• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

D. Media Audio Visual

1. Pengertian Media Audio Visual

Media audio visual adalah cara menyampaikan materi menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin dan mekanis elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio visual. Pengajaran melalui audio visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Jadi pengajaran melalui media audio visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman akat simbol-simbol yang serupa.

Menurut Azhar Arsyad mengemukakan ada beberapa ciri-ciri utama media audio visual adalah sebagai berikut:

a. Biasanya bersifat linier.

b. Menyajikan visual yang dinamis.

c. Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang/pembuatnya.

d. Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak. e. Dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif. f. Berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang

2. Jenis-Jenis Media Audio Visual

Menurut Asnawir dan Basyirudin usman ada dua jenis media audio visual sebagai berikut:

a. Film bersuara

Film sebagai media audio visual adalah film yang bersuara. Slide atau film strip yang ditambah dengan suara bukan alat audio visual yang lengkap, karena suara dan rupaberada terpisah, oleh sebab itu slide atau filmstrip termasuk media audio visual saja atau media visual diam plus suara.

Film yang dimaksudkan di sini adalah film sebagai alat audio visual untuk pelajaran, penerangan atau penyuluhan. Banyak hal-hal yang dapat dijelaskan melalui film, antara lain tentang proses yang terjadi dalam tubuh kita. Kejadian-kejadian alam, tatacara kehidupan di negara asing, berbagai industry dan sebagainya.

Adapun banyak keuntungan atau manfaat film sebagai media pengajaran antara lain :

1. Film dapat menggambarkan suatu proses 2. Dapat menimbulkan kesan ruang dan waktu 3. Penggambarannya bersifat 3 dimensional

4. Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam bentuk ekspresi murni

5. Dapat menyampaikan suara seseorang ahli sekaligus melihat penampilannya

6. Kalau film tersebut berwarna akan dapat menambah realita objek yang diperagakan

7. Dapat menggambarkan teori sain dan dinamis.

Film sebagai media pembelajaran keuntungan atau kelebihan dalam penggunaan media pembelajaran. Akan tetapi film juga mempunyai beberapa kekurangan-kekurangan sebagai media pembelajaran. Kekurangan film sebagai media pembelajaran antara lain:

1. Film bersuara tidak dapat diselingi dengan keterangan-keterangan yang diucapkan sewaktu film berputar, penghentian pemutaran akan mengganggu konsentrasi audien.

2. Audien tidak akan dapat mengikuti dengan baik kalau film diputar terlalu cepat.

3. Apa yang telah lewat sulit untuk diulang kecuali memutar kembali secara keseluruhan.

4. Biaya pembuatan dan peralatannya cukup tinggi dan mahal.

Film merupakan kombinasi antara gerak, kata-kata, musik, dan warna. Film yang terbaik adalah film yang dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam hubungannya dengan apa yang dipelajari. Oemar hamalik (1984) mengemukakan prinsip yang berpegangan kepada 4- R. yaitu: “the right film in the right place at the right time used in the right way”. Dalam pengunaan

film tidak ada ketetntuan tentang cara menggunakan film yang “terbaik” dan yang berlaku untuk semua situasi kelas.

(Oemar Hamalik) Asnawir dan Basyirudin usman) mengemukakan bahwa film yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Dapat menari minat anak 2. Benar dan autentik

3. Up to date dalam setting, pakaian dan lingkungan 4. Sesuai dengan tingkatan kematangan audien

5. Perbendaharaan bahasa yang dipergunakan secara benar 6. Kesatuan dan squencenya cukuo teratur

7. Teknis yang diperginakan cukup memenuhi persyaratan dan cukup memuaskan.

a. Klasifikasi film

Asnawir dan Basyirudin Usman (2002:100) membedakan film sebagai berikut:

1. Film informasi

2. Film kecakapan atau drill 3. Film appresiasi

4. Film dokumenter 5. Film rekerasi 6. Film episode 7. Film sain

8. Film berita (news) 9. Film industry 10.Film provokasi b. Televisi

Drs. Sukirman (2012:191) Televisi adalah sebuah media telekomukasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik yang hitam-putih maupun berwarna.

Televisi dimanfaatkan sebagai alat pendidikan dengan mudah dijangkau. Televisi pendidikan adalah penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tetentu tanpa melihat siapa yang mengajarkannya.

Televisi pendidikan tidak sekedar menghibur tetapi yang lebih penting adalah mendidik. Oleh karena itu, ia memiliki ciri-ciri tersendiri, antara lain yaitu:

1. Dituntun oleh instruktur, yaitu seorang guru atau instruktur menuntun peserta didik melalui pengalaman-pengalaman visual.

2. Sistematis, yaitu siaran berkaitan dengan mata pelajaran dan silabus dengan tujuan dan pengalaman belajar yang terencana.

3. Teratur dan berurutan siaran disajikan dengan selang waktu yang beraturan secara berurutan dimana satu siaran dibangun atau mendasari siaran lainnya.

4. Terpadu, yaitu siaran bekaitan dengan pengalaman belajar lainnya seperti latihan, membaca, diskusi dan sebagainya.

Sebagai media pembelajaran, televisi memiliki beberapa keuntungan atau kelebihan dalam menyampaikan pesan dan materi pelajaran dan juga mempunyai kelemahan. Diantara keuntungan atau kelebihan media televisi antara lain:

1. Bersifat langsung dan nyata, serta dapat menyajikan peristiwa yang sebenarnya.

2. Memperluas tinjuan kelas, melintasi berbagai daerah atau berbagai negara.

3. Dapat menciptakan kembali peristiwa masa lampau.

4. Dapat mempertunjukkan banyak hal dan banyak segi yang beraneka ragam.

5. Banyak mempergunakan sumber-sumber masyarakat. 6. Menarik minat anak didik.

7. Dapat melatih guru, baik dalam pre-servise maupun dalam incervice training.

8. Masyarakat diajak berpartisipasi dalam rangka meningkatkan perhatian mereka terhadap sekolah.

Drs. Sukirman (2012:194) mengemukakan kelemahan-kelemahan yang dimiliki televisi sebagai media pembelajaran sebagai berikut:

1. Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi atau arah.

2. Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk memahami pesan-pesannya sesuai dengan kemampuan individual peserta didik.

3. Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi film sebelum disiarkan. 4. Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar sehingga

sulit bagi semua peserta didik untuk melihat secara rinci gambar yang disiarkan.

5. Kekhawatiran muncul bahwa peserta didik tidak memiliki hubungan pribadi dengan guru, dan peserta didik bisa jadi bersikap pasif selama penayangan.

c. Proyektor LCD

Proyektor LCD merupakan salah satu jenis proyektor yang digunakan untuk menampilkan video, gambar atau data computer pada sebuah latar atau sesuatu dengan permukaan yang datar seperti tembok. Proyektor jenis ini merupakan jenis yang lebih modern dan merupakan teknologi yang dikembangkan dari jenis sebelumnya dengan fungsi yang sama yaitu overhead projector karena pada ohp datanya masih berupa tulisan pada kertas bening.

Sebagai media pembelajaran proyektor LCD memiliki beberapa keuntungan dan kelemahan dalam menyampaikan materi dalam proses belajar. Diantara keuntungan atau kelebihan antara lain:

1. Warna yang dihasilkan lebih baik utamanya untuk saturasinya. 2. LCD juga menghasilkan gambar yang lebih tajam di banding DLP. 3. Perbedaan akan tampak ketika kita tengah menyampaikan atau

mempresentasikan spreadsheet (contoh: Microsoft excel) 4. Cahaya lebih efisien.

5. Konsumsi daya listrik lebih rendah.

Proyektor LCD juga mempunyai beberapa kekurangan dalam meyampaikan pesan dan materi pembelajaran. Adapun beberapa kekurangan sebagai berikut:

1. Pixelisasi yang terlihat oleh mata /tampilan kurang halus. 2. Gambar masih kelihatan kotak-kotak.

3. Contrast rasio masih rendah.

4. Harus membersihkan saringan udara secara berkala. 5. Bentuk fisik lebih besar dan berat.

Dari jenis-jenis media audio visual diatas bahwa dalam menyampaikan materi pelajaran IPS menggunakan proyektor LCD sebagai media pembelajaran.

3. Langkah-langkah Penggunaan Media Audio Visual

Menurut Asnawir dan Basyirudin usman (2002) mengemukakan beberapa langkah-langkah penggunaan media audio visual sebagai media pembelajaran sebagai berikut:

1. Persiapan guru, guru harus mempersiapkan unit pelajaran terlebih dahulu, kemudian baru memilih media audio visual yang tepat untuk mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.

2. Mempersiapkan kelas, yaitu meliputi mempersiapkan ruangan dan siswa. 3. Penyajian, yaitu mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan berupa

proyektor LCD.

4. Aktivitas lanjutan, yaitu berupa Tanya jawab, guna mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan.

Adapun langkah-langkah media audio visual dalam pembelajaran IPS MI tentang menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan, sebagai berikut:

1. Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media audio visual sebagai media pembelajaran.

2. Guru menyampaikan materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.

3. Persiapan guru. Guru harus membuat persiapan sebelum pembelajaran dimulai agar pembelajaran dapat berjalan lancar.

4. Persiapan kelas. Persiapan kelas perlu diperhatikan agar siswa dapat belajar dengan nyaman dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Guru perlu memberikan penjelasan sebelum pelajaran dimulai agar siswa dapat memahami materi yang akan disampaikan lewat media audio visual dengan memperhatikan media tersebut.

5. Langkah penyajian pelajaran dan pemanfaatan media. Guru harus mempunyai keahlian dalam menyajikan pelajaran dengan media audio visual.

6. Guru memberikan tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan .

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN A. Gambaran Situasi Umum MI Muhammadiyah Blagung

1. Letak Geografis MI Muhammadiyah Blagung

MI Muhammadiyah Blagung yang berada di Desa Blagung, Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali. Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut :

a. Bagian timur berbatasan dengan area persawahan b. Bagian selatan berbatasan dengan area rumah Ibu Arif c. Bagian barat berbatasan dengan area rumah Ibu Sri Partini d. Bagian utara berbatasan dengan jalan raya Simo-Kacangan 2. Identitas MI Muhammadiyah Blagung

a. NSM : 111233090112 b. NSB : 011271810606001

c. Alamat : Desa Blagung Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali

d. Didirikan tanggal : 17 Mei 1945 e. Status : Terakreditasi B f. Status gedung : Milik Yayasan g. Status tanah : Wakaf/Milik Sendiri h. Waktu belajar : Pagi

3. Keadaan Gedung MI Muhammadiyah Blagung

Jumlah gedung MI Muhammadiyah Blagung sudah layak dan memadahi sebagai salah satu sarana pendidikan. MI Muhammadiyah Blagung telah memilki gedung yang meliputi:

a. 6 lokal kelas untuk kelas I-VI b. 1 ruang guru

c. Ruang perpustakaan d. Ruang kesehatan

e. 2 lokal WC untuk siswa dan 1 WC untuk guru 4. Keadaan Guru MI Muhammadiyah Blagung

Jumlah guru mengajar di MI Muhammadiyah Blagung ada 9 orang. Selain bertugas secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar, para guru juga bertanggungjawab terhadap program ekstra kurikuler.

Untuk lebih jelasnya mengenai data guru MI Muhammadiyah Blagung dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.1 Keadaan Kepala Sekolah dan Guru MI Muhammadiyah Blagung Tahun Ajaran 2014/2015

Rata-rata guru yang mengajar di MI Muhammadiyah Blagung sudah memenuhi persyaratan sebagai seorang guru yaitu sudah memiliki ijazah minimal SI, walaupun masih ada dua guru yang masih lulusan PGA dan SMA. Guru-guru yang mengajar di MI Muhammadiyah Blagung berdomisili tidak jauh dari madrasah ini sehingga memudahkan siswa maupun wali murid untuk berkomukasi langsung dengan guru-guru tersebut.

No Nama/NIP Tempat Tanggal

Lahir

L/P Ijazah Jab.

1 Agus Salim, S.Pd.I Boyolali, 19-09-1977 L SI Kep. Sekolah

2 Sri Rahayu Boyolali, 11-01-1969 P SI Guru

3 Rahmi Sri Lestari, AMA Boyolali, 04-08-1977 P SI Guru 4 Ana Fauziyati Zahma, S.P Boyolali, 08-07-1983 P SI Guru 5 Siti Wardati Boyolali, 24-01-1966 P PGA Guru 6 Ari Fatul Azizah, S.Pd.I Boyolali, 20-06-1986 P SI Guru 7 Siti Choiriyah, S.Pd.I Boyolali, 10-02-1983 P SI Guru 8 Munawar Kholil Boyolali, 25-08-1983 L SMA Guru

5. Keadaan Peserta Didik MI Muhammadiyah Blagung

Jumlah peserta didik MI Muhammadiyah Blagung dari kelas I sampai kelas VI tahun ajaran 2014/2015 seluruhnya berjumlah 136 peserta didik. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.2 Data Keadaan Peserta Didik MI Muhammadiyah Blagung Tahun Ajaran 2014/2015

A dapun subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali yang berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.

Kelas Jumlah siswa Jumlah L/P

L P I 11 12 23 II 11 12 23 III 13 11 24 IV 18 11 29 V 9 11 20 VI 5 12 17 Jumlah 67 69 136

Tabel 3.3 Daftar nama siswa kelas V MI Muhammadiyah Blagung tahun ajaran 2014/2015

No Nama siswa Jenis kelamin

1 Ahmad Rifa’i L

2 Arifah Ismawati P

3 Desi Rahmawati P

4 Dinar Raharjati L

5 Galih Raka Siwi L

6 Irsyad Maulana L

7 Kalista Qori Istiqomah P

8 Lailia Lutfi Fathin P

9 Firnanda Putri Munica P

10 Muh. Khoirul Zaky L

11 Nafa Firda Haq P

12 Nahla Fifi Azizah P

13 Rani Darma Kartika P

14 Riski Imam Singgih L

15 Rizka Nur Utama P

16 Sindi Kusirawati L

17 Salma Fatimah Azahroh P

18 Tsalis Rayu Wicjaksono L

19 Windi Kusirawati P

B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, masing-masing adalah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun gambaran ketiga siklus tersebut adalah:

1. Deskripsi Siklus I

Siklus ini dilaksanakan pada hari rabu tanggal 03 juni 2015 pada jam kesatu (07.15 – 07.50) selama 35 menit. secara garis besar pelaksanaan penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut :

a. Perencanaan

1) Mempersiapkan materi IPS pokok bahasan menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan, dengan sub pokok bahasan cara menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.

2) Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) pokok bahasan menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan, dengan sub pokok bahasan cara menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan

3) Membuat lembar observasi kegiatan peneliti dan lembar observasi kegiatan siswa.

4) Membuat lembar soal pilihan ganda dan essay untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa.

b. Pelaksanaan

1) Kegiatan awal (10 menit)

a) Salam, do’a dan mengabsen siswa. b) apersepsi.

c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. e) Guru menjelaskan cakupan materi tentang menghargai jasa dan

peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan melalui metode ceramah, tanya jawab, latihan dan media audio visual 2) Kegiatan inti (50 menit)

a) Eksplorasi

(1) Guru menerangkan materi tentang cara menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. b) Elaborasi

(1) Guru memutarkan film cara menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.

(2) Guru menyuruh siswa untuk memperhatikan film dengan cermat yang diputarkan oleh guru..

c) Konfirmasi

(1) Guru membuka sesi tanya jawab tentang materi yang belum jelas atau yang belum dikuasai.

(2) Guru menyimpulkan materi hari ini.

(3) Guru memberikan soal-soal kepada siswa untuk dikerjakan dan dikumpulkan.

3) Kegiatan akhir/ penutup (10 menit)

a) Mengimformasikan materi pada pertemuan selanjutnya b) Guru memimpin do’a.

c) Guru Menutup dengan salam. c. pengamatan

Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran IPS dengan menerapkan media audio visual. Observasi juga dilakukan terhadap guru yang menerapkan media audio visual pada pembelajaran IPS. Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap pelaksanaan tindakan. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah ditetapkan dalam indikator.

Indikator keberhasilan guru yang ingin dicapai yaitu guru dapat menerapkan media audio visual pada mata pelajaran IPS materi tentang menghargai peranan tokoh perjuangan dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia .

Sedangkan Indikator keberhasilan siswa yang ingin dicapai yaitu hasil tes formatif siswa 85% dari jumlah siswa harus memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 60.

Dari data pengamatan siswa dan guru selama pembelajaran dapat diketahui bahwa:

1. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran masih kurang, dimana siswa belum aktif dalam kegiatan pembelajaran, media yang digunakan sudah menarik perhatian siswa dan siswa masih ada yang bercanda dengan teman.

2. Keterlibatan guru dalam proses pembelajaran sudah baik, dimana penerapan media audio visual yang dilakukan guru sudah baik, pelaksanaan alokasi waktu dan pengelolaan kelas masih kurang. d. Refleksi

Adapun hasil refleksi dari siklus I adalah sebagai berikut:

1. Guru dalam mengelola kelas kurang maksimal, siswa masih ada yang bermain sendiri.

2. pengelolaan waktu kurang optimal.

3. Proses pembelajaran dilakukan guru hanya menerangkan di depan kelas, sehingga kemampuan siswa belum terlihat jelas.

5. Berdasarkan hasil tes formatif pada akhir pembelajaran siklus I diketahui jumlah peserta didik yang mengalami ketuntasan belajar semakin meningkat dibandingkan dengan tahap pra siklus. Namun hanya 50 % dari jumlah siswa atau 10 siswa yang mengalami ketuntasan belajar.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I belum berhasil. Dengan demikian perlu dicari kelemahan yang ada pada tindakan I untuk kemudian dapat ditentukan perbaikan-perbaikannya. Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dengan guru mata pelajaran IPS bahwa perbaikan dilakukan pada siklus II.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I belum berhasil. Dengan demikian perlu dicari kelemahan yang ada pada tindakan I untuk kemudian dapat ditentukan perbaikan-perbaikannya. Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dengan guru mata pelajaran IPS bahwa perbaikan dilakukan pada siklus II. Perbaikan-perbaikan yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1) Penambahan pemberian motivasi kepada siswa ketika

pembelajaran.

2) Untuk perbaikan guru mengelola waktu dengan semaksimal mungkin dan dalam memulai pembelajaran guru lebih dahulu mengelola kelas, agar pembelajaran lebih efektif.

3) Agar siswa aktif bertanya maka guru memberikan motivasi kepada siswa agar bertanya dan memberikan penambahan pertanyaan kepada siswa.

4) Untuk meningkatkan hasil tes formatif, maka guru memberikan pengulangan-pengulangan terhadap materi yang disampaikan serta memberikan penambahan pertanyaan kepada siswa.

2. Deskripsi Siklus II

Siklus ini dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 05 juni 2015 pada jam kesatu (07.15 – 07.50) selama 35 menit. secara garis besar pelaksanaan penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut :

a. Perencanaan

Pada siklus ini peneliti merencanakan pembelajaran dengan model yang sama pada siklus I hanya saja mengalami beberapa perbaikan berdasarkan hasil refleksi siklus I untuk materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan pokok bahasan tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.

b. Pelaksanaan

Prinsip pelaksanaan pada siklus II hampir sama dengan siklus I, tetapi peneliti lebih menekanakan pemberian latihan atau pertanyaan yang sering dilakukan, serta memotivasi siswa untuk bertanya.

Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dipersiapkan.

1) Kegiatan awal (10 menit)

a) Salam, do’a dan menanyakan kabar. b) Guru mengabsen siswa.

c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. d) Guru mengenalkan pentingnya materi dalam kehidupan

sehari-hari.

e) Guru menjelaskan cakupan materi tentang tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan melalui metode ceramah, tanya jawab, latihan dan media audio visual.

2) Kegiatan inti (50 menit) a) Eksplorasi

(1) Guru menerangkan materi tentang tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.

b) Elaborasi

(1) Guru memutarkan film tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.

(2) Guru menyuruh siswa untuk memperhatikan film dengan cermat yang diputarkan oleh guru.

(3) Guru memberikan soal-soal kepada siswa untuk dikerjakan dan dikumpulkan.

c) Konfirmasi

(1) Guru membuka sesi tanya jawab tentang materi yang belum jelas atau yang belim dikuasai..

(2) Guru menyimpulkan materi materi hari ini

(3) Guru memberikan soal-soal kepada siswa untuk dikerjakan dan dikumpulkan

3) Kegiatan akhir/ penutup (10 menit)

a) Guru mengimformasikan materi pada pertemuan selanjutnya. b) Guru mempimpin do’a bersama-sama.

c) Guru menutup dengan salam. c. pengamatan

Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran IPS dengan menerapkan media audio visual pada pembelajarn IPS.

Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap pelaksanaan tindakan. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah ditetapkan dalam indikator.

Indikator keberhasilan guru yang ingin dicapai yaitu guru dapat menerapkan media audio visual pada mata pelajaran IPS materi tentang menghargai peranan tokoh perjuangan dan masyarakat dalam mempersiapkan dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Sedangkan Indikator keberhasilan siswa yang ingin dicapai yaitu hasil

tes formatif siswa 85% dari jumlah siswa harus memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 60.

Dari data pengamatan siswa dan peneliti selama pembelajaran dapat diketahui bahwa

1. Keterlibatan siswa dalam pembelajaran mulai meningkat, dimana sebagian siswa sudah aktif dalam kegiatan pembelajaran karena sebagian siswa sudah dapat mengikuti model yang digunakan dalam pembelajaran dan mulai menarik perhatian siswa.

2. Keterlibatan guru dalam proses pembelajaran juga mulai meningkat, dimana guru telah mampu dalam menerapkan media audio visual dengan baik, pelaksanaan alokasi waktu sudah sesuai dengan waktu yang ditentukan, namun dalam pengelolaan kelas perlu ditingkatkan lagi.

d. Refleksi

Adapun hasil refleksi dari siklus II adalah sebagai berikut:

1. Guru dalam mengelola waktu sudah baik sehingga waktu lebih efisien.

2. Guru mengelola kelas harus ditingkatkan dengan baik.

3. Siswa sudah aktif dalam kegiatan pembelajaran ketika guru menerapkan media audio visual sehingga menarik perhatian siswa

4. Hanya ada beberapa siswa sudah aktif untuk bertanya.

5. Berdasarkan hasil tes formatif pada akhir pembelajaran siklus II diketahui jumlah peserta didik yang mengalami ketuntasan belajar semakin meningkat dibandingkan dengan tahap siklus I. Namun hanya 75% dari jumlah siswa atau 15 siswa yang mengalami ketuntasan belajar.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus II belum sepenuhnya berhasil ketuntasan siswa yang harus dicapai KKM adalah 85%. Sedangkan hasil tes menunjukkan bahwa baru sekitar 75% dari jumlah siswa yang mencapai KKM. Dengan demikian perlu mencari kelemahan pada yang ada pada tindakan siklus II untuk kemudian melakukan perbaikan-perbaikan. Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dengan guru mata pelajaran IPS bahwa perbaikan dilakukan pada siklus III. Perbaikan-perbaikan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Pengeloaan kelas dilakukan sebelum kegiatan pembelajaran di mulai.

2) Lebih sering memberikan motivasi kepada siswa untuk bertanya dengan lebih sering memberikan pertanyaan atau latihan.

3) Untuk meningkatkan hasil tes formatif, maka guru memberikan pengulangan-pengulangan terhadap materi yang disampaikan serta memberikan penambahan pertanyaan kepada siswa.

4) Memberikan pengulangan-pengulangan terhadap materi yang

Dokumen terkait