• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI MENGHARGAI JASA DAN PERAN TOKOH DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V MI MUHAMMADIYAH BLAGUNG KECAMATAN SIMO TAHUN AJARAN 20142015 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS MATERI MENGHARGAI JASA DAN PERAN TOKOH DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V MI MUHAMMADIYAH BLAGUNG KECAMATAN SIMO TAHUN AJARAN 20142015 SKRIPSI"

Copied!
180
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS

MATERI MENGHARGAI JASA DAN PERAN TOKOH DALAM

MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN

MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V

MI MUHAMMADIYAH BLAGUNG KECAMATAN SIMO TAHUN

AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Disusun Oleh : SYARIFUDIN

11511004

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

(2)
(3)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS

MATERI MENGHARGAI JASA DAN PERAN TOKOH

DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN

MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V

MI MUHAMMADIYAH BLAGUNG KECAMATAN SIMO

TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Disusun Oleh : SYARIFUDIN

11511004

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(4)
(5)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPS

MATERI MENGHARGAI JASA DAN PERAN TOKOH

DALAM MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN

MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS V

MI MUHAMMADIYAH BLAGUNG KECAMATAN SIMO

TAHUN AJARAN 2014/2015

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Disusun Oleh : SYARIFUDIN

11511004

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(6)
(7)
(8)
(9)

MOTTO

1.

Sekiranya kamu bersikap keras dan berhati kasar, niscaya orang-orang

menjauhi kamu. (Q.S Al-Imron ; 159)

2.

Hiduplah seolah kau akan mati besok. Berusahalah seolah kau akan hidup selamanya. (Mahatma Gandhi)

3.

Seorang guru mengajar tanpa menimbulkan dan menghidupkan keinginan

serta semangat belajar pada muridnya, sama saja dengan orang yang

(10)

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk :

1. Kedua orang tuaku, yang selalu mendukung dan memotivasi dalam

mencari ilmu.

2. Kakak dan adik saya yang selalu mendukung untuk mencapai cita-citaku. 3. Teman-teman seperjuangan PGMI.

(11)

KATA PENGANTAR

Puji syukur terhadap Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semuanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas

akademik dengan lancer tanpa menemukan kendala yang berarti.Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW.

Tugas akhir yang berupa skripsi ini merupakan suatu syarat untuk memperoleh

gelar kesarjanan, penulis menyusun skripsi dengan judul :“Peningkatan Prestasi Belajar IPS Menghargai Jasa Dan Peran Tokoh Dalam Mempertahankan

Kemerdekaan Melalui Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo Tahun Ajaran 2014/2015.”

Skripsi ini penulis berhasil selesaikan berkat bantuan dan bimbingan dari

berbagai pihak, baik berupa materi maupun spiritual.Oleh karena itu, penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga yang telah

memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penulisan skripsi. 2. Ibu PeniSusapti, M.Si, selaku Ketua Jurusan Program Studi Pendidikan Guru

Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Salatiga.

3. Ibu Dra. Sri Suparwi, MA.,selaku pembimbing dalam penulisan skripsi. 4. Bapak dan Ibu Dosen PGMI yang telah membekali Ilmu Pengetahuan kepada

penulis.

(12)

6. Semua rekan dan pihak yang tidak dapatkan disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam penulisan skripsi.

Semoga amal baik bapak ibu mendapatkan imbalan yang setimpal dari

Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi masih jauh dari kesempurnaan,

maka besar harapan dari penulis, agar para pembaca bersedia memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun guna penyempurnaan penulisan skripsi.

Amin.

Salatiga, September 2015

(13)

ABSTRAK

Syarifudin, 2015.Peningkatan PrestasiBelajar IPS Materi Menghargai Jasa Dan Peran Tokoh Dalam Mempertahankan Kemerdekaan Melalui Media Audio Visual Pada Siswa Kelas V MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo Tahun Ajaran 2014/2015. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan .Jurusan Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing ;Dra. Sri Suparwi

Kata kunci :Prestasi Belajar, Ilmu Pengetahuan Sosial dan Media Audio Visual. Penelitian ini dilatarbelakangi rendahnya prestasi belajar siswa MI Muhammadiyah Blagung saat pembelajaran IPS. Salah satu penyebabnya rendahnya prestasi belajar siswa adalah kurangnya media yang digunakanoleh guru saat pembelajaran. Media yang digunakan guru dalam proses pembelajaran adalah media sederhana yaitu buku dan globel. Rumusan masalah yang dikaji adalah apakah dengan media audio visual dapat meningkatkan prestasi belajar IPS materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelasV MI Muhammadiyah Kecamatan Simo Tahun Ajaran 2014/2015? Apakah dengan media audio visual dapat memenuhi target pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM) IPS materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelasV MI Muhammadiyah Kecamatan Simo Tahun Ajaran 2014/2015?

Penelitian ini menggunakan bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) sebanyak tiga siklus. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo dengan jumlah siswa 20 anak. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi dan tes.

(14)

DAFTAR ISI

SAMPUL……… i

LOGO………. ii

HALAMAN JUDUL………. iii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING……… iv

LEMBAR PENGESAHAN……… v

LEMBAR KEASLIAN TULISAN……… vi

MOTTO……….. vii

PERSEMBAHAN………. viii

KATA PENGANTAR……… ix

ABSTRAK………. xi

DAFTAR ISI………. xii

DAFTAR TABEL………. xv

DAFTAR GAMBAR……… xvii

DAFTAR DIAGRAM……… xviii

DAFTAR LAMPIRAN………. Xix BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……… 1

B. Rumusan Masalah……….. 7

C. Tujuan Penelitian………... 7

D. Hipotesis Tindakan……… 8

E. Manfaat Penelitian………. 8

F. Definisi Operasional……….. 10

(15)

H. Sistematika Penulisan……… 19

BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Prestasi belajar………... 20

1. Prestasi……… 20

2. Belajar……….. 20

3. Prestasi Belajar……… 21

4. Bentuk-bentuk Prestasi Belajar………... 22

5. Fungsi Utama Prestasi Belajar………. 27

6. Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar……….. 28

7. Indikator Prestasi Belajar……… 29

B. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) 1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)………… 30

2. Kriteria Ketuntasan Minimal Individual………. 31

3. Kriteria Ketuntasan Minimal Nasional……… 31

4. Kriteria Ketuntasan Minimal Kelas……… 31

C. Mata pelajaran IPS……… 33

1. Sejarah Ilmu Pengetahuan Sosial……… 33

2. Ruang lingkup ilmu pengetahuan sosial………. 34

3. Fungsi Ilmu Pengetahuan Sosial………. 34

4. Menghargai jasa dan peran tokoh dalam Mempertahahankan kemerdekaan……… ..36

(16)

BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Situasi Umum MI Muhammadiyah Blagung….. 56

B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian………. 61

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian……… 75

B. Pembahasan……… 88

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan………... 96

B. Saran………. 97

(17)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Keadaan Kepala Sekolah dan Guru MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan Tahun Ajaran 2014/2015………. Tabel 3.2 Data Keadaan Peserta Didik MI Muhammadiyah Blagung

Tahun Ajaran 2014/2015………...

Tabel 3.3 Daftar Nama Siswa kelas V MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo Tahun Ajaran 2014/2015………...

Tabel 4.1 Hasil Nilai Tes Ulangan Harian IPS Siswa Kelas V Pada Pra SiklusTahunAjaran 2014/2015……….

Tabel 4.2 Data Prestasi Siswa Pada Siklus I Tahun Ajaran 2014/2015….

Tabel 4.3 Data Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus II Tahun Ajaran 2014/2015………...

Tabel 4.4 Hasil Data Rekapitulasi Siklus II………... Tabel 4.5 Data Prestasi Belajar Siswa Pada Siklus III Tahun Ajaran 2014/2015………...

(18)

Tabel 4.7 Hasil Rekapitulas iNilai-nilai pad aSiklus I II dan

III………...

Tabel 4.8 Hasil Rekapitulasi Pencapaian KKM pada Siklus I II dan III………

90

(19)

DAFTAR GAMBAR

(20)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 4.9 Diagram Nilai Rata-rata Siklus I II dan III……….. Diagram 4. 10 Diagram Hasil Persentase Belajar pra siklus, siklus I, II dan III………...

94

(21)

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Nilai Hasil Belajar Pra Siklus

Lampiran 2 Nilai Hasil Belajar Siklus I

Lampiran 3 Nilai Hasil Belajar Siklus II

Lampiran 4 Nilai Hasil Belajar Siklus III

Lampiran 5 Hasil Rekapitulasi siklus II

Lampiran 6 Hasil Rekapitulasi siklus III

Lampiran 7 Lembar Observasi Guru Siklus I

Lampiran 8 Lembar Observasi Guru Siklus II

Lampiran 9 Lembar Observasi Guru Siklus III

Lampiran 10 RPP

Lampiran 11 Gambar Kegiatan Pembelajaran

Lampiran 12 Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 13 Surat Pemberian Izin Penelitian

Lampiran 14 Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 15 Surat Pembimbing Skripsi

Lampiran 16 Daftar Nilai SKK

(22)
(23)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Perkembangan hidup manusia sejak lahir sampai dewasa tidak terlepas dari kehidupan masyarakat. Sejak kanak-kanak, pada prinsipnya mereka telah melakukan hubungan dengan orang lain, misalnya dengan ibu maupun anggota keluarga yang lain. Kehidupan sosial manusia dapat berakibat secara majemuk, yang meliputi berbagai aspek kehidupan, misalnya hubungan sosial, ekonomi, sosial, budaya politik, psikologi, sejarah, dan geografi serta berbagai aspek lain yang berhubungan dengan kehidupan manusia dalam masyarakat.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan pengalaman hidup manusia yang dialaminya sejak lahir. (Rasimin, 2012 :44).

(24)

Pembelajaran dapat dilakukan secara optimal untuk mengetahui kebutuhan dalam pembelajaran beserta permasalahan-permasalahan dalam pembelajaran yang dihadapi oleh peserta didik. Kesedian para guru untuk mengkolaborasikan pembelajaran sangat diharapkan dapat bertujuan untuk menyemangati peserta didik untuk belajar. Khususnya dalam pembelajaran IPS.

(25)

Tujuan pembelajaran IPS dapat menentukan arah suatu kegiatan belajar yang dilakukan. Selain itu tujuan pembelajaran juga dapat memudahkan suatu penilaian oleh sebab itu menentukan tujuan pembelajaran dalam suatu kegiatan belajar mengajar adalah bagi setiap guru dalam melakukan tugasnya. Tujuan inilah yang disebut dengan tujuan instruksional atau tujuan pengajaran. (Rasimin, 2012 :49)

Pendidikan IPS merupakan suatu proses yang diselenggarakan oleh guru ilmu pengetahuan sosial untuk membelajarkan peserta didik dalam belajar mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial, bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan keterampilan dan sikap dalam ilmu pengetahuan sosial. Pembelajaran ilmu pengetahuan sosial juga dapat diartikan sebagai perubahan-perubahan dalam sikap dan perilaku peserta didik yang relatif permanen sebagai pengalaman atau pelatihan dalam ilmu pengetahuan sosial.

(26)

Pembelajaran merupakan elemen yang strategis dalam proses belajar didalam maupun diluar kelas. Oleh karena itu pembelajaran merupakan sesuatu yang sangat strategis, karena guru dan siswa secara bersama-sama berfungsi sebagai ujung tombak perubahan. Allah berfirman surat Al-Mujadalah ayat 11:

ْمُكنِم اوُنَماَء َنيِذَّلا ُالله ِعَفْزَي

ٍتاَجَرَد َمْلِعْلا اوُتوُأ َنيِذَّلاَو

Artinya: “Allah akan meninggikan derajat orang-orang yang beriman di

antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan. (QS. Al-Mujadalah) Belajar adalah proses belajar dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitas individu sehingga tingkah lakunya berkembang. (Umiarso & Imam Gojali, 2011 : 227)

Prestasi merupakan suatu indicator dari perkembangan dan kemajuan siswa atas penguasaannya terhadap pelajaran yang telah deberikan guru kepada siswa. (Umiarso & Imam Gojali, 2011 : 226)

(27)

Media audio visual adalah cara menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin dan mekanis elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio-visual. (Rasimin, 2012 : 147)

(28)

Proses belajar mengajar, ada dua unsur yang sangat penting adalah metode dan media pembelajaran. Pemilihan jenis media pembelajaran akan membantu proses pembelajaran, pemilihan media pembelajaran sangat mempengaruhi hasil atau prestasi belajar siswa. Salah satu fungsi media adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan prestasi belajar siswa, bahkan mempengaruhi psikologi belajar siswa.

Untuk mengatasi masalah tersebut perlu ada tindakan yang tepat agar proses kegiatan belajar mengajar mampu mencapai tujuannya. Dalam hal ini peneliti ingin mencoba menggunakan media audio visual untuk mengatasi masalah tersebut.

(29)

MUHAMMADIYAH BLAGUNG KECAMATAN SIMO TAHUN AJARAN 2014/2015”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengajukan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah penerapan media audio visual dapat meningkatan prestasi belajar IPS materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelas V MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo tahun ajaran 2014/2015?

2. Apakah penerapan media audio visual dapat memenuhi target pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM) IPS materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelas V MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo tahun pelajaran 2014/2015?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang hendak dicapai penelitian ini adalah:

(30)

Untuk memenuhi target pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran IPS materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan melalui media audio visual pada siswa kelas V MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo tahun pelajaran 2014/2015.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara, apabila hipotesis salah, maka akan ditolak, apabila fakta-fakta membenarkan hipotesis, maka akan diterima. Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah:

1. Penerapan media audio visual dapat meningkatan prestasi belajar IPS materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan pada siswa Kelas V MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo Tahun Ajaran 2014/2015.

2. Penerapan media audio visual dapat memenuhi target pencapaian kriteria ketuntasan minimal (KKM) mata pelajaran IPS materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan pada siswa kelas V MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo Tahun Ajaran 2014/2015. E. Manfaat Penelitian

(31)

1. Manfaat Teoritis

a. Didapatkannya sebuah pengetahuan baru tentang pembelajaran IPS melalui media audio visual pada siswa kelas V MI Muhammadiyah blagung kecamatan simo

b. Memberikan informasi bagaimana cara mengatasi permasalahan yang ada dalam proses belajar mengajar IPS sehingga prestasi belajar dapat tercapai dengan maksimal

2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa

1) Siswa memperoleh pelajaran IPS yang lebih menarik, menyenangkan, dan memungkinkan dirinya untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran IPS.

2) Meningkatkan keaktifan siswa dalam berkelompok.

3) Meningkatkan keberanian siswa mengungkapkan pendapat, ide, pertanyaan, dan saran.

b. Bagi guru

(32)

c. Bagi sekolah/ madrasah

Menciptakan rasa saling membantu dan kerjasama dengan sekolah dalam meningkatkan prestasi belajar khususnya untuk mata pelajaran IPS. Selain itu dengan keberhasilan guru mengajar juga memberikan nama baik bagi sekolah.

F. Definisi Operasional dan Indikator Keberhasilan 1. Definisi Operasional

a. Prestasi Belajar .

Prestasi belajar adalah hasil usaha belajar yang dicapai seorang siswa berupa suatu kecakapan dari kegiatan belajar bidang akademis di sekolah pada jangka waktu tertentu yang dicatat pada setiap akhir semester dalam bukti laporan yang di sebut rapor (Basri, 2015: 154).

b. Mata pelajaran IPS

IPS adalah bidang studi baru karena dikenal sejak diberlakukan kurikulum 1975. Dalam bidang pengetahuan sosial terdapat istilah seperti ilmu sosial (social sciences), studi sosial (social studies) dan IPS. Achmad sanusi (Hidayati, 2004) memberikan tentang ilmu sosial sebagai berikut “ilmu-ilmu sosial terdiri dari displin-disiplin ilmu sosial yang bertaraf

(33)

mempelajari tentang manusia sebagai makhluk sosial yang secara alamiah memusatkan pada manusia sebagai anggota masyarakat dan kelompok masyarakat yang dibentuk (Rasimin, 2012: 130).

c. Media audio visual

Media audio visual adalah suatu media pembelajaran cara menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio visual. Penyajian pengajaran secara audio visual bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses pembelajaran, seperti mesin proyektor film. Tape rekorder, proyektor visual yang lebar dan sebagainya (Rasimin, 2012:147).

2. Indikator Keberhasilan

Penerapan media audio visual ini dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan dapat tercapai. Adapaun indikator keberhasilan penerapan media pembelajaran ini adalah siswa kelas V memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dalam pembelajaran pada mata pelajaran IPS yaitu 60 dan KKM klasikal sebesar 85%.

G. Metodologi Penelitian 1. Rancangan Penelitian

(34)

yang dilakukan di dalamnya, yang melibatkan kolaborasi dan kerja sama para peneliti, praktisi, dan orang awam (Burns, 1999 dalam bukunya Kunandar 2011:44).

PTK adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan pendidikan dengan melakukan perubahan ke arah perbaikan terhadap hasil pendidikan dan pembelajaran.(Suharsimi Arikunto 2008:105). Tujuan penelitian ini untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas praktik pembelajarankatkan secara berkesinambungan, sehingga meningkatkan mutu hasil instruksional, mengembangkan keterampilan guru, meningkatkan relevansi, meningkatkan efisiensi pengelolaan instruksional serta menumbuhkan budaya meneliti pada komunitas guru (Zainal Aqib 2006:127).

(35)

siklus 1

siklus II

Bagan 1.1 Empat Langkah PTK

(36)

2. Subjek Penelitian

Subjek dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas V MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo dengan jumlah keseluruhan 20 siswa yaitu 9 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan. Peneliti menggunakan pola kolaboratif yaitu peneliti sebagai pengamat dan guru yang melaksanakannya. Waktu pelaksanaan penelitian ini pada semester II tahun ajaran 2014/2015.

3. Langkah- langkah penelitian

Menurut Kurt Lewin dalam bukunya Zainal Aqib 2006: 21 dalam pelaksanaan PTK mencakup empat langkah yaitu:

a. Perencanaan

1) membuat RPP dengan menerapkan media audio visual pada mata menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.

2) menyiapkan fasilitas dan sarana yang digunakan dalam pembelajaran.

3) Menyiapkan lembar observasi untuk mengamati kegiatan peserta didik.

4) Menyiapkan lembar observasi untuk kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

(37)

b. Pelaksanaan tindakan

Dalam tahap ini peneliti bersama guru melaksanakan satuan perencanaan tindakan yang telah tertulis di RPP yang terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pendahuluan, inti, dan penutup.

c. Pengamatan

Pada bagian pengamatan peneliti bersama guru melakukan pengamatan yang meliputi proses dan hasil dari pelaksanaan kegiatan. Tujuan pengamatan ini untuk mengumpulkan bukti hasil tindakan agar dapat dievaluasi dan dijadikan landasan dalam melakukan refleksi. d. Refleksi

(38)

4. Instrumen penilaian

Dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data adalah sebagai berikut:

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b. Lembar observasi untuk mengamati aktivitas peserta didik.

c. Lembar observasi untuk mengamati aktivitas guru yang melaksanakan kegiatan pembelajaran.

d. Soal evaluasi yang berupa soal post test. 5. Pengumpulan data

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan metode sebagai berikut:

a. Metode observasi

(39)

b. Tes

Dalam teknik pengumpulan data melalui tes, peneliti membuat dan menggunakan lembar tes tertulis yang berkaitan dengan materi yang telah disampaikan oleh guru kepada peserta didik. Tes ini diberikan disetiap akhir pelajaran guna mengukur tingkat keberhasilan media audio visual yang diterapkan dalam pembelajaran IPS untuk meningkatkan prestasi belajar peserta didik.

c. Metode wawancara

Metode wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh interviewer (pewawancara) untuk memperoleh informasi dari orang yang diwawancarai. Metode ini penulis untuk memperoleh data-data dari sumber langsung seperti kepala sekolah, guru, dan siswa.

6. Analisis Data

(40)

Menurut Suharsimi Arikunto (2007: 131) dalam Penelitian Tindakan Kelas dalam menganalisis data menggunakan dua jenis data, sebagai berikut:

a. Data kuantitatif (nilai hasil belajar siswa) yang dapat dianalisis secara deskriptif dengan statistik deskriptif. Dalam analisis ini biasanya untuk mencarai nilai rerata dan mencari presentase keberhasilan belajar.Dengan rumus sebagai berikut :

1) Rumus mencari nilai rerata.

Keterangan :

= Mean ( rerata )

∑ = Jumlah dari hasil perkalian antara masing-masing

(41)

2) Rumus mencari presentase keberhasilan belajar.

Keterangan :

P = Angka Presentase

f = Frekuensi yang sedang dicari presentasenya

N = Number of Case ( jumlah frekuensi/banyaknya individu ) (Sudijono, 2010: 43)

(42)

H. Sistematika Penulisan

Dalam skripsi ini penulis membagi lima bab yang saling berkaitan, yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

BAB I

Memuat pendahuluan, latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hopotesis penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian meliputi : rancangan penelitian, siklus penelitian, subjek penelitian, instrument penelitian, pengumpulan data, analisis data, dan jadwal penelitian.

BAB II

Mengenai kajian pustaka, prestasi belajar, mata pelajaran IPS, dan media audio visual.

BAB III

Mengenai pelaksanaan penelitian, meliputi : deskripsi pelaksanaan siklus I, siklus II, dan silkus III.

BAB IV

Berisi tentang hasil observasi pada tahap pra penelitian, hasil penelitian deskripsi per siklus dan pembahasan.

BAB V

(43)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar 1. Prestasi

Kata prestasi berasal dari bahasa belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha (Arifin, 2011: 12). Menurut Poerwadarminta (2006: 910) prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang dilakukan dan di kerjakan. Syaiful Bahri Djamarah (dalam Umiarso, 2011: 226) menjelaskan bahwa prestasi adalah penilaian pendidikan tentang perkembangan dan kemajuan murid yang berkenaan dengan penguasaan bahan pelajaran yang disajikan kepada mereka serta nilai-nilai yang terdapat dalam kurikulum.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil yang telah dicapai dari yang telah dilakukan dan dikerjakakan berkenaan dengan perkembangan dan kemajuan peserta didik.

2. Pengertian Belajar

(44)

lain-lainnya. Definisi di atas dapat diartikan juga bahwa belajar adalah suatu kegiatan untuk mendapatkan atau mencapai kepandaian atau ilmu. Belajar adalah serangakaian kegiatan jiwa raga untuk memperolah suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif dan psikomotor (Bahri, 2011:13). Menurut Crow and Crow (dalam Sriyanti, 2013:14) Belajar adalah perbuatan untuk memperoleh kebiasaan, ilmu pengetahuan,dan berbagai sikap, termasuk penemuan baru dalam mengerjakan sesuatu, usaha memecahkan rintangan, dan menyesuaikan dengan situasi baru.

Belajar merupakan aktivitas yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan perubahan dalam dirinya melalui pelatihan-pelatihan atau pengalaman-pengalaman. (Baharuddin, 2008 : 12)

(45)

3. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik. Kata prestasi banyak digunakan dalam berbagai bidang dan kegiatan antara lain dalam kesenian, olah raga, dan pendidikan, khususnya pembelajaran. (arifin, 2011 : 1). Syaiful Bahri Djamarah (dalam Umiarso, 2011 227) menjelaskan bahwa Prestasi Belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari kreativitas belajar. Sehingga prestasi belajar tidak dapat dipisahkan dari kegiatan belajar, karena belajar merupakan suatu proses, sedangkan prestasi belajar adalah hasil dari proses belajar tersebut.

(46)

4. Bentuk-bentuk Prestasi Belajar

Bentuk-bentuk prestasi belajar dalam Taksonomi Bloom dibagi dalam tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotor.

a. Ranah Kognitif

Ranah kognitif adalah ranah yang berkaitan dengan pengetahuan atau kecerdasan berbahasa dan kecerdasan logika –matematika. Menurut

Bloom, dkk (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002: 26-27) dalam ranah kognitif terdiri dari enam aspek sebagai berikut:

1) Pengetahuan

Mengacu pada kemampuan ingatan tentang hal yang telah dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan dengan fakta, peristiwa, kaidah, teori, prinsip atau metode. Misalnya, kemampuan menceritakan suatu peristiwa yang terjadi.

2) Pemahaman

(47)

3) Penerapan

Mengacu pada kemampuan menerapkan metode dan kaidah untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya, kemampuan menghitung jarak dan kecepatan dalam soal cerita matematika.

4) Analisis

Mengacu pada kemampuan merinci suatu kesatuan kedalam bagian-bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan baik. Misalnya, kemampuan membuat grafik.

5) Sintesis

Mengacu pada kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya, kemampuan menemukan solusi atas suatu masalah yang terjadi di kelas.

6) Evaluasi

(48)

b. Ranah Afektif

Ranah afektif adalah ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai yang mencakup tentang kecerdasan antarpribadi dan intrapribadi. Ranah Afektif menurut Krathwohl dan Bloom, dkk (dalam Dimyati dan Mudjiono, 2002: 27-29) terdiri dari lima aspek sebagai berikut:

1) Penerimaan

Mengacu pada kepekaan tentang hal tertentu dan kesediaan memperhatikan hal tersebut. Misalnya kemampuan mengakui adanya perbedaan-perbedaan pada masing-masing siswa.

2) Partisipasi atau Responsi

Mengacu pada kerelaan, kesediaan, memperhatikan dan berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Misalnya, mematuhi aturan sekolah dan berpartisipasi dalam kegiatan sekolah.

3) Penilaian dan Penentuan Sikap

(49)

4) Organisasi

Mengacu pada kemampuan membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman dan pegangan hidup. Misalnya, kemampuan bertanggung jawab atas perilaku yang dilakukan.

5) Pembentukan Pola Hidup atau Karakterisasi

Mengacu pada kemampuan menghayati nilai dan membentuknya menjadi pola nilai kehidupan pribadi. Misalnya, selalu menunjukan sikap disiplin dalam menaati aturan yang ada.

c. Ranah Psikomotor

Ranah psikomotor adalah ranah yang berkaitan dengan ketrampilan atau kemampuan bertindak setelah mendapatkan pengalaman belajar tertentu. Menurut Simpson (dalam Dimyati dan Mudjiono,2002:29-30) ranah psikomotor terdiri dari tujuh aspek, antara lain:

1) Persepsi

Mencakup kemampuan memilah-milahkan

(50)

2) Kesiapan

Mengacu pada kemampuan menempatkan diri dalam keadaan di mana akan terjadi suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan ini mencakup jasmani dan rohani. Misalnya, posisi star lomba lari.

3) Gerakan Terbimbing

Mengacu pada kemampuan melakukan gerakan sesuai contoh, atau gerakan peniruan. Misalnya, membuat lingkaran diatas pola.

4) Gerakan yang Terbiasa

Mengacu pada kemampuan melakukan gerakan-gerakan tanpa contoh. Misalnya, melakukan lari dengan tepat.

5) Gerakan Kompleks

(51)

6) Penyesuaian Pola Gerakan

Mengacu pada kemampuan mengadakan perubahan dan penyesuaian pola gerak-gerik dengan persyaratan khusus yang berlaku. Misalnya, ketrampilan bertanding.

7) Kreativitas

Mengacu pada kemampuan melahirkan pola gerak-gerak yang baru atas dasar prakarsa sendiri. Misalnya, kemampuan membuat gerakan tari kreasi baru.

5. Fungsi Utama Prestasi Belajar

Prestasi belajar semakin penting untuk dibahas, karena menurut Arifin (2010: 12-13) prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain:

a. Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai peserta didik.

b. Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. c. Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. d. Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi

(52)

Sedangkan indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat.

e. Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap (kecerdesan) peserta didik.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa fungsi utama prestasi belajar adalah sebagai indikator keberhasilan dalam bidang studi tertentu dan juga sebagai indikator kualitas institusi pendidikan.

6. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Menurut usman dan lilis ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar sebagai berikut :

a. Faktor yang berasal dari diri sendiri (internal)

1. Faktor jasmaniah (fisiologi) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh.

2. Faktor psikologi, baik yang bersifat bawaan maupu yang diperoleh, yang terdiri atas :

(53)

b. Faktor nonintelektif yaitu unsusr-unsur kepribadian tertentu seperti sikap, kebiasaan, minat kebutuhan, motivasi, dam emosi.

3. Faktor kematangan fisik maupun psikis. b. Faktor yang berasal dari luar diri (eksternal)

1. Faktor sosial yang terdiri atas : a) Lingkungan keluarga b) Lingkungan sekolah c) Lingkungan masyarakat d) Lingkungan kelompok

2. Faktor budaya, seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian.

3. Faktor lingkungan fisik. Seperti fasilitas rumah dan fasilitas belajar. 4. Faktor lingkungan spiritual atau keagamaan

(54)

7. Indikator Prestasi Belajar

Indikator dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses belajar- mengajar dapat dikatakan berhasil. Menurut Bahri (2000: 87), ada sejumlah indikator yang dapat dijadikan tolok ukur keberhasilan belajar anak didik, yaitu:

a. Anak didik menguasai bahan pengajaran yang telah dipelajari. b. Anak didik menguasai teknik dan cara mempelajari pengajaran. c. Waktu yang diperlukan untuk menguasai bahan relatif lebih singkat. d. Teknik dan cara belajar yang dikuasai dapat digunakan untuk

mempelajari bahan pengajaran lain yang serupa.

e. Anak didik dapat mempelajari bahan pengajaran lain secara sendiri. f. Timbulnya motivasi instrinsik (dorongan dari dalam diri anak didik)

untuk belajar lebih lanjut.

g. Tumbuh kebiasaan anak didik untuk selalu mempersiapkan diri dalam menghadapi kegiatan di sekolah.

h. Anak didik terampil memecahkan masalah yang dihadapinya.

i. Tumbuh kebiasaan dan ketrampilan membina kerjasama dan atau hubungan sosial dengan orang lain.

(55)

Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa indikator prestasi belajar dapat dilihat dari daya serap anak didik dan ketrampilan yang dimiliki anak didik.

B. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

1. Pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) adalah kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan. Kriteria dalam menentukan kelulusan peserta didik merupakan salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi. Kriteria ketuntasan minimum ditetapkan oleh satuan pendidikan berdasarkan hasil musyawarah guru mata pelajaran disatuan pendidikan atau beberapa satuan pendidikan yang memiliki karakteristik yang hampir sama. Pertimbangan pendidikan atau forum MGMP secara akademis menjadi pertimbangan utama penetapan KKM. pertimbangan utama penetapan KKM.

1. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Individual

Menurut Trianto (2010:241) berdasarkan ketuntasan belajar ditentukan sendiri oleh masing-masing sekolah yang dikenal dengan istilah kriteria ketuntasan minimal, dengan berpedoman pada tiga pertimbangan, yaitu: 2. Kemampuan setiap peserta didik berbeda-beda.

(56)

2. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Nasional

Kriteria ketuntasan belajar minimal nasional yang ditentukan guru mata pelajaran dari seluruh sekolahan di indonesia dan penetapan KKM dimusyawarah kepada oaring tua pendidik, pendidik, dan dinas pendidikan. 3. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Kelas

Kriteria ketuntasan minimal kelas adalah ketuntasan belajar yang ditentukan guru mata pelajaran disekolahan yang dimusyawarah kepada kepala sekolah dan orang tua murid.

4. Fungsi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)

ada beberapa fungsi kriteria ketuntasan minimal sebagai berikut: 1. Sebagai acuan bagi seorang guru untuk menilai kompetensi peserta didik

sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) suatu mata pelajaran atau standar kompetensi (SK).

2. Sebagai acuan bagi peserta didik untuk mempersiapkan diri dalam mengikuti pembelajaran.

3. Sebagai target pencapaian penguasaan materi sesuai dengan SK dan KD-nya.

4. Sebagai salah satu instrument dalam melakukan evaluasi pembelajaran. 5. Sebagai kontrak pedagogik antara pendidik, peserta didik dan masyarakat

(57)

5. Tahapan Penetapan KKM

Penetapan KKM dilakukan oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran. Adapun tahapan penetapan KKM antara lain:

1. Guru atau kelompok guru menetapkan KKM mata pelajaran dengan mempertimbangkan tiga aspek criteria, yaitu kompelksitas, daya dukung, dan intake. Hasil penetapan KKM indikator belanjut pada KD, SK hingga KKM mata pelajaran.

2. Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran disahkan oleh kepala sekolah untuk dijadikan patokan guru dalam melakukan penilaian.

3. KKM yang ditetapkan disosialisasikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan, yaitu peserta didik, orang tua, dan dinas pendidikan. 4. KKM dicantumkan dalam laporan hasil belajar atau rapor pada saat hasil

penilaian dilaporkan kepada orang tua/wali peserta didik.

C. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 1. Sejarah Ilmu Pengetahuan Sosial

(58)

bahwa ilmu pengetahuan sosial merupakan pengalaman hidup manusia yang dialaminya sejak lahir. Hubungan manusia sejak lahir yang merupakan hubungan sosial itu telah terjadi sejak dalam keluarga, walaupun hubungan tersebut terjadi secara sepihak. Tanpa adanya hubungan sosial seorang bayi sulit mengalami perkembangan menjadi manusia dewasa secara sempurna (Rasimin, 2012: 35).

2. Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial

Ruang lingkup ilmu pengetahuan sosial adalah berupa kehidupan manusia dalam masysrakat atau manusia sebagai anggota masyarakat. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ruang lingkup ilmu pengetahuan sosial adalah manusia dalam konteks sosial (Rasimin, 2012: 38).

Untuk memantapkan ruang lingkup pengetahuan sosial perlu diketahui ciri-cirinya. Salah satu ciri utamanya adalah bekerja samanya antara disiplin ilmu pendidikan dengan disiplin ilmu-ilmu sosial untuk mencapai tujuan pendidikan. Kerjasama disiplin ilmu pendidikan yang dimaksud adalah adanya seperangkat kemampuan yang berguna sebagai berikut:

1. Memilih (menyederhanakan) bahan pendidikan dari disiplin ilmu-ilmu sosial untuk tujuan pendidikan.

2. Mengoeganisasikan bahan pendidikan secara ilmiah dan psikologis untuk tujuan pendidikan.

(59)

4. Menilai hasil belajar ilmu pengetahuan sosial. 3. Fungsi Ilmu Pengetahuan Sosial

Ilmu pengetahuan sosial selain mempunyai tujuan membentuk warga negara yang baik, dengan memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan kehidupan di masyarakat, juga memiliki fungsi aplikatif. Fungsi yang dimaksud adalah ilmu pengetahuan sosial sebagai pendidikan. Fungsi ilmu pengetahuan sosial sebagai pendidikan, selain memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan sosial dalam kehidupan sehari-hari. Yang dimaksud keterampilan sosial, yaitu keterampilan melakukan sesuatu yang berhubungan dengan kepentingan hidup masyarakat, seperti bekerja sama, gotong royong, tolong-menolong sesame umat manusia, dan melakukan tindakan dalam memecahkan persoalan sosial di masyarakat (Rasimin, 2012 : 40)..

(60)

4. Menghargai Jasa dan Peran Tokoh Dalam Mempertahahankan Kemerdekaan.

1. Cara Menghargai Jasa dan Peran Tokoh Dalam Mempertahankan Kemerdekaan.

Kemerdekaan yang dinikmati sekarang, bukan pemberian dari jepang atau pemerintah belanda. Kemerdekaan ini adalah hasil perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya. Dan perjuang mengorbankan nyawa, harta, dan benda. Adapun cara mengenang dan menghormati jasa pahlawan diantaranya sebagi berikut:

1. Pada waktu upacara disekolah atau dikantor, dilakukan dengan menghening cipta untuk mengenang jasa para pahlawan.

2. Melakukan ziarah ke taman makam pahlawan dan mendoakan arwahnya diterima sisi Tuhan Yang Maha Esa.

3. Meneladani semnagat perjuangan para pahlawan dalam kehidupan sehar-hari.

4. Mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif dan membangun Indonesia supaya lebih maju.

5. Menyantuni keturunan para pahlawan yang masih ada sebagai tanda

balas budi.

6. Mewarisi semangat juang mereka dalam segala bidang untuk

(61)

7. Melanjutkan perjuangan mereka dengan mempertahankan dan

mengisi kemerdekaan.

8. Sikap yang perlu kita teladani jasa para pahlawan yaitu berjuang

tanpa pamrih, rela mengorbankan harta, jiwa dan raga, setia dan

menjunjung cita-cita bangsa, bangga sebagai bangsa Indonesia, cinta

tanah air.

2. Tokoh Dalam Mempertahankan Kemerdekaan

Ketika Negara Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada tanggal 17 agustus 1945 tentara sejutu masih berada di Indonesia. Sekutu menugaskan jepang untuk menjaga keadaan dan keamanan di Indonesia seperti sebelum jepang menyerah kepada sekutu.

Pada tanggal 29 september 1945 tentara sekutu dan pasuka NICA tiba di Indonesia dan mendarat di pelabuhan tanjung priok. Tentara sekutu membantu NICA yang membatalkan kemerdekaan Indonesia. Rakyat Indonesia menggunakan senjata rampasan dari jepang dan senjata tradisional yang ada. Berkobarlah pertempuran di mana-mana.

1. Pertempuran Surabaya

(62)

Tentara sekutu tidak menghormati genjata senjata. Dalam insiden antara rakyat Surabaya dan tentara sekutu, Brigjen Mallaby terbunuh. Permintaan tersebut diikuti ultimatum dari Mayor Jendral Mansergh. Isi ultimatum tersebut, sekutu memerintahkan rakyat Surabaya menyerahkan senjatanya. Penyerahannya paling lambat tanggal 9 november 1945 pukul 18.00 WIB.

Dibawah pemimpin gubernur suryo dan sutomo (bung tomo) rakyat Surabaya tidak mau menyerahkan sejengkal tanah pun kepada sekutu. Dengan pekik Allahu Akbar, bung tomo membekar semangat rakyat dan terjadi pertempuran yang berlangsung sampai awal desember itu gugur beribu-ribu prjuang Indonesia.

Pemerintah menetapkan tanggal 10 november sebagai hari pahlawan.

2. Pertempuran Lima Hari Di Semarang

(63)

3. Pertempuran Ambarawa

Peretempuran ini diawali dengan kedatangan tentara inggris di bawah pimpinan brigjen bethel disemarang pada tanggal 20 oktober 1945 untuk membebaskan tentara sekutu. Karena sekutu diboncengi oleh NICA san membebaskan para tawanan belanda secara sepihak maka terjadilah perlawanan dari TKR dan para pemuda. Dalam peristiwa ini tersebut letkol colonel sudirman terjun langsung dalam pertempuran tersebut dan pada tanggal 15 desember 1945 sudirman diangkat menjadi panglima besar TKR dan berpangkat jendral.setiap tanggal 15 desember dperingati sebagai Hari Infrantri.

4. Pertempuran Medan Area

Pasukan sekutu yang diboncengi belanda dan NICA di bawah pimpinan Brigjen T.E.D Kelly. Mendarat di medan. Pada tanggal 13 oktober 1945 para pemuda yang bergabung dalam TKR terlibat pertempuran dengan belanda, sehingga hal ini menjalar ke kota medan. Hal ini menjadi awal perjuangan bersenjata yang dikenal dengan pertempuran Medan Area.

5. Bandung Lautan Api

(64)

Pemerintah RI di Jakarta memrintahkan supaya mengosongkan bandung, tetapi pemimpin TKR di Yogyakarta mengintruksikan supaya kota bandung tidak dikosongkan. Akhirnya berat hati kota bandung dikosongkan.sebelum keluar bandung para pejuang menyerang markas. Sekutu dan membumihanguskan bandung bagian selatan.

Untuk mengenang peistiwa tersebut Ismail Marzuki mengabadikan dalam sebuah lagu yaitu Halo-Halo Bandung.

6. Agresi Militer Belanda

Agresi militer belanda yaitu serangan yang dilakukan oleh belanda kepada Negara republic Indonesia. Dalam pendaratannya di Indonesia, tentara sekutu yang diboncengi NICA. Selain bermaksud melucuti tentara jepang, tentara sekutu membantu NICA mengembalikan Indonesia sebagai jajahannya. NICA ingin membatalkan kemerdekaan rakyat Indonesia.

(65)

Berkat usaha komisi tiga Negara, Indonesia dan belanda kembali ke meja perundingan. Peundingan dilaksanakan mulai tanggal 8 desmber 1947 di atas kapal perang amerika serikat. Hal perundingan tersebut dinamakan perjanjian renville. Dalam perundingan ini, delegasi Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Amir Syarifuddin dan delagasi belanda yang dipimpin oleh Raden Abdul Kadir Widjojoatmodjo. Perjanjian renville imi sangat merugi rakyat Indonesia harus mengakui wilayah yang direbut belanda dalam agresi militer belanda I.

Pada tanggal 19 deesmber 1948 belanda melancarkan agresi militer II yang bertujuan menghapuskan pemerintahan RI dengan menduduki kota-kota penting di pulau jawa. Dalam agresi militer II, pasukan belanda melancarkan serangan ibu kota republic Indonesia, Yogyakarta dan menahan presiden soekarno, wakil presiden mohammad hatta dan beberapa pejabat tinggi Negara.

(66)

3. Sikap Menghargai Perjuangan Tokoh Dalam Mempertahankan Kemerdekaan.

1. Pengakuan Kedaulatan Repubilk Indonesia Oleh Belanda

Untuk menengahi pertikaian antara Indonesia dan belanda, PBB membentuk komisi baru yang diberi nama UNCI (United Nation Commission for Indonesia). Berkat peranan UNCI dan belanda mengadakan perundingan. Delegasi Indonesia diketuai Mr. Moh Roem. Delegasi belanda diketuai Dr. Van Royen. Perundingan ini dinamakan perundingan Roem-Royen salah satu keputusan perundingan Roem-Royen adalh akan diselenggarakan Konferensi Meja Bundar (KMB).

Konferensi ini dimaksudkan untuk mempertemukan pandangan wakil republic Indonesia dengan wakil BFO. BFO merupakan organisasi yang terdiri atas pemimpin Negara-negara bagian atau Negara-negara kecil yang ada di Indonesia. Negara-negara bagian tersebut timbul karena adanya politik devide et empire yang dimaksud politik memecah belah. Bagian-bagian Indonesia yang diduduki belanda dipecah-pecah sehingga timbul Negara-negara kecil (Negara boneka).

(67)

dipimpin Drs. Moh Hatta. Delagasi BFO dipimpin Sultan Hamid II dari Pontianak. Delegasi belanda dipimpin Mr. J.H, Van Marseveen. Sedangkan PBB diwakili Christelev.

Pada tanggal 2 november 1949 dilakukan upacara penandatanganan naskah penyerahan kedaulatan. Dengan peristiwa tersebut secara resmi belanda mengakui kedaulatan bangsa Indonesia di seluruh wilayah bekas jajahannya.

2. Peranan beberapa tokoh dalam mempertahahankan kemerdekaan

Mempertahankan kemerdekaan Indonesia dilakukan dengan cara yaitu dengan cara perang dan diplomasi. Ada beberapa tokoh yang berperan dalam kedua cara tersebut, antara lain sebagai berikut:

a. Ir. Soekarno

Tanggal 17 agustus 1945, Ir. Soekarno atas nama bangsa Indonesia memproklamsikan kemerdekaan Indonesia. Tanggal 18 agustus 1945 Ir. Soekarno diangkat menjadi presiden republic Indonesia.

(68)

memakai cara diplomasi dalam perjuangannya. Hal ini tercermin dari pidato bung karno pada rapat umum di amgelang pada tanggal 16 maret 1946. Beliau menyatakan bahwa ada jalan perjuangan bagi bangsa Indonesia, satu diantaranya jalan diplomasi.

b. Drs. Mohammad Hatta

Bung Hatta adalah seorang tokoh organisasi pemuda Indonesia. Pemuda Indonesia merupakan organisasi mahasiswa dan pelajar Indonesia diluar negeri. Pemuda Indonesia mempunyai pengaruh yang besar bagi penggerakan Indonesia.

Dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia perjuangan bung hatta dilakukan melalui cara diplomasi. Beliau mengadakan diplomasi dengan pihak penjajah maupun Negara-negara lain di dunia. Beliau berusaha agar kedaulatan Indonesia diakui dunia.

Tanggal 13 januari 1948 diadakan perundingan di kaliurang. Perundingan tersebut membicarakan daerah kekusaan republic Indonesia. Perundingan tersebut dilakukan oleh komisi tiga Negara (Australia, Belgia, dan Amerika).

Tanggal 2 november 1949 tercapai persetujuan KMB. Hasil KMB adalah belanda akan menyerahkan kedaulatan republic Indonesia serikat pada akhir bulan desember 1949.

(69)

Indonesia serikat diwakili Drs. Muhammad Hatta, sedangkan belanda diwakili Ratu Yuliana.

c. Sri Sultan Hamengkubuwono IX

Sri Sultan Hamengkubuwono IX adalah seorang raja di Yogyakarta. Beliau seorang democrat sejati. Dengan gigih beliau ikut berperang melawan belanda. Pada awal januari 1946 pemerintah mengambil keputusan untuk memindahkan kedudukan pemerintahan pusat RI ke Yogyakarta. Sri Sultan Hamengkubuwono IX menyambut hangat kepindahan tersebut.

Pada awal kehidupan republic Indonesia, Sultan Hamengkubuwono IX berhasil meminta kesanggupan Letkol Soeharto untuk mempersiapkan serangan umum. Tanggal 1 maret 1949 serangan umum dilaksanakan dan TNI berhasil menduduki kota Yogyakarta dalam waktu enam jam. Keberhasilan serangan tersebut menunjukkan bahwa republic Indonesia belum habis riwayatnya.

Di Jakarta naskah penyerahan kedaulatan ditandatangani oleh sri sultan hamengkubuwono IX mewakili Indonesia dan wakil tinggai mahkota A.H.J lovink mewakili belanda.

(70)

d. Jendral Soedirman

Jendral Soedirman adalah pejuang yang gigih. Dalam keadaan sakit beliau tetap memimpin perlawanan terhadap belanda.

Pada tanggal 12 desember 1945 Kolonel Soedirman memimpin pertempuran melawan sekutu di ambarawa. TKR berhasil memukul mundur tentara sekutu. Dalam menghadapi sekutu, Kolonel Soedirman menggunakan taktik perang gerilya.

Keberhasilan Kolonel Soedirman memimpin pertempuran di ambarawa. Membuat beliau dipilih menjadi panglima besar TKR dengan pangkat jendral.

(71)

D. Media Audio Visual

1. Pengertian Media Audio Visual

Media audio visual adalah cara menyampaikan materi menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin dan mekanis elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio visual. Pengajaran melalui audio visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin proyektor film, tape recorder, dan proyektor visual yang lebar. Jadi pengajaran melalui media audio visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya tergantung kepada pemahaman akat simbol-simbol yang serupa.

Menurut Azhar Arsyad mengemukakan ada beberapa ciri-ciri utama media audio visual adalah sebagai berikut:

a. Biasanya bersifat linier.

b. Menyajikan visual yang dinamis.

c. Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang/pembuatnya.

d. Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan abstrak. e. Dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif. f. Berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang

(72)

2. Jenis-Jenis Media Audio Visual

Menurut Asnawir dan Basyirudin usman ada dua jenis media audio visual sebagai berikut:

a. Film bersuara

Film sebagai media audio visual adalah film yang bersuara. Slide atau film strip yang ditambah dengan suara bukan alat audio visual yang lengkap, karena suara dan rupaberada terpisah, oleh sebab itu slide atau filmstrip termasuk media audio visual saja atau media visual diam plus suara.

Film yang dimaksudkan di sini adalah film sebagai alat audio visual untuk pelajaran, penerangan atau penyuluhan. Banyak hal-hal yang dapat dijelaskan melalui film, antara lain tentang proses yang terjadi dalam tubuh kita. Kejadian-kejadian alam, tatacara kehidupan di negara asing, berbagai industry dan sebagainya.

Adapun banyak keuntungan atau manfaat film sebagai media pengajaran antara lain :

1. Film dapat menggambarkan suatu proses 2. Dapat menimbulkan kesan ruang dan waktu 3. Penggambarannya bersifat 3 dimensional

4. Suara yang dihasilkan dapat menimbulkan realita pada gambar dalam bentuk ekspresi murni

(73)

6. Kalau film tersebut berwarna akan dapat menambah realita objek yang diperagakan

7. Dapat menggambarkan teori sain dan dinamis.

Film sebagai media pembelajaran keuntungan atau kelebihan dalam penggunaan media pembelajaran. Akan tetapi film juga mempunyai beberapa kekurangan-kekurangan sebagai media pembelajaran. Kekurangan film sebagai media pembelajaran antara lain:

1. Film bersuara tidak dapat diselingi dengan keterangan-keterangan yang diucapkan sewaktu film berputar, penghentian pemutaran akan mengganggu konsentrasi audien.

2. Audien tidak akan dapat mengikuti dengan baik kalau film diputar terlalu cepat.

3. Apa yang telah lewat sulit untuk diulang kecuali memutar kembali secara keseluruhan.

4. Biaya pembuatan dan peralatannya cukup tinggi dan mahal.

Film merupakan kombinasi antara gerak, kata-kata, musik, dan warna. Film yang terbaik adalah film yang dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam hubungannya dengan apa yang dipelajari. Oemar hamalik (1984) mengemukakan prinsip yang berpegangan kepada 4- R. yaitu: “the right film

(74)

film tidak ada ketetntuan tentang cara menggunakan film yang “terbaik” dan

yang berlaku untuk semua situasi kelas.

(Oemar Hamalik) Asnawir dan Basyirudin usman) mengemukakan bahwa film yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Dapat menari minat anak 2. Benar dan autentik

3. Up to date dalam setting, pakaian dan lingkungan 4. Sesuai dengan tingkatan kematangan audien

5. Perbendaharaan bahasa yang dipergunakan secara benar 6. Kesatuan dan squencenya cukuo teratur

7. Teknis yang diperginakan cukup memenuhi persyaratan dan cukup memuaskan.

a. Klasifikasi film

Asnawir dan Basyirudin Usman (2002:100) membedakan film sebagai berikut:

1. Film informasi

2. Film kecakapan atau drill 3. Film appresiasi

(75)

8. Film berita (news) 9. Film industry 10.Film provokasi b. Televisi

Drs. Sukirman (2012:191) Televisi adalah sebuah media telekomukasi terkenal yang berfungsi sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik yang hitam-putih maupun berwarna.

Televisi dimanfaatkan sebagai alat pendidikan dengan mudah dijangkau. Televisi pendidikan adalah penggunaan program video yang direncanakan untuk mencapai tujuan pengajaran tetentu tanpa melihat siapa yang mengajarkannya.

Televisi pendidikan tidak sekedar menghibur tetapi yang lebih penting adalah mendidik. Oleh karena itu, ia memiliki ciri-ciri tersendiri, antara lain yaitu:

1. Dituntun oleh instruktur, yaitu seorang guru atau instruktur menuntun peserta didik melalui pengalaman-pengalaman visual.

2. Sistematis, yaitu siaran berkaitan dengan mata pelajaran dan silabus dengan tujuan dan pengalaman belajar yang terencana.

(76)

4. Terpadu, yaitu siaran bekaitan dengan pengalaman belajar lainnya seperti latihan, membaca, diskusi dan sebagainya.

Sebagai media pembelajaran, televisi memiliki beberapa keuntungan atau kelebihan dalam menyampaikan pesan dan materi pelajaran dan juga mempunyai kelemahan. Diantara keuntungan atau kelebihan media televisi antara lain:

1. Bersifat langsung dan nyata, serta dapat menyajikan peristiwa yang sebenarnya.

2. Memperluas tinjuan kelas, melintasi berbagai daerah atau berbagai negara.

3. Dapat menciptakan kembali peristiwa masa lampau.

4. Dapat mempertunjukkan banyak hal dan banyak segi yang beraneka ragam.

5. Banyak mempergunakan sumber-sumber masyarakat. 6. Menarik minat anak didik.

7. Dapat melatih guru, baik dalam pre-servise maupun dalam incervice training.

(77)

Drs. Sukirman (2012:194) mengemukakan kelemahan-kelemahan yang dimiliki televisi sebagai media pembelajaran sebagai berikut:

1. Televisi hanya mampu menyajikan komunikasi atau arah.

2. Televisi pada saat disiarkan akan berjalan terus dan tidak ada kesempatan untuk memahami pesan-pesannya sesuai dengan kemampuan individual peserta didik.

3. Guru tidak memiliki kesempatan untuk merevisi film sebelum disiarkan. 4. Layar pesawat televisi tidak mampu menjangkau kelas besar sehingga

sulit bagi semua peserta didik untuk melihat secara rinci gambar yang disiarkan.

5. Kekhawatiran muncul bahwa peserta didik tidak memiliki hubungan pribadi dengan guru, dan peserta didik bisa jadi bersikap pasif selama penayangan.

c. Proyektor LCD

(78)

Sebagai media pembelajaran proyektor LCD memiliki beberapa keuntungan dan kelemahan dalam menyampaikan materi dalam proses belajar. Diantara keuntungan atau kelebihan antara lain:

1. Warna yang dihasilkan lebih baik utamanya untuk saturasinya. 2. LCD juga menghasilkan gambar yang lebih tajam di banding DLP. 3. Perbedaan akan tampak ketika kita tengah menyampaikan atau

mempresentasikan spreadsheet (contoh: Microsoft excel) 4. Cahaya lebih efisien.

5. Konsumsi daya listrik lebih rendah.

Proyektor LCD juga mempunyai beberapa kekurangan dalam meyampaikan pesan dan materi pembelajaran. Adapun beberapa kekurangan sebagai berikut:

1. Pixelisasi yang terlihat oleh mata /tampilan kurang halus. 2. Gambar masih kelihatan kotak-kotak.

3. Contrast rasio masih rendah.

4. Harus membersihkan saringan udara secara berkala. 5. Bentuk fisik lebih besar dan berat.

(79)

3. Langkah-langkah Penggunaan Media Audio Visual

Menurut Asnawir dan Basyirudin usman (2002) mengemukakan beberapa langkah-langkah penggunaan media audio visual sebagai media pembelajaran sebagai berikut:

1. Persiapan guru, guru harus mempersiapkan unit pelajaran terlebih dahulu, kemudian baru memilih media audio visual yang tepat untuk mencapai tujuan pengajaran yang diharapkan.

2. Mempersiapkan kelas, yaitu meliputi mempersiapkan ruangan dan siswa. 3. Penyajian, yaitu mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan berupa

proyektor LCD.

4. Aktivitas lanjutan, yaitu berupa Tanya jawab, guna mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan.

Adapun langkah-langkah media audio visual dalam pembelajaran IPS MI tentang menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan, sebagai berikut:

1. Merumuskan tujuan pengajaran dengan memanfaatkan media audio visual sebagai media pembelajaran.

2. Guru menyampaikan materi menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.

(80)

4. Persiapan kelas. Persiapan kelas perlu diperhatikan agar siswa dapat belajar dengan nyaman dan tujuan pembelajaran dapat tercapai. Guru perlu memberikan penjelasan sebelum pelajaran dimulai agar siswa dapat memahami materi yang akan disampaikan lewat media audio visual dengan memperhatikan media tersebut.

5. Langkah penyajian pelajaran dan pemanfaatan media. Guru harus mempunyai keahlian dalam menyajikan pelajaran dengan media audio visual.

6. Guru memberikan tanya jawab untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan .

(81)

BAB III

PELAKSANAAN PENELITIAN

A. Gambaran Situasi Umum MI Muhammadiyah Blagung 1. Letak Geografis MI Muhammadiyah Blagung

MI Muhammadiyah Blagung yang berada di Desa Blagung, Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali. Adapun batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut :

a. Bagian timur berbatasan dengan area persawahan b. Bagian selatan berbatasan dengan area rumah Ibu Arif c. Bagian barat berbatasan dengan area rumah Ibu Sri Partini d. Bagian utara berbatasan dengan jalan raya Simo-Kacangan 2. Identitas MI Muhammadiyah Blagung

a. NSM : 111233090112 b. NSB : 011271810606001

c. Alamat : Desa Blagung Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali

(82)

3. Keadaan Gedung MI Muhammadiyah Blagung

Jumlah gedung MI Muhammadiyah Blagung sudah layak dan memadahi sebagai salah satu sarana pendidikan. MI Muhammadiyah Blagung telah memilki gedung yang meliputi:

a. 6 lokal kelas untuk kelas I-VI b. 1 ruang guru

c. Ruang perpustakaan d. Ruang kesehatan

e. 2 lokal WC untuk siswa dan 1 WC untuk guru 4. Keadaan Guru MI Muhammadiyah Blagung

Jumlah guru mengajar di MI Muhammadiyah Blagung ada 9 orang. Selain bertugas secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar, para guru juga bertanggungjawab terhadap program ekstra kurikuler.

(83)

Tabel 3.1 Keadaan Kepala Sekolah dan Guru MI Muhammadiyah Blagung

Tahun Ajaran 2014/2015

Rata-rata guru yang mengajar di MI Muhammadiyah Blagung sudah memenuhi persyaratan sebagai seorang guru yaitu sudah memiliki ijazah minimal SI, walaupun masih ada dua guru yang masih lulusan PGA dan SMA. Guru-guru yang mengajar di MI Muhammadiyah Blagung berdomisili tidak jauh dari madrasah ini sehingga memudahkan siswa maupun wali murid untuk berkomukasi langsung dengan guru-guru tersebut.

No Nama/NIP Tempat Tanggal

Lahir

L/P Ijazah Jab.

1 Agus Salim, S.Pd.I Boyolali, 19-09-1977 L SI Kep. Sekolah

2 Sri Rahayu Boyolali, 11-01-1969 P SI Guru

3 Rahmi Sri Lestari, AMA Boyolali, 04-08-1977 P SI Guru

4 Ana Fauziyati Zahma, S.P Boyolali, 08-07-1983 P SI Guru

5 Siti Wardati Boyolali, 24-01-1966 P PGA Guru 6 Ari Fatul Azizah, S.Pd.I Boyolali, 20-06-1986 P SI Guru

7 Siti Choiriyah, S.Pd.I Boyolali, 10-02-1983 P SI Guru

(84)

5. Keadaan Peserta Didik MI Muhammadiyah Blagung

Jumlah peserta didik MI Muhammadiyah Blagung dari kelas I sampai kelas VI tahun ajaran 2014/2015 seluruhnya berjumlah 136 peserta didik. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3.2 Data Keadaan Peserta Didik MI Muhammadiyah Blagung Tahun Ajaran

2014/2015

A dapun subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Muhammadiyah Blagung Kecamatan Simo Kabupaten Boyolali yang berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan.

Kelas Jumlah siswa Jumlah L/P

L P

I 11 12 23

II 11 12 23

III 13 11 24

IV 18 11 29

V 9 11 20

VI 5 12 17

(85)

Tabel 3.3 Daftar nama siswa kelas V MI Muhammadiyah Blagung tahun ajaran 2014/2015

No Nama siswa Jenis kelamin

1 Ahmad Rifa’i L

2 Arifah Ismawati P

3 Desi Rahmawati P

4 Dinar Raharjati L

5 Galih Raka Siwi L

6 Irsyad Maulana L

7 Kalista Qori Istiqomah P

8 Lailia Lutfi Fathin P

9 Firnanda Putri Munica P

10 Muh. Khoirul Zaky L

11 Nafa Firda Haq P

12 Nahla Fifi Azizah P

13 Rani Darma Kartika P

14 Riski Imam Singgih L

15 Rizka Nur Utama P

16 Sindi Kusirawati L

17 Salma Fatimah Azahroh P

18 Tsalis Rayu Wicjaksono L

19 Windi Kusirawati P

(86)

B. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, masing-masing adalah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Adapun gambaran ketiga siklus tersebut adalah:

1. Deskripsi Siklus I

Siklus ini dilaksanakan pada hari rabu tanggal 03 juni 2015 pada jam kesatu (07.15 – 07.50) selama 35 menit. secara garis besar pelaksanaan penelitian dapat dideskripsikan sebagai berikut :

a. Perencanaan

1) Mempersiapkan materi IPS pokok bahasan menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan, dengan sub pokok bahasan cara menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.

2) Mempersiapkan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) pokok bahasan menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan, dengan sub pokok bahasan cara menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan

3) Membuat lembar observasi kegiatan peneliti dan lembar observasi kegiatan siswa.

4) Membuat lembar soal pilihan ganda dan essay untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa.

(87)

b. Pelaksanaan

1) Kegiatan awal (10 menit)

a) Salam, do’a dan mengabsen siswa. b) apersepsi.

c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. e) Guru menjelaskan cakupan materi tentang menghargai jasa dan

peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan melalui metode ceramah, tanya jawab, latihan dan media audio visual 2) Kegiatan inti (50 menit)

a) Eksplorasi

(1) Guru menerangkan materi tentang cara menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan. b) Elaborasi

(1) Guru memutarkan film cara menghargai jasa dan peran tokoh dalam mempertahankan kemerdekaan.

(88)

c) Konfirmasi

(1) Guru membuka sesi tanya jawab tentang materi yang belum jelas atau yang belum dikuasai.

(2) Guru menyimpulkan materi hari ini.

(3) Guru memberikan soal-soal kepada siswa untuk dikerjakan dan dikumpulkan.

3) Kegiatan akhir/ penutup (10 menit)

a) Mengimformasikan materi pada pertemuan selanjutnya b) Guru memimpin do’a.

c) Guru Menutup dengan salam. c. pengamatan

Kegiatan observasi dilaksanakan untuk mengamati tingkah laku dan sikap siswa ketika mengikuti pembelajaran IPS dengan menerapkan media audio visual. Observasi juga dilakukan terhadap guru yang menerapkan media audio visual pada pembelajaran IPS. Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap pelaksanaan tindakan. Observasi diarahkan pada poin-poin yang telah ditetapkan dalam indikator.

Gambar

Tabel 3.1 Keadaan Kepala Sekolah dan Guru MI Muhammadiyah Blagung
Tabel 3.2 Data Keadaan Peserta Didik MI Muhammadiyah Blagung Tahun Ajaran
Tabel 4.1 Hasil Nilai Tes Ulangan Harian IPS Siswa Kelas V Pada Pra Siklus
Tabel 4.4 Hasil Data Rekapitulasi Siklus II
+5

Referensi

Dokumen terkait

Paired Samples Test.

SHELF LIFE DETERMINATION OF NON-DAIRY CREAMER USING ACCELERATED SHELF LIFE TESTING (ASLT) METHOD.. PENENTUAN UMUR SIMPAN KRIMER

a. Data yang berkaitan dengan administrasi persuratan belum terorganisir dengan baik seperti beritan terhadap desa dan data dokumentasi kegiatan desa. Proses penginputan

procedure Edit2KeyPress(Sender: TObject; var Key: Char); procedure Button4Click(Sender: TObject);. procedure

Penggunaan sistem ini bertujuan untuk menanggulangi masalah limbah cair pada unit pengolahan limbah cair, pengolahan limbah cair buangan pabrik kelapa sawit yang

 Dengan diberikan teks lagu, siswa dapat menyebutkan kalimat ajakan yang terdapat di dalam teks lagu dengan benar..  Dengan diberikan teks lagu, siswa dapat menuliskan

Adapun tujuan dari penyusunan Laporan Akhir ini adalah untuk melengkapi salah satu syarat mata kuliah Jurusan Teknik Elektro Program Studi Teknik Listrik

Menurut Tata Sutabri (2004:36), sistem informasi adalah suatu sistem didalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi