ABSTRAK
PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR MELALUI KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU
SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 GEDONGTATAAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh SITI ROHANA
Pada lingkup pendidikan formal, mutu pendidikan tidak terlepas dari prestasi belajar siswa. Kemandirian serta kreativitas belajar merupakan suatu hal yang penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya dalam mata pelajaran IPS Terpadu. Dalam proses belajar mengajar, tanpa adanya keaktifan anak belajar tidak akan mencapai hasil yang maksimal. Kreativitas akan menimbulkan sikap kritis, yang mana sikap kritis ini hanya akan dimiliki oleh individu yang mempunyai kecerdasan tinggi dan kemandirian dalam belajar yang pada akhirnya akan mendorong untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kemandirian belajar melalui kreativitas belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas IX SMP N 4 Gedongtataan tahun pelajaran 2011/2012. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas IX SMP N 4 Gedongtataan yang berjumlah 140 siswa, dan sampel dalam penelitian ini adalah 104 siswa. Data yang terkumpul melalui angket, diolah dengan komputer melalui program SPSS versi 16. Untuk menguji hipotesis menggunakan uji regresi linier dengan analisis jalur.
Berdasarkan analisis data diperoleh hasil sebagai berikut.
1. Ada pengaruh kemandirian belajar terhadap kreativitas belajar siswa kelas IX SMP N 4 Gedongtataan tahun 2011/2012. Hal ini ditunjukkan dengan thitung > ttabel = 4,362 > 1,983 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil angka beta diperoleh 0,396 atau 39,6 % yang berarti kreativitas belajar dipengaruhi oleh kemandirian belajar.
siswa kelas IX SMP N 4 Gedongtataan tahun 2011/2012. Hal ini ditunjukkan dengan thitung > ttabel = 5,872 > 1,983 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil angka beta diperoleh 0,507 atau 50,7 % yang berarti prestasi belajar IPS Terpadu dipengaruhi secara langsung oleh kemandirian belajar.
4. Ada pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu melalui kreativitas belajar siswa kelas IX SMP N 4 Gedongtataan tahun 2011/2012. Hal ini ditunjukkan dengan 0,396 x 0,471= 0,187 atau 18,7% yang berarti prestasi belajar IPS Terpadu secara tidak langsung dipengaruhi oleh kemandirian belajar melalui kreativitas belajar.
PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR MELALUI KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU
SISWA KELAS IX SMP N
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR MELALUI KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU
SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 GEDONGTATAAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012
Oleh SITI ROHANA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN
Pada
Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG 2012
PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR MELALUI KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU
4 GEDONGTATAAN
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar
PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR MELALUI KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU
SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 GEDONGTATAAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012
(Skripsi)
Oleh
SITI ROHANA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL
ABSTRAK
HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN RIWAYAT HIDUP
PERSEMBAHAN MOTTO
SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 10
C. Pembatasan Masalah ... 10
D. Rumusan Masalah ... 11
E. Tujuan Penelitian ... 11
F. Manfaat dan Kegunaan Penelitian ... 12
G. Ruang Lingkup Penelitian ... 13
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 14
1. Kemandirian Belajar ... 14
2. Kreativitas Belajar ... 23
3. Prestasi Belajar ... 55
4. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ... 62
B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 65
C. Kerangka Pikir.. ... 65
B. Populasi dan Sampel ... 71
1. Populasi ... 71
2. Sampel... ... 71
3. Teknik Pengambilan Sampel ... 72
C. Variabel Penelitian ... 73
D. Definisi Operasional Variabel ... 74
E. Teknik Pengumpulan Data ... 75
1. Kuesioner (angket)... ... 76
2. Observasi . ... 76
3. Dokumentasi ... 76
4. Interview (Wawancara) ... 77
5. Studi Kepustakaan ... 77
F. UjiPersyaratanInstrumen ... 78
1. Uji Validitas ... 78
2. Uji Reliabilitas ... 81
G. Uji Persyaratan Statistik Parametrik ... 82
1. Uji Normalitas ... 82
2. Uji Homogenitas ... 84
H. Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda... 84
1. Uji Keberartian dan Kelinieran Regresi ... 84
I. Teknik Analisis Data / Uji Hipotesis ... 87
1. Persyaratan Analisis Jalur ... 88
2. Langkah-Langkah Melakukan Analisis Jalur... 88
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 91
1. Sejarah Berdirinya SMP N 4 Gedongtataan ... 91
2. Situasi dan Kondisi Sekolah ... 92
3. Visi, Misi, dan Tujuan SMP N 4 Gedongtataan ... 94
B. Gambaran Umum Responden ... 96
C. Deskripsi Data ... 96
1. Data Kemandirian Belajar (X) ... 97
2. Data Kreativitas Belajar (Z) ... 100
3. Data Prestasi Belajar (Y) ... 103
D. Uji Persyaratan Analisis Data ... 106
1. Uji Normalitas ... 106
2. Uji Homogenitas ... 111
3. Uji Keberartian dan Kelinieran ... 112
E. Pengujian Hipotesis ... 114
1. Pengujian Hipotesis ... 115
2. Perhitungan Pengaruh ... 124
F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 126
1. Pengaruh Kemandirian Belajar Terhadap Kreativitas Belajar . 126
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan .. ... 133 B. Saran ... ... 134
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel halaman
1. Perolehan Prestasi Belajar Siswa Kelas IX di SMP Negeri 4 Gedongtataan
Mata Pelajaran IPS Tahun Pelajaran 2011/2012. ... 4
2. Hasil Penelitian yang Relevan ... 65
3. Jumlah Seluruh Siswa Kelas IX di SMP Negeri 4 Gedongtataan Tahun Pelajaran 2011/2012... 71
4. Perhitungan jumlah sampel untuk masing-masing kelas ... ... 73
5. Definisi Operasional Variabel ... ... 74
6. Hasil Perhitungan Uji Coba Validitas Variabel Kemandirian Belajar (X).... 79
7. Hasil Perhitungan Uji Coba Validitas Variabel Kreativitas Belajar (Z)... 80
8. Analisis Varians ... 85
9. Analisis Varias (ANAVA) untuk Uji Kelinieran Regresi ... 86
10. Data Penerimaan Siswa SMP N 4 Gedongtataan ... 92
11. Daftar Sarana dan Prasarana SMP N 4 Gedongtataan ... 93
12. Distribusi Frekuensi Kemandirian Belajar (X)... ... 97
13. Perhitungan Mean, Median dan Modus Kemandirian Belajar ... 98
14. Katagori Kemandirian Belajar Pada Siswa Kelas IX SMP N 4 Gedongtataan Tahun 2011/2012 ... 99
15. Distribusi Frekuensi Kreativitas Belajar (Z) ... 101
16. Perhitungan Mean, Median dan Modus Kreativitas Belajar (Z) ... 101
17. Katagori Kreativitas Belajar Pada Siswa Kelas IX SMP N 4 Gedongtataan Tahun 2011/2012 ... 103
18. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar (Y) ... 104
19. Perhitungan Mean, Median dan Modus Prestasi Belajar (Y) ... 104
20. Katagori Prestasi Belajar siswa kelas IX SMP N 4 Gedongtataan Tahun 2011/2012 ... 105
21. Hasil Perhitungan Uji Normalitas X ... 107
22. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Z ... 108
23. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Y ... 109
24. Uji Homogenitas ... 112
25. Hasil Uji Kelinieran Variabel X Terhadap Y ... 112
26. Hasil Uji Keberartian Variabel X Terhadap Y ... 112
30. Korelasi Kemandirian Belajar Terhadap Kreativitas Belajar ... 116
31. Koefisien Regresi Kemandirian Belajar Terhadap Kreativitas Belajar ... 116
32. Korelasi Kreativitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar ... 118
33. Koefisien Regresi Kreativitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar ... 118
34. Korelasi Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar melalui Kreativitas Belajar ... 120
35. Koefisien Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar melalui Kreativitas Belajar ... 120
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
1. Paradigma Penelitian ... 67
2. Hubungan Struktur X, Z dan Y (Paradigma Jalur) ... 89
3. Histogram Kemandirian Belajar ... 99
4. Histogram Kreativitas Belajar ... 102
5. Histogram Prestasi Belajar ... 105
6. Kurva Normal Q-Q Plot Kemandirian Belajar... 107
7. Kurva Normal Q-Q Plot Kreativitas Belajar ... 109
8. Kurva Normal Q-Q Plot Prestasi Belajar ... 110
9. Analisis Jalur X terhadap Z, Z terhadap Y, X terhadap Y, dan X terhadap Y melalui Z ... 115
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kisi-Kisi Angket 2. Soal Angket
3. Data Uji Coba Angket X 4. Data Uji Coba Angket Z
5. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas X 6. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Z 7. Data Angket X
8. Data Angket Z 9. Data Angket Y
10. Rekap Data keseluruhan 11. Uji Normalitas
12. Uji Homogenitas
13. Uji Linieritas dan Uji Keberartian
14. Regresi Pengaruh Kemandirian Belajar terhadap Kreativitas Belajar
15. Regresi Pengaruh Kreativitas Belajar terhadap Prestasi Belajar IPS Terpadu 16. Regresi Pengaruh Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar IPS Terpadu 17. Tabel Harga Kritis dari r Product Moment
18. Tabel Harga Kritis Distribusi F 19. Tabel Harga Kritis Distribusi T 20. Perubahan Judul Penelitian 21. Rencana Judul Skripsi
22. Surat Penelitian Pendahuluan 23. Surat Keterangan Penelitian
MENGESAHKAN
1.
Tim Penguji
Ketua : Dr. R. Gunawan S, S.Pd, S.E, M.M. ...
Sekretaris : Drs. Hi. Yon Rizal, M.Si. ...
Penguji
Bukan Pembimbing : Drs. Hi. Nurdin, M.Si. ...
2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003
Judul Skripsi
Nama
Nomor Pokok Mahasiswa
Program Studi
Jurusan
Fakultas
Pembimbing I,
Dr. R. Gunawan S, S.Pd, S.E, M.M. NIP. 19600808198603100
Ketua Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Drs. Buchori Asyik, M. NIP. 195601081985031002
: PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR MELALUI KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS IX SMP N GEDONGTATAAN TAHUN PELAJARAN 2011/1012
: Siti Rohana
Nomor Pokok Mahasiswa : 0813031012
: Pendidikan Ekonomi
: Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
: Keguruan dan Ilmu Pendidikan
MENYETUJUI
1. Komisi Pembimbing
Pembimbing
Dr. R. Gunawan S, S.Pd, S.E, M.M. Drs. Yon Rizal
6008081986031003 NIP. 19600818196031005
2. Mengetahui
Ketua Program
engetahuan Sosial, PendidikanEkonomi,
, M.Si. Drs. H. Nurdin, M.Si.
195601081985031002 NIP. 196008171986031003
PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS
TERPADU SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 ATAAN TAHUN PELAJARAN
: Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Pembimbing II,
Yon Rizal, M.Si. 19600818196031005
Ketua ProgramStudi Ekonomi,
MOTTO
“Dengan ilmu, kehidupan menjadi enak, dengan seni kehidupan
menjadi halus, dan dengan agama kehidupan menjadi terarah
dan bermakna".
(Prof.Dr.HA.Mukri Ali)
“Winners Are Creative; LosersNon Creative”
“Orang-orang yang sukses kaya kreatifitas;
orang-orang yang gagal miskin kreatifitas”
(MEDIKA)
“INGATLAH, bahwa apa yang hari ini tidak mau anda mulai
mengerjakannya, besok pun belum tentu anda mau
mengerjakannya”.
By. Benin
“tidak ada rahasia kesuksesan.
Hanyalah hasil dari persiapan yang matang,
kerja keras, dan belajar dari kegagalan”
by: Colin L. Powell
PERSEMBAHAN
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas izin dan
ridha-Nyalah karya kecilku ini kupersembahkan kepada :
Alm. Abah ku tercinta Abah Sam’un dan Alm.Teteh ku tersayang Teh Tini.
Akan kuwujudkan harapan dan cita-cita yang pernah kau titipkan kepada ku.
Emak ku tercinta Emak Nasuha.
Terimakasih telah membesarkan dan mendidikku dengan penuh kasih
sayang, yang telah banyak berjuang tanpa lelah, serta selalu menyebut
namaku disetiap do’a mu.
Keluarga besar ku tercinta,
yang selalu menjadi motivasi dalam hidupku, selalu memberikan do’a,
keceriaan, mendukungku dan menantikan keberhasilanku.
Seseorang yang kelak menjadi pendamping hidupku, yang selalu memberikan
semangat kepadaku dan telah setia menemaniku
Sahabat-sahabatku yang selalu memberi motivasi
Para pendidikku yang ku hormati
Terimakasih atas seluruh ilmu yang diberikan
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Siti Rohana dilahirkan di Bandar Lampung
pada tanggal 24 Oktober 1990, merupakan anak keenam dari
enam bersaudara pasangan Bapak Sam’un (alm) dan Ibu
Nasuha.
Pendidikan formal yang pernah diselesaikan oleh penulis adalah :
1. SD Negeri 1 Kebon Jeruk Bandar Lampung selesai pada tahun 2002
2. SMP Kartika II-2 (Persit) Bandar Lampung selesai pada tahun 2005
3. SMA YP. Unila Bandar Lampung selesai pada tahun 2008
Pada tahun 2008, penulis diterima sebagai mahasiswa di Universitas Lampung
pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi melalui jalur Penelusuran
Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB).
Sebagai salah satu mata kuliah wajib, penulis dituntut untuk dapat
mengaplikasikan matakuliah teori yang didapat selama diperkuliahan. Penulis
telah mengikuti dan melaksanakan program-program wajib perkuliahan yang
antara lain:
1. Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dan Studi Banding dengan tujuan Solo –
Yogyakarta – Semarang – Bandung – Jakarta yang dilaksanakan pada
tanggal 30 Juni 2011 sampai 11 Agustus 2011.
3. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 4 Gedongtataan
Pesawaran. Program Pengalaman Lapangan (PPL) ini berintegrasi dengan
Kuliah Kerja Nyata (KKN) sehingga waktu pelaksanaan bersamaan selama
3 bulan, terhitung tanggal 11 Juli 2011 sampai 30 September 2011.
Selain dunia akademik kampus, Penulis juga aktif dalam organisasi kampus dan
luar kampus. Penulis tercatat aktif dalam Organisasi Tingkat Universitas dan
Fakultas yaitu;
1. KOPMA (Koperasi Mahasiswa Unila) UNIVERSITAS LAMPUNG
2. HIMAPIS (Himpunan Mahasiswa Pendidikan Ilmu Sosial) FKIP UNILA
Penulis,
SANWACANA
Alhamdulilah, puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Skripsi dengan judul “Pengaruh Kemandirian Belajar Melalui Kreativitas Belajar
Terhadap Prestasi Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas IX SMP N 4 Gedongtataan
Tahun Pelajaran 2011/2012." adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Lampung.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak lepas dari
bantuan, bimbingan, motivasi, saran dan kritik yang telah diberikan oleh semua
pihak.Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
seluruhnya kepada :
1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila;
2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S., selaku pembantu Dekan I FKIP Unila;
3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembantu Dekan II FKIP Unila;
4. Bapak Drs. Iskandarsyah, M.H., selaku pembantu Dekan III FKIP Unila;
5. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.S.i, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan
telah bersedia menjadi pembahas penulis. Terima kasih atas semua
pengorbanan untuk membantu penulis dalam penyelesaian skripsi.
7. Bapak Dr. R. Gunawan Sudarmanto, S.Pd, S.E, M.M., selaku Pembimbing
Akademik (PA) dan Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu
untuk penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas segala ilmu dan pengetahuan
yang telah Bapak berikan kepada penulis;
8. Bapak Drs. Yon Rizal, M.Si., yang telah bersedia menjadi Pembimbing II
yang telah banyak meluangkan waktu untuk penyelesaian skripsi ini. Terima
kasih atas semua pengorbanan untuk membantu penulis dalam penyelesaian
skripsi;
9. Bapak Dr. H. M. Basrowi, S.Pd, M.Pd., yang telah banyak berjasa dalam
penulisan skripsi ini. Terima kasih atas segala ilmu dan pengetahuan yang
telah Bapak berikan kepada penulis;
10. Bapak dan Ibu Dosen FKIP Universitas Lampung khususnya Program Studi
Pendidikan Ekonomi terima kasih atas bantuan dan bimbingannya serta tiada
henti-hentinya mengingatkan Penulis untuk terus belajar dan belajar;
11. Kepala SMP Negeri 4 Gedongtataan, Bapak Moh. Farham Fahmi, S.Pd dan
Seluruh Bapak dan Ibu Guru SMP Negeri 4 Gedongtataan yang telah
mengizinkan dan membantu dalam proses penelitian;
12. Abah Sam’un (alm) dan Teteh Tini (alm) yang telah mendoakan ku dari
13. Emakku Tercinta Nasuha, terima kasih atas do’a tulus mu, motivasi, serta
kasih sayang Emak selama ini;
14. Kakak-kakak ku Bang cherry, Kang Wandi, Teh Yati, Kang Pardi, Kang
Hendrik, serta semua saudaraku yang mendukung dan menyayangi serta
berdoa untuk keberhasilanku;
15. Keponakanku Erik, Indah, Putra, Wawan, Intan, Irfan, Dita, Aisyah yang
selalu membuat ku tersenyum.
16. Untuk sahabat-sahabat seperjuanganku Economy Education (ECOUTION)
2008 REGULER (Anggia, Eis, Ewa, Evo, Uwo, Metra, Nesti, Ratih IW, Ria,
Sri, Santi, Aulia, Citra, Desi, Devy, Dinar, Dyah, Eka N, Iand (Endryan),
Elda, Ellysa, Dila, Ferli, Fiqih, Freddy, Galih, Gika, Kiki, Lisa, Udin, Marsel,
Maya, Meyta, Nia, Wulan, Pepi, Puji, Rahma, Fani, Rosi, Rudi, Bay, Windy,
Dani, Dini, Yana dan Yuli), terimakasih atas do’a dan dukungannya;
17. Untuk sahabat-sahabat seperjuanganku Economy Education (ECOUTION)
2008 MANDIRI (Andrea, Angga, Ayu, Dede, Desi S, Durotul, Eka R, Ela,
Ernia, Iin, Ika P, Joko, Acc, Meli, Ana, Nur KD, Osie, Ratih CN, Mai,
Rachma, Suryo, Wina, Andrian, Aris, Chintya, Desi MS, Ucil, Dwinta, Zie,
Ika N, Ivan, Kris, Lia, Meri, Mina, Ony, Mitha, Rahmat, Rini, Sigit, Siti
Ruhibah, Vita dan Yenni), terimakasih atas do’a dan dukungannya;
18. Teman-teman di BT/BS MEDIKA terimakasih atas do’a dan dukungannya;
19. Seluruh Kakak tingkat serta adik-adik tingkat 2007, 2009, 2010 dan 2011
Infandiah (si cyng), Ovi Ardila (Ovy), Putri Wulandari, Gestiana P, Fairuz
(Pa’i), Lianovayanti serta seluruh mahasiswa yang bertugas di Pesawaran
kalian telah menjadi keluarga baru dikehidupanku semoga sukses;
21. Keluarga besar Bapak Hendri Dunan selaku Kepala Desa Taman Sari
Gedongtataan dan Seluruh masyarakat Taman Sari Gedongtataan terimakasih
atas motivasi dan kerjasamanya selama KKN dan PPL;
22. Seluruh Siswa-siswi SMP N 4 Gedongtataan, yang telah berpartisipasi dalam
penyusunan skripsi ini, terima kasih atas do’a dan dukungannya.
23. Kakak Rian Arizona yang telah setia menemaniku dalam suka maupun duka,
terima kasih do’a, dukungan serta motivasinya, semoga kelak kita bisa sukses
bersama-sama.
24. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan di atas kertas ini namun
penulis berterimakasih atas semuanya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan tangan
terbuka dan ucapan terimakasih. Namun demikian, penulis berharap semoga
tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya.
Bandar Lampung, April 2012 Penulis
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Siti Rohana
NPM : 0813031012
Jurusan/Program Studi : IPS/Pendidikan Ekonomi
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi
dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali disebutkan di dalam daftar
pustaka.
Bandar Lampung, April 2012
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.
Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang
harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan dikembangkan atas dasar pandangan
hidup bangsa membawa manusia dari keterbelakangan menuju kemajuan dengan
memiliki berbagai ilmu pengetahuan.
Undang-undang No.20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional,
pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.
Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar
menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis, serta bertanggungjawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan
Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan
kehidupan bangsa. Keberhasilan peserta didik untuk memperoleh pendidikan
dituntun oleh banyak faktor. Keberhasilan tersebut tidak hanya ditentukan oleh
faktor pengajarnya tetapi tidak terlepas dari faktor yang berasal dari peserta didik,
misalnya kreativitas belajar, kemandirian belajar, aktivitas belajar, kemampuan,
dan lain-lain.
Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk
membentuk manusia berkualitas dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan
yang pencapaiannya dilakukan dengan terencana, terarah, dan sistematis. Upaya
peningkatan mutu pendidikan, khususnya pendidikan di sekolah, tidak terlepas
dari masalah prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Untuk mencapai prestasi
belajar yang baik dan maksimal yang diperlukan usaha yang sungguh-sungguh
dari peserta didik baik itu berupa kemandiria n dalam belajar dan kreativitas dalam
belajar.
Pendidikan dasar (SD dan SLTP) bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar
kepada siswa untuk mengembangkan kehidupan sebagai pribadi, anggota
masyarakat, warga negara dan umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk
mengikuti pendidikan selanjutnya. Sekolah pada umumnya telah menerapkan
KTSP Pendidikan Berkarakter, setiap siswa dituntut untuk mandiri, kreatif,
bertanggung jawab, inovatif. Pendidikan dasar di SLTP memberi bekal
kemampuan dasar sebagai upaya perluasan serta peningkatan pengetahuan serta
keterampilan yang diperoleh di SD yang bermanfaat bagi siswa untuk
Permasalahan pendidikan di Indonesia begitu kompleks padahal pendidikan
begitu penting dalam menyiapkan manusia untuk mempertahankan dan
meningkatkan kualitas kehidupan sebagai bangsa yang bermartabat. Tantangan
yang begitu berat dihadapi pada semua bidang. Terlihat dari berbagai jenis
laporan-laporan dalam pendidikan seperti prestasi belajar atau hasil belajar peserta
didik yang relatif masih rendah.
Lingkup pendidikan formal tidak terlepas dari prestasi belajar siswa. Keberhasilan
kegiatan dalam pembelajaran dapat dilihat dari prestasi belajar siswa sebagai
peserta didik. Jika prestasi belajar siswa tinggi, maka kegiatan belajar dan
pembelajaran dikatakan berhasil. Sebaliknya, bila prestasi belajar siswa rendah,
maka kegiatan belajar dan pembelajaran dikatakan belum berhasil atau belum
tercapai. Kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang
bernilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik.
Kegiatan tersebut diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
dirumuskan sebelum proses pembelajaran dilaksanakan. Jika interaksi antara guru
dan anak didik berjalan dengan baik, maka prestasi belajar siswa akan baik.
Namun, kegiatan belajar dan pembelajaran tersebut di pengaruhi oleh beberapa
faktor terutama faktor dari dalam diri peserta didik seperti sikap kemandirian
dalam belajar serta kreativitas yang dimiliki, sehingga tidak selalu berlangsung
baik. Oleh karena itu, prestasi belajar setiap peserta didik tidak selalu baik dan
sama.
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan pada siswa kelas IX
belajar siswa dalam pelajaran IPS siswa belum sepenuhnya memuaskan, seperti
terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 1.Perolehan Prestasi Belajar Siswa Kelas IX di SMP Negeri 4 Gedongtataan Mata Pelajaran IPS Tahun Pelajaran 2011/2012.
No. Kelas Nilai Jumlah
Siswa Keterangan 0,0 – 6,4 > 6,5
1. 2. 3. 4. IX A IX B IX C IX D 17 20 19 20 19 14 16 15 36 34 35 35 Kriteria ketuntasan minimum (KKM) Yang ditetapkan sekolah adalah 65
Jumlah Siswa 76 64 140
% 54,29 45,71 100
Sumber : Guru Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas IX SMP N 4 Gedongtataan
Bila ketuntasan hasil belajar di SMP Negeri 4 Gedongtataan adalah 45,71%, maka
pada tabel 1 di atas terlihat bahwa persentase siswa yang menguasai bahan
pelajaran yaitu terdiri dari 64 orang atau sebanyak 45,71%, sedangkan siswa yang
memiliki nilai kurang dari 6,5 yaitu terdiri dari 76 orang atau sebanyak 54,29%.
Hal ini berarti menunjukkan bahwa hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII
tergolong rendah.
Menurut Djamarah dan Zain (2006:107), apabila bahan pelajaran yang diajarkan
kurang 65% dikuasai siswa, persentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran
tersebut tergolong rendah dan sebaliknya.
Data di atas dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas IX
tergolong rendah. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang
yang masih dianggap sulit oleh siswa sehingga sebagian besar siswa kurang
antusias untuk belajar IPS Terpadu, siswa cenderung segan dan kurang serius
dalam mengikuti pembelajaran. Siswa masih cenderung menerima apa yang
disampaikan oleh guru. Sehingga siswa tidak pernah berfikir secara mandiri untuk
menemukan masalah dan menyelesaikannya. Dari seluruh jumlah siswa kurang
dari 50% siswa dapat mandiri dalam mengikuti pembelajaran.
Usaha pendidikan yang diharapkan adalah kualitas generasi muda yang cerdas,
kreatif, dan mandiri dapat terwujud. Kenyataannya siswa sekarang ini kurang
kreatif dan mandiri dalam belajar. Hal ini dikarenakan sistem pendidikan yang
senantiasa bergantung pada pendidik. Akibatnya, siswa kurang bersemangat untuk
mencapai prestasi belajar yang tinggi. Siswa kurang memiliki tingkah laku yang
kritis bahkan cara berfikir untuk mengeluarkan ide-ide yang sifatnya inovatif pun
terkesan lambat.
Pembelajaran yang terjadi di kelas, guru dituntut untuk menciptakan kondisi
belajar yang dapat membangkitkan semangat belajar siswa sehingga siswa
memiliki keterampilan, keberanian, serta mempunyai kemampuan IPS Terpadu.
Namun, guru dalam mengajar IPS Terpadu selama ini di sekolah, guru memegang
peranan utama dalam penyampaian materi di kelas. Guru cenderung mendominasi
proses pembelajaran yang terjadi. Guru masih menggunakan metode
konvensional: ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. Siswa hanya
menerima, mendengar dan mencatat penjelasan yang disampaikan oleh guru.
Namun, siswa merasa kesulitan jika guru memberikan soal yang berbeda dengan
kembali materi yang disampaikan siswa cenderung memilih diam. Dengan
demikian tidak ada timbal balik antara guru dan siswa dalam pembelajaran yang
terjadi.
Pembelajaran yang terjadi di kelas seharusnya mengarahkan siswa untuk bersikap
mandiri. Kemandirian belajar adalah hasil suatu proses dan pengalaman belajar
yang dialami siswa sendiri, sehingga guru hanya bertindak sebagai fasilitator.
Siswa yang kemudian dapat menyelesaikan permasalahan belajar dengan
sendirinya. Hal tersebut disebabkan karena sasaran utama dalam proses
pembelajaran adalah individu sebagai subyek belajar.
Kegiatan belajar siswa dituntut untuk memiliki sikap mandiri. Artinya, siswa
perlu memiliki kesadaran, kemauan dan motivasi dari dalam diri siswa untuk
melakukan usaha belajar. Belajar merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan
diri siswa dan bukan semata-mata tekanan guru maupun pihak lain. Sikap mandiri
dalam diri siswa akan berhasil dicapai sebagaimana yang diharapkan.
Kemandirian merupakan salah satu unsur yang penting dimiliki siswa dalam
belajar mengajar, dan jelas akan memperbaiki mutunya karena menyangkut
inisiatif siswa.
Kemandirian belajar yang dimiliki siswa diharapkan dapat memanfaatkan waktu
di sekolah maupun di rumah, buku-buku pegangan yang ditetapkan oleh guru,
perpustakaan sekolah dan lain sebagainya. Kemandirian ini menekankan pada
aktivitas, siswa dalam belajar yang penuh tanggung jawab atas keberhasilannya
dalam belajar. Dengan demikian, kemandirian belajar mengembangkan kognitif
belajar yang ada, serta mengadakan diskusi dengan teman bila menghadapi
kesulitan.
Siswa yang diajar adalah siswa-siswa yang masih perlu mendapat bimbingan, baik
perkembangan jiwa maupun perkembangan ilmu pengetahuan. Bimbingan
merupakan upaya agar siswa memiliki kemandirian dalam belajar dan
bertanggung jawab atas pekerjaannya sendiri. Kemandirian yang didorong
kepercayaan diri dan kemampuan yang sungguh-sungguh, merupakan
kemandirian dalam proses pembelajaran yang mampu memaksimalkan prestasi
belajar.
Kita dilahirkan dengan potensi kreatif. Salah satu ciri yang membedakan manusia
dengan ciptaan Tuhan yang maha esa adalah kreativitas kita atau kemampuan
mencipta. Tentunya hal ini merupakan sifat hakiki kita sebagai manusia dan
merupakan bagian dari siapa kita.
Manusia yang menjadi lebih kreatif akan menjadi lebih terbuka fikirannya
terhadap gagasannya sendiri maupun gagasan orang lain. Manusia berkreasi
adalah karena adanya kebutuhan dasar, seperti: keamanan, cinta, dan
penghargaan. Mereka juga termotivasi untuk berkreasi oleh lingkungannya dan
manfaat dari berkreasi seperti hidup yang lebih menyenangkan, kepercayaan diri
yang lebih besar, kegembiraan hidup, dan kemungkinan untuk menunjukkan
kemampuan terbaik mereka.
Meningkatkan kreativitas lebih mudah dengan mengubah kondisi lingkungan dari
sesuatu pekerjaan yang dilakukan dari hasil kreativitas bukan timbul secara
tiba-tiba dalam pikiran seseorang laksana bola lampu yang dinyalakan ditengah-tengah
kegelapan, melainkan diperoleh dari hasil pemikiran mendalam dan kerja keras.
Cara belajar secara kreatif adalah dengan menghubungkan isi pengajaran dengan
konteks kehidupan nyata. Pengajar atau guru yang mampu memberikan pelajaran
sesuai dengan konteks nyata kehidupan berarti telah membagikan pengalamannya
kepada para siswa. Hal ini akan menjadi pemicu bagi para siswa untuk
memberikan respon, berdiskusi, dan berfikir dalam tingkat tinggi. selain itu,
pengajar atau guru dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan terbuka akan
menggerakkan para siswa untuk berfikir kreatif.
Pengembangan kreativitas di sekolah dalam proses belajar dan pembelajaran
benar-benar dapat memiliki relevansi yang tinggi dan menghasilkan para lulusan
yang memiliki kreativitas tinggi. Sekolah seyogyanya dapat menyediakan
kurikulum yang memungkinkan para siswa dapat berfikir kritis dan kreatif, serta
memiliki keterampilan pemecahan masalah, sehingga ada gilirannya mereka dapat
merespons secara positif setiap kesempatan dan tantangan yang ada serta mampu
mengelola risiko untuk kepentingan kehidupan pada masa sekarang maupun
mendatang. Dalam proses pembelajaran, faktor penentu keberhasilan belajar
adalah individu tersebut sebagai pelaku dalam kegiatan belajar. Tanpa kesadaran,
kemauan dan keterlibatan siswa, maka proses belajar tidak akan berhasil.
Menurut Muhibbin Syah (2008:117) mengatakan bahwa:
“Setiap siswa yang telah mengalami proses belajar,
berulang-ulang. Dalam proses belajar, pembiasaan juga meliputi
pengurangan perilaku yang tidak diperlakukan. Karena proses penyusutan dan pengurangan ini, muncul suatu pola tingkah laku baru yang relatif menetap dan otomatis.”
Individu yang kurang mempunyai keinginan untuk mengembangkan potensi
kreatif yang ada dalam dirinya. Hal ini tampak terjadi pada saat proses belajar
mengajar berlangsung. Siswa kurang efektif dan responsif terhadap materi yang
disampaikan. Kondisi semacam ini menjadikan siswa lebih banyak tergantung
pada pendidik. Tetapi dalam kenyataannya, individu yang demikian justru bisa
mencapai prestasi belajar yang cukup baik, bahkan ada beberapa individu yang
terbilang tinggi prestasi belajarnya. Hal ini menunjukkan bahwasanya semakin
tinggi kemandirian belajar dan kreativitas belajar tentu prestasi belajar yang
dicapai juga tinggi, begitu pula sebaliknya. Padahal kecenderungan kemandirian
merupakan salah satu unsur masukan yang pokok dalam proses kreativitas dan
memberikan sikap bertahan dan maju terus dalam mewujudkan ide atau
gagasan-gagasan yang kreatif.
Kemandirian serta kreativitas belajar merupakan suatu hal yang penting dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya dalam mata pelajaran IPS
Terpadu. Dalam proses belajar mengajar, tanpa adanya keaktifan anak belajar
tidak akan mencapai hasil yang maksimal. Kreativitas akan menimbulkan sikap
kritis, yang mana sikap kritis ini hanya akan dimiliki oleh individu yang
mempunyai kecerdasan tinggi dan kemandirian dalam belajar yang pada akhirnya
Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis ingin melakukan penelitian
dengan judul “PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR MELALUI
KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS
TERPADU SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 GEDONGTATAAN
TAHUN PELAJARAN 2011/2012” .
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah dalam penelitian
ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Pendidikan berkarakter yang diterapkan sekolah belum berjalan secara
maksimal.
2. Rendahnya prestasi belajar peserta didik.
3. Kurangnya kemandirian siswa dalam belajar.
4. Siswa masih belum berani mengembangkan kreativitasnya dalam belajar
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, maka batasan masalah
pada penelitian ini adalah mengkaji tentang “Pengaruh Kemandirian Belajar
Melalui Kreativitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar IPS Terpadu Siswa SMP
Negeri 4 Gedongtataan Tahun Pelajaran 2011/2012” sehingga permasalahan
dalam penelitian akan difokuskan pada variabel-variabel yang berkaitan dengan
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut.
1. Apakah ada pengaruh kemandirian belajar terhadap kreativitas belajar
siswa kelas IX SMP Negeri 4 Gedongtataan Tahun Pelajaran 2011/2012?
2. Apakah ada pengaruh kreativitas belajar terhadap prestasi belajar IPS
Terpadu siswa kelas IX SMP Negeri 4 Gedongtataan Tahun Pelajaran
2011/2012?
3. Apakah ada pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi belajar IPS
Terpadu siswa kelas IX SMP Negeri 4 Gedongtataan Tahun Pelajaran
2011/2012?
4. Apakah ada pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi belajar IPS
Terpadu melalui kreativitas belajar siswa kelas IX SMP Negeri 4
Gedongtataan Tahun Pelajaran 2011/2012?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah:
1. untuk mengetahui pengaruh kemandirian belajar terhadap kreativitas
belajar siswa kelas IX SMP Negeri 4 Gedongtataan Tahun Pelajaran
2. untuk mengetahui pengaruh kreativitas belajar terhadap prestasi belajar
IPS Terpadu siswa kelas IX SMP Negeri 4 Gedongtataan Tahun Pelajaran
2011/2012;
3. untuk mengetahui pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi belajar
IPS Terpadu siswa kelas IX SMP Negeri 4 Gedongtataan Tahun Pelajaran
2011/2012;
4. untuk mengetahui pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi belajar
IPS Terpadu melalui kreativitas belajar siswa kelas IX SMP Negeri 4
Gedongtataan Tahun Pelajaran 2011/2012;
F. Manfaat dan Kegunaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian di atas, maka kegunaan
penelitian ada dua hal, yaitu:
1. kegunaan teoritis, untuk mengembangkan lebih luas lagi ilmu pengetahuan
tentang kemandirian belajar, kreativitas belajar, dan prestasi belajar
khususnya bagi peneliti, para siswa, para pendidik dan masyarakat
umumnya;
2. kegunaan praktis, maka penelitian ini berguna untuk:
a. bahan informasi bagi para pengajar baik guru untuk meningkatkan
mutu pengajaran, melatih kemandirian belajar dan mengembangkan
kreativitas bagi anak didiknya;
b. mengarahkan dan memberi bimbingan kepada para siswa bahwa
sangat diperlukan sekali kemandirian dalam belajar dan penting sekali
c. bahan referensi dan informasi bagi para peneliti yang ada kaitannya
dengan penelitian ini.
G. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut.
1. Ruang Lingkup Objek Penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi ruang lingkup objek penelitian adalah
deskripsi tentang kemandirian belajar, kreativitas belajar, serta prestasi
belajar.
2. Ruang Lingkup Subjek Penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi ruang lingkup subjek penelitian adalah
siswa kelas IX (A, B, C, dan D) yang terdiri dari 140 siswa.
3. Ruang Lingkup Tempat Penelitian
Pada penelitian ini yang menjadi ruang lingkup tempat penelitian adalah
sekolah SMP Negeri 4 Gedongtataan kab. Pesawaran.
4. Ruang Lingkup Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan sesuai dengan surat izin penelitian yang dikeluarkan
oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan sampai dengan selesai.
5. Ruang Lingkup Ilmu Penelitian
Ruang lingkup ilmu penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini
adalah aspek-aspek belajar dalam pendidikan yang menyangkut masalah
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Pustaka
1. Kemandirian Belajar
Bertanggung jawab terhadap diri sendiri adalah cermin kemandirian secara fisik,
mental, emosional, dan moral. Dengan demikian akhirnya seseorang mampu
mengarahkan dan mengurus diri sendiri. Seseorang dikatakan mandiri jika secara
fisik dapat bekerja sendiri, mampu menggunakan fisiknya untuk melakukan
segala aktifitas hidupnya; secara mental dapat berfikir sendiri, menggunakan
kreativitasnya, mampu mengekspresikan gagasannya kepada orang lain; secara
emosional mampu mengelola perasaannya; dan secara moral memiliki nilai-nilai
yang mampu mengarahkan perilakunya.
Kemandirian dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk memikirkan,
merasakan, serta melakukan sesuatu sendiri atau tidak tergantung pada orang lain.
(Familia, 2006:32).
Kemandirian menurut Havighurst (Familia, 2006:32) memiliki empat aspek, yakni
aspek intelektual (kemauan untuk berfikir dan menyelesaikan masalah sendiri),
aspek sosial (kemampuan untuk membina relasi secara aktif), aspek emosi
(kemauan untuk mengelola emosinya sendiri), aspek ekonomi ( kemauan untuk
Kemandirian akan timbul ketika seorang anak “merasa puas” dan “percaya bahwa
dirinya mampu” melakukan sesuatu. Kemandirian meliputi kemandirian dalam
melakukan interaksi sosial, kemampuan dalam menolong dirinya sendiri dalam
kegiatan rutin sehari-hari, dan kemandirian dalam menyelesaikan masalah.
Kemandirian pada seorang anak berkembang melalui sebuah proses, ketika anak
mempunyai banyak kesempatan untuk melakukan sesuatu dan merasa berhasil
maka kepercayaan diri akan bertambah, ada kepuasan diri dan kemandirian lebih
berkembang. Sikap tidak mandiri dipicu oleh adanya rasa kurang percaya diri
untuk berperan secara aktif dalam interaksi sosial.
Menurut Familia (2006:45) mengatakan bahwa anak mandiri pada dasarnya
adalah anak yang mampu berfikir dan berbuat untuk dirinya sendiri. Seseorang
anak yang mandiri biasanya aktif, kreatif, kompeten, tidak tergantung pada orang
lain, dan tampak spontan.
Ciri khas anak mandiri antara lain mempunyai kecenderungan memecahkan
masalah dari pada berkutat kekhawatiran bila terlibat masalah, tidak takut
mengambil resiko karena sudah mempertimbangkan baik buruknya, percaya
terhadap penilaian sendiri sehingga tidak sedikit-dikit bertanya dan meminta
bantuan, dan mempunyai kontrol yang lebih baik terhadap hidupnya. Kemandirian
pada anak sangat penting karena merupakan salah satu life skill yang perlu
dimiliki.
Hermann Holstein (1987:4) berpendapat:
mungkin dapat dicapai dalam batas-batas kemandirian yang telah dikembangkan. Dalam situasi balajar mandiri, kemandirian tidak dipersyaratkan untuk kemandirian itu sendiri, melainkan hubungannya dengan belajar, maksud dan tujuannya, serta cara-caranya.”
Dapat disimpulkan bahwa kemandirian dalam belajar itu dikaitkan dengan situasi
atau proses dari pembelajaran itu sendiri. Dari cara belajar yang membuat siswa
aktif dalam pembelajaran meskipun dalam situasi sendiri.
Lima kelompok situasi yang rumit dalam belajar mandiri menurut Herman
Holstein (1987:6-7) adalah sebagai berikut.
1. Situasi dalam pelajaran kelas yang langsung terpimpin oleh pengajar. Situasi belajar mandiri yang dalam pelajaran kelas ditanamkan oleh pengajar, memungkinkan pelajar untuk berkerja sendiri (berswakarya) dalam melaksanakan pekerjaan yang diberikan. Dengan penyediaan ini pelajar dapat bekerja sendiri sehingga tiap anak bertolak dari kegiatan sendiri secara kolektif, dapat mengembangkan serta membuktikan kemandiriannya.
2. Situasi belajar ikut direncanakan dan/atau dibentuk oleh pengajar. Kelompok situasi belajar ini menempatkan pelajar yang ikut
merencanakan dan ikut membentuk situasi belajar dalam keadaan untuk dengan tidak langsung dan secara mandiri mengikutsertakan kawan pelajarnya dalam proses belajar.
3. Situasi belajar dengan media sebagi bidang-keliling/lingkungan belajar. Pergaulan dalam kegiatan sendiri dengan media, dapat membuka kesempatan untuk belajar bekerja mandiri dengan media.
4. Situasi belajar terjadi dari organisasi sekolah dan pengajar.
Penataan organisasi dalam pelajaran sekolah merupakan kemungkinan yang mendasar untuk menimbulkan situasi belajar.
5. Situasi belajar dalam kehidupan sekolah.
Sejauh pelajar ikut serta dalam persiapan dan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan sekolah akan terjadi stimulasi dari inisiatif pelajar, yang dalam pelaksanaannya secara mandiri juga akan tercapai belajar mandiri.
Proses pembelajaran setiap siswa atau peserta didik selalu diarahkan agar menjadi
peserta didik yang mandiri, dan untuk menjadi mandiri seseorang individu harus
belajar, sehingga dapat dicapai suatu kemandirian belajar. Didalam
pengalaman itu sendiri dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya
lingkungan keluarga, dan lingkungan sekolah.
Menurut A. Suhaena Suparno (dalam siti, 2010:30-34), ada beberapa
keterampilan-keterampilan belajar yang harus dimiliki oleh siswa agar dapat
meningkatkan kemandirian dalam proses belajarnya.
Berikut ini adalah perincian keterampilan-keterampilan belajar tersebut.
1. Mengenali diri sendiri
Memahami diri sendiri menjadi sangat penting karena banyak orang yang keliru menafsirkan kemampuan-kemampuan dirinya baik karena menilai terlalu optimis maupun sebaliknya karena terlalu pesimis dan menilai rendah kemampuan-kemampuannya dan akan sangat penting untuk memahami apa yang sebenarnya ingin dicapai atau dicita-citakan, yang merupakan visi terhadap kehidupan yang akan datang.
2. Memotivasi diri sendiri. Motivasi ada yang bersifat instrinsik yaitu yang memang tumbuh di dalam orang itu sejak awal, tetapi ada juga motivasi yang sifatnya ekstrinsik yaitu yang berasal dari luar dirinya, apakah itu dari orang tua, guru, teman, maupun tuntutan pekerjaan. Menumbuhkan motivasi ini sebenarnya bisa dipelajari yaitu dengan cara membuat daftar keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh tatkala memutuskan untuk mempelajari sesuatu.
3. Mempelajari cara-cara belajar efektif
Tipe atau gaya orang untuk belajar merupakan hal yang unik untuk dirinya dan mungkin sangat berbeda dengan gaya belajar orang lain. Namun ada beberapa tips yang dapat dicatat tentang tindakan-tindakan yang dapat membantu mengefektifkan seseorang dalam belajar, diantaranya :
a. Memberi rangkuman
Rangkuman adalah ikhtisar tentang hal-hal esensial yang terkandung dalam bahan bacaan atau pemaparan lisan yang kita simak tersebut yang lebih ramping/ringkas. Rangkuman membantu seseorang ketika mengulang pekerjaan atau ketika mencoba mengingat kembali apa yang telah dibacanya. Setelah selesai membaca dan membuat rangkuman dapat membuat pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab sendiri.
b. Membuat pemetaan konsep-konsep penting
c. Mencatat hal-hal yang esensial dan membuat komentar
Cara mencatat semacam ini dapat dilakukan pada kertas yang terpisah, yang dibagi menjadi dua bagian, disebelah kiri dibuat catatan-catatan penting yang sifatnya deskripsi sesuai dengan apa yang dibaca atau yang didengar. Di sebelah kanan dibuat catatan-catatan yang sifatnya lebih personal, dapat berupa kesan atau perintah-perintah kepada diri sendiri untuk mengasosiasikan atau menghubungkan pengalaman sebelumnya.
d. Membaca secara efektif
1) Skimming
Skimming berarti membaca selintas dan cepat untuk melihat gambaran sangat umum dengan membaca judul-judul bab dan bagian lainnya secara garis besar.
2) Scanning
Scanning adalah cara membaca dengan melihat judul bab
kemudian judul-judul sub bab atau pasal-pasal di dalam suatu bab serta dengan membaca kalimat-kalimat awal pada tiap-tiap
paragraf yang sering disebut topic sentence.
3) Membaca kesimpulan
Setiap kesimpulan berisi ide-ide pokok tanpa yang telah dipaparkan sebelumnya dan berfungsi untuk mengingatkan kembali kepada pembacanya bahwa inilah ide-ide pokok dari penulis.
4) Membaca untuk pendalaman
Dalam membaca untuk mandalami sesuatu, orang melakukan secara cermat dan penuh kesadaran, artinya tidak sambil melamun, memahami isi bacaan kalimat per kalimat. Dalam kegiatan ini seseorang harus dapat menangkap ide yang tersirat (reading between the lines).
5) Memaparkan indeks
Indeks menolong pembaca untuk mengetahui ada tidaknya atau dimana suatu informasi yang diperlukannya dipaparkan dalam buku.
5. Membuat situasi yang kondusif
Belajar adalah pekerjaan yang memerlukan pengarahan penglihatan, pendengaran, latihan, dan fikiran. Oleh karena itu diperlukan suasana yang menunjang seperti tempat yang relatif tenang dan fikiran yang konsentrasi. Cara belajar yang sehat adalah cara yang rileks tidak menggangu postur tubuh dan tidak menggangu postur tubuh dan tidak menggangu
konsentrasi.
a. Mengenali lingkungan yang disebut dengan lingkungan adalah
b. Mengarahkan diri sendiri dalam belajar
Yang dimaksud dengan mengarahkan diri sendiri dalam belajar adalah memulai kegiatan belajar karena lingkungan yang mendorongnya melakukan sesuatu. Adapun orang yang mengarahkan diri sendiri di dalam belajar karena memang sistem dalam lingkungannya
memberikan peluang, selain itu ada juga orang yang melaksanakan kegiatan pengarahan diri dalam belajar itu karena faktor kebetulan ketika ia sudah mempunyai waktu luang untuk mempelajari sesuatu yang menjadi minatnya.
c. Catatan harian
Catatan harian bertujuan untuk mencatat apa yang harus dilakukan, apa yang telah dicapai, serta apa yang harus dicapai, masalah-masalah yang harus diselesikan, dengan catatan harian ini membantu ingatan seseorang.
Berdasarkan uraian di atas setiap siswa jika ingin membentuk jiwa
kemandiriannya harus mengenali diri sendiri terlebih dahulu, karena setiap
individu tentunya mempunyai motivasi yang berbeda antar individu yang satu
dengan yang lain. Sehingga setiap individu lebih mengetahui bagaimana cara
mereka untuk membentuk kemandirianya dalam belajar.
Menurut Benson mendefinisikan kemandirian siswa sebagai kemampuan untuk
mengawasi pembelajarannya sendiri.
Dengan demikian kemandirian siswa mencerminkan kesadaran siswa dalam
memenuhi kebutuhan belajarnya sendiri untuk memperoleh pengetahuan dan
keterampilan tertentu.
Durkheim berpendapat bahwa kemandirian tumbuh dan berkembang karena dua
faktor, yaitu:
1. disiplin yaitu adanya aturan bertindak dan otoritas;
Pendapat tersebut menyatakan bahwa kemandirian itu berkembang melalui proses
keragaman manusia dalam kesamaan dan kebersamaan, bukan dalam kevakuman.
Keadaan mandiri akan muncul bila seseorang belajar, dan sebaliknya kemandirian
tidak akan muncul dengan sendirinya bila seseorang tidak mau belajar. Terlebih
lagi kemandirian dalam belajar tidak akan muncul apabila siswa tidak dibekali
dengan ilmu yang cukup.
(http://www.smadwiwarna.net/website/data/artikel/kemandirian-.htm).
Menurut Mujiman (2008) mendefinisikan:
“Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki.”
Sehingga seorang anak dikatakan mandiri apabila anak itu memiliki ciri-ciri
sebagai berikut.
1. Dapat menemukan identitas dirinya,
2. Memiliki inisiatif dalam setiap langkahnya,
3. Membuat pertimbangan-pertimbangan dalam tindakannya, 4. Bertanggung jawab atas tindakannya
5. Dapat mencukupi kebutuhan-kebutuhanya sendiri.
(http://banjarnegarambs.word-press.com/2008/09/10/kemandirian-belajar-siswa).
Dapat disimpulkan bahwa siswa seharusnya aktif dalam proses pembelajaran,
sehingga, dalam pembelajaran guru hanya berfungsi sebagai fasilitator, yaitu guru
hanya sebagai pembimbing, misalnya membantu siswa untuk memecahkan
Sesuai dengan pendapat Benson
(http://colaborative-learning.wordpress-.com/2008/09/10/ babii), bahwa kemandirian siswa dapat ditingkatkan dalam
beberapa prinsip yang mencakup beberapa hal berikut ini.
1. Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran 2. Memberikan pilihan sumber pembelajaran
3. Memberikan kesempatan untuk memilih dan memutuskan 4. Memberikan semangat kepada siswa
5. Mendorong siswa melakukan refleksi.
Burt Sisco ada 6 langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih
mandiri dalam belajar, yaitu:
1. pre-planning (aktivitas sebelum proses pembelajaran); 2. menciptakan lingkungan belajar yang positif;
3. mengembangkan rencana pembelajaran;
4. mengidentifikasi aktivitas pembelajaran yang sesuai;
5. melaksanakan kegiatan pembelajaran dan monitoring;
6. mengevaluasi hasil pembelajaran individu.
(http://banjarnegarambs.word-press.com/2008/09/10/kemandirian-belajar-siswa).
Jadi kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat diartikan sebagai sifat
dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk melakukan kegiatan
belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan
motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi tertentu sehingga dapat
digunakannya untuk memecahkan masalah yang dijumpainya di dunia nyata.
Belajar mandiri memposisikan pelajar sebagai subjek, pemegang kendali,
pengambil keputusan atau pengambil inisiatif atas belajarnya sendiri kemampuan
dalam mengendalikan atau mengarahkan pembelajaran sendiri seseorang pada
Grow (dalam Ismi, 2010:7-8) mengklasifikasikan kontinum tersebut ke dalam
empat tahap, yaitu:
1. pelajar yang tergantung (dependent learner);
2. pelajar yang tertarik (interested learner);
3. pelajar yang terlibat (involved learner);
4. pelajar mandiri (self-directed learner).
Pelajar yang mempunyai karakteristik tahap (dependent learner) dan 2 (interested
learner) akan sangat sulit mengikuti pendidikan dengan sistem belajar mandiri.
Pelajar dengan karakteristik tahap 3 (involved learner) telah mempunyai
keterampilan dan pengetahuan serta memandang dirinya sebagai partisipan dalam
belajarnya sendiri. Dalam hal ini, tutor berperan sebagai fasilitator yang
berkonsentrasi pada upaya memfasilitasi, mengomunikasikan dan mendukung
pelajar tersebut dalam menggunakan keterampilan yang telah mereka miliki.
Pelajar dengan karakteristik tahap 4 (self-directed learners) sudah mampu
menyusun tujuan dan standar belajarnya sendiri, baik dengan atau tanpa bantuan
ahli. Ia telah mampu memanfaatkan ahli, lembaga dan sumber-sumber lain untuk
mencapai tujuan belajarnya. Pelajar mandiri bukan berarti penyendiri, tapi ia telah
mampu berkolaborasi dengan orang lain baik dalam klub atau kelompok belajar
informal. Dalam hal ini, tutor berperan sebagai konsultan untuk terus memberikan
delegasi memberdayakan kemampuan belajarnya.
Dengan demikian, kecakapan dan kesiapan dalam belajar secara mandiri adalah
syarat utama dalam pendidikan dengan sistem belajar mandiri. Berdasarkan
dapat mengikuti sistem belajar mandiri adalah pelajar pada tahap 3 (involved
learners) dan 4 (self-directed learners).
2. Kreativitas Belajar
Fokus penelitian ke dua yang diteliti adalah krestivitas belajar. Kreativitas
merupakan kekuatan atau kemampuan untuk menciptakan sesuatu, yang terwujud
melalui pola fikir yang spontan dan imajinatif. Dalam proses belajar kreativitas
terus dikembangkan agar dapat membantu siswa dalam memahami pelajaran
tersebut.
Pengertian Kreativitas
Kreativitas bukan saja mengaju pada kemampuan yang menandai ciri-ciri seorang
kreatif yang lebih banyak memiliki cara-cara berfikir divergen daripada
konvergen. Kreativitas (berfikir kreatif) atau berfikir divergen adalah kemampuan
berdasarkan data atau informasi yang tersedia menemukan jawaban terhadap suatu
masalah, lebih ditekankan kepada kuantitas, ketepatgunaan dan keragaman
jawaban. (Guilford dalam utami munandar,1995:65). Selanjutnya (utami
munandar, 1992:47) mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan yang
mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas) dan orisinalitas dalam
berfikir, serta kemampuan untuk mengembangkan atau merinci suatu gagasan.
Kreativitas bukan saja terbatas pada penerimaan atau penciptaan yang benar-benar
baru dialami. Sesuatu yang baru bukan berarti harus sama sekali baru tetapi dapat
juga baru bagi individu itu sendiri walaupun orang lain telah menciptakannya.
(Barron dalam Utami Munandar,1992:47)
Berdasarkan uraian di atas kreativitas merupakan kekuatan atau kemampuan
untuk menciptakan sesuatu, yang terwujud melalui pola fikir secara spontan dan
imajinatif. Dengan demikian siswa yang kreatif sudah tentu akan lebih produktif
dalam segala gerak usaha yang dilakukannya.
Kreativitas merupakan istilah yang banyak digunakan baik di lingkungan sekolah
maupun di luar sekolah. Pada umumnya orang menghubungkan kreativitas dengan
produk-produk kraesi; dengan perkataan lain, produk-produk kreasi itu merupakan
hal yang penting untuk menilai kreativitas, tipe-tipe produk kreasi yang memenuhi
standar kreativitas.
Slameto (2003:145-146) berasumsi bahwa.
“Pada hakikatnya, pengertian kreatif berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada. Ini sesuai dengan perumusan krativitas secara tradisional. Secara tradisional kreativitas dibatasi sebagai mewujudkan sesuatu yang baru dalam kenyataan. Sesuatu yang baru itu mungkin berupa perbuatan atau tingkah laku; suatu bangunan misalnya sebuah gedung, hasil-hasil kesusasteraan, dan lain-lain.Bagi siswa, penggunaan produk-produk kreasi untuk menilai kreativitas siswa itu sukar dilaksanakan. Bagi mereka penilaian kreativitas itu didasarkan pada keaslian tingkah laku yang mereka laksanakan dalam banyak cara dan kesempatan dalam menghadapi berbagai situasi belajar. Di samping itu dapat juga didasarkan pada kepekaan mereka terhadap pengertian-pengertian tertentu serta penggunaan dalam hidupnya.”
Menurut Moreno dalam slameto:
umumnya, misalnya seorang siswa menciptakan untuk dirinya sendiri suatu hubungan baru dengan siswa/orang lain.”
Getzels & Jackson dalam Slameto (2003) :
“Pembahasan tentang kreativitas sering dihubungkan dengan kecerdasan. Ada pendapat yang mengatakan bahwa siswa yang tingkat kecerdasannya (IQ) tinggi berbeda-beda kreativitasnya dengan siswa yang kreativitasnya tinggi berbeda-beda kecerdasannya. Dengan perkataan lain, siswa yang tinggi tingkat kecerdasannya tidak selalu menunjukkan tingkat kreativitas yang tinggi, dan banyak siswa yang tinggi tingkat kreativitasnya tidak selalu tinggi tingkat kecerdasannya.
Keterangan yang terakhir ini sesuai dengan pendapat Moreno dalam slameto yang
menyatakan bahwa tidak benar kalau kita beranggapan bahwa hanyalah
siswa-siswa (atau orang-orang) yang sangat cerdas saja yang dapat menjadi kreatif.
Dalam kenyataan, akan menjadi sukarlah untuk hidup secara normal tanpa adanya
kreativitas, karena kreativitas itu perlu untuk menghadapi perubahan-perubahan
yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan manusia.
Menurut Primadi (2004:43) mendefinisikan:
”Kreativitas adalah salah satu kemampuan manusia yang dapat membantu kemampuannya yang lain, hingga sebagai keseluruhan dapat
mengintegrasikan stimuli-luar (yang melandanya dari luar sekarang) dengan stimuli-dalam (yang telah dimiliki sebelumnya-memori) hingga tercipta suatu kebulatan baru.
Menurut Taylor dan Holland (dalam Slameto, 2003) menerangkan bahwa:
Menurut Nunnally dalam Slameto (2003) berasumsi:
“Pada umumnya orang-orang yang kreatif berada pada 10 atau 15 persen tingkat atas dari tes kecerdasan. Selanjutnya dikatakannya, bahwa kita jarang menemukan orang yang hasilnya dalam tes kecerdasan normal (termasuk golongan rata-rata) atau dibawah normal mempunyai produk-produk kreasi yang menunjukkan potensi kreativitas.”
Dari penjelasan di atas bahwa siswa yang kreatif selalu mempunyai keingintahuan
yang besar, mencoba hal-hal yang baru, tidak tergantung pada orang lain,
menerapkan dan menemukan hal-hal yang tidak biasa dilakukan oleh orang lain
dan selalu mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya. Siswa kreatif
biasanya tidak akan merasa puas jika tujuannya telah tercapai tetapi siswa tersebut
akan terus menerus dan mencoba, mencari dan menciptakan sesuatu yang baru.
Al-Mausu’ah al-Falsafiyyah al-arabiyyah (Ensiklopedi filsafat arab dalam Yusuf
Abu al-Hijaj, 2010) mendefinisikan:
“Kreativitas sebagai membuat sesuatu yang baru atau menyusun unsur-unsur baru dalam bentuk yang baru di dalam salah satu bidang, seperti ilmu pengetahuan, seni, sastra, dan lain sebagainya.”
Ensiklopedi inggris modern dalam (Yusuf Abu al-Hijaj, 2010) mendefinisikan:
“Kreativitas sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, seperti solusi untuk suatu masalah atau penampilan baru, nilai seni, atau metode baru. Berbagai referensi manunjukan bahwa kreativitas adalah konsep yang terdiri atas konsep-konsep ilmu psikologi kognitif.”
Menurut Yusuf Abu al-Hijaj (2010) definisi-definisi kreativitas dapat
dikategorikan ke dalam 4 orientasi pokok, yaitu sebagai berikut.
2. definisi yang didasarkan pada proses kreativitas, termasuk fase. Hal ini berkaitan dengan solusi berbagai permasalahan, pola pemikiran, dan pengumpulan data sebagai titik tolaknya. Pendapat ini diusung oleh para ahli psikologi.
3.definisi yang didasarkan pada hasil kreativitas sebagai titik tolak originalitas dan kesesuaian. Aspek-aspek tersebut aspek yang paling umum, karena mencerminkan aspek materi yang nyata pada proses kreativitas. Inilah inti konsep kreativitas klasik.
Simson dalam Yusuf Abu al-Hijaj mendefinisikan:
“Kreativitas sebagai inisiatif yang diperhatikan oleh seseorang dalam bentuk kemampuan seseorang untuk keluar dari sistem yang normal, yaitu melalui kontemplasi dengan menikuti satu model pemikiran baru. Ia mengatakan bahwa kita harus memperhatikan otak yang selalu mencari, membentuk , menyusun dan lain sebagainya.”
Duilford dalam Yusuf Abu al-Hijaj (2003) mendefinisikan:
“ Kreativitas sebagai kontemplasi dalam bingkai yang lebih terbuka, yang hasilnya memiliki keistimewaan yang tidak ada duanya. Yaitu, berupa berbagai macam jawaban yang tidak ditentukan oleh data-data yang diberikan.”
Berikut ini adalah definisi kreativitas dengan konsep klasik.
a. kreativitas adalah salah satu konsep ilmu psikologi kognitif yang menggabungkan berbagai ciri kesiapan kognitif dan karakteristik yang bisa menyesuaikan perubahan lingkungan untuk menghasilkan produk yang istimewa dan bisa diterima oleh kelompok tertentu, pada masa tertentu, karena kemanfaatan produk tersebut atau untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Dari pendapat kreativitas diatas dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah
kemampuan untuk memikirkan sesuatu dengan cara yang baru dan tidak lazim dan
kemampuan untuk menemukan cara pemecahan unik dalam menghadapi masalah.
Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta atau berkreasi
Ciri-ciri Individu Kreatif
Sund (Slameto, 2003:147-148) menyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif
dapat dikenal melalui pengamatan ciri-ciri sebagai berikut.
1. Hasrat keingintahuan yang cukup besar;
2. Berikap terbuka terhadap pengalaman baru;
3. Panjang akal;
4. Keinginan untuk menemukan dan meneliti;
5. Cenderungan lebih menyukai tugas yang berat dan sulit;
6. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan;
7. Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas; 8. Berfikir fleksibel;
9. Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi
jawaban lebih banyak;
10. Kemampuan membuat analisis dan sitesis;
11. Memiliki semangat bertanya serta meneliti; 12. Memiliki daya abstraksi yang cukup baik;
13. Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.
Setiap individu yang satu dengan yang lain memiliki kreativitas yang
berbeda-beda, setiap siswa yang kreatif dalam belajar memiliki ciri-ciri yang berbeda
dengan siswa yang kurang kreatif dalam belajar.
Menurut S.C. Utami Munandar (1999:34) untuk mengenali siswa yang kreatif
dapat dilihat ciri-ciri diantaranya adalah sebagai berikut:
tinggi tampak dalam ungkapan gagasan, karangan dan sebagainya. Dalam memecahkan masalah menggunakan cara-cara orisinal yang jarang diperlihatkan anak-anak lain, dapat bekerja sendiri, senang mencoba hal-hal baru. Kemampuan mengembangkan atau memerinci suatu gagasan (kemampuan elaborasi)”.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa jika pendidik menghargai
ciri-ciri kreatif pada pribadi anak serta memberi kesempatan dan pendorong untuk
bersibuk diri secara kreatif (proses), maka kreativitas yang konstruktif akan
muncul.
Menurut Seto Mulyadi (1996:23) ciri afektif dari kreativitas yaitu rasa ingin tahu
yang besar, keberanian untuk bertanya dan kemampuan untuk mengajukan
pertanyaan yang berkualitas.
Pedoman Pengajaran untuk Mengembangkan Kreativitas
Mengingat hierarki hasil belajar di bidang kognitif kreativitas itu berada pada
tingkat akhir, maka untuk mencapainya harus dimulai dari pengajaran pada
tingkat-tingkat sebelumnya, dengan perkataan lain pengajaran harus menyeluruh
untuk semua tingkat.
-Mengajarkan Informasi/Pengetahuan
1. Rumuskanlah tujuan dalam bentuk informasi fakta yang seharusnya diketahui oleh siswa sesudah pengajaran selesai. Dalam hal ini penting untuk diputuskan apakah tujuan pokok itu memperoleh informasi fakta atau apakah informasi fakta itu akan diperoleh pertama-tama dalam hubungan dengan memperoleh hasil-hasil belajar lain. Dalam bidang kecakapan kognitif, psikomotor dan afektif harus diputuskan apakah dalam periode pengajaran itu direncanakan supaya semua siswa mencapai hasil belajar yang sama tingkatnya ataukah mereka didorong untuk memperoleh hasil belajar yang berbeda-beda. Tiap-tiap
2. Nilailah kesiapan siswa untuk mempelajari informasi fakta. Dari hasil-hasil pretes akan diketahui tingkat pengetahuan siswa sekarang. Hal ini akan merupakan petunjuk tentang kesiapannya untuk mengikuti
program sekarang.
3. Tentukanlah mata pelajaran tertentu yang harus dipelajari siswa serta bahan-bahan pengajaran yang berhubungan. Dalam beberapa situasi guru akan mengambil inisiatif untuk menentukan bahan pengajaran. Dalam situais-situasi lain siswa akan mengambil tanggung jawab banyak dalam hal itu.
4. Aturlah (organisasikanlah) kegiatan guru dan siswa untuk meningkatkan belajar. Hal ini akan diuraikan lebih lanjut dalam pedoman instruksional berikut nanti.
5. Aturlah penggunaan waktu, ruang dan kelengkapan. Hal ini khususnya penting bila ruang dan perlengkapan seperti labolatorium bahasa asing dan pusat sumber pengajaran (Instructional Resources Centers), digunakan oleh banyak siswa untuk memperoleh informasi selama dan di luar jam pelajaran biasa.
6. Nilailah achievement siswa sepanjang jam pengajaran dan sesudah selesai pengajaran. Banyaknya informasi fakta yang dipelajari sejak permulaan sampai akhir pengajaran dapat diketahui dengan
menggunakan pretest dan posttest .
7. Berilah feed back kepada siswa-siswa supaya mereka dapat mengetahui kemajuan mereka dan dapat mengatasi kesukaran-kesukaran yang dialaminya. Pada umumnya siswa-siswa harus ambil bagian secara langsung dalam hal ini.
Pedoman-pedoman instruksionalnya adalah sebagai berikut.
(b) Tolonglah siswa untuk mengenal hubungan-hubungan yang
bermakna. Prinsip: mengenal hubungan-hubungan antara informasi baru dengan apa yang telah diketahui dan antara
komponen-komponen dengan keseluruhan, memudahkan hal ini dalam mempelajari informasi baru.
(c) Susunlah bahan pelajaran menurut urutan yang tepat. Prinsip: mengenal dan mengatur komponen-komponen dalam urutan yang tepat penting sekali dalam penguasaan bahan yang kompleks. Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun urutan bahan, yaitu:
(1) keteraturan struktur bahan,
(2) kesiapan siswa untuk menerima bahan,
(3) tingkat kesamaan dan ketidaksamaan antara bahan lama dengan bahan baru.
(d) Aturlah dan berilah kesempatan kepada siswa-siswa untuk
mempraktekkan pengetahuan yang telah dimilikinya. Prinsip: menilai diri sendiri apakah penguasaan pengetahuannya
sudah memadai ataukah belum adalah penting untuk mencapai keberdirisendirian dalam belajar. Guru mempunyai peranan yang penting dalam menolong siswa-siswa mengembangjan cara-cara menilai diri sendiri supaya siswa-siswa itu dapat berdiri sendiri dalam belajar.
-Mengajarkan konsep
Prinsip-prinsip untuk mempelajari konsep, seperti halnya mempelajari informasi fakta, dinyatakan sebagai kondisi-kondisi atau pengerjaaan (operations) yang dapat dilaksanakan oleh seseorang siswa untuk memudahkannya dalam mempelajari konsep-konsep. Pararel dengan itu dikemukakan petunjuk-petunjuk untuk membantu guru mengorganisasikan kegiatan belajar-mengajar.