• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan hasil pencapaian seseorang setelah mengikuti proses pelatihan, pembelajaran yang berupa pengetahuan, sikap, maupun keterampilan yang disajikan dalam bentuk angka maupun sebuah pernyataan. Pernyataan tersebut didukung oleh Sugihartono, dkk (2013: 130), menjelaskan bahwa prestasi belajar merupakan sebuah hasil pengukuran yang berwujud angka ataupun pernyataan yang mencerminkan tingkat penguasaan materi pelajaran bagi siswa. Tirtonegoro (2006: 43), menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan penilaian hasil usaha dalam kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh siswa dalam periode tertentu.

Prestasi belajar mempunyai fungsi yang penting dalam proses pembelajaran. Adapun fungsi utama prestasi belajar Zainal Arifin (2011: 12 - 13), yaitu:

1) prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai siswa,

2) prestasi belajar merupakan pemuasan hasrat ingin tahu,

3) prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan, asumisinya bahwa prestasi belajar dapat dijadikan pendorong siswa untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik dalam meningkatkan mutu pendidikan,

4) prestasi belajar merupakan indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan, asumsinya bahwa indikator intern bahwa kurikulum yang

16

digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan siswa. Sementara itu, asumsi indikator ekstern bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dapat dijadikan indikator kesuksesan siswa di masyarakat, dan

5) prestasi belajar dijadikan indikator daya serap (kecerdasan) peserta didik. Dari pendapat di atas prestasi belajar mempunyai fungsi yang penting dalam kegiatan pembelajaran. Selain berfungsi sebagai gambaran tingkat kualitas dan kuantitas penguasaan materi siswa, prestasi belajar ternyata juga berfungsi sebagai indikator instansi pendidikan dalam mengukur keberhasilan siswanya di tengah masyarakat. Maka dari itu prestasi belajar IPS siswa sangat diperhatikan dalam penelitian ini, karena sudah sangat jelas bahwa prestasi belajar bukan hanya menyangkut masalah kuantitas hasil saja melainkan juga kualitas siswa bahkan kualitas sebuah instansi pendidikan yaitu sekolah.

Anderson & Krathwohl (2014: 99 - 133), menjelaskan bahwa kategori aspek penguasaan materi atau yang sering disebut aspek kognitif terdiri dari 6 tingkatan, yaitu:

1) Mengingat, yaitu mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Mengingat sangat penting sebagai bekal untuk belajar yang bermakna dan untuk menyelesaikan masalah karena pengetahuan dipakai dalam tugas yang kompleks. Proses mengingat ada 2 yaitu mengenali dan mengingat kembali. Mengenali merupakan mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang untuk membandingkan dengan informasi yang baru saja diterima. Contoh penerapan proses mengingat terdapat soal benar salah dan pilihan ganda. Sedangkan mengingat kembali adalah mengambil

17

pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang ketika soal menghendaki demikian. Contoh proses mengingat kembali pada pelajaran IPS adalah tes dengan pertanyaan “apa barang ekspor utama dari Indonesia?”.

2) Memahami, yaitu mengkontruksikan makna materi pembelajaran, yang bersifat lisan, tulisan atau grafis yang disampaikan melalui pengajaran, buku atau komputer. Proses kognitif dalam kategori memahami ada 7, yaitu menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.

3) Mengaplikasikan, yaitu dalam prosesnya melibatkan pengguanaan prosedur – prosedur tertentu untuk mengerjkan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Kategori mengaplikasikan terdiri dari dua proses kognitif, yaitu mengeksekusi dengan menerapkan sesuatu prosedur pada tugas yang familier dan mengimplementasikan dengan memilih dan menggunakan sebuah prosedur untuk menyelesaikan tugas yang tidak familier.

4) Menganalisis, yaitu proses memecahkan materi jadi bagian – bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antara bagian dan antara setiap sebagian dan struktur keseluruhannnya. Tujuan dari menganalisis yaitu menentukan potongan informasi yang relevan atau penting, menentukan cara untuk menata potongan – potongan informasi tersebut, dan menentukan tujuan dibalik informasi tersebut. Kategori proses menganalisis yaitu membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusi.

18

5) Mengevaluasi, yaitu membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar. Kriteria yang digunakan adalah kualitas, efektifitas, efektivitas, efisien, dan konsisten. Sedangkan standarnya bersifat kuantitatif kategori proses mengevalusi yaitu memeriksa dan mengkritik.

6) Mencipta, yaitu melibatkan proses menyusun elemen – elemen pada sebuah keseluruhan yang koheren dan fungsional. Tujuan mencipta adalah siswa membuat produk baru dengan mengreoganisasi sejumlah elemen atau bagian menjadi sebuah pola yang belum pernah ada sebelumnya. Dalam mencipta terdapat tiga proses kognitif yaitu merumuskan, merencanakan, dan memproduksi.

Mengacu pada tingkatan kognitif yang dikemukakan oleh Lorin dan David bahwa prestasi belajar yang akan diteliti pada penelitian ini hanya pada tingkatan mengingat, memahami, dan mengaplikasikan. Pada tahap mengingat siswa akan mengingat kembali informasi yang telah didapatnya. Kemudian tahap memahami memiliki tingkatan yang lebih tinggi dari pada mengingat, yaitu siswa harus dapat membangun lebih dalam lagi tentang materi dengan misalkan dengan memberi contoh. Tingkatan selanjutnya yaitu mengaplikasikan. Setelah siswa mampu memahami materi maka siswa latih untuk mengaplikasikan materi tersebut dalam konsep kehidupan nyata.

b. Faktor – Faktor Prestasi Belajar

Memperoleh prestasi belajar yang membanggakan tidak lepas dari faktor yang mendukung seorang siswa selama proses belajar. Banyak faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi siswa, seperti intelegensi, minat, emosi dan

19

motivasi, keluarga, teman, dan sekolah. Pendapat tersebut didukung oleh Conny R. Semiawan & Yufiarti (2008: 11-14), bahwa terdapat faktor lain yang mempengaruhi prestasi belajar siswa, diantaranya:

1) pemenuhan kebutuhan psikologis, pemenuhan kebutuhan psikologis dalam perkembangannya tergantung dari cara lingkungannya berinteraksi dengan dirinya. Kewajiban sekolah sebaik mungkin mempersiapkan siswa dengan bekal yang mencukupi untuk menghadapi tantangan masa depan. Orang tua bertugas membantu mengembangkan potensi siswa.

2) intelegensi, emosi, dan motivasi, prestasi belajar bukan saja dipengaruhi oleh kemampuan intelektual yang bersifat kognitif saja melainkan emosi, motivasi, kepribadian dan pengaruh lingkungan. Keseimbangan antara intelegensi intelektual dan intelegensi emosional diperlukan untuk berkonsentrasi terhadap materi pelajaran yang dihadapi, mengatasi stress atau kecemasan dalam persoalan tertentu. Motivasi bersumber dari keyakinan kemampuan untuk memperoleh sukses dalam upaya mencapai sasaran yang direncanakan. Hal ini berdampak pada upaya mewujudkan prestasi belajar, mengaktualisasikan potensi seoptimal mungkin.

3) pengembangan kreativitas, setiap anak dilahirkan dengan bakat yang merupakan potensi kemampuan (inherent component of ability) yang berbeda dan terwujud karena interaksi yang dinamis antara keunikan individu dan pengaruh lingkungan. Berbagai kemampuan yang teraktualisasi beranjak dari fungsi otak. Belahan otak kiri berfungsi terhadap hal yang bersifat linier, logis, teratur. Sedangkan belahan otak kanan untuk

20

mengembangkan imajinasi dan kreativitas. Pembelajaran yang mengendalikan fungsi kedua belahan otak secara harmonis akan banyak membantu anak berprakarsa mengatasi dirinya, meningkatkan prestasi belajar sehingga mampu mencapai kemandirian dan mampu menghadapi berbagai tantangan.

Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar juga dikemukakan oleh Muhibbin Syah (2008: 132-139), yaitu:

1) Faktor Internal

a) Aspek pisiologis yaitu mengenai keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. Kondisi umum jasmani yang menandai tingkat kebugaran organ – organ tubuh dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pembelajaran.

b) Aspek psikologis mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa yang pada umumnya dipandang lebih esensial adalah tingkat kecerdasan atau inteligensi siswa, sikap, bakat, minat dan motivasi siswa.

2) Faktor Eksternal

a) Lingkungan sosial seperti guru teman dan staff adminstrasi sekolah dapat mempengaruhi semangat belajar seorang siswa. Begitu juga dengn lingkungan masyarakat dan orang tua.

b) Lingkungan nonsosial termasuk didalamnya gedung sekolah, rumah, alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar. Waktu siswa untuk belajar dipercaya berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

21 3) Faktor pendekatan belajar

Pendekatan merupakan segala cara atau strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran materi tertentu Lawson (dalam Muhibbin Syah, 2008: 139). Pendekatan belajar siswa didalamnya termasuk metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran pada materi tertentu. Pendekatan belajar berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran siswa dan mungkin sekali berpeluang untuk meraih prestasi belajar siswa yang lebih bemutu.

Ketika meraih prestasi belajar perlu diperhatikan upaya pemilihan pendekatan yang tepat dan sesuai dengan materi ajar. Dalam kaitannya dengan penelitian ini maka peneliti berupaya untuk menggunakan pendekatan yang tepat termasuk di dalamnya mengenai penentuan motode yang digunakan guru dalam mengajar. Dengan pemilihan pendekatan dan metode yang tepat, maka tujuan pembelajaran akan tecapai dengan optimal dan memberikan dampak yang baik bagi prestasi belajar siswa.

Jadi, yang dimaksud prestasi belajar IPS dalam penelitian ini dibatasi pada tingkat pencapaian belajar siswa dalam aspek pengetahuan atau kognitif yang menggambarkan penguasaan dan pemahaman materi Ilmu Pengetahuan Sosial khususnya pada kompetensi dasar mendeskripsikan perjuangan para tokoh pejuang pada masa penjajahan Belanda dan Jepang. Prestasi belajar IPS sangat diperhatikan dalam penelitian ini karena prestasi belajar menyangkut sejauh mana pengetahuan yang dimiliki siswa guna menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam masyarakat nantinya. Mengingat subjek penelitian ini adalah siswa Sekolah

22

Dasar kelas V, maka tingkatan aspek kognitif yang dicapai dalam penelitian ini adalah mengingat, memahami, dan mengaplikasikan.

B. Active Learning tipe Talking Stick

Dokumen terkait