• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prestasi dan Penghargaan

Dalam dokumen Mewujudkan Tata Kelola Kawasan Hutan dan (Halaman 35-45)

Pemerintah Kabupaten Grobogan telah berhasil menorehkan karya nyata yang dibuktikan melalui berbagai penghargaan di bidang pengelolaan lingkungan hidup yang berhasil diraih. Penghargaan yang berhasil diraih adalah sebagai berikut :

1. Juara III Indonesia Green Region Award 2013

Pemerintah Kabupaten Grobogan berhasil meraih juara III Indonesia Green Region Award (IGRA) 2013 untuk kategori Kabupaten

2. Adiwiyata Mandiri Tingkat Nasional 2011 sampai dengan 2013

Untuk kali ketiga, SMP N 1 Tegowanu berhasil mendapatkan penghargaan Adiwiyata Mandiri setelah sebelumnya sukses meraih pnghargaan yang sama pada 2011 dan 2012. Penghargaan diberikan langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup, Baltasar Kambuaya, kepada kepala sekolah SMP N 1 Tegowanu Saerozi S.Pd, di Assembly Hall Bidakara, Jalan Jenderal Gatot Subroto 71-73 Pancoran Jakarta Selatan, beberapa

Keberhasilan SMP N 1 Tegowanu meraih penghargaan Adiwiyata tingkat nasional karena berhasil mengajak sekolah lain untuk menjadi sekolah Adiwiyata. Sebagai persyaratan, kepala sekolah minimal harus bisa mengajak 10 sekolah menerapkan sekolah Adiwiyata. Setelah dilakukan sosialisasi di Kabupaten Grobogan, terdapat 21 sekolah yang mengikuti. Mulai dari tingkat SD, SMP dan SMA.Hasil dari rekapitulasi penilaian sekolah Adiwiyata berhasil meloloskan 15 sekolah. Sekolah yang diajak untuk menjadi sekolah Adiwiyata harus menerapkan empat komponen. Pertama menerapkan kebijakan pendidikan berwawasan lingkungan, kedua proses belajar mengajar berbasis lingkungan, ketiga penilaian pengembangan lingkungan berbasis partisipatif dan keempat sarana pengelolaan sarana pendukung ramah

lingkungan.“Pembentukan sekolah Adiwiyata ini merupakan dorongan dan dukungan

dari Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pendidikan dan partisipasi masyarakat sekitar. Penghargaan Adiwiyata ini dibagi menjadi empat tingkatan. Yaitu penghargaan Adiwiyata tingkat Kabupaten dengan persyaratan sekolah tersebut harus mempunyai nilai lingkungan lebih dari 56. Sedangkan penghargaan kedua adalah tingkat Provinsi diberikan kepada sekolah yang mempunyai nilai lebih dari 64 dan penghargaan tingkat nasional diberikan kepada sekolah yang mempunyai nilai dari empat faktor lebih dari 72. Sementara untuk Adiwiyata Mandiri diberikan kepada sekolah yang mempunyai nilai lebih dari 72 dan berhasil mengajak 10 sekolah menjadi sekolah Adiwiyata.Keberhasilan SMP N 1 Tegowanu mendapatkan penghargaan tersebut, juga mendapat dukungan dengan ditunjang oleh fasilitas lengkap dan area sekolah yang mempunyai luas sekitar dua 2 ribu hektar. Selain itu, juga hasil kekompakan dari tim komite yang dibentuk mulai dari unsur kepala sekolah, guru, TU, komite sekolah dan keterlibatan pemerintah masyarakat sekitar. Dalam komite membahas tentang kajian untuk mengoptimalisasi berbasis lingkungan.Kepala Sekolah SMP N 1 Tegowanu Saerozi menjelaskan :“Kami juga memasukkan pendidikan lingkungan

hidup sebagai muatan lokal sekolah yang dipelajari siswa mulai kelas VII hingga kelas IX. Mereka mendapatkan pendidikan lingkungan hidup satu jam pelajaran setiap

satu minggu sekali,” ujarnya.Tak hanya itu, sekolah tersebut juga memberikan

penyelamatan terhadap korban. Seperti saat terjadi banjir dan gempa bumi. Di sekolah itu juga mulai melakukan pembiasaan membuang sampah sesuai dengan jenisnya.“Untuk sampah daur ulang di buang tempat sampah non organik dan sampah

yang bisa teruari ditaruh di tempat sampah organik,” jelas dia.Sekolah yang

mempunyai 846 siswa ini juga mempunyai area untuk pembibitan dengan lebar 4 meter dan panjang 18 meter. Area tersebut, digunakan untuk proses pembelajaran tanaman, mulai dari tanaman hias, buah, keras dan tanaman obat. Para siswa bisa melakukan eksperimen sendiri untuk pembuatan jamu dari bahan alam. Bahan jamu tersebut, sempat diproduksi sendiri untuk pendidikan. Tak hanya itu, sekolah tersebut juga mempunyai taman sekolah, taman baca dan daerah serapan air.Saerozi berharap dengan adanya pendidikan semacam ini bisa memberikan pelajaran kepada siswa dan masyarakat lainnya untuk menjaga alam sekitar. Yaitu dengan cara menjaga alam dan menggencarkan penghijauan di lingkungan sekitar.“Dengan penerapan sekolah

Adiwiyata yang diterima oleh generasi muda sekarang bisa bermanfaat bagi lingkungan. Apa yang dilakukan penghijauan dan menjaga bumi tahun ini maka bisa

menjaga bumi untuk generasi yang akan datang,”

3. Juara IOne Billion Indonesian Trees(OBIT) atau Gerakan Penanaman Satu Miliar Pohon tingkat nasional tahun 2012

Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah, terpilih menjadi juara I One Billion Indonesian

Trees (OBIT) atau Gerakan Penanaman Satu Miliar Pohon tingkat nasional tahun

2012. Jumlah pohon yang ditanam pada periode Januari 2011 – Februari 2012 sebanyak 10.489.285 pohon. Gerakan penghijauan melibatkan seluruh elemen masyarakat diimplementasikan melalui Gerakan Perempuan Tanam Pohon, Gerakan Kecil Menanam Dewasa Memanen, dan lomba penghijauan antar desa. Pada acara Peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Nasional

(HMPI-Penanaman Satu Miliar Pohon yang diselenggarakan secara nasional dengan melibatkan seluruh komponen bangsa dalam rangka rehabilitasi hutan dan lahan kritis serta antisipasi dampak perubahan iklim global. OBIT dilaksanakan tiap tahun. Maksud dilaksanakannya Gerakan Penanaman Satu Miliar Pohon adalah sebagai sarana edukasi, peningkatan kepedulian, kemampuan dan kemandirian seluruh komponen bangsa tentang pentingnya menanam dan memelihara pohon, serta mengajak seluruh komponen bangsa untuk melakukan penanaman dan pemeliharaan pohon secara berkelanjutan untuk mitigasi perubahan iklim dan merehabilitasi hutan dan lahan. Tujuan Penanaman Satu Miliar Pohon adalah untuk menambah tutupan lahan dan hutan guna mencegah longsor dan banjir di musim hujan, menyerap karbon dioksida akibat dari mitigasi perubahan iklim dan penyediaan bahan baku industri pengolahan kayu, pangan dan energi terbarukan.

Sasaran lokasi penanaman pohon adalah di dalam kawasan hutan pada hutan konservasi, hutan lindung dan hutan produksi yang rusak/tidak produktif, dan di luar kawasan hutan pada lahan kritis, tidak produktif dan/ atau lahan kosong.Gerakan pelestarian lingkungan mendapat sambutan hangat dari berbagai elemen masyarakat di seluruh Indonesia, termasuk di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah. Penduduk di daerah ini berpartisipasi aktif dalam menghijaukan lahan-lahan kritis. Kabupaten Grobogan terpilih sebagai juara I OBIT tahun 2012. Penghargaan diberikan Presiden SBY kepada Bupati Grobogan dalam acara peringatan Hari Menanam Pohon Indonesia dan Bulan Menanam Pohon Indonesia yang digelar di kompleks Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Rabu 28 November 2012. Dalam rangka OBIT yang dilakukan Januari 2011 hingga Februari 2012, Kabupaten Grobogan mampu merealisasikan penanaman 10.489.285 pohon, terdiri dari 5.271.625 pohon yang ditanam di kawasan hutan, 4.320.000 pohon ditanam di luar kawasan hutan, dan 897.660 pohon ditanam di kawasan lingkungan seperti pekarangan, ladang, hutan kota, sekolah serta pemukiman. Sebelumnya pada tahun 2010-2011 telah ditanam sebanyak 4.320.000 pohon. Adapun berbagai jenis pohon yang ditanam meliputi pohon jati, mahoni, nangka, sengon, alpukat, sirsak, mangga, sukun, petai, durian,

rambutan, sawo kecik, sukun, melinjo, jambu, dan lain-lain. Juara II diraih Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, dengan jumlah pohon yang ditanam 1.085.228 batang, dan juara III diraih Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara, dengan jumlah pohon yang ditanam 865.000 batang.Sebelum menjadi juara I nasional OBIT 2012, Grobogan meraih juara I tingkat nasional pelaksanaan Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GNRHL) tahun 2004 untuk kinerja Pemerintah Kabupaten/Kota, juara 1 tingkat nasional GNRHL tahun 2005 untuk kinerja kelompok tani, juara 1 tingkat nasional Penyuluh Teladan tahun 2007 dalam rangka Lomba Penghijauan dan Konservasi Alam.

Anggaran penghijauan di Grobogan berasal dari APBN dan APBD dengan rincian tahun 2010 sebesar Rp 1,06 miliar, tahun 2011 sebesar 874,15 juta, dan tahun 2012 sebesar Rp 1,22 miliar. Selain menggunakan anggaran dari Pemerintah, anggaran penanaman pohon juga berasal dari swadaya masyarakat dan perusahaan swasta.Gerakan Penanaman Satu Miliar Pohon di Grobogan periode Januari 2011 –

31 Januari 2012 didukung penyediaan bibit melalui program Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) provinsi/kabupaten sebanyak 33.000 pohon, program Kebun Bibit Rakyat (KBR) 4.320.000 pohon, program Hutan Kota 315 pohon, program Penghijauan Lingkungan oleh anak-anak sekolah dan perusahaan swasta 739.136 pohon, reboisasi oleh Perum Perhutani 5.271.625 pohon, tanaman holtikultura dari Kementerian Pertanian 18.355 pohon, Gerakan Perempuan Tanam 65.634 pohon, TNI/Polri 22.320 pohon, dan masyarakat 18.900 pohon, sehingga total 10.489.285 pohon.Adapun sasaran penanaman pohon Januari 2011 – Januari 2012 ditekankan pada lahan kritis yang berada di 105 desa yang tersebar di 19 kecamatan. Lahan di luar hutan terdiri atas sangat kritis seluas 75.14 ha, kritis seluas 1. 066,34 ha, agak kritis seluas 5.554, 42 ha, dan potensi kritis seluas 11.660,96 ha. Sedangkan lahan di kawasan hutan meliputi kritis 2. 910,91 ha, agak kritis 2.604,16 ha, dan potensi kritis 17.660,96 ha. Total lahan kritis di dalam kawasan hutan seluas 22.598,26 ha

meliputi pembinaan kelompok tani hutan yang tersebar di 16 kecamatan; Kegiatan pembinaan pelaksanaan Pembangunan Hutan Bersama Masyarakat (PHBM), dengan sasaran kegiatan masyarakat sekitar hutan di Desa Panadaran, Desa Ginggangtani dan Desa Glapan, Kecamatan Gubug, dan pemberian bantuan empon-empon, bibit porang, dan pupuk kandang masing-masing sebesar 2.100 kg, 3.300 kg dan 4.500 kg; Kegiatan pengembangan areal model aneka usaha kehutanan, dengan sasaran pembentukan lokasi areal model aneka usaha kehutanan dan tersalurnya bantuan bibit tanaman bagi kelompok tani hutan di Desa Karangrejo, Kecamatan Grobogan, dan bantuan bibit untuk aneka usaha kehutanan yaitu bibit porang 1.000 kg, bibit mangga 1.000 batang, benih jagung hibrida 200 kg, bibit sukun 1.000 batang dan pupuk kandang 5.000 kg; Kegiatan Pengembangan Hutan Produksi Cadangan Pangan (PHPCP) berupa bantuan bibit tanaman bagi masyarakat petani di Desa Kemadohbatur, Kecamatan Tawangharjo, yakni bibit sukun 500 batang, bibit durian 500 batang, bibit rambutan 250 batang, dan bibit mangga 250 batang; Kegiatan peningkatan penghijauan dan konservasi alam, dengan sasaran kegiatan berupa pelaksanaan lomba penyuluh kehutanan, lomba kelompok tani, dan lomba kepala desa peduli penghijauan tingkat kabupaten

4. Adipura Tahun 2013

Kabupaten Grobogan kembali meraih penghargaan yang keempat kalinya sejak tahun 2008 untuk kategori Kota KecilTerbersih.Penghargaan Adipura olehPresiden Republik Indonesia melaluiMenteri Lingkungan Hidup RI, Prof.Dr. Balthasar Kambuya, M.BA kapadaBupati Grobogan, Bambang Pudjiono,SH di Assembly Hall Bidakara Pancoran Jakarta Selatan pada seninmalam(10/6).Bupati mengungkapkan penghargaantersebut tidak terlepas dari kerjakeras semua pihak terutama masyarakat Purwodadi dan seluruh instansi yang ada sehingga adipurakembali diraih. Penilaian Adipura di Kota Purwodadi Kabupaten Grobogan terdapat 13 titik pantauyang dinilai,

yakni Pasar Induk

Purwodadi, Kantor Pemerintah, Jalan-jalan Kota, tempat pembuangan sampah, rumah sakit, puskesmas,terminal bis, drainase kota, drainaseperumahan warga dan

tempatpengolahan sampah. Total nilai yangdiraih Kota Purwodadi mencapai 75,7sehingga layak mendapatpenghargaan Adipura. Dengan hasiltersebut Kota Purwodadi menduduki peringkat keempat terbaik dalamnilai Adipura se- Jawa Tengahsetelah Pati, Temanggung dan Rembang

5. Kabupaten Penggerak Koperasi Tahun 2013 dengan Peringkat Paramadhana Madya Nugraha Koperasi;

6. Penghargaan Nasional Menuju Kabupaten Layak Anak Tahun 2013 Kategori Pratama;

7. Adhikarya Pangan Nusantara (Pembina Ketahanan Pangan) Tahun 2013; 8. Sekolah Adiwiyata Mandiri Tingkat Nasional (SMPN 1 Tegowanu ); 9. Sekolah Adiwiyata Tingkat Nasional (SMPN 3 Gubug );

10. Juara Nasional Lomba Website antar SKPD lingkup Pertanian Kab/Kota seluruh Indonesia;

11. Pemenang 1 Tingkat Nasional lomba kelompok Tani Ternak Kambing an. Kelompok Mandiri;

12. Peringkat III Tingkat Nasional lomba petugas inseminasi buatan (Iiseminator) Tingkat Nasional (An. Sutrisno);

13. Kesatuan Gerak PKK KB Kesehatan, PHBS, LBS dan Posyandu Tingkat Provinsi Jawa Tengah;

14. Pencapaian Tertinggi II Pelayanan KB MOW Tingkat Provinsi Jawa Tengah;

15. Juara II Penilaian Tentang Keterbukaan Informasi Publik oleh KPID (Komisi Penyiaran Indonesia) Jawa Tengah;

Gambar 3 : Mata Air Batur Gambar 4 : Mata Air Widuri

Gambar 1 Mata Air Batur Gambar 2 : Mata Air Widuri

Gambar 5 : Gua Urang Gambar 3 : Gua Urang

RINGKASAN

1. Pemerintah Kabupaten Grobogan berhasil mengentaskan lahan kritis sebesar 634.69 Ha untuk lahan di luar kawasan hutan Negara dan 13.165,25 Ha di dalam kawasan hutan Negara

2. Pemerintah Kabupaten Grobogan berhasil meningkatkan luas hutan rakyat sebesar 5728.98 Ha dari luas tahun 2012 13.031,16 Ha menjadi 18.760,14 Ha atau secara persentase meningkat dari 6,6 % menjadi 9,49 % dari luas wilayah keseluruhan Kabupaten Grobogan

3. Pemerintah Kabupaten Grobogan melakukan pemberian bantuan bibit tanaman 2,067,167 batang

4. Anggaran Pengelolaan Kawasan Hutan dan Karst sebesar Rp 5,389,445,500 5. Pendapatan Negara dari kawasan hutan produksi (hutan Negara) di wilayah

Kabupaten Grobogan sebesar Rp 90.440.677.000

6. Produksi kayu dari Hutan Rakyat di Kabupaten Grobogan adalah 387.690 m3 Jati, 29.182 m3 Mahoni dan 5.657 m3 Kayu rimba lainnya

7. Terdapat 22 industri primer hasil hutan kayu di wilayah Kabupaten Grobogan dengan kapasitas total 11.820 m3/tahun

Dalam dokumen Mewujudkan Tata Kelola Kawasan Hutan dan (Halaman 35-45)

Dokumen terkait