• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

5. Price To Book Ratio (X 5 )

Price to Book Value merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur nilai pasar. Rasio ini membandingkan antara harga pasar dengan nilai bukunya. Perusahaan dikatakan dapat beroperasi dengan baik jika memiliki rasio Price to

Book Value di atas satu. Price to book value (PBV) dapat dihitung dengan rumus (Brigham dan Houston, 2010:152) :

����� to ��������� (PBV) = Harga pasar per saham Nilai buku per saham

Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel

No. Variabel Definisi Pengukuran Skala Ukur

1. Return

saham(Y) Tingkat pengembalian hasil yang diperoleh investor dari sejumlah dana yang

diinvestasikan pada suatu periode tertentu yang dinyatakan dalam persentase

�� − ���−1

��−1

Rasio

2. ROA (X1) Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba �������������������������� ����������� Rasio

Lanjutan Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel

No. Variabel Definisi Pengukuran Skala Ukur

3. Debt to equity ratio (X2)

Rasio utang yang diukur dari

perbandingan utang dengan ekuitas(modal sendiri) ���������� ������������ Rasio 4. Earning per share (X3)

Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan setiap lembar saham

Laba bersih setelah bunga dan pajak Jumlah saham beredar

Rasio

5 Price earning ratio (X4)

Rasio yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan laba perusahaan �������ℎ�� ���������������ℎ�� Rasio 6 Price to book value (X5)

Rasio yang digunakan untuk mengukurnilai pasar. Rasio ini membandingkan antara harga pasar dengan nilaibukunya

Harga Pasar Saham Nilai Buku Per Lembar Saham

Rasio

3.5 Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 yaitu sebanyak 37 perusahaan. Berdasarkan populasi yang telah ditentukan, maka akan dipilih sampel dengan syarat terpenuhinya kriteria sebagai berikut:

a. Perusahaan sektor industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2011-2015 yang terdaftar sejak Januari 2011

b. Perusahaan yang memiliki data lengkap pada periode 2011-2015 yang diperlukan dalam penelitian

Tabel 3.2 Sampel Perusahaan

No Sampel Jumlah

1 Populasi Perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2011-2015

37 2 Perusahaan yang tidak terdaftar di BEI sejak Januari

2011

(6)

3 Perusahaan yang memiliki data tidak lengkap (1)

TOTAL 30

Berdasarkan Tabel 3.2 di atas mengenai kriteria sampel penelitian, diperlihatkan bahwa 6 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia di atas tahun 2011, sehingga data yang diperlukan untuk tahun 2011 tidak terpenuhi. Serta terdapat satu perusahaan yang tidak memiliki data lengkap yaitu PT. Taisho Pharmaceutical Tbk.

Tabel 3.3 Sampel Penelitian

No Nama Bank

1 PT. Akasha Wira International, Tbk. 2 PT. Bentoel Internasional Investama, Tbk. 3 PT. Darya Varia Laboratoria, Tbk.

4 PT. Delta Djakarta, Tbk. 5 PT. Gudang Garam, Tbk.

6 PT. Handjaya Mandala Sempoerna, Tbk. 7 PT. Indofarma (Persero), Tbk.

8 PT. Indofood CBP Sukses Makmur, Tbk. 9 PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk. 10 PT. Kalbe Farma, Tbk.

Lanjutan Tabel 3.3 Sampel Penelitian

No Nama Bank

11 PT. Kedaung Indah Can, Tbk. 12 PT. Kimia Farma (Persero), Tbk. 13 PT. Langgeng Makmur Industri, Tbk. 14 PT. Mandom Indonesia, Tbk.

15 PT. Martina Berto, Tbk. 16 PT. Mayora Indah, Tbk. 17 PT. Merck, Tbk.

18 PT. Merck Sharp Dohme Pharma, Tbk. 19 PT. Multi Bintang Indonesia, Tbk. 20 PT. Mustika Ratu, Tbk.

21 PT. Nippon Indosari Corpindo, Tbk. 22 PT. Prasidha Aneka Niaga, Tbk. 23 PT. Pyridam Farma, Tbk. 24 PT. Sekar Laut, Tbk. 25 PT. Siantar Top, Tbk.

26 PT. Tiga Pilar Sejahtera Food, Tbk. 27 PT. Tempo Scan Pasific, Tbk.

28 PT. Ultrajaya Milk Industry and Trading Company, Tbk. 29 PT. Unilever Indonesia, Tbk.

30 PT. Wilmar Cahaya Indonesia, Tbk.

Sumber:

Berdasarkan Tabel 3.3 perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian ini adalah 30 perusahaan. Angka tahun pengamatan dalam penelitian ini adalah 5 tahun berturut-turut dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015. Sehingga jumlah sampel observasi adalah 150 sampel observasi yang diperoleh dari 5 tahun observasi dikali 30 sampel perusahaan sektor industri barang konsumsi di Indonesia.

3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, yaitu data berupa angka atau besaran tertentu yang sifatnya pasti. Sumber data yang digunakan

adalah data sekunder yang diperoleh dari situs Bursa Efek Indonesia yaitu Indonesian Capital Market Directory (ICMD).

3.7 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode pengumpulan data historis (documentary-historical). Langkah-langkah yang diambil dalam pengumpulan data yang berkaitan dengan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Dilakukan melalui studi pustaka yaitu mencari jurnal, penelitian terdahulu, serta buku-buku yang relevan dengan masalah yang diteliti.

2. Tahap kedua dilakukan dengan mengumpulkan laporan keuangan masing-masing perusahaan yang menjadi sampel penelitian melalui Bursa Efek Indonesia (Indonesia Stock Exchange) dengan mengakses situs

3.8 Metode Analisis Data 3.8.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran dan informasi mengenai data variabel dalam penelitian. Analisis deskriptif meliputi nilai rata-rata, jumlah data, dan standard deviasi dari 6 variabel independen yaitu Return on

Assets (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan Price To Book Value (PBV) sebagai variabel yang mempengaruhi return saham.

3.8.2 Analisis Regresi Data Panel

Analisis regresi data panel adalah analisis regresi dengan struktur data yang merupakan data panel. Data panel merupakan gabungan dari data silang (cross section) dan data runtun waktu (time series).

Model persamaan matematis adalah sebagai berikut:

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 +b6X6 + b7X7 + e Dimana: Y = Return saham X1 = ROA X2 = DER X3 = EPS X4 = PER X5 = PBV b1,b2,b3,b4,b5,b6,b7 = konstanta e = variabel pengganggu 3.9 Pengujian Hipotesis

3.9.1 Uji Hipotesis Secara Serempak (Uji F)

Uji F pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara serempak terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis secara serempak adalah sebagai berikut :

1. H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = 0, artinya Return on Assets (ROA), Debt To

Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan Price To Book Value (PBV) secara serempak berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. H1 : Minimal satu bi ≠ 0, artinya Return on Assets (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan Price To Book Value (PBV) secara serempak berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

3. Kriteria pengambilan keputusan pada pengujian hipotesis secara serempak adalah sebagai berikut:

1. Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima 2. Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 tidak ditolak dan H1 ditolak

3.9.2 Uji Hipotesis Secara Parsial ( Uji t)

Uji statistik t untuk menguji pengaruh variabel independen (Return on

Assets (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan Price To Book Value (PBV)) atau untuk melihat variabel apa yang memberikan pengaruh yang paling dominan diantara variabel yang ada. Hipotesis untuk uji statistik t adalah sebagai berikut:

1. H0 : bi = 0, artinya Return on Assets (ROA), Debt To Equity Ratio (DER),

Value (PBV) secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap return saham perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. H1 : bi≠ 0, artinya Return on Assets (ROA), Debt To Equity Ratio (DER), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan Price To Book Value (PBV) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap return saham perusahaan industri barang konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut:

1. Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima 2. Jika thitung < ttabel, maka H0 tidak ditolak dan H1 ditolak

3.10 Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi pada intinya mengukur proporsi atau persentase sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama. Range nilai dari koefisien determinasi adalah 0 ≤ R 2≤ 1 (Situmorang dan Lufti, 2012: 163).

Semakin banyak variabel independen ditambahkan ke dalam model, maka R2 akan meningkat walaupun variabel tersebut tidak berpengaruh secara signifikan terhadap model. Fungsi dari Adjusted R Square adalah mengurangi keraguan tersebut. Nilai Adjusted R Square menunjukkan proporsi variabel dependen yang dijelaskan oleh variabel independen. Semakin tinggi nilai Adjusted

R Square maka akan semakin baik bagi model regresi karena menandakan bahwa kemampuan variabel bebas menjelaskan variabel terikat juga semakin besar.

3.11 Pemilihan model data panel

Untuk mengestimasi parameter model dengan data panel, terdapat beberapa teknik yang ditawarkan, yaitu OLS (ordinary least square), fixed effect

model (FEM), dan random effect model (REM).

3.11.1 OLS (ordinary least square)

Teknik ini tidak ada bedanya dengan membuat regresi dengan data cross

section atau time series, akan tetapi untuk data panel, sebelum membuat regresi kita arus gabungkan data cross-section dengan data time series (pool data). Kemudan data gabungan ini diperlakukan sebagai satu kesatuan pengamatan yang digunakan untuk mengestimasi model dengan metode OLS. Penggunaan estimasi dengan metode ini tidak realistif. Misalkan dengan menggunakan OLS maka kita akan memperoleh nilai intercept dan koefisien parameter yang konstan untuk seluruh daerah. apakah mungkin setiap daerah memiliki intercept yang sama? Oleh karena itu pengunaan dua metode lainnya yakni fixed effect model dan

random effect model lebih baik.

3.11.2 Fixed Effect Model (FEM)

Model ini memiliki intercept persamaan yang tidak konstan atau terdapat perbedaan pada setiap individu (cross section). Atau dengan kata lain, intercept ini mungkin berubah untuk setiap individu dan waktu.

3.11.3 Random Effect Model (REM)

Bila pada model ini, perbedaan antarindividu dan atau waktu dicerminkan lewat intercept, maka pada model REM, perbedaan tersebut diakomodasi lewat error.

Oleh karena ada dua metode yang sesuai untuk data panel. Maka kita harus memilih salah satu dari keduanya untuk mencari model yang paling tepat. Masing-masing model memiliki kelebihan. Metode REM mempunyai parameter yang lebih sedikit, sehingga model yang dibentuk akan memiliki derajat kebebasan (degree of freedom) yang lebih banyak dibandingkan model dengan metode FEM. Sementara itu, metode FEM juga mempunyai keunggulan yaitu metode ini dapat membedakan efek individual dan efek waktu dan FEM tidak perlu mengasumsikan bahwa komponen error tidak berkorelasi dengan variabel bebas.

Beberapa pakar ekonometrika membuat pembuktian untuk menentukan metode apa yang paling sesuai untuk digunakan dalam data panel. Adapun kesimpulan dari pembuktian tersebut adalah:

1. Jika pada data panel, jumlah runtun waktu lebih besar dibandingkan jumlah individu, maka disarankan untuk menggunakan metode FEM.

2. Jika data panel, jumlah runtun waktu lebih sedikit dibandingkan jumlah individu, maka disarankan untuk menggunakan metode REM.

BAB IV

Dokumen terkait