• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah sebuah ungkapan yang terdiri dari dua kata, yaitu prestasi dan belajar. Keduanya mempunyai makna berbeda, karena itu sebelum pengertian ungkapan prestasi belajar dibicarakan, ada baiknya pembahasan ini diarahkan terlebih dahddeulu untuk mendapatkan

pemahaman lebih jauh mengenai makna kata “prestasi” dan “belajar”.

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata ”prestasi” diartikan

”hasil yang doperoleh dari sesuatu yang dilakukan, dikerjakan dan sebagainya”.17

Sedangkan Tu’u menyatakan bahwa ”prestasi merupakan

17

hasil yang dicapai seseorang ketika telah mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu”. 18

Dapat disimpulkan bahwa Prestasi adalah suatu hasil dari suatu usaha yang telah dilakukan oleh individu atau kelompok dalam suatu bidang tertentu.

Sedangkan belajar dalam kamus Bahasa Indonesia adalah ”berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu”.19

Belajar selalu berkenaan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah kepada yang lebih baik ataupu yang kurang abaik, direncanakan atau tidak. Hal lain yang juga selalu terkait dalam belajar adalah pengalaman-pengalaman yang berbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungan.20

Menurut M.Alisuf Sabari, “Belajar adalah merupakan faktor penentu proses perkembangan, manusia memperoleh hasil perkembangan berupa pengetahuan, sikap, keterampilan, nilai, reaksi, keyakinan dan lain-lain tingkah laku yang dimiliki manusia adalah diperoleh melalui belajar”.21

Sedangkan menurut Slameto “belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. 22

Slameto juga mengembangkan cirri-ciri perubahan tingkah laku dalam pengertian belajar, diantaranya adalah:

1) Perubahan terjadi secara sadar

2) Perubahan dalam belajar bersifat kontinu dan fungsional 3) Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif

18Tulus Tu’u, Peran disiplin pada Perilaku & Prestasi Siswa, (Jakarta: Grafindo, 2004), h 74

19

http://www.kamusbesar.com/607/orang-tua Deskripsi Orang Tua Kamus Besar KBBI. Diunduh pada tanggal 19 Januari 2015.

20

Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya. 2009) Cet. Ke-5. H. 155.

21

M. Alisuf Sabari. Psikologi Pendidikan. (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya. 1996) Cet. Ke-2 h. 54.

22

4) Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara 5) Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah 6) Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.23

Dalam psikologi pendidikan disimpulkan bahwa hal-hal pokok dari pengertian belajar adalah:

1) Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar, baik aktual maupun potensial

2) Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatife lama.

3) Perubahan itu karena usaha.24

Dari pengertian-pengertian yang telah diungkapkan oleh para ahli diatas, maka penulis mengambil kesimpulan bahwa belajar merupakan suatu perubahan dalam diri individu. Perubahan manusia dari tidak tau menjadi tau, perkembangan manusia dari tidak bisa menjadi bisa. Perubahan itu terjadi setelah melalui prose belajar. Proses belajar itu terjadi meliputi berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis seperti perubahan pada cara berpikir, keterampilan, kecakapan kebiasaan maupun sikap.

Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia, dengan belajar manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkahnya berkembang menjadi lebih baik. Semua aktivitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar.

Dari pemahaman tentang pengertian prestasi dan belajar maka dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai yang mengakibatkan perubahan atau kemajuan dalam diri individu dari aktivitas belajar, baik perubahan tingkah laku, ilmu pengetahuan atau kecakapan yang diketahui lewat hasil evaluasi berupa angka, simbol, huruf maupun

23

Ibid., h. 3-4

24

kalimat yang dapat menunjukan hasil yang sudah dicapai pada periode tertentu.

b. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Setiap siswa di sekolah dapan menunjukan prestasi yang berbeda dengan siswa lainnya. Setiap siswa memang tidak ada yang sama, perbedaan individualah yang menyebabkan perbedaan tingkah laku belajar dikalangan siswa, sehingga menyebabkan perbedaan dalam prestasi belajar. Prestasi belajar merupakan hasil dari suatu proses yang di dalamnya terdapat sejumlah faktor yang saling mempengaruhi.

Menurut Slameto faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar digolongkan menjadi dua, ”yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedagkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu”.25 Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar:

1. Adapun faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar yang meliputi:

a. Faktor Jasmaniah a) Kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-bagiannya/ bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehtan seseorang berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu.

b) Cacat Tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang sempurna mengenai tubuh/ badan. Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarya juga terganggu.

25

b. Faktor Psikologis

Beberapa aspek psikologis yang mempengaruhi prestasi belajar, antara lain:

a) Intelegensi, Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui/ menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan cepat. Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. faktor ini berkaitan dengan Intellegency Question (IQ) seseorang.

b) Perhatian, Perhatian menurut Gazali yang di kutip okleh Slameto adalah ”keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada sesuatu obyek (benda/ hal) atau sekumpulan objek”.26 Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajari. Jika bahan ajar tidak menjadi perhatian siswa, maka timbul kebosanan, sehingga ia tidak lagi suka belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik, diusahakan bahan pelajaran selalu menarik perhatian dengan cara mengusahakan pelajaran itu sesuai dengan hobi atau bakatnya.

c) Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan mintat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya karena tidak ada daya tarik baginya.

26

d) Motif, Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Di dalam menentukan tujuan dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai itu perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah motif itu sendiri sebagai daya penggerak atau pendorong.

e) Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.27

f) Kematangan, Kematangan adalah suatu tingkat/ fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Anak yang sudah siap (matang) belum dapat melakukan kecakapannya sebelum belajar. Belajar akan lebih baik jika anak sudah siap (matang). Jadi kemajuan baru untuk memiliki kecakapan itu tergantung dari kematangan dan belajar.

g) Kesiapan, Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respons atau bereaksi. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya susah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih baik.

c. Faktor Kelelahan

Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu, kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Agar siswa dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya.

27

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h 131

2. Faktor ekstern adalah faktor sosial dan faktor non sosial. a. Faktor Sosial, yang terdiri dari:

a) Lingkungan keluarga, meliputi cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

b) Lingkungan sekolah, yang meliputi metode pengajaran, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa lainnya, disiplinsekolah, sarana dan prasarana peembelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran, metode belajar, dan tugas rumah.

c) Lingkungan masyarakat, meliputi kegiatan anak dalam masyarakat, teman bergaul, media massa, dan budaya hidup masyarakat.

b. Faktor Non Sosial

Faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung sekolah dan letaknya, alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa. Faktor ini dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.

Dari urain diatas dapat dilihat bahwa prestasi belajar siswa sangat berhubungan dengan dengan faktor yang mempengaruhinya, faktor-faktor tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya. Kelemahan salah satu faktor, akan dapat mempengaruhi keberhasilan seseorang dalam belajar. Namun, dalam hubungannya dengan prestasi belajar yang dapat diperoleh siswa, faktor internallah yang sangat penting berperan besar dalam pencapaian prestasi belajar siswa. Kalau siswa sudah mampu memotivasi dirinya untuk tekun belajar, maka siswa itu sudah tidak bergantung lagi dengan motivasi dari luar (eksternal). Serta hasil belajar yang didapat dengan adanya faktor intrinsik (memotivasi dari diri siswa) akan berbeda dengan prestasi belajar yang diperoleh karena faktor ekstrinsik (motivasi dari orang lain), dan akan mempunyai keputusan tersendiri jika prestasi belajar diperoleh dengan nilai yang optimal dengan motivasi dari diri siswa.

c. Indikator Prestasi Belajar

Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dalam proses belajar siswa. Dalam menetapkan indikator prestasi belajar siswa perlu disesuaikan dengan ranah/ jenis prestasi siswa sehingga tepat dalam memberikan evaluasi dalam mencapai indikator prestasi belajar tesebut.

Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa sebagaimana yang terurai di atas adalah mengetahui garis-garis besar indikator (penunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diungkapkan atau diukur28.

Tabel 2.1

Jenis, Indikator, dan Cara Evaluasi Prestasi

Ranah/ Jenis Prestasi Indikator Cara Evaluasi

A. Ranah Cipta (kognitif)

1. Pengamatan 2. Ingatan 3. Pemahaman 4. Aplikasi/ Penerapan 1. Dapat menunjukan; 2. Dapat membandingkan; 3. Dapat menghubungkan 1. Dapat menyebutkan 2. Dapat menunjukkan kembali 1. Dapat menjelaskan 2. Dapat mendefinisikan

dengan lisan sendiri 1. Dapat memberikan contoh 2. Dapat menggunakan secara tepat 1. Tes tulis 2. Tes tertulis 3. Observasi 1. Tes lisan 2. Tes tertulis 3. Observasi 1. Tes lisan 2. Tes tertulis 1. Tes tertulis 2. Pemberian tugas 3. Observasi 28

5. Analisis

(pemeriksaan dan pemilihan secara teliti)

6. Sintesis (membuat paduan baru dan utuh) 1. Dapat menguraikan 2. Dapat mengklasifikasikan/ memilah-milah 1. Dapat menghubungkan 2. Dapat menyimpulkan 3. Dapat menggeneralisasikan (membuat prinsip umum)

1. Tes tertulis 2. Pemberian tugas

1. Tes tertulis 2. Pemberian tugas

B. Ranah Rasa (Afektif)

1. Penerimaan 2. Sambutan 3. Apesiasi (sikap menghargai) 1. Menunjukkan sikap menerima 2. Menunjukkan sikap menolak 1. Kesediaan berpartisipasi/ terlibat 2. Kesediaan memanfaatkan

1. Menganggap penting dan bermanfaat

2. Menganggap indah dan harmonis

3. Mengagumi

1. Tes tertulis 2. Tes skala sikap 3. Observasi

1. Tes skala sikap 2. Pemberian tugas 3. Observasi 1. Tes skala penilaian sikap 2. Pemberian tugas 3. Observasi

4. Internalisasi (pendalaman)

5. Karakterisasi (penghayatan)

1. Mengakui dan meyakini 2. Mengingkari

1. Melembagakan atau meniadakan

2. Menjelmakan dalam pribadi dan pribadi sehari-hari

1. Tes skala sikap 2. Pemberian tugas

ekspresif (yang menyatakan sikap) dan tugas proyektif (yang menyatakan perkiraan atau ramalan) 1. Pemberian tugas ekspresif dan proyektif 2. Observasi C. Ranah Karsa (Psikomotor) 1. Keterampilan bergerak dan bertindak 2. Kecakapan ekspresi verbal dan non-verbal

Kecakapan

mengkoordinasikan gerak mat, tangan, kaki, dan anggota tubuh lainnya.

1. Kefasihan melafalkan/ mengucapkan

2. Kecakapan membuat mimik dan gerakan jasmani 1. Observasi 2. Tes tindakan 1. Tes lisan 2. Observasi 3. Tes tindakan

3. Ilmu Pengetahuan Sosial

a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu pengetahuan sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum, dan budaya.29

29

Ada beberapa pendapat para ahli pendidik dan IPS di Indonesia yang memeberikan pengertian IPS, diantaranya yaitu:

a) Nu’man Soemantri menyatakan bahwa IPS merupakan pelajaran

ilmu-ilmu sosial yang disederhanakan untuk pendidikan tingkat SD, SLTP, dan SLTA. Penyederhanaan mengandung arti: a) menurunkan tingkat kesukaran ilmu-ilmu sosial yang biasanya dipelajari di universitas menjadi pelajaran yang sesuai dengan kematangan berfikir siswa siswi sekolah dasar dan lanjutan, b) mempertautkan dan memadukan bahan aneka cabang ilmu-ilmu sosial dan kehidupan masyarakat sehingga menjadi pelajaran yang mudah dicerna.

b) S. Nasution mendefinisikan IPS sebagai pelajaran yang merupakan fungsi atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial. Dinyatakan bahwa IPS merupakan bagian kurikulum sekolah yang berhubungan dengan peran manusia dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai subjek sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi, dan psikologi sosial.

c) Tim IKIP Surabaya mengemukakan bahwa IPS merupakan bidang studi yang menghormati, mempelajari, mengelola, dan membahas hal-hal yang berhubungan dengan masalah-masalah human relationship sehingga benar-benar dapat dipahami dan diperoleh pemecahan. Penyajiannya harus merupakan bentuk yang terpadu dan berbagai ilmu sosial yang telah terpilih, kemudian disederhanakan sesuai dengan kepentingan sekolah-sekolah.30

Dari berbagai pengertian para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan sosial adalah hasil penyederhanaan dari berbagai macam disiplin ilmu sosial yang ada. Penyederhanaan yang dimaksud lebih tertuju kepada penyesuaian dengan kurikulum yang akan diterapkan di sekolah, karena pada dasarnya sifat dari disiplin ilmu sosial hampir serupa yakni mempelajari manusia dan gejala sosial yang dialaminya.

b. Karakteristik Ilmu Pengetahuan Sosial

Mata pelajaran IPS memiliki beberapa karakteristik antara lain sebagai berikut:

30

Nadir dkk, Ilmu pengetahuan sosial 1 edisi pertam, (Lerning Assistance Program For Islamic School Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, 2009), h. 10

1) Ilmu pengetahuan sosial merupakan gabungan dari unsure-unsur geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik, kewarganegaraan, sosiologi bukan juga bidang humaniora, pendidikan dan agama. 2) Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPS berasal dari struktur

keilmuan geografi, sejarah, ekoonomi, dan sosiologi, yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok bahasan topik (tema) tertentu.

3) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.

4) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS dapat menyangkut peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab akibat, kewilayah, adaptasi dan pengelolaan lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaa, keadilan dan jaminan keamanan.

5) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial serta kehidupan manusia secara keseluruhan.31

Berdasarkan perspektif mengenai karakteristik IPS di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa IPS adalah salah satu mata pelajaran yang merupakan integrasi dari berbagai disiplin ilmu yaitu ekonomi, geografi, sosiologi, dan sejarah yang dirumuskan atas dasar realitas dan fenomena sosial serta dikaji dengan pendekatan interdisipliner.

c. Tujuan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial

Setiap pembelajaran memiliki tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran. Dengan adanya tujuan pembelajaran dapat dijadikan sebagai arah untuk mencapai tujuan yang diharapkan dalam proses belajar mengajar. Berikut ini adalah rumusan tujuan dari pembelajaran IPS adalah sebagai berikut:

a) Memiliki kesadaran dan kepedulian dalam lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaanmasyarakat. b) Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan

metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.

31

c) Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat.

d) Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat nalisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.

e) Mampu mengemukakan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat.

f) Memotivasi seseorang untuk bertindak berdasarkan moral.

g) Fasilitator didalam suatu lingkungan yang terbuka dan tidak bersifat menghakimi.

h) Mempersiapkan siswa menjadi warga yang baik dalam kehidupannya dan mengembangkan kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam mengambil keputusan pada setiap persoalan yang dihadapi.

i) Menekankan perasaan emosi, dan derajat penerimaan atau penolakan siswa tehadap materi Pembelajaran IPS yang diberikan. 32

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS bertujuan untuk mengembangkan potensis peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap dan mental yang positif, terampil dalam menyikapi segalah masalah yang terjadi, baik yang menimppa dirinya sendiri maupun masyarakat.

Dokumen terkait