• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN

B. Perusahaan Industri Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta

10. PT Prima Alloy Steel, Tbk

12.PT Sanex Qianjiang Motor International,Tbk 13.PT Sugi SamaPersada, Tbk

3. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional dan pengukuran variabelnya adalah sebagai berikut :

a. Rasio Leverage sebagai variabel bebas di ukur dengan

rumusan-rumusan sebagai berikut (Umar, 2000:174):

1) va Total Akti Utang Total Ratio Debt  2) Aktiva Total Lancar Tak Utang Ratio Assets Total To Debt Term Long  3) Modal Utang Total Rtio Equity To Debt  4) Bunga Beban Usaha Laba Ratio Earned Interest Time

b. Return On Equity (ROE)

Rasio pengembalian atas ekuitas saham biasa atau Return On

Equity (ROE) dapat dihitung sebagai berikut (Brigham dan

Houston,2001:91): biasa saham Ekuitas biasa saham pemegang untuk tersedia yang bersih Laba (ROE) Equity On Return

4. Lokasi dan Waktu Penelitian

Data utama adalah data sekunder yang berasal dari situs resmi Bursa Efek Jakarta yaitu www.jsx.co.id, maka penelitian dilakukan melalui internet dengan menggunakan data sekunder berupa data yang

diperoleh berdasarkan laporan keuangan dari perusahaan industri otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2003-2006.

5. Jenis Data

Penulis menggunakan data sekunder dalam melakukan penelitian ini. Data sekunder yang digunakan berupa :

a. Sejarah singkat perusahaan. b. Ruang lingkup bisnis perusahaan.

c. Neraca tahunan periode tahun 2003-2006.

d. Laporan Laba Rugi tahunan periode tahun 2003-2006.

e. Hasil-hasil publikasi keuangan, buku-buku ekonomi, dan literatur lainnya yang relevan dengan masalah yang diteliti.

6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang dilakukan penulis untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah dengan mengadakan studi dokumentasi. Studi ini dilakukan dengan cara meneliti sejarah singkat perusahaan, laporan keuangan perusahaan, serta sumber-sumber lain yang relevan dengan permasalahan penelitian baik yang bersumber dari media internet maupun media massa lain selain internet.

7. Metode Analisis data

Metode analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini ada lima tahap yaitu :

a. Penghitungan Variabel

Pada tahap ini, variabel bebas maupun variabel terikat dari 13 perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini akan

dihitung rasio leverage dan nilai Return On Equity (ROE) setiap

periodenya dalam kurun waktu 4 tahun, yaitu dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2006 dalam bentuk tahunan.

b. Deskriptif Perkembangan Nilai Variabel Penelitian

Menggambarkan secara deskriptif keadaan data setelah dilakukan penghitungan variabel seperti pada tahap I.

c. Uji Asumsi Klasik Statistik

Menurut Nugroho (2005:57-62) pengujian asumsi klasik statistik itu terdiri atas :

1) Uji Normalitas Sebaran

Uji normalitas sebaran yaitu pengujian untuk melihat pola distribusi dari data sampel yang diambil, telah mengikuti sebaran distribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini dapat diketahui dan dapat dideteksi dengan menggunakan histogram

dan plot normal serta dengan uji statistik seperti uji chi –

square, Kolmogorov – Smirnov dan lain-lain. Ketentuannya

adalah apabila output histogram menggambarkan bahwa

sebaran data yang ada menyebar merata kesemua daerah kurva

normal, dapat disimpulkan bahwa data mempunyai distribusi normal. Apabila output kurva normal P-Plot menggambarkan

sebaran data yang ada menyebar merata dan membentuk suatu garis linier (lurus), dapat disimpulkan bahwa data mempunyai

Kolmogorov – Smirnov lebih besar dari (>) 0,05 maka

distribusi data dinyatakan normal. 2) Multikolinieritas

Multikolinieritas mengacu kepada asumsi dimana dua atau lebih variabel bebas yang dimasukkan dalam suatu model regresi mempunyai korelasi yang tinggi, sehingga variabel-variabel bebas yang dimasukkan kedalam model tersebut tidak

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap variabel

terikat. Suatu model regresi linier akan menghasilkan estimasi yang baik apabila model tersebut tidak mengandung multikolinieritas.

Persyaratan untuk dikatakan terbebas dari multikolinieritas adalah apabila nilai Variance Inflation Factor (VIF) tidak

melebihi nilai 2 (Trihendradi;14;2006). 3) Autokorelasi

Autokorelasi digunakan untuk menguji apakah ada korelasi

antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel pengganggu periode sebelumnya. Untuk menguji ada

tidaknya autokorelasi dalam suatu model regresi, maka

digunakan metode statistik dari Durbin – Watson.

Menurut Trihendradi ( 2006 : 14) jika terdapat nilai 1,65 < DW < 2,35 kesimpulannya tidak terjadi autokorelasi. Nilai 1,21 < DW < 1,65 atau 2,35 < DW < 2,79 kesimpulannya

tidak dapat disimpulkan. Nilai DW < 1,21 atau DW > 2,79 kesimpulannya terjadi autokorelasi.

4) Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji terjadinya

perbedaan varian residual suatu periode pengamatan terhadap

periode pengamatan yang lain (periode n dengan periode n-1). Heteroskedastisitas juga dapat dikatakan sebagai gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan studentized

Delete Residual nilai tersebut sehingga dapat dikatakan model

tersebut dalam keadaan Homoskedastisitas. Pemeriksaan terhadap gejala heteroskedastisitas dalam suatu model regresi adalah dengan melihat pola diagram pencar dengan ketentuan adalah jika diagram pencar membentuk pola–pola tertentu yang teratur pada suatu sudut atau bagian maka model regresi mengalami gangguan heteroskedastisitas. Jika diagram pencar tidak membentuk suatu pola atau terlihat acak maka model regresi tidak mengalami gangguan heterokedastisitas.

Cara lain menurut Nachrowi (2002:127) adalah dengan menggunakan Uji Park, yaitu dengan meregresikan log residual

kuadrat dengan log variabel bebas untuk regresi sederhana atau Y prediksi untuk regresi berganda. Jika hasil uji-t menunjukkan bahwa β secara statistik signifikan, maka ada heterokedastisitas.

d. Pengembangan Model Analisis

Model analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Analisis Regresi Linier Berganda. Untuk memudahkan dalam pencarian koefisien regresinya dilakukan dengan bantuan aplikasi komputer program SPSS for Windows versi 15.0. Bentuk regresi

linier berganda dalam penelitian ini yaitu (Nugroho, 2005:43):

Y   

1

X

1

 

2

X

2

 

3

X

3

 

4

X

4

e

Dimana :

Y = Return On Equity (ROE)

X1 = Debt Ratio

X2 = Long Term Debt To Total Assets Ratio.

X3 = Debt To Equity Ratio

X4 = Time Interest Earned Ratio

α = Konstanta

β1..4 = Koefisien Regresi

e = Epsilon atau Variabel Pengganggu

e. Pengujian Hipotesis

1) Koefisien Determinasi

Nilai Koefisien Determinasi (R) dan Koefisien Determinasi yang disesuaikan (Adjusted R2) digunakan untuk mengukur

seberapa besar kemampuan variabel bebas yang dimasukkan dalam model, dalam menjelaskan variasi variabel terikat. Nilai

koefisien determinasi adalah di antara nol dan satu (0<R2<1).

menunjukkan variabel bebas dapat menjelaskan variabel terikat dengan baik atau kuat, sama dengan 0,5 dikatakan sedang, dan kurang dari 0,5 relatif kurang baik. Dalam menghitung nilai

koefisien determinasi (R2) ini dilakukan dengan bantuan

aplikasi komputer program SPSS for Windows versi 15.0.

2) Uji Statistik Inferensial a) Uji Statistik F

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas (rasio leverage) yang terdiri dari Debt Ratio, Long

Term Debt To Total Assets Ratio, Debt To Equity Ratio dan

Time Interest Earned Ratio yang dimasukkan kedalam

model tidak berpengaruh yang signifikan secara serempak

(bersama-sama) terhadap variabel terikat Return On Equity

(ROE).

Hipotesis yang dikemukakan adalah: H0 : b1= b2 = b3 = b4 = 0

Artinya variabel bebas (rasio leverage) yang terdiri dari

Debt Ratio, Long Term Debt To Total Assets Ratio, Debt To

Equity Ratio dan Time Interest Earned Ratio secara

serempak tidak mempengaruhi variabel terikat Return On

Equity (ROE).

H0 : b1, b2, b3, b4 ≠ 0 (minimal 1 variabel) artinya variabel bebas (rasio leverage) yang terdiri dari Debt Ratio, Long

Time Interest Earned Ratio secara serempak mempengaruhi

variabel terikat Return On Equity (ROE).

Untuk menguji kedua hipotesis ini digunakan statistik uji F. Cara melakukan uji F ini adalah membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut tabel atau dengan membandingkan nilai sig dengan level of significant. Nilai

statistik hitung dapat dilihat melalui hasil perhitungan

dengan bantuan aplikasi komputer program SPSS for

windows versi 15.0. Ditentukan tingkat signifikansi

pengujian yaitu () = 5% dengan derajat kebebasan df1 = k-1 dan df2 = n-k

Kriteria pengujian hipotesis adalah (Nugroho, 2005:52) : Jika F-hitung > F-tabel atau sig. < level of significant (α) maka H0 ditolak (H1 diterima).

Jika F-hitung ≤ F-tabel atau sig. > level of significant (α) maka H0 diterima (H1 ditolak).

b) Uji Statistik t

Uji statistik t menunjukkan apakah variabel bebas (rasio

leverage) yang terdiri dari Debt Ratio, Long Term Debt To

Total Assets Ratio, Debt To Equity Ratio dan Time Interest

Earned Ratio yang dimasukkan dalam model mempunyai

pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap variabel

terikat Return On Equity (ROE).

Ho : b1= 0

Artinya : Variabel bebas (rasio leverage) yang terdiri dari

Debt Ratio, Long Term Debt To Total Assets Ratio, Debt To

Equity Ratio dan Time Interest Earned Ratio tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan secara parsial

terhadap variabel terikat Return On Equity (ROE).

H1 : b1≠ 0

Artinya : variabel bebas (rasio leverage) yang terdiri dari

Debt Ratio, Long Term Debt To Total Assets Ratio, Debt To

Equity Ratio dan Time Interest Earned Ratio mempunyai

pengaruh yang signifikan secara parsial terhadap variabel

terikat Return On Equity (ROE).

Untuk menguji kedua hipotesis ini digunakan statistik t. cara melakukan uji t ini adalah membandingkan nilai t hasil perhitungan dengan nilai t menurut tabel. Nilai statistik hitung dapat dilihat melalui hasil perhitungan dengan bantuan aplikasi komputer program SPSS for windows versi

15.0. Ditentukan tingkat signifikansi () = 5 % dengan derajat kebebasan df=n-k.

Kriteria pengujian hipotesis adalah (Nugroho, 2005:53) : Jika t-hitung ≤ -t-tabel atau t-hitung ≥ t-tabel atau nilai p value

pada kolom sig. < level of significant (α) maka H0 ditolak

Jika -t-tabel ≤ t-hitung ≤t-tabel atau nilai p value pada kolom sig.

URAIAN TEORITIS

A. Penelitian Terdahulu

1. Penelitian yang dilakukan oleh Swastika (2003) pada industri food and

beverage yang go public di Bursa Efek menggunakan variabel terikat, yaitu

Return On Equity (ROE) dan variabel bebas, yaitu Current Liabilities to Total

Assets Ratio, Long Term Debt to Total Assets Ratio dan Equity to Total Assets

Ratio. Dengan menggunakan metode analisis Regresi Linier Berganda. Hasil

penelitian menunjukkan keadaan sebagai berikut: (1) Bahwa variabel-variabel

Long Term Debt to Total Assets Ratio, Current Liabilities to Total Assets

Ratio dan Equity To Total Assets Ratio secara serentak mempengaruhi Return

On Equity (ROE) perusahaan; (2) Bahwa Current Liabilities to Total Assets

Ratio mempunyai pengaruh dominan terhadap Return On Equity (ROE)

perusahaan; (3) Bahwa terdapat perbedaan ROE antara kelompok perusahaan yang mempunyai Equity to Total Assets Ratio kurang dari 50 % dengan Equity

to Total Assets Ratio lebih dari atau sama dengan 50 %.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Iman (2006) pada industri obat-obatan yang terdaftar di BEJ dengan data keuangan 2004-2005 per triwulan. Penelitiannya didasari oleh perbedaan pendapat antara Sartono dengan Weston dan Brigham mengenai pengaruh sruktur modal terhadap kemampuan perusahaan memperoleh laba. Metode pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling. Dari hasil uji regresi berganda yang dilakukan dengan menggunakan variabel rasio utang dengan aset, rasio utang

jangka panjang dengan aset, rasio ekuitas dengan aset diperoleh bahwa rasio utang dengan aset paling berpengaruh terhadap profitabilitas.

B. Laporan Keuangan

Syahyunan (2004:22) menyatakan bahwa Laporan Keuangan adalah produk dari manajemen dalam rangka mempertanggungjawabkan (stewardship) penggunaan sumber daya dan sumber dana yang dipercayakan kepadanya. Secara umum laporan ini menyediakan informasi tentang posisi keuangan pada saat tertentu, kinerja dan arus kas dalam suatu periode yang ditujukan bagi pengguna laporan keuangan di luar perusahaan untuk menilai dan mengambil keputusan yang bersangkutan dengan perusahaan. Sebagai sumber informasi, laporan keuangan harus disajikan secara wajar, transparan, mudah dipahami dan dapat diperbandingkan dengan tahun sebelumnya ataupun antar perusahaan sejenis.

Djarwanto (2004:5) menyatakan bahwa laporan keuangan pada dasarnya merupakan refleksi dari sekian banyak transaksi yang terjadi dalam suatu perusahaan. Transaksi-transaksi dan peristiwa-peristiwa yang bersifat finansial dicatat, digolong-golongkan, dan diringkaskan dengan cara setepat-tepatnya dalam satuan uang, dan kemudian diadakan penafsiran untuk berbagai tujuan.

Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak-pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan.

Tampubolon (2005:18) menyatakan bahwa laporan keuangan suatu korporasi lazimnya meliputi; neraca (balance sheets), laporan rugi laba (income

statement) dan laporan sumber dan penggunaan dana (sources and uses fund).

Laporan keuangan ini digunakan untuk berbagai macam tujuan. Setiap penggunaan yang berbeda membutuhkan informasi yang berbeda pula. Misalnya, seperti bank sebagai dasar atas pemberian kredit akan memerlukan informasi yang berbeda dengan calon investor. Demikian pula dengan pemerintah melalui kantor pajak atau ekonom akan memerlukan data yang berbeda.

Laporan keuangan yang baik dan akurat dapat menyediakan informasi yang berguna antara lain dalam (Martono & Harjito, 2001 : 52):

1. Pengambilan keputusan akuntansi. 2. Keputusan pemberian kredit. 3. Penilaian aliran kas.

4. Penilaian sumber-sumber ekonomi.

5. Melakukan klaim terhadap sumber-sumber dana.

6. Menganalisis perubahan yang terjadi terhadap sumber-sumber dana. 7. Menganalisis penggunaan dana

C. Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan adalah analisis angka-angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan ( Harahap, 2004 : 297). Pengertian rasio adalah membandingkan (membagi) antara satu item tertentu dalam laporan keuangan dengan item lainnya. Cara ini ternyata lebih dapat menjelaskan makna suatu angka yang ada di laporan keuangan dibandingkan dengan hanya melihat angka tersebut dengan begitu saja (Syahyunan,2004:80).

D. Rasio Leverage

Rasio leverage digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh utang-utangnya. Rasio ini dapat pula digunakan untuk mengetahui sumber dana perusahaan mendanai kegiatan usahanya, lebih banyak menggunakan utang atau ekuitas.

Financial Leverage adalah penggunaan sumber dana yang memiliki

beban tetap dengan harapan bahwa akan memberikan keuntungan yang lebih besar daripada beban tetapnya sehingga akan meningkatkan keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham.

Istilah leverage biasanya digunakan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktiva atau dana yang mempunyai beban tetap yang bertujuan untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik atau pemegang saham. Dengan memperbesar unsur-unsur leverage maka ketidakpastian return makin tinggi tapi juga memperbesar kemungkinan pertambahan jumlah return yang diperoleh. Semakin tinggi leverage maka semakin tinggi risiko yang akan dihadapi. Risiko yang dimaksud adalah ketidakpastian dalam hubungan dengan kemampuan perusahaan membayar kewajiban-kewajiban tetapnya.

Pada praktiknya dikenal tiga macam bentuk leverage dalam perusahaan yaitu Operating leverage, Financial Leverage dan Total Leverage. Financial

Leverage lebih melihat cara perusahaan dalam mendanai kegiatan operasionalnya,

sedangkan pada Operating Leverage lebih melihat kepada kepekaan Earning

kemampuan perusahaan dalam menggunakan dana dengan biaya tetap, biaya tetap operasi maupun biaya tetap keuangan. Tujuannya untuk memperbesar pengaruh perubahan volume penjualan terhadap pendapatan. Jadi total leverage adalah refleksi keseluruhan pengaruh dari struktur biaya tetap operasi dan biaya tetap keuangan.

Nilai Financial Leverage dapat diketahui dengan menghitung

nilai-nilainya dengan rumusan rasio-rasio leverage.

1. Rasio Leverage sebagai variabel bebas di ukur dengan rumusan-rumusan sebagai berikut (Umar, 2000:174):

a. Aktiva Total Utang Total Ratio Debt

Rasio ini menjelaskan perbandingan total utang dan total aktiva yang ada dalam perusahaan. Rasio yang tinggi berarti perusahaan menggunakan utang/financial leverage yang tinggi. Penggunaan utang yang tinggi akan meningkatkan profitabilitas, di lain pihak, utang yang tinggi juga akan meningkatkan risiko. Jika penjualan tinggi, maka perusahaan bisa memperoleh keuntungan yang tinggi (karena hanya membayar bunga yang sifatnya tetap). Sebaliknya jika penjualan turun, perusahaan terpaksa bisa mengalami kerugian, karena adanya bunga yang harus dibayarkan.

b. Aktiva Total Lancar Tidak Utang Ratio Assets Total To Debt Term Long

Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa bagian dari total aktiva yang dibelanjai dengan utang tak lancar atau jangka panjang.

c. Modal Utang Total Ratio Equtiy To Debt

Rasio ini menjelaskan berapa persentase total utang yang dijamin oleh modal sendiri yang berasal dari pemilik saham.

d. Bunga Beban Usaha Laba Ratio Earned Interest Time

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan membayar utang dengan laba sebelum bunga dan pajak. Rasio tersebut menghitung seberapa besar laba sebelum bunga dan pajak yang tersedia untuk menutup beban tetap bunga. Rasio yang tinggi menunjukkan situasi yang aman, karena tersedia dana yang lebih besar untuk menutup pembayaran bunga.

E. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan (profit margin on sales, return on total assets, return on net worth dan lain sebagainya). Rasio profitabilitas

secara garis besarnya ada dua macam yaitu yang menunjukkan laba dalam hubungan dengan penjualan dan rasio yang menunjukkan laba dalam hubungannya dengan investasi. Rasio ini menunjukkan efektivitas keseluruhan operasi perusahaan. Rasio yang diteliti dalam penelitian ini adalah Return On Equity (ROE) yaitu rasio yang menjelaskan berapa persentase keuntungan yang

dapat dihasilkan oleh perusahaan bila diukur dari modal pemilik.

Rasio pengembalian atas ekuitas saham biasa atau Return On Equity

aham biasa Ekuitas s m biasa egang saha untuk pem ersedia sih yang t Laba ber (ROE) Equity On Return

A. Bursa Efek Jakarta

1. Sejarah Umum Bursa Efek Jakarta

Bursa Efek Jakarta adalah salah satu bursa saham yang dapat memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan ekonomi nasional.Bursa Efek Jakarta berperan juga dalam upaya mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciptakan pasar modal Indonesia yang stabil.

Bursa Efek Jakarta berawal dari berdirinya bursa efek di Indonesia pada abad XIX. Bursa Efek Jakarta berdiri pada tahun 1912 di Batavia dengan bantuan pemerintah kolonial Belanda, pusat pemerintahan kolonial Belanda dan dikenal sebagai Jakarta pada saat ini.

Bursa Batavia ditutup selama periode perang dunia pertama, kemudian dibuka lagi pada tahun 1925. Selain Bursa Batavia, pemerintah kolonial juga mengoperasikan Bursa Paralel di Surabaya dan Semarang. Namun kegiatan bursa ini dihentikan kembali ketika terjadi pendudukan oleh tentara Jepang di Batavia. Pada tahun 1952, tujuh tahun setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya, bursa saham dibuka lagi di Jakarta dengan memperdagangkan Saham dan Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan Belanda sebelum perang dunia. Kegiatan bursa saham kemudian berhenti lagi ketika pemerintah Indonesia meluncurkan program nasionalisasi pada tahun 1956.

Bursa saham dibuka kembali tahun 1977 dan ditangani oleh Badan Pelaksana Pasar Modal (Bapepam) yang merupakan sebuah institusi baru dibawah Departemen keuangan. Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi saham meningkat dan mencapai puncaknya pada tahun 1990 seiring dengan perkembangan pasar finansial dan sektor swasta.

Bursa saham diswastanisasi menjadi PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada tanggal 13 juli 1992. Swastanisasi bursa saham menjadi PT. Bursa Efek Jakarta (BEJ) ini mengakibatkan beralihnya fungsi Bapepam menjadi Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM).

Bursa Efek Jakarta meluncurkan Jakarta Automated Trading System

(JATS) pada tanggal 22 Mei 1995 yang merupakan sebuah sistem perdagangan

otomasi yang menggantikan sistem perdagangan manual. Sistem perdagangan

dengan Jakarta Automated Trading System (JATS) ini mampu memfasilitasi perdagangan efek dalam frekuensi yang lebih besar serta dapat menjamin kegiatan transaksi yang fair dan transparan dibandingkan dengan sistem perdagangan manual. Kegiatan penyebaran data sebagai konsumsi publik juga dapat dilakukan dengan cepat. Data-data tersebut antara lain Data Order, Data Transaksi, Data Indeks dan Stock Summary. Data Order meliputi Order time (waktu order entry), Kode Saham, Kode Papan, Kode Broker (untuk papan regular, kode broker tidak dikirim), Harga, Volume, Tipe Investor (Lokal/Asing) dan Nomor Order. Data Transaksi meliputi Trade time (waktu terjadinya transaksi), Kode Saham, Kode Papan, Nomor Transaksi, Harga, Volume, Kode Broker Beli, Kode Broker Jual, Tipe Investor Beli (Lokal/Asing), Tipe Investor Jual (Lokal/Asing), Nomor Order Beli dan

Nomor Order Jual. Data Indeks meliputi Nilai Index IHSG, Nilai Index LQ 45 (Papan Utama/MBX dan Papan Pengembangan/MDX) dan Nilai Index Sektoral. Data Stock Summary meliputi Previous Price, Harga saham tertinggi, Harga saham terendah, Perubahan harga saham dibanding hari sebelumnya, Harga permbukaan, Total volume yang diperdagangkan, Total frekuensi, Total nilai perdagangan, Index saham, Harga dan volume order beli terbaik serta Harga dan volume order jual terbaik.

Bursa Efek Jakarta beralamat di Jakarta Stock Exchange Building, Jl. Jend. Sudirman, Kav. 52-53, Telepon: +62 21 5150515, Jakarta 12190, Indonesia.

B. Perusahaan Industri Otomotif Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta 1. PT Astra Internasional,Tbk

PT Astra Internasional Tbk. (Perseroan) didirikan pada tahun 1957 dengan nama PT Astra International Incorporated, berdasarkan Akta NOtaris Sie Khwan Djioe No. 67 tanggal 20 Februari 1957. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan NO. J.A.5/53/5 tanggal 1 Juli 1957.

Perseroan berdomisili di Jakarta, Indonesia dengan kantor pusat berlokasi di Jl. Gaya Motor No. 8 Sunter II, Jakarta. Perseroan memulai kegiatan komersialnya pada tahun 1957.

Pada tahun 1990, Perseroan melalui penawaran umum perdana menawarkan kepada masyarakat sejumlah 30 juta lembar saham dengan nilai nominal Rp 1.000 (dalam satuan Rupiah) per saham dengan harga penawaran sebesar Rp 14.850 (dalam satuan Rupiah) per saham. Pada tahun 1994,

Perseroan melalui penawaran umum terbatas dengan hak memesan saham terlebih dahulu menawarkan 48.439.600 saham dengan harga Rp 13.850 (dalam satuan rupiah) per saham. Pada tahun yang sama, Perseroan membagikan saham bonus yang berasal dari kapitalisasi tambahan modal disetor sejumlah Rp 871,9 miliar atau setara dengan 871.912.800 saham.

Seluruh saham Perseroan telah dicatatkan pada Bursa Efek Jakarta dan Surabaya. Ruang lingkup kegiatan utama Perseroan dan anak perusahaan meliputi perakitan dan penyaluran mobil, sepeda motor berikut suku

Dokumen terkait