• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURAT PERNYATAAN

G. Ruang Lingkup Penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

3. Prestasi Belajar

Keberhasilan suatu proses belajar seseorang di sekolah dapat dilihat dari hasil yang diperoleh siswa yaitu dapat dilihat dari prestasi belajar pada setiap mata pelajaran termasuk IPS Terpadu. Kata prestasi berasal dari bahasa belanda yaitu “prestatie’ yang diserap dalam bahasa indonesia menjadi “prestasi” yang berarti hasil usaha. Prestasi merupakan tolak ukur keberhasilan suatu proses

pembelajaran disekolah, oleh karena itu semua pihak baik orang tua maupun guru merperan penting untuk selalu mengawasi anak didiknya dalam belajar.

Menurut Oemar hamalik (1999:159) menyatakan bahwa hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya derajat perubahan tingkah laku siswa.

Belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut

pengetahuan, keterampilan maupun sikap, bahkan meliputi segenap aspek organisme atau pribadi (Djamarah dan Zain, 2006:10). Belajar dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya (Sardiman 2007: 20). Menurut Hamalik (2001: 27) mendefinisikan.

“Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing). Menurut pengertian ini, belajar

merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan kelakuan.”

Menurut Gagne, dalam Dimyati dan Mudjiono (2006:10) berpendapat bahwa setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Menurut Bloom dan kawan-kawan, dalam Dimyati dan Mudjiono (2006:26) ada tiga taksonomi yang dipakai untuk mempelajari jenis perilaku dan kemampuan internal akibat belajar yaitu:

1. Ranah Kognitif

Ranah kognitif (Bloom, dkk) terdiri dari enam jenis perilaku diantaranya: Pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi.

2. Ranah Afektif

Ranah afektif (Krathwohl dan Bloom, dkk) terdiri dari lima perilaku yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian dan penentuan sikap, organisasi, dan pembentukan pola hidup.

3. Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor (Simpson) terdiri dari tujuh jenis perilaku yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan yang terbiasa, gerakan kompleks, penyesuaian gerakan, dan kreativitas.

Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat dikatakan bahwa seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkat lakunya. Dalam belajar harus terjadi perubahan baik tingkah laku sikap dan cara berpikir. Dari keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan paling pokok.

Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.

Menurut Slameto (2003: 2) pengertian belajar adalah.

“Suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam diri seseorang banyak sekali baik sifat maupun jenisnya, karena itu tentu tidak setiap perubahan dalam diri seseorang merupakan perubahan dalam arti belajar.”

Adapun jenis-jenis belajar yaitu:

1. belajar bagian (part learning, fractioned learning); 2. belajar dengan wawasan (learning by insight) 3. belajar diskriminatif (discrimintif learning);

4. belajar global atau keseluruhan (global wrote learning); 5. belajar incidental (inscidentil learning);

6. belajar instrumental (instrumental learning); 7. belajar intensional (intentional learning); 8. belajar laten (latent learning);

9. belajar mental (mental learning); 10. belajar produktif (productive learning);

11. belajar verbal (verbal learning). (Slameto, 2003 : 5-8).

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 7) Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialamii oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar.

Piaget berpendapat bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu. Sebab individu melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami perubahan. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang (Dimyati dan Mudjiono, 2006:13)

Dalam usaha memahami pengertian belajar dapat diawali dengan mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa definisi tentang belajar, antara

lain definisi belajar menurut Cronbach, Harold Spears, dan Geoch (dalam

Sardiman; 2005:20). Dari ketiga definisi tersebut, maka dapat diterangkan bahwa “ Belajar merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati,

mendengarkan, meniru dan lain sebagainya”. Sardiman (2005:22), mengemukakan bahwa

“Secara umum, belajar boleh dikatakan juga sebagai suatu proses interaksi antara diri manusia (id-ego-super ego) dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep, ataupun teori”. Menurutnya proses interaksi itu adalah proses internalisasi dari sesuatu ke dalam diri yang belajar, dan dilakukan secara aktif dengan segenap panca indra ikut berperan.

Menurut Jerome Brunner (Trianto, 2009:15)

“Belajar adalah suatu proses aktif dimana siswa membangun

(mengkonstruk) pengetahuan baru berdasarkan pengalaman/pengetahuan yang sudah dimilikinya. Dalam pandangan konstruktivisme ‘Belajar’ bukanlah semata-mata mentransfer pengetahuan yang ada diluar dirinya, tetapi belajar lebih pada bagaimana otak memproses dan

menginterpretasikan pengalaman yang baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya dalam format yang baru.

Belajar secara umum diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui pengalaman, dan bukan merupakan pertumbuhan adatu perkembangan tubuhnya atau karakteristik seseorang sejak lahir (Trianto, 2009:16)

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang ketikaa mengerjakan tugas atau kegatan tertentu. Selain itu prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukjan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru. (Tulus Tu’u, 2004:267). Abdurrahman (2001:23) berpendapat bahwa prestasi belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melakukan kegiatan belajar.

Muhibbin Syah (2003:101) memberikan pendapat bahwa prestasi belajar

merupakan hasil belajar yang berdimensi cipta (kognitif), rasa (afektif), maupun karsa (psikomotor) yang dinyatakan ke dalam ukuran dan data hasil belajar. Prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai yang diberikan guru kepada muridnya atau dosen kepada mahasiswanya dalam jangka waktu tertentu. (Purwanto,2001:101)

Walgito (2010:185) mendifinisikan:

“Salah satu pengertian belajar merupakan suatu proses, yang

mengakibatkan adanya perubahan tingkah laku (change in behavior or performance). Ini berarti sehabis belajar individu mengalami perubahan dalam perilakunya. Perilaku dalam arti yang luas dapat overt behavior atau innert behavior. Karena itu perubahan itu dapat dalam segi kognitif, afektif, dan dalam segi psikomotor.”

Menurut pendapat-pendapat di atas dapat simpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai setelah ia melakukan proses kegiatan pembelajaran yang

dilakukan di dalam sekolah atau di luar sekolah. Dan dapat berupa nilai atau angka atau bisa saja berupa penghargaan tertentu.

Terdapat beberapa prinsip belajar menurut Arnie Fajar (2009: 10-11) : 1. Belajar harus berorientasi pada tujuan yang jelas;

2. Proses belajar akan terjadi bila seseorang dihadapkan pada situasi problematis;

3. Belajar dengan pemahaman akann lebih bermakna dari pada belajar dengan hafalan;

4. Belajar secara menyeluruh akan lebih berhasil daripada belajar secara terbagi-bagi;

5. Belajar memerlukan kemampuan dalam menangkap intisari pelajaran itu

sendiri; serta

6. Belajar merupakan proses yang kontinu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar, yaitu: 1. Faktor internal siswa, meliputi:

a. Aspek fisiologi : jasmani, mata, dan telinga.

b. Aspek psikologis siswa : intelegensi, sikap, minat, bakat, dan motivasi. 2. Faktor eksternal siswa, meliputi:

a. Lingkungan sosial: keluarga, guru dan satf, masyarakat, dan teman. b. Lingkungan non-sosial: rumah, sekolah, peralatan, dan alam. 3. Faktor pendekatan siswa dalam belajar, meliputi:

a. Pendekatan tinggi, yaitu pendekatan speculative dan pendekatan achieving.

b. Pendekatan sedang, yaitu pendekatan analytical dan pendekatan deep. c. Pendekatan rendah, yaitu pendekatan reproductive dan pendekatan

survace.

Keberhasilan pelaksanaan belajar mengajar di sekolah sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Untuk dapat menghasilkan prestasi belajar yang baik, perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan belajar mengajar sehingga dapat dijadikan koreksi bagi guru dan peningkatan prestasi

selanjutnya. Seperti yang diungkapkan oleh Bimo Walgito mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu:

1. Faktor yang berasal dari dalam individu, meliputi: a. Intelegensi;

b. Motivasi siswa;

c. Minat siswa terhadap pelajaran; serta

d. Persepsi siswa terhadap guru yang mengajar. 2. Faktor yang berasal dari luar individu, meliputi:

a. Pekerjaan orang tua; b. Pendapatan orang tua; c. Pendidikan orang tua; d. Aktivitas belajar siswa; serta e. Sarana belajar siswa.

Pendapat lain mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Slameto (2003:54) meliputi:

1. Faktor intern, yaitu faktor yang datang dari dalam diri siswa yang sedang belajar, yang meliputi:

a. Faktor biologis atau jasmaniah: kesehatan, cacat badan.

b. Faktor psikologis atau rohaniah: intelegensi, perhatian, minat, bakat. 2. Faktor ekstern, yaitu faktor yang datang dari luar individu ang sedang

belajar, meliputi:

a. Faktor lingkungan keluarga: cara orang tua mendidik, suasana rumah, ekonomi keluarga, relasi antar anggota keluarga, pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan.

b. Faktor lingkungan sekolah: metode mengajar, kurikulum, relasi, guru dengan siswa, disiplin sekolah, alat pengajaran, waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode balajar, tugas rumah.

c Faktor lingkungan masyarakat: media massa, teman bergaul, kegiatan bermasyarakat, dan bentuk kehidupan bermasyarakat.

(Slameto, 2003:54)

Faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi satu sama lain. Karena faktor-faktor tersebut, maka terdapat prestasi siswa yang berbeda-beda, ada siswa-siswa yang berprestasi tinggi (high achieves) dan prestasi rendah (under avhieves) atau tidak berprestasi sama sekali. Dalam hal ini, seorang guru yang berkompeten dan profesional diharapkan mampu mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan

munculnya kelompok siswa yang menunjukan gejala kegagalan dengan berusaha mengetahui dan membantu mereka mengatasi faktor yang menghambat proses belajar siswa, sehingga tujuan pembelajaran tersebut sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

Berdasarkan beberapa pengertian dan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dan prestasi belajar di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa dari kegiatan pembelajaran yang dilakukan dalam waktu tertentu. Prestasi yang telah diperoleh tersebut menunjukkan tingkat penilaian penguasaan, baik yang bersifat kogitif, afektif, dan psikomotorik sehingga terlihat dari perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil belajar yang telah diikuti siswa melalui proses pembelajaran. Prestasi yang dihasilkan oleh siswa merupakan harapan semua siswa dan guru dan juga orang tua sebab merupakan suatu kebanggaan dan dapat menunjukkan sejauh mana kemampuannya dalam

menyerap dan memahami materi mata pelajaran yang telah diikuti dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.

4. Mata Pelajaran Pengetahuan Sosial di SMP dan MTS

Dokumen terkait