• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

2. Prestasi Belajar Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam

Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses, sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Kata prestasi belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu prestasi dan belajar. Di dalam kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil

yang telah dicapai (dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya); sehingga prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau nilai yang diberikan oleh guru (KBBI, 2008: 1101).

Prestasi belajar menurut Good dalam Tritjahjo Danny Soesilo (2015: 107) adalah pencapaian atau kecakapan yang ditampakkan dalam suatu keahlian atau sekumpulan pengetahuan. Sedangkan Tritjahjo Danny Soesilo (2015: 108) merumuskan bahwa prestasi belajar adalah kompetensi yang terjadi (dimiliki) pada peserta didik setelah melakukan kegiatan belajar maupun pembelajaran selama kurun waktu tertentu yang meliputi: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.

Prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar. Prestasi belajar sesuai dengan tingkat keberhasilan sesuatu dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam bentuk nilai atau rapor setiap bidang studi setelah mengalami proses belajar mengajar (Hamdani, 2011: 139).

Dari berbagai pengertian di atas dapat diketahui bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai peserta didik dalam suatu keahlian setelah melakukan kegiatan belajar yang ditunjukkan dengan

nilai tes yang meliputi aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Proses belajar melibatkan berbagai faktor yang sangat kompleks. Oleh sebab itu, masing-masing faktor perlu diperhatikan agar proses belajar dapat berhasil sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Secara umum keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Berikut masing-masing penjelasannya: (Lilik Sriyanti, 2013: 24-26).

1) Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri individu siswa, adapun yang termasuk dalam faktor-faktor eksternal antara lain:

a) Faktor nonsosial, yaitu faktor-faktor di luar individu siswa yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Aspek fisik tersebut bisa berupa peralatan sekolah, sarana belajar yang terdapat media pembelajaran di dalamnya, gedung dan ruang belajar, kondiri geografis sekolah dan rumah, iklim dan cuaca, jarak rumah ke rumah, sarana transportasi yang tersedia dan sejenisnya.

b) Faktor sosial, yaitu faktor-faktor di luar individu yang berupa manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa berupa faktor keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat (termasuk teman pergaulan anak).

2) Faktor internal adalah faktor-faktor yang terdapat dalam diri individu. Faktor internal terdiri dari:

a) Faktor fisiologis, yaitu kondisi fisik yang terdapat dalam diri individu, yang termasuk dalam faktor fisiologis antara lain: (1) Keadaan tonus jasmani pada umumnya, misalnya: tingkat

kesehatan, kelelahan, mengantuk, dan kebugaran fisik individu.

(2) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu, terutama yang terkait dengan fungsi pancaindra dan kelengkapan anggota tubuh yang ada dalam diri individu.

b) Faktor psikologis, yaitu faktor psikis yang ada dalam diri individu. Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran peserta didik, yang pada umumnya dipandang lebih esensial adalah sebagai berikut: (Muhibbin Syah, 2006: 132)

(1) Inteligensi peserta didik

Pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psikofisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat.

(2) Sikap peserta didik

Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara

yang relatif tetap terhadap objek orang, barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif.

(3) Bakat peserta didik

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang. Dalam perkembangan selanjutnya, bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. (4) Minat peserta didik

Minat berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu.

(5) Motivasi peserta didik

Motivasi adalah keadaan internal organisme yang mendorongnya untuk berbuat sesuatu.

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar meliputi faktor eksternal (di luar diri peserta didik), dan faktor internal (dalam diri peserta didik).

c. Pengertian mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam

Keputusan Menteri Agama (KMA) Republik Indonesia No. 165 tahun 2014 menjelaskan bahwa mata pelajaran SKI di Madrasah Tsanawiyah merupakan salah satu mata pelajaran yang menelaah tentang asal-usul, perkembangan, peranan kebudayaan/peradaban

Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam di masa lampau, mulai dari perkembangan masyarakat Islam pada masa Nabi Muhammad Saw. dan Khulafaurrasyidin, Bani Ummayah, Abbasiyah, Ayyubiyah sampai perkembangan Islam di Indonesia.

Dengan demikian, mata pelajaran SKI merupakan mata pelajaran yang menceritakan asal-muasal dan perkembangan Islam dari masa ke masa yang memiliki kepribadian manusia yang didasarkan kepada sumber nilai-nilai Islam.

d. Tujuan mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam

Mata pelajaran SKI di Madrasah Tsanawiyah bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut: (KMA, 2014: 46) 1) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya

mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh Rasulullah saw dalam rangka mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

2) Membangun kesadaran peserta didik tentang pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan masa depan.

3) Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah.

4) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik terhadap peninggalan sejarah Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di masa lampau.

5) Mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh berprestasi, dan mengaitkannya dengan fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan lain-lain untuk mengembangkan kebudayaan dan peradaban Islam.

e. Ruang lingkup mata pelajaran sejarah kebudayaan Islam

Ruang lingkup mata pelajaran SKI di Madrasah Tsanawiyah berdasarkan Keputusan Menteri Agama (KMA) Republik Indonesia No. 165 tahun 2014 meliputi:

1) Memahami sejarah Nabi Muhammad saw. periode Makkah. 2) Memahami sejarah Nabi Muhammad saw. periode Madinah. 3) Memahami peradaban Islam pada masa Khulafaurrasyidin.

4) Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasti Bani Umaiyah.

5) Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasti Bani Abbasiyah.

6) Perkembangan masyarakat Islam pada masa Dinasti Bani Al Ayyubiyah.

7) Memahami perkembangan Islam di Indonesia.

Berdasarkan ruang lingkup di atas kompetensi inti dan kompetensi dasar yang digunakan dalam penelitian ini, sebagai berikut:

Kelas VIII, Semester 2 (KMA,2014: 150-151)

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR

1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

1.1. Menghayati ibrah atau nilai-nilai dari proses berdirinya dinasti Al Ayyubiyah

1.2. Menghayati nilai-nilai positif dari perkembangan dinasti Al-Ayyubiyah

1.3. Menghayati semangat perjuangan Shalahuddin al-Ayyubi dalam upaya menegakkan agama Allah swt.

1.4. Menghayati nilai-nilai positif yang ditunjukkan oleh ilmuwan muslim pada masa dinasti Al-Ayyubiyah

2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan

pergaulan dan keberadaannya

2.1. Menunjukkan sikap bijaksana sebagai implementasi dari pemahaman mengenai sejarah berdirinya dinasti Bani Al-Ayyubiyah 2.2. Meneladani perilaku istiqamah seperti yang dicontohkan oleh para khalifah dari dinasti Bani Al-Ayyubiyah

2.3. Meneladani semangat juang dari dinasti Al-Ayyubiyah yang terkenal (Shalahuddin al-Ayyubi, Al-Adil dan Al-Kamil)

2.4. Meneladani semangat menuntut ilmu para ilmuwan muslim dinasti Al-Ayyubiyah

3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu

pengetahuan, teknologi, seni budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata

3.1. Memahami sejarah berdirinya dinasti Al-Ayyubiyah

3.2. Mengidentifikasi perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada masa dinasti Al-Ayyubiyah

3.3. Memahami semangat juang para penguasa dinasti Al-Ayyubiyah yang terkenal (Shalahuddin al-Ayyubi, Adil dan Al-Kamil)

3.4. Mengidentifikasi ilmuwan muslim dinasti Al-Ayyubiyah dan perannya dalam kemajuan kebudayaan /peradaban Islam

4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,

menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang semua dalam sudut pandang/teori

4.1. Menceritakan sejarah berdirinya dinasti Al-Ayyubiyah

4.2. Membuat peta konsep mengenai hal-hal yang dicapai pada masa dinasti Al-Ayyubiyah 4.3. Menceritakan biografi tokoh yang terkenal (Shalahuddin al-Ayyubi, Al Adil dan Al Kamil)pada masa dinasti Al-Ayyubiyah 4.4. Memaparkan peran ilmuwan dalam memajukan kebudayan dan peradaban Islam pada masa dinasti Al-Ayyubiyah

Dokumen terkait