruh, baik yang tersurat maupun yang tersirat.
H. Pembelajaran Membaca Pemahaman di SD
16
Pembelajaran membaca di SD terdiri dari dua aspek keterampilan yaitu membaca permulaan dan keterampilan membaca lanjut. Membaca permulaan diberikan di kelas rendah mulai kelas 1, 2, dan 3. Sedangkan membaca pemahaman diberikan di kelas 4, 5, dan 6. pembelajaran membaca permulaan di kelas 1, 2, dan 3 lebih menekankan aspek mekanis seperti pengenalan bentuk huruf; (b) pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem/grafem, kata, frase, pola klausa, kalimat, dan lain-lain); (c) pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi (kemampuan menyuarakan bahan tertulis); (d) kecepatan membaca ke taraf lambat (Tarigan 2008: 12).
Pembelajaran membaca pemahaman di kelas 4, 5, dan 6 lebih pada penguasaan aspek pemahaman. Aspek membaca pemahaman ada 3 yaitu literal, kritis, dan kreatif. Kemampuan membaca literal adalah kemampuan pembaca untuk mengenal dan menangkap isi bacaan yang tertera secara tersurat (eksplisit). Kemampuan membaca kritis merupakan kemampuan siswa untuk mengolah bahan bacaan secara kritis dan menemukan keseluruhan makna bahan bacaan, baik makna tersurat, maupun makna tersirat. Keterampilan membaca kritis siswa antara lain keterampilan: (1) menemukan informasi faktual (detail bacaan); (2) menemukan ide pokok yang tersirat maupun tersurat; (3) membuat kesimpulan; 4) menemukan tujuan pengarang (Tarigan dalam Nurhayati, 2009: 9).
1. Mencari Kalimat Topik
Siswa diminta untuk membaca sebuah paragraf dalam teks bacaan, kemudian mencari kalimat topik yang terdapat di dalamnya.
2. Menceritakan Kembali
Siswa membaca sebuah teks bacaan untuk menemukan kata kunci, menjawab pertanyaan, menyusun atau merangkumnya secara sistematis, dan menceritakannya kembali ke depan kelas.
3. Parafrase
Siswa membaca puisi yang diberikan oleh guru dan mencari makna yang terdapat di dalamnya lalu menceritakan kembali dengan kata-kata mereka sendiri.
4. Melanjutkan Cerita
Guru memberikan selembar kertas yang di dalamnya berisikan sebuah cerita, tetapi ada bagian yang dihilangkan dari cerita tersebut dan meminta siswa untuk melanjutkan sendiri bagian yang hilang tersebut.
5. Mempraktikkan Petunjuk
Siswa diberi buku yang di dalamnya terdapat petunjuk-petunjuk tentang bagaimana membuat sesuatu ataupun melakukan sesuatu. Selanjutnya siswa diminta untuk mempraktikkannya ke depan kelas.
18
membaca pemahaman tersebut adalah siswa mencari kalimat topik, menceritakan kembali, melanjutkan cerita, dan menyimpulkan isi bacaan.
I. Pembelajaran Kooperatif
Menurut Suwarjo (2008: 98) model pembelajaran terbagi atas berbagai strategi belajar, seperti strategi pemodelan, pembelajaran penemuan, pembelajaran kooperatif, pembelajaran sinektik, model inkuiri, model bermain peran dan sebagainya. Slavin (dalam Solihatin, 2007: 4) menjelaskan pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah suatu model pembelajaran di mana peserta didik belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 sampai 6 orang, dengan struktur kelompoknya bersifat heterogen.
J. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif
Karakteristik pembelajaran kooperatif memiliki tipologi atau karakteriktik yang sangat prinsip. Menurut Slavin (2010: 26) tipologi pembelajaran memiliki berbagai perbedaan, tetapi dapat dikategorikan menurut enam karakteristik prinsip sebagai berikut.
1) Tujuan Kelompok
Kebanyakan metode pembelajaran kooperatif menggunakan beberapa tujuan kelompok. Dalam metode pembelajaran Tim Siswa, ini berupa sertifikat atau rekognisi lainnya yang diberikan kepada tim yang memenuhi kriteria yang telah ditentukan.
2) Tanggung Jawab Individual
Tanggung jawab dilaksanakan dua cara, yang pertama menjumlahkan skor kelompok atau nilai rata-rata individual. Yang kedua spesialisasi tugas, di mana tiap siswa diberikan tanggung jawab khusus untuk sebagian tugas kelompok.
3) Kesempatan Sukses Bersama
Karakteristik unik pembelajaran kooperatif adalah penggunaan metode skor yang memastikan semua siswa mendapatkan kesempatan yang sama untuk berkontribusi dan sukses dalam timnya.
4) Kompetisi Tim
20
5) Spesiasilasi Tugas
Group Investigation (GI) dan metode spesialisasi tugas lainnya adalah untuk melaksanakan subtugas terhadap masing-masing anggota kelompok. 6) Adaptasi terhadap Kebutuhan Kelompok
Kebanyakan metode kooperatif menggunakan pengajaran yang mempercepat langkah kelompok, tetapi ada Cooperative Integarated Reading and Composition (CIRC) dan Team Accelarated Instruction (TAI) mengadaptasi pengajaran individual.
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki karakter antara lain memiliki tujuan kelompok, memiliki tanggung jawab individual, kesuksesan yang sama, kompetisi tim, adanya spesialisasi tugas, mengadaptasi terhadap kebutuhan kelompok. Menurut Slavin (2010: 11) pembelajaran kooperatif telah dikembangkan dan diteliti secara ekstensif, tiga model di antaranya dapat diadaptasi untuk semua mata pelajaran dan tingkat kelas yaitu STAD, TGT, dan Jigsaw. Sedangkan dua yang lain CIRC digunakan khusus untuk membaca dan TAI digunakan untuk pelajaran matematika.
K. Teams-Games-Tournament (TGT)
(games), pertandingan (tournament), dan penghargaan kelompok (team recognition).
1. Presentasi Kelas (class precentation)
Presentasi kelas merupakan pembelajaran langsung seperti yang sering kali dilakukan oleh guru. Guru haruslah fokus dalam menyampaikan tujuan pembelajaran materi dalam TGT, sehingga para siswa akan menyadari bahwa mereka harus memberi perhatian penuh selama presentasi kelas, karena hal itu akan sangat membantu mereka mengerjakan games.
2. Tim(teams)
Tim terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras dan etnis. Fungsi tim adalah memastikan bahwa semua anggota tim belajar dan mempersiapkan anggotanya untuk bisa mengerjakan games dengan baik. Setelah guru menyampaikan materi, tim berkumpul untuk mempelajari lembar kerja siswa (LKS).
3. Permainan(games)
22
tersebut. Sebuah aturan tentang penantang memperbolehkan para pemain saling menantang jawaban masing-masing.
4. Pertandingan (tournament)
[image:39.595.124.523.430.698.2]Turnamen adalah sebuah struktur di mana game berlangsung. Dilakukan setelah guru selesai memberikan materi dan tim telah melaksanakan kerja kelompok terhadap lembar kegiatan. Pada turnamen pertama, guru menunjuk empat siswa berprestasi tinggi sebelumnya pada meja 1, empat berikutnya pada meja 2, dan seterusnya. Kompetisi yang seimbang, memungkinkan para siswa dari semua tingkat kinerja sebelumnya berkontribusi secara maksimal terhadap skor tim mereka jika mereka melakukan yang terbaik. Gambar di bawah ini mengilustrasikan hubungan antara tim dalam games turnamen.
Gambar 2.2 Penempatan Siswa pada Meja Turnamen (Slavin, 2010: 168)
A-1 A-2 A-3 A-4 Tinggi Sedang Sedang Rendah
B-1 B-2 B-3 B-4 Tinggi Sedang Sedang Rendah
C-1 C-2 C-3 C-4 Tinggi Sedang Sedang Rendah Meja
Turnamen 1
Meja Turnamen
2
Meja Turnamen
3
Meja Turnamen
Keterangan:
A1, B1, C1 = Siswa kemampuan tinggi A (2,3) B (2,3) C (2,3) = Siswa kemampuan sedang A4, B4, C4 = Siswa kemampuan rendah
5. Penghargaan Kelompok (team recognition)
[image:40.595.114.513.443.680.2]Langkah pertama sebelum memberikan penghargaan kelompok adalah menghitung rata-rata skor kelompok, cara menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing-masing anggota kelompok dibagi dengan banyaknya anggota kelompok. Di mana penentuan poin yang diperoleh oleh masing-masing anggota kelompok didasarkan pada jumlah kartu yang diperoleh seperti ditunjukkan pada tabel berikut.
Tabel 2.1 Perhitungan poin permainan untuk empat pemain
Pemain Tidak ada yg seri Seri nilai tertinggi Seri nilai tengah Seri nilai rendah Nilai seri tertinggi 3-macam Nilai seri terendah 3-macam Seri 4-macam Seri nilai tertinggi dan terendah Top
Scorer 60 50 60 60 50 60 40 50
High
Middle
Scorer
40 50 40 40 50 30 40 50
Low
Middle
Scorer
30 30 40 30 50 30 40 30
Low
24
Tabel 2.2 Kriteria penghargaan kelompok
Kriteria (Rata-rata tim ) Penghargaan
40 Tim Baik (Great Team)
45 Tim Sangat Baik (Good Team)
50 Tim Super (Super Team)
(sumber: Adaptasi Slavin, 2010: 175)
Keterangan: Top Scorer (skor tertinggi), High Middle Scorer (skor tengah tinggi), Low Middle Scorer (skor tengah rendah), Low Scorer (skor terendah).
Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TGT dimulai dari aktivitas guru dalam menyampaikan pelajaran di kelas, kemudian siswa bekerja dalam kelompok belajar. Selanjutnya guru mengadakan turnamen, di mana siswa memainkan games akademik dengan anggota tim lain untuk menyumbangkan poin bagi skor timnya. Di akhir pembelajaran guru memberikan penghargaan kepada tim yang memperoleh skor tertinggi.
L. Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT
Slavin (2010: 169-174) menjelaskan untuk memulai pembelajaran kooperatif tipe TGT terdiri dari tahapan persiapan dan memulai TGT.
1. Persiapan
a. Materi.
kelompok. Kemudian menyiapkan kartu soal, kartu kunci jawaban, kartu skor, tabel penghitungan nilai dan tabel penilaian kelompok. b. Menempatkan siswa ke dalam Tim.
Langkah-langkah membagi siswa ke dalam tim sebagai berikut: 1) Berdasarkan jenis kelamin, ras dan etnis.
2) Menyusun urutan peringkat akademik siswa di kelas yang diambil dari nilai ujian atau ulangan harian.
3) Tentukan berdasarkan jumlah tim. Tiap tim harus terdiri empat orang jika memungkinkan. Misalnya di kelas ada 32 anak, maka akan dibentuk delapan tim yang masing-masing kelompok terdiri empat orang.
4) Bagikan siswa ke dalam tim. Seimbangkan tim dengan akademik kinerjanya terdiri dari yang rendah, sedang, dan tinggi.
5) Isilah nama siswa ke dalam lembar rangkuman tim (terlampir). 2. Memulai TGT
Jadwal kegiatan TGT terdiri dari aktivitas pembelajaran, sebagai berikut:
a. Presentasi Kelas
Guru menyampaikan materi pelajaran di kelas sesuai rencana pelajaran yang telah disiapkan.
b. Belajar Kelompok
26
c. Games Turnamen.
Guru menempatkan siswa ke dalam meja turnamen yang terdiri dari empat siswa sesuai dengan kemampuan yang homogen. Permainan ini diawali dengan memberitahukan aturan permainan. Setelah itu permainan dimulai dengan membagikan kartu-kartu untuk bermain (kartu soal dan kunci jawaban diletakkan di dalam kotak sehingga soal dan kunci jawaban tidak terbaca). Permainan pada tiap meja turnamen dilakukan dengan aturan sebagai berikut.
1) Setiap pemain dalam tiap meja menentukan dulu pemain pertama, penantang kedua, ketiga, dan keempat dengan cara undian.
2) Pemain yang menang undian mengambil kartu yang berisi kartu soal dan memberikan kepada pemain keempat untuk membacanya keras. 3) Pemain pertama yang tidak yakin diperbolehkan menebak dan tidak
dikenai sanksi. Setelah menjawab, siswa yang ada di sebelah kiri sebagai penantang 1 boleh memberikan jawaban yang berbeda. Jika penantang 1 melewatinya maka boleh penantang 2 memberikan jawaban. Jika jawaban benar maka akan mendapatkan poin dari kartu soal tersebut.
4) Pembaca soal akan membuka kunci jawaban dan skor hanya diberikan kepada pemain yang menjawab benar.
5) Jika semua pemain menjawab salah maka kartu dibiarkan saja. 6) Penantang harus berhati-hati karena jika salah jawabannya maka
7) Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua kartu soal habis dibacakan, di mana posisi pemain berputar ke sebelah kiri (searah jarum jam) agar setiap peserta dalam satu meja turnamen dapat berperan sebagai pemain dan penantang.
8) Di sini permainan dapat dilakukan berkali-kali dengan syarat bahwa setiap peserta harus mempunyai kesempatan yang sama sebagai pemain dan penantang.
9) Setelah semua kartu selesai terjawab, setiap pemain dalam satu meja menghitung jumlah kartu soal yang dimenangkannya dan menentukan berapa poin yang diperoleh berdasarkan tabel perhitungan games yang telah disediakan.
10) Setiap pemain kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin yang diperoleh berdasarkan tabel perhitungan yang telah disediakan.
11) Ketua kelompok memasukkan poin yang diperoleh anggota kelompoknya pada tabel yang telah disediakan, kemudian guru menentukan kriteria penghargaan yang berhak diterima oleh kelompoknya.
d. Penghargaan (recognisi)
28
M. Pelaksanaan Membaca Pemahaman Melalui Pembelajaran Kooperatif tipe TGT di Sekolah Dasar
Pembelajaran membaca pemahaman di SD dilaksanakan berdasarkan Standar Kompetensi (SK) bahasa Indonesia kelas V semester satu yang mencakup memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca cepat 75 kata per menit, dan membaca puisi. Kompetensi Dasar (KD) membaca yang dipilih adalah memahami teks bacaan dengan membaca 75 kata per menit dan menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca. Guru memberikan materi pokok dalam bentuk teks bacaan yang berisi tentang pahlawan “Teuku Umar” dan cerita fiksi “Putri Gisela” dengan tujuan siswa dapat memahami isi teks bacaan.
Pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman melalui kooperatif tipe TGT yang dilaksanakan peneliti sebagai berikut.
1) Presentasi Kelas
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan apersepsi kepada siswa. Selanjutnya guru menyampaikan materi membaca pemahaman melalui teks bacaan. Siswa memperhatikan penjelasan guru dan menanyakan tentang isi teks bacaan. Guru menyuruh siswa membaca teks bacaan, jika ada yang tidak jelas dan kurang paham.
2) Kelompok Belajar
Perwakilan kelompok mengumpulkan hasil kerjanya dalam menyelesaikan LKS dan menyerahkan kepada guru.
3) Games Turnamen
Guru membagi siswa untuk bertanding dalam meja turnamen. Siswa mewakili kelompok masing-masing, bertanding dengan kelompok yang lain berusaha untuk menjawab pertanyaan. Skor yang dikumpulkan anggota kelompok menentukan skor akhir kelompok. Guru menyampaikan peraturan games turnamen kepada siswa yang digunakan selama penelitian dilaksanakan sebagai berikut.
a) Siswa menentukan dulu pemain pertama, kedua, ketiga, dan keempat dengan cara undian.
b) Pemain pertama memberikan kartu pertanyaan games kepada pemain keempat untuk membaca pertanyaan games.
c) Pemain pertama menjawab pertanyaan, jika masih salah diajukan ke pemain kedua sebagai penantang dan seterusnya.
d) Setiap jawaban benar akan mendapat skor yang dituliskan pada lembar skor penilaian.
e) Permainan dilanjutkan pada kartu pertanyaan berikutnya sampai kartu pertanyaan habis.
f) Siswa yang memperoleh skor games turnamen yang paling besar adalah pemenang di meja turnamen.
30
4) Pemberian Penghargaan
Guru menghitung skor kelompok hasil dari games turnamen. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh skor tertinggi sebagai pemenang games turnamen terdiri dari tim super, tim sangat baik, tim baik, dan tim kurang.
5) Tes Hasil Belajar
Guru memberikan tes tes formatif berupa soal isian rumpang dan pilihan ganda kepada siswa selama 15-20 menit di akhir pelaksanaan siklus. Hal ini dilakukan untuk mengetahui hasil belajar membaca pemahaman melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT.
N. HIPOTESIS TINDAKAN
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa dan guru kelas V SD Negeri 8 Metro Selatan Tahun Pelajaran 2011/2012. Jumlah seluruh siswa kelas V ada 33 siswa yang terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan. 2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di kelas V SD Negeri 8 Metro Selatan, yang berlokasi di Jalan Gembira No. 47 Kelurahan Sumbersari Bantul, Kecamatan Metro Selatan Kota Metro.
3. Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2011/2012 selama 4 bulan (dari bulan Juli s.d. Oktober 2011).
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian
32
[image:49.595.128.512.238.537.2]Menurut Arikunto (2007: 74) bahwa PTK terdiri atas rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang. Empat kegiatan utama yang ada pada setiap siklus, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Prosedur penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dalam gambar 3.1 di bawah ini.
Gambar 3.1 Prosedur penelitian tindakan kelas (Arikunto, 2007: 74).
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, tes hasil belajar, dan studi dokumentasi.
1. Observasi, digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas belajar siswa dan kinerja guru selama pembelajaran membaca pemahaman
!
" #
!
melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT. Pengumpulan data ini dilakukan melalui lembar observasi.
2. Tes hasil belajar, digunakan untuk mengumpulkan data dari hasil belajar siswa setelah pembelajaran membaca pemahaman melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT. Pengumpulan data ini diambil melalui post tes di akhir pembelajaran.
3. Studi dokumentasi, digunakan untuk mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, buku, transkrip, dan dokumentasi lainnya.
D. Alat Pengumpulan Data
Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat pengumpulan data kualitatif, kuantitatif, dan dokumentasi.
1. Data kualitatif yang diambil dikumpulkan dalam penelitian ini dari aktivitas siswa, kinerja guru, dan hasil games turnamen selama proses pembelajaran membaca pemahaman melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT diamati oleh peneliti. Adapun aspek-aspek yang diobservasikan sebagai berikut.
a. Aspek-aspek yang diobservasi pada aktivitas siswa adalah: (1) mendengarkan penjelasan guru, (2) membaca buku pelajaran, (3) menjawab pertanyaan guru, (4) mengerjakan LKS dalam kelompok, (5) mengajukan pertanyaan kepada guru atau siswa lain, (6) aktivitas mengikuti games, (7) mengerjakan soal turnamen, (8) kerja sama dalam kelompok belajar (sumber: Parendrarti, 2009).
34
memberi memotivasi kepada siswa, (4) menguasai materi pelajaran dengan baik, (5) teknik pembagian kelompok, (6) memberikan kesempatan siswa bertanya, (7) mengelola kegiatan diskusi kelompok, (8) berperan sebagai fasilitator, (9) pengelolaan games dalam meja turnamen, (10) memberikan penghargaan kelompok, (11) kemampuan melakukan evaluasi, (12) menyimpulkan dan menutup pembelajaran (sumber: adaptasi Kunandar, 2008).
c. Hasil games turnamen, berdasarkan hasil kinerja siswa mewakili kelompok dalam games turnamen menjawab pertanyaan games di setiap siklus (sumber: Slavin, 2010).
2. Data kuantitatif dikumpulkan melalui post tes di setiap siklus.
a. Post tes, berupa butir-butir pertanyaan yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam membaca teks bacaan berupa tes isian rumpang (closeprocedure) dan tes pilihan ganda (multiplechoice) di akhir pembelajaran.
3. Dokumentasi yaitu berupa dokumen-dokumen hasil penelitian tindakan kelas yang terdiri, data hasil belajar siswa, RPP, silabus, lembar observasi siswa dan guru, lembar pertanyaan games turnamen, dan foto-foto kegiatan pembelajaran membaca pemahaman melalui pembelajaran kooperatif tipe TGT.
E. Teknik Analisis Data
1. Analisis data kualitatif diperoleh dari hasil observasi aktivitas belajar siswa dan kinerja guru berdasarkan aspek-aspek yang diamati dengan cara memberikan tanda checklist (√) pada lembar panduan observasi (terlampir) selama kegiatan pembelajaran. Selanjutnya data dianalisis menggunakan rumus persentase sebagai berikut:
Keterangan:
NP = nilai persen yang dicari atau diharapkan R = skor mentah yang diperoleh siswa/guru
SM = skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 = bilangan tetap
[image:52.595.150.387.488.607.2](Sumber: Adaptasi Purwanto, 2008: 102)
Tabel 3.1 Persentase aktivitas siswa dan guru
(Sumber: Modifikasi Arikunto, 2007: 44)
Analisis data kualitatif dari hasil games turnamen digunakan untuk mengetahui kinerja siswa dalam kelompok belajar sekaligus pemberian penghargaan berupa sertifikat. Adapun tabel kriteria penghargaan dapat dilihat di bawah ini.
Persentase Kategori
86% - 100% Baik Sekali
71% - 85% Baik
56% - 70% Cukup
41% - 55% Kurang
≤ 40% Kurang Sekali
36
Tabel 3.2 Kriteria penghargaan kelompok
Kriteria (Rata-rata tim ) Penghargaan ≥50 Tim Super (Super Team) 45-49 Tim Sangat Baik (Good Team) 40-44 Tim Baik (Great Team)
≤39 Tim Kurang (Lower Team)
(Sumber: Modifikasi Slavin, 2010: 175
2. Analisis data kuantitatif yang diperoleh dari post tes siswa dilakukan di setiap siklus. Post tes yang digunakan tes isian rumpang (closeprocedure) dan pilihan ganda (multiplechoice) berdasarkan aspek tingkat pemahaman kritis. Analisis post tes dengan menghitung jumlah skor siswa yang diperoleh dibagi skor maksimal jawaban benar. Rumus menghitung nilai post tes siswa sebagai berikut.
Keterangan:
N = nilai yang dicari
R = skor mentah yang diperoleh siswa SM = skor maksimum ideal
100 = bilangan tetap
(Sumber: Adaptasi Purwanto, 2008: 102)
Selanjutnya peneliti mencari nilai rata-rata kelas dan menghitung siswa yang tuntas belajar yaitu siswa yang memperoleh nilai ≥ 65. Untuk menghitung persentase ketuntasan klasikal hasil belajar siswa dalam membaca pemahaman menggunakan rumus persentase sebagai berikut:
Ketuntasan = ≥65×100 siswa
Jumlah
mendapat yang
siswa Jumlah
[image:54.595.148.369.173.298.2]
Tabel 3.3 Persentase kriteria keberhasilan
(Sumber: Modifikasi Aqib, dkk. 2009: 41)
F. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan yang ditetapkan pada penelitian ini adalah: 1. Jika persentase aktivitas belajar siswa meningkat setiap siklusnya dan
mencapai kategori baik antara 71% - 85%.
2. Jika ≥ 75% dari seluruh siswa memperoleh nilai hasil belajar ≥ 65 sesuai KKM pembelajaran bahasa Indonesia dan diikuti adanya peningkatan rata-rata nilai siswa setiap siklusnya. (diadaptasi dari Depdiknas, 2008: 5)
G. Urutan Penelitian Tindakan Kelas 1. Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan siklus I peneliti dan guru membuat jadwal perencanaan tindakan yang akan dilaksanakan pada siklus I di SD Negeri 8 Metro Selatan. Kegiatan yang dilakukan peneliti pada tahap perencanaan ini adalah sebagai berikut.
Persentase Kriteria Keberhasilan
86% - 100% Sangat Tinggi
71% - 85% Tinggi
56% - 70% Sedang
41% - 55% Rendah
38
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan materi pokok teks bacaan “Teuku Umar” yang akan diajarkan.
2) Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan LKS.
3) Merencanakan pembelajaran kooperatif tipe TGT sebagai berikut.
Membentuk kelompok belajar (tim) yang beranggotakan 4-5 siswa dengan penyebaran tingkat kecerdasan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda.
Merencanakan tempat duduk antarkelompok dalam satu tim. Membuat lembar pertanyaan games yang berhubungan dengan membaca pemahaman untuk siswa.
4) Menyiapkan lembar observasi siswa dan kinerja guru.
5) Menyiapkan lembar tes formatif penilaian membaca untuk memperoleh hasil belajar siswa.
b. Pelaksanaan
Tabel 3.4 Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran siklus I
Pertemuan Pertama
Langkah-langkah Pembelajaran Metode Yang
Digunakan
Kegiatan Awal (± 10 menit)
1. Guru memberikan salam
2. Guru menyuruh siswa merapikan tempat duduk
dilanjutkan berdoa
3. Guru mendata jumlah siswa yang hadir dalam
pembelajaran.
4. Guru menyiapkan materi, modul pembelajaran.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran memahami
isi teks bacaan “Teuku Umar”.
6. Apersepsi. Guru mengajukan beberapa pertanyaan
untuk mengingat pembelajaran sebelumnya dan
menggali pengetahuan awal siswa sebagai berikut:
Anak-anak, hari ini kita akan kembali belajar
memahami teks bacaan dengan tema
kepahlawanan!
Siapa yang pernah mendengar cerita tentang kata
pahlawan? Sebutkan contoh nama pahlawan yang
telah mengusir penjajah?
Baiklah kita akan mempelajari teks bacaan yang
berjudul “Teuku Umar”.
Klasikal
Tanya jawab
Kegiatan Inti (± 50 menit)
Presentasi Kelas
1. Guru menyampaikan materi membaca pemahaman
tentang teks bacaan “Teuku Umar” kepada siswa.
2. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang teks
bacaan “Teuku Umar”.
3. Siswa membaca teks bacaan yang berjudul “Teuku
Umar” dalam hati secara klasikal.
4. Guru menunjuk beberapa siswa untuk membaca teks
bacaan Teuku Umar” secara lantang dan keras.
40
5. Guru dan siswa membahas tentang karakter tokoh
dalam cerita dan memberikan contoh gagasan utama
dalam paragraf.
6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang
belum jelas.
Kelompok Belajar
7. Guru membagi siswa dibagi ke dalam 8 kelompok
belajar yang beranggotakan 4-5 siswa.
8. Guru membagi LKS kepada masing-masing kelompok.
9. Siswa membaca teks bacaan “Teuku Umar” yang
diberikan guru dalam kelompok belajar secara
berpasangan.
10.Siswa berdiskusi dalam kelompok belajar dan saling
bekerja sama dalam menyelesaikan pertanyaan yang
ada di LKS.
11.Siswa mengumpulkan hasil jawaban kelompok dalam
menjawab pertanyaan LKS.
12.Jika ada pertanyaan yang sulit, siswa disuruh
menanyakan guru tentang materi yang belum dipahami
13.Siswa bersama guru membahas pertanyaan yang ada
dalam LKS.
14.Guru memotivasi siswa dengan memberikan pujian
kepada kelompok yang bekerja dengan baik.
Tanya jawab
Diskusi Kelompok
Penugasan LKS
Tanya jawab
Kegiatan Akhir (± 10 menit)
1. Refleksi
2. Membuat Kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan secara
bersama-sama.
3. Guru memberikan salam dan menutup pembelajaran.
Pertemuan Kedua
Langkah-langkah Pembelajaran Metode Yang Digunakan Kegiatan Awal (± 10 menit)
1. Guru memberikan salam
2. Guru menyuruh siswa merapikan tempat duduk
dilanjutkan berdoa
3. Guru mendata jumlah siswa yang hadir dalam
pembelajaran.
4. Guru menyiapkan lembar games turnamen
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kooperatif
tipe TGT kepada siswa.
6. Apersepsi. Guru mengajukan beberapa pertanyaan
untuk mengingat pembelajaran sebelumnya:
Anak-anak apakah kalian sudah mempersiapkan
diri untuk bermain dalam games turnamen?
Bagaiman kelompok belajar kalian, apakah semua
sudah memahami isi teks bacaan “Teuku Umar”?
Nah hari ini kita akan bertanding dalam games
turnamen atau bertanding dengan kelompok lainnya
untuk mengetahui hasil kinerja kelompok belajar
kalian?Siaaaappppp!!!!!...
Klasikal
Tanya jawab
Kegiatan Inti (± 50 menit)
Games Turnamen
1. Guru membagi siswa mewakili kelompok
masing-masing untuk bertanding dalam meja turnamen sesuai
tingkat kemampuan akademik yang seimbang
(homogen).
2. Pertanyaan atau soal games adalah tentang isi bacaan
“Teuku Umar” yang telah dibaca siswa.
3. Peraturan pertandingan sebagai berikut:
Siswa menentukan dulu pemain pertama, kedua, ketiga dan keempat dengan cara undian.
Pemain pertama memberikan kartu pertanyaan
Klasikal
42
games kepada pemain keempat untuk membaca pertanyaan games.
Pemain pertama menjawab pertanyaan, jika masih salah diajukan ke pemain kedua sebagai penantang dan seterusnya.
Setiap jawaban benar akan mendapat skor yang dituliskan pada lembar skor penilaian.
Permainan dilanjutkan pada kartu pertanyaan berikutnya sampai kartu pertanyaan habis.
Siswa yang memperoleh skor games turnamen yang paling besar adalah pemenang di meja turnamen.
Siswa mengumpulkan poin turnamen yang
diperoleh ke dalam skor kelompok masing-masing.
Pemberian Penghargaan
4. Guru memberikan penghargaan melihat jumlah skor
kelompok tertinggi berupa sertifikat kelompok untuk
tim super, tim sangat baik, dan tim baik.
Tes Hasil Belajar
5. Siswa mengerjakan tes formatif berupa isian rumpang
dan pilihan ganda.
Klasikal
Klasikal Kegiatan Akhir (± 10 menit)
1. Refleksi
2. Kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan secara
bersama-sama.
3. Guru memberikan salam dan menutup pembelajaran.
Klasikal
c. Pengamatan (observasi)
disusun. Selanjutnya memberikan tanda checklist pada lembar panduan observasi.
d. Refleksi
Pada akhir siklus refleksi dilakukan oleh peneliti dan guru guna mengkaji aktivitas dan hasil belajar siswa serta kinerja guru dalam kegiatan membaca pemahaman yang telah dilakukan oleh guru. Tahap ini dilakukan untuk melihat kelemahan dan kelebihan selama proses pembelajaran berlangsung. Apabila terdapat kelemahan maka akan dilakukan perbaikan untuk siklus berikutnya. Apabila ada kelebihan, maka akan dipertahankan. Selanjutnya peneliti dan guru menyusun rencana perbaikan siklus berikutnya.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan siklus II adalah sebagai berikut.
1) Peneliti bersama guru mendiskusikan materi bacaan “Putri Gisela” yang akan diajarkan.
2) Menyiapkan perangkat pembelajaran seperti Silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS).
44
Membentuk kelompok belajar (tim) yang beranggotakan 4-5 siswa dengan penyebaran tingkat kecerdasan, jenis kelamin, dan suku atau ras yang berbeda.
Merencanakan tempat duduk antarkelompok dalam satu tim. Menyiapkan pertanyaan games yang berhubungan dengan membaca pemahaman untuk siswa.
4) Menyiapkan lembar observasi siswa dan kinerja guru.
5) Menyiapkan lembar tes formatif penilaian membaca untuk memperoleh hasil belajar siswa.
b. Pelaksanaan
[image:61.595.150.513.545.738.2]Tahap ini merupakan pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TGT. Pada siklus II terdapat dua kali pertemuan. Uraian pelaksanaan di siklus II dapat dilihat pada tabel 3.5 di bawah ini. Tabel 3.5 Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran siklus II
Pertemuan Pertama
Langkah-langkah Pembelajaran Metode Yang
Digunakan
Kegiatan Awal (± 10 menit)
1.Guru memberikan salam
2. Guru menyuruh siswa merapikan tempat duduk
dilanjutkan berdoa
3. Guru mendata jumlah siswa yang hadir dalam
pembelajaran.
4. Guru menyiapkan materi, modul pembelajaran.
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran memahami
isi teks bacaan “Putri Gisela”.
6. Apersepsi. Guru mengajukan beberapa pertanyaan
untuk mengingat pembelajaran sebelumnya dan
menggali pengetahuan awal siswa sebagai berikut:
Anak-anak, sebelumnya kita telah mempelajari teks
bacaan yang berjudul ”Teuku Umar”.
Setelah kita dapat menemukan gagasan utama dalam teks tersebut maka pembelajaran membaca hari ini memahami isi teks bacaan dan mencari kata-kata penting.
Siapa yang pernah mendengar tentang dongeng? Nah kita akan membahas dan mempelajari teks bacaan yang berjudul Putri Gisela.
Tanya jawab
Kegiatan Inti (± 50 menit)
Presentasi Kelas
1. Guru menyampaikan materi membaca pemahaman
tentang teks bacaan “Putri Gisela” kepada siswa.
2. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang teks
bacaan “Putri Gisela”.
3. Siswa membaca teks bacaan yang berjudul “Putri
Gisela” dalam hati secara klasikal.
4. Guru menunjuk beberapa siswa untuk membaca teks
bacaan Putri Gisela” secara lantang dan keras.
5. Guru dan siswa membahas tentang karakter tokoh
dalam cerita dan memberikan contoh kata-kata sukar
dan penting dalam teks bacaan.
6. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang
belum jelas.
Kelompok Belajar
7. Guru membagi siswa dibagi ke dalam 8 kelompok
belajar yang beranggotakan 4-5 siswa.
8. Guru membagi LKS kepada masing-masing kelompok.
9. Siswa membaca teks bacaan “Putri Gisela” yang
diberikan guru dalam kelompok belajar secara
berpasangan.
10. Siswa berdiskusi dalam kelompok belajar dan saling
bekerja sama dalam menyelesaikan pertanyaan yang
Ceramah
Tanya jawab
Diskusi Kelompok
46
ada di LKS.
11. Siswa mengumpulkan hasil jawaban kelompok dalam
menjawab pertanyaan LKS.
12. Jika ada pertanyaan yang sulit, siswa disuruh
menanyakan guru tentang materi yang belum dipahami
13. Siswa bersama guru membahas pertanyaan yang ada
dalam LKS.
14. Guru memotivasi siswa dengan memberikan pujian
kepada kelompok yang bekerja dengan baik.
Tanya jawab
Kegiatan Akhir (± 10 menit)
1. Refleksi
2. Membuat Kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan secara
bersama-sama.
3. Guru memberikan salam dan menutup pembelajaran.
Klasikal
Pertemuan Kedua
Langkah-Langkah Pembelajaran Metode Yang
Digunakan
Kegiatan Awal (± 10 menit)
1. Guru memberikan salam
2. Guru menyuruh siswa merapikan tempat duduk
dilanjutkan berdoa
3. Guru mendata jumlah siswa yang hadir dalam
pembelajaran.
4. Guru menyiapkan lembar games turnamen
5. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kooperatif
tipe TGT kepada siswa.
6. Apersepsi. Guru mengajukan beberapa pertanyaan
untuk mengingat pembelajaran sebelumnya:
Anak-anak apakah kalian sudah siap bertanding
dalam games turnamen?
Kemaren kita telah belajar teks bacaan Putri Gisela
Klasikal
dalam kelompok belajar.
Nah hari ini kita akan bertanding dalam games
turnamen!!!. Hal ini untuk melihat hasil kelompok
kelompok belajar kalian? Setelah itu kita akan
mengetahui kelompok belajar mana yang kerjanya
paling baik?Baiklah ibu akan membagi meja
turnamen kalian
.
Kegiatan Inti (± 50 menit)
Games