• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : LANDASAN TEORI DAN PANGAJUAN HIPOTESIS

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan kata majemuk yang terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. Sebelum pembahasan tentang prestasi belajar, terlebih dahulu penulis terangkan beberapa pengertian prestasi menurut beberapa sumber. Meskipun prestasi belajar istilah yang sudah lazim dalam dunia pendidikan namun hal ini adalah predikat yang masih bersifat umum dan luas penggunannya. Istilah prestasi belajar diberikan kepada keadaan yang menggambarkan tentang hasil yang optimal dari suatu aktifitas belajar. Sehingga prestasi belajar tidak bisa dipisahkan dari

4

pengertian belajar. Oleh karena itu akan dikemukakan pengertian masing-masing kedua kata tersebut.

Kata prestasi berasal dari kata belanda “Prestise” kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti apa yang telah dilakukan atau diciptakan. Hasil pekerjaan yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan bekerja. 5 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan/dikerjakan dsb).6 Atau prestasi belajar bisa diartikan sebagai usaha yang telah dilakukan seseorang setelah melakukan pekerjaan atau perbuatan.7

Apabila ada orang yang mendapat prestasi di bidang Sejarah Nasional, maka yang dimaksud adalah hasil yang diperoleh seseorang dalam bidang Sejarah Nasional. Demikian juga, bila orang yang mendapat prestasi di bidang pendidikan maka yang dimaksud adalah hasil yang dicapai seseorang dalam bidang belajar.

Hal tersebut merupakan bukti dari keberhasilannya setelah ia melakukan suatu aktifitas tertentu. Sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Pasaribu prestasi adalah hasil yang diperoleh seseorang setelah mengikuti pendidikan atau latihan tertentu.8

Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan, bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai atau diusahakan seseorang setelah melakukan suatu aktifivitas yang dilakukan.

Sedangkan arti belajar dalam kamus besar Bahasa Indonesia belajar adalah berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu, berlatih, berubah tingkah laku atau tanggapan yang disebabkan oleh pengalaman.9 Sedangkan dalam kamus pedagogik dikatakan bahwa belajar adalah

5

Habsyi, Kamus Populer, ( Jakarta: Centre, 1983), Cet. 20, h. 216.

6

Lukman Ali, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), h. 787.

7

Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru professional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), cet. 2, h. 5.

8

Pasaribu, Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Tarsito, 1983), hlm. 115.

9

Departemen pendidikan dan kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), h. 13.

berusaha memiliki pengetahuan atau kecakapan, seseorang yang telah mempelajari sesuatu dapat terbukti melalui perbuatannya. 10 Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh sesuatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.11 Sedangkan belajar menurut beberapa pendapat adalah :

1) Menurut M. Uzer Usman, belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interkasi antara individu dengan lingkungannya. 12

2) Menurut Djamarah mendefinisikan belajar sebagai serangkain kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, objektif, dan psikomotor.13

3) Menurut Paimun dalam bukunya Psikologi Perkembangan

berpendapat bahwa belajar dalam arti luas dapat diartikan sebagai suatu proses yang memungkinkan timbulnya atau terbentknya respon utama dengan syarat bahwa perubahan atau munculnya tingkah laku baru itu bukan disebabkan oleh adanya kematangan atau oleh adanya perubahan sementara karena keadaan sewaktu.14

Dalam beberapa pengertian yang diungkapkan oleh beberapa ahli diatas, terdapat kesamaan mengenai pengertian belajar yaitu adanya perubahan baik pada pengetahuan, keterampilan maupun sikap yang dihasilkan sebagai akibat dari proses latihan atau pengalaman. Kini akan dibicarakan lebih lanjut tentang hasil dari kegiatan belajar siswa, yaitu prestasi belajar.

10

Abu Ahmadi, Cara Belajar yang Mandiri dan Sukses, ( Solo: Aneka , 1993), cet. I, h. 21.

11

Slameto, Belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, (Jakarta: Bina Aksara, 1988), Cet. I, h. 2.

12

Moh. Uzer Usman, op. cit., h. 5.

13

Syaiful Bachri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 13.

14

Paimun, Psikologi Perkembangan, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam dan Universitas Terbuka, 1997), h. 178.

Mochtar Buchori dalam bukunya teknik-teknik evaluasi dalam pendidikan prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai atau ditunjukkan oleh murid sebagai hasil belajarnya baik itu berupa angka atau huruf maupun tindakan yang mencerminkan hasil belajar yang dicapai oleh masing-masing anak dalam periode tertentu.15

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi Belajar

Dalam lembaga-lembaga pendidikan, belajar merupakan key term

(istilah kunci) dan utama dalam upaya pendidikan. Karena proses belajar merupakan the process of aquiring knowledge, yakni proses untuk memperoleh pengetahuan. Sehingga belajar dapat dikatakan sebagai tonggak terjadinya suatu perubahan-perubahan dalam diri anak didik yang diwujudkan dalam tingkah lakunya sehari-hari. Oleh karena itu, belajar merupakan hal pokok dalam kehidupan manusia. Karena hampir semua perkembangan dan perubahan manusia terjadi karena belajar.

Proses belajar tentunya tidak lepas dari berbagai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi sebagaimana keberhasilan belajar tadi. Nana Sudjana berpendapat bahwa hasil belajar yang siswa dipengaruhi oleh dua faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari luar siswa/faktor lingkungan.16

Untuk lebih jelasnya faktor-faktor yang mempengaruhi belajar akan dipaparkan per item sebagai berikut:

1) Faktor Internal

Faktor internal yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi: a) Faktor Fisiologis (Jasmaniah)

Keadaan jasmani yang sehat akan lain pengaruhnya dibandingkan dengan jasmani yang kurang sehat, karena hal ini berpengaruhi terhadap kegiatan belajar siswa. Untuk itu agar tetap sehat, maka kondisi makanan harus diperhatikan dan didukung oleh kegiatan

15

Mochtar Buchori, Teknik-teknik Evaluasi dalam Pendidikan, (Bandung: Jemmars, 1983), hlm. 8.

16

Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Al-Gensindo, 1995), h. 39.

olah raga. Dalam hal ini panca indera pun berpengaruh dalam belajar, karena panca indera merupakan pintu masuk pertama segala apa yang dilihat, didengaar, diucapkan dari hasil kerja indera kemudian otak dan hati baru dapat menerima, memahami, dan beraksi.

b) Faktor Psikologis

Faktor psikologis yang mempengaruhi aktifitas belajar cukup banyak. Faktor ini dipandang sebagai berfungsinya pikiran siswa dalam hubungannya dengan pemahaman bahan pelajaran sehingga penguasaan terhadap bahan pelajaran yang disajikan lebih mudah dan efektif. Dengan demikian proses belajar mengajar akan berhasil dengan baik. Faktor psikologis meliputi:

(1) Bakat

Bakat yang terdapat pada tiap siswa berbeda-beda, siswa yang belajar sesuai dengan bakat yang telah ada akan lebih cepat berhasil. Seperti orang yang memiliki bakat seni, ia akan cepat tanggap dengan hal-hal yang berhubungan dengan seni. Sehubungan dengan hal ini, Sardiman menyatakan bahwa bakat adalah sesuatu kegiatan dan sudah ada sejak manusia itu ada.17

(2) Minat

Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.18 Minat memegang peranan penting dalam menentukan proses belajar dan prestasi siswa. Minat menyangkut maslah senang dan tidak senang, tertarik dan tidak tertarik. Apabila bahan pelajaran itu sesuai dengan keinginan (minat) siswa, maka akan lebih giat dalam belajar. Akan tetapi jika pelajaran tersebut tidak menarik lagi

17

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Press, 1995), h. 45.

18

Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2005), h. 119.

siswa akan menimbulkan kelesuan dan semangat belajarnya berkurang.

(3) Sikap

Sikap adalah kemampuan yang mempengaruhi lahirnya tindakan individu yang bersumber dari desakan atau dorongan dalam hati, kebiasaan-kebiasaan dengan lingkungan yang mempengaruhinya.19 Sikap mempunyai peranan dalan pola tingkah laku yang spesifik dan biasanya muncul dengan reaksi emosional.

(4) Intelegensi

Intelegensi adalah kemampuan untuk meletakkan hubungan-hubungan dari proses berpikir.20 Intelegensi adalah kecerdasan yang merupakan salah satu faktor yang besar pengaruhnya terhadap keberhasilan siswa. Jadi siswa yang intelegensinya rendah, dan merasa kesulitan dalam menyerap materi yang dipejari, tetapi sebaliknya siswa yang mempunyai intelegensi tinggi akan mudah menerima materi yang diajarkan

(5) Motivasi

Motivasi sebagai gejala yang terkandung dalam stimuli tindakan kearah tujuan tertentu dimana sebelumnya tidak ada gerakan menuju kearah tujuan tersebut. Motivasi ini bisa berupa dorongan dasar atau internal dan insentif di luar diri individu.21

(6) Konsentrasi

Konsentrasi adalah memusatkan segenap kekuatan perhatian kepada suatu situasi belajar.22 Apabila dalam belajar kurang

19

Sardiman, op. cit. h. 341.

20

Kartini Kartono, Psikologhi Umum. (Bandung: Mandar Maju, 1996), h. 79.

21

Oemar Hamalik, Psikologi Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Offset, 1992), h. 137.

22

berkonsentrasi maka materi yang masuk dalam pikiran cenderung berkesan, tetapi samar-samar dalam kesadaran (7) Perhatian

Perhatian maksudnya adalah pemusatan energi psikis yang tertuju kepada sesuatu objek pelajaran yang atau dapat dikatakan sebagai banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai aktivitas belajar.23

(8) Pemahaman

Pemahaman atau comprehension dapat diartikan menguasai sesuai dengan pikiran. Karena itu maka belajar berarti harus mengerti secara mental makna dan filosofinya, maksud dan implikasi serta aplikasi-aplikasinya.24

Apabila siswa benar-benar memahami materi pelajarannya maka siswa akan siap memberi jawaban yang pasti atas pertanyaan-pertanyaan atau berbagai masalah dalam belajar. 2) Faktor Eksternal

Faktor eksternal yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi: a) Faktor Non Sosial

Yang dimaksud faktor non sosial adalah faktor-faktor dari luar diri anak itu sendiri seperti :

(1) Situasi dan tempat belajar yang memadai, sejuk dan tidak gaduh dan ruang belajar yang cukup luas

(2) Alat peraga yang berfungsi sebagai alat pembantu dalam memahami suatu materi pelajaran

(3) Metode dan gaya pengajaran dan pembinaan dalam penyampaian pelajaran yang digunakan

(4) Bahan pelajaran yang sesuai dengan kemampuan siswa

(5) Hukuman dan ganjaran, hal ini bertujuan untuk menimbulkan motif belajar yang lebih giat

23

Sardiman, op. cit., h. 44.

24

Oleh karena itu agar proses belajar dapat berhasil dengan baik, maka harus dipersiapkan faktor-faktor yang mendukung dan menghindari faktor yang menghambat kegiatan belajar.

b) Faktor Sosial

Yang dimaksud dengan faktor sosial dalam belajar adalah hubungan manusia dengan manusia. Untuk lebih jelasknya faktor-faktor sosial di atas akan penulis paparkan sebagai berikut : (1) Faktor lingkugan keluarga, meliputi :

(a) Orang tua

Cara orang tua mendidikan anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar. Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama dan cara orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh terhadap belajarnya.25 Orang tua merupakan faktor yang sangat dominan yang dapat mempengaruhi anak dalam proses belajar, karena orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya yang mula-mula menerima pendidikan. Partisipasi orang tua antara lain dengan menciptakan iklim rumah yang nyaman, disiplin, menciptakan budaya belajar atau memotivasi serta membimbing belajar anaknya dirumah. Orang tua juga memegang peranan utama dalam memikul tanggung jawab terhadap pendidikan dan kelangsungan hidup anak-anaknya. Kasih sayang orang tua yang diberikan kepada anak secara wajar atau sesuai dengan kebutuhan, mempunyai arti sangat penting bagi pertumbuhannya. Dalam pendidikan agama, dorongan dan perhatian orang tua sangat diperlukan bagi anaknya.

(b) Ekonomi Keluarga

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain harus

25

terpenuhi kebutuhan pokoknya juga membutuhkan fasilitas belajar .26

Karena faktor ekonomi keluarga ini merupakan faktor yang sangat besar pengaruhnya terhadap peningkatan belajar siswa pada masa sekarang ini, sebab hal ini berkenaan dengan masalah biaya pendidikan yang dirasa amat membebani beban orang tua siswa, khususnya, bagi mereka yang status ekonominya menengah kebawah. Masalah biaya pendidikan ini memang merupakan faktor yang sangat menentukan bagi kelangsungan studi siswa. (2) Faktor lingkungan pendidikan formal (sekolah), antara lain:

(a) Kurikulum dan metode mengajar

Kurikulum dan metode mengajar merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa penggunaan metode pembelajaran yang tepat bertujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Oleh karena itu seorang guru harus mampu mengusahakan metode belajar yang tepat dan efisien.

(b) Relasi guru dan siswa

Hubungan antara guru dengan siswa sangat penting diciptakan sehingga antara guru dan murid atau sebaliknya dapat berkomunikasi dengan baik. Sehingga guru akan lebih mudah mengetahui kelemahan dan kelebihan antara siswa yang satu dengan yang lain.

(c) Disiplin sekolah

Peraturan dan tata tertib sekolah sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran di sekolah. Untuk itu perlu diciptakan disiplin sekolah mulai dari kepala sekolah, guru, karyawan serta siswa itu sendiri. Dengan disiplin yang

26

tinggi maka siswa akan terbiasa hidup dalam lingkungan yang teratur

(d) Sarana dan Prasarana

Alat pelajaran dan keadaan gedung sangat mempengaruhi prestasi belajar siswa sebab dengan peralatan pembelajaran yang lengkap dan sesuai dengan kebutuhan serta keadaan gedung yang baik, iklim sekolah yang sehat dan nyaman akan mengantarkan siswa pada pembelajaran yang efektif dan efisien.

(3) Faktor lingkungan masyarakat, antara lain : (a) Kegiatan siswa dalam masyarakat

Dengan kegiatan yang positif di masyarakat misalnya tentang kegiatan sosial masyarakat, olah raga dan sebagainya akan menambah pengalaman siswa hal ini akan menunjang prestasi siswa27

(b) Mass Media

Peran mass media adalah memberikan informasi tentang segala sesuatu yang ditujukan kepada masyarakat luas, yang di dalamnya termasuk dalam bidang pendidikan, sehingga informasi tentang ilmu pengetahuan dan masalah sosial yang ada di masyarakat dapat berpengaruh terhadap prestasi

(c) Teman Beraul

Persahabatan siswa sangat berpengaruh pada prestasi belajar untuk itu siswa harus dapat memilih teman gaul yang sesuai baik di sekolah maupun di masyarakat. Dengan bersahabat pada orang yang sesuai maka lebih mudah dalam bertanya, bertukar pikiran tentang hal-hal yang positif. Misalnya tentang kegiatan di masyarakat dan di sekolah

27

(d) Bentuk kehidupan masyarakat

Dengan pola kehidupan masyarakat yang peduli pendidikan maka akan berpengaruh positif pada peningkatan prestasi siswa. Demikian sebaliknya masyarakat yang acuh pada pendidikan khususnya sekolah hal ini akan menghambat tercapainya prestasi.28

Menurut Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi Belajar,

menambahkan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar selain faktor intern dan faktor ekstern adalah faktor pendekatan belajar diartikan sebagai segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi dalam proses pembelajaran materi tertentu.29

Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni ada 3 pendekatan belajar menurut Briggs seperti dikutip Muhibbin Syah, yaitu : 1) Pendekatan surface (bersifat ilmiah) yaitu siswa belajar karena

dorongan dari luar, antara lain takut tidak lulus yang menyebabkan dia malu, maka gaya belajarnya santai asal hafal dan tidak mementingkan pemahaman yang mendalam

2) Pendekatan deep (mendalam) yaitu siswa mempelajari materi karena dia memang tertarik dan mereka merasa membutuhkan sehingga gaya belajarnya serius dan memahami materi secara mendalam serta memikirkan cara mengaplikasikannya

3) Pendekatan achieving (pencapaian prestasi tinggi) yaitu siswa mempelajari karena ambisi pribadi yang besar dalam meningkatkan prestasi ilmiah.30

Seorang siswa misalnya yang terbiasa mengaplikasikan pendekatan belajar deep (mendalam), mungkin sekali berpeluang banyak untuk meraih prestasi belajar yang bermutu daripada siswa yang menggunakan pendekatan belajar surface (bersifat lahiriah atau permukaan). Dengan

28

Slameto, op. cit., h. 71

29

Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos, 1999), h. 142.

30

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2000), h. 128.

demikian selain faktor-faktor internal dan eksternal siswa, faktor pendekatan belajar juga sangat berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran siswa.

Keseluruhan faktor-faktor tersebut baik faktor internal, eksternal dan pendekatan belajar saling mempengaruhi satu sama lain. Adanya pengaruh dari faktor-faktor tersebut dapat mempengaruhi siswa dalam usaha mencapai prestasi yang maksimal.31

c. Cara Mengetahui Prestasi Belajar

Rangkaian akhir dari suatu proses kependidikan adalah evaluasi atau penilaian. Berhasil atau tidaknya pendidikan dalam mencapai tujuannya dapat dilihat setelah dilakukan evalusai terhadap output yang dihasilkannya. Secara sederhana evaluasi pendidikan dapat diberi batasan sebagai suatu kegiatan untuk menentukan taraf kemajuan suatu pekerjaan dalam proses pendidikan. 32 dalam ruang lingkup terbatas, evaluasi dilakukan dalam rangka mengetahui tingkat keberhasilan pendidik dalam menyampaikan materi pendidikan kepada peserta didik. Sedangkan dalam ruang lingkup luas, evaluasi dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kelemahan suatu proses pendidikan (dengan seluruh komponen yang terlibat di dalamnya) dalam mencapai tujuan pendidikan yang dicita-citakan.

Disisi lain evaluasi mempunyai tujuan yaitu untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam suatu kurun waktu proses belajar tertentu, juga untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok kelasnya. Serta untuk mengetahui hingga sejauhmana siswa telah mendayagunakan kapasitas kognitifnya untuk keperluan belajar dengan kata lain bahwa evaluasi adalah sebagai kontrol pelaksanaan pendidikan. 33

31

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,Op. Cit.,h. 128.

32

Al-Rasyidin dan Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam, Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis ( Ciputat: PT Ciputat Pres 2005), Cet. II, h. 77

33

Abu Ahmadi, Metodik Khusus Pendidikan Agama Islam, ( Bandung: armico, 1986), h. 212

d. Indikator Prestasi Belajar

Pada prinsipnya, pengungkapan hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar siswa. Namun demikian, pengungkapan perubahan tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid sangat sulit. Hal ini disebabkan hasil belajar itu ada yang bersifat intangible (tak dapat diraba). Oleh karena itu ini dilakukan guru dalam hal ini adalah hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap penting dan diharapkan dapat mencerminakan perubahan yang terjadi sebagai hasil belajar siswa, baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun yang berdimensi karsa.34 1) Ranah cipta (kognitif) yang berupa: pengamatan, ingatan, pemahaman,

aplikasi/penerapan, analisis, sintesis (membuat paduan baru dan utuh). 2) Ranah rasa (afektif), yang berupa: penerimaan, sambuatan, apresiasi

(sikap menghargai), internalisasi (pendalaman), karakteriasi (pengahayatan).

3) Ranah karsa (psikomotorik) yang berupa: keterampilan bergerak dan bertindak, kecakapan ekpresi verbal dan non verbal.35

Kunci pokok untuk memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa sebagaimana yang terurai di atas adalah mengetahui garis-garis besar indikator (penunjuk adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak diuangkapkan atau diukur.36

Salah satu indikator wujud perubahan dari hasil belajar di sekolah adalah prestasi belajar yang diformulasikan menjadi angka-angka di dalam raport atau daftar nilai siswa. Djamarah mengungkapkan pengertian karakteristik prestasi belajar sebagai berikut :

1) prestasi belajar merupakan tingkah laku yang dapat diukur. Untuk mengukur tingkah laku tersebut dapat digunakan test prestasi belajar. 2) Prestasi menunjuk kepada individu sebagai sebab, artinya individu

sebagai pelaku.

34

Muhibbin, op. cit., h. 192-193

35

Ibid., h. 217-218

36

3) Prestasi belajar dapat di evaluasi tinggi rendahnya, baik berdasarkan atas kriteria yang di tetapkan terlebih dahulu atau ditetapkan menurut standar yang di capai oleh kelompok.

Prestasi belajar menunjuk kepada hasil dari kegiatan yang dilakukan secara segaja dan disadari.37

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang prestasi belajar pada dasarnya telah banyak dilakukan, tapi bila dikaitkan dengan bantuan/dana/beasiswa sepanjang data di perpustakaan utama dan perpustakaan fakultas ilmu tarbiyah dan keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, sepengetahuan penulis belum banyak yang membahasnya.

Penelitian tentang program BOS (Bantuan Operasional Sekolah) atau sejenis dengan beasiswa serta prestasi belajar nampaknya bukanlah hal yang baru lagi. Dari penelitian mahasiswa yang berkenaan dengan beasiswa diantaranya, yaitu:

Penelitian yang dilakukan oleh Lulu Il Maknun, Jurusan Manajemen Pendidikan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Tahun 2006 dengan judul

“Efektifitas Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dalam peningkatan mutu

pendidikan di SMP Al-Madzhab Ciheulang Bogor”. Dari penelitian kuantitatif ini Berdasarkan hasil pengujian hipotesis mengenai hubungan bantuan operasional sekolah dengan peningkatan mutu pendidikan, diperoleh nilai t hitung 0,667 dengan melihat tabel distribusi frekuensi 50 pada taraf signifikan 5% diperoleh nilai t tabel : 0,273. Maka dapat disimpilkan bahwa prestasi belajar siswa setelah mendapat dana bantuan operasional sekolah ternyata lebih tinggi dari prestasi belajar siswa sebelum mendapat dana BOS dengan mengacu pada nilai ujian akhir nasional (UAN). Dari penelitian ini, bantuan operasional sekolah (BOS) dan peningkatan mutu pendidikan ternyata sangat berpengaruh satu sama lain sehingga pemberian bantuan dana BOS bisa

37

Rezeki Amaliyah, Hubungan antara Kedisiplinan siswa Dengan Prestasi Belajar Sosiologi di SMA Triguna Utama, (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta 2010), hal. 30.

ditingkatkan dengan tujuan mampu memberikan kemajuan bagi pendidikan Indonesia agar lebih bermutu atau berkualitas.38

Penelitian yang dilakukan oleh Abdul Majid, Jurusan Kependidikan Islam, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2003 dengan judul “Peran bantuan operasional sekolah dalam meningkatkan minat menyekolahkan anak”. Penelitian ini menggunakan metode kulitatif dengan kesimpulan bantuan operasional sekolah telah berperan dalam rangka meningkatkan minat menyekolahkan anak melalui peringanan SPP atau iuran bulanan siswa, dan hal ini adalah cara yang baik dilakukan oleh sekolah meningkatkan kondisi sebagian besar orang tua siswa berdasarkan data bekerja mayoritas sebagai pekerja tidak tetap. 39

Penelitian yang dilakukan oleh Sinta Dwi Permata, Jurusan Kependidikan Islam Manajemen Pendidikan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2011 dengan judul “ Studi pengelolaan dana bantuan operasional sekolah dalam mensukseskan wajib belajar Sembilan tahun di MTs

Unwaanunnajah Pondok Aren Tangerang Selatan”. Penelitian ini

menggunakan penelitian kualitatif dengan kesimpulan bantuan operasional sekolah telah membantu dalam meringankan biaya pendidikan di sekolah tersebut, karena penggunaan dana BOS dialokasikan pada pos-pos yang tepat sesuai dengan RAPBS yang telah ditetapkan sebelumnya. 40

Dari ketiga penelitian di atas terdapat perbedaan dengan penelitian

Dokumen terkait