• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prinsip dan Ruang Lingkup Penyelenggaraan Uang Elektronik

Dalam PBI No.26/8/PBI/2018 pasal 2 Penyelenggaraan uang elektronik dilakukan dengan memenuhi prinsip :

a. tidak menimbulkan resiko sistemik;

b. opersional dilakukan berdasarkan kondisi keungan yang sehat;

c. penguatan perlindungan konsumen;

d. usaha yang bermanfaat bagi perekonomian Indonesia; dan e. pencegahan pencucian uang dan pendanaan terorisme

Pada pasal 3 PBI No.26/8/PBI/2018 ayat (1) berdasarkan lingkup penyelenggaraannya uang elektronik dibedakan menjadi :

a. close loop, yaitu Uang elektronik yang hanya dapat digunakan sebagai instrumen pembayaran kepada Penyedia barang dan /atau jasa yang merupakan penerbit uang elektronik; dan

b. open loop, yaitu Uang elektronik yang dapat digunakan sebagi instrumen pembayaran kepada penyedia barang dan/atau jasa yang bukan merupakan penerbit uang elektronik tersebut.

Ayat (2) Uang elektronik sebagai mana dimaksud dalam ayat (1) dapat dibedakan berdasarkan :

a. media penyimpan Nilai Uang Elektronik berupa :

17

1. server based, yaitu Uang elektronik dengan media penyimpanan berupa server, dan

2. chip base, yaitu Uang elektronik dengan media penyimpanan berupa chip;

dan

b. pencatatan data identitas Pengguna berupa :

1. unregistered, yaitu Uang elektronik yang data identitas Penggunnanya tidak terdaftar dan tidak tercatat pada Penerbit; dan

2. registered, yaitu Uang elektronik yang data identitas penggunanya terdaftar dan tercatat pada Penerbit.

2.1.5 Hubungan Jumlah Uang Beredar (M1) dengan Permintaan Uang Elektronik.

Dalam paper kajian (Siti, Dkk 2006) dijelaskan bahwa e-money diperhitungkan sebagai M1 karena karakteristik sifat float e-money adalah sangat likuid sehingga dapat disetarakan dengan uang cash (M1). Dalam posisi keseimbangan Md=Ms dalam teori Cambrige dikatakan Permintaan akan uang bisa di lihat dari jumlah uang yang beredar karena jumlah uang yang beredar ditentukan oleh pemerintah. Demikian juga dengan jumlah uang elektronik yang beredar di tentukan oleh Pemerintah dalam hal ini yang berwenang mengatur tentang Uang Elektronik adalah Bank Indonesia.

Sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank Indonesia Nomor 20/6/PBI/2018 tentang Uang Elektronik pada pasal 9 adanya modal yang disetor oleh penerbit paling sedikit sebesar Rp 3.000.000.000 (tiga milyar rupiah) sebagai dana float.

Dana float adalah seluruh nilai uang elektronik yang berada pada penerbit atas hasil

Penerbitan Uang Elektronik dan/atau Pengisian Ulang (Top Up) yang masih merupakan kewajibaban penerbit kepada Pengguna dan Penyedia Barang dan/atau Jasa. Berdasarkan posisi keseimbangan dalam teori cambrige Jumlah uang beredar (M1) yang ada dimasyarakat mempunyai pengaruh terhadap permintaan uang elektronik karena nilai uang elektronik harus ditukarkan terlebih dahulu berdasarkan nilai uang.

2.1.6 Hubungan Transaksi Uang Elektronik dengan Permintaan Uang Elektronik

Teori permintaan yang dikemukakan keynes ada tiga yaitu Motif transaksi (transaction motive), Motif berjaga-jaga (precautionary motive), Motif spekulasi (speculative motive). Permintaan uang untuk transaksi dipengaruhi oleh tinggi rendahnya tingkat pendapatan. Karena dalam hal uang elektronik nilai transaksi dapat kita ketahui tingkat pendapatan di anggap ceteris paribus. Fisher mengemukakan bahwa permintaan uang merupakan kepentingan yang sangat likuid untuk motif transaksi. Dengan sederhana persamaan transaksi permintaan uang fisher adalah

MV = PT

Dimana nilai dari barang yang dijual dikalikan dengan harga rata-rata barang tersebut (P) harus sama dengan volume uang yang ada dalam masyarakat dikalikan dengan berapa kali rata-rata perputaran uang. Volume transaksi dalam suatu periode tertentu ditentukan oleh tingkat ouput masyarakat (pendapatan nasional).

Transaksi uang elektronik merupakan transaksi yang dilakukan oleh masyarakat menggunakan uang elektronik. Adapun transaksi yang terjadi dalam

19

uang elektronik bisa dilihat secara nominal dan volume transaksi. Sehingga besar nominal dan volume transaksi uang elektronik memiliki pengaruh terhadap permintaan uang elektronik.

2.1.7 Hubungan Infrastruktur Uang Elektronik dengan Permintaan Uang Elektronik.

Infrastruktur Uang Elektronik yang berupa mesin pembaca (Electronic Data Capture). Mesin EDC merupakan sebuah alat untuk menerima pembayaran yang dapat menghubungkan antar rekening secara realtime. Mesin ini diberikan oleh pihak bank atau penyelenggara uang elektronik untuk para nasabahnya yang memiliki toko atau merchant. Teknologi keuangan dan kebijakan moneter ini akan mempengaruhi uang elektronik dalam berkembang (Marco Amone, 2004).

Ketersediaan infrastruktur pendukung serta sistem pembayaran in semakin efisien sesuai yang diinginkan.

Banyaknya mesin EDC yang beredar di merchant - merchant tentunya semakin memudahkan masyarakat dalam melakukan transaksi non tunai atau Less Cash Society (LCS) yang gencar dicanangkan oleh Bank Indonesia. Keberhasilan dan kepercayaan masyarakat untuk menggunakan uang elektronik tentu bergantung pada fasilitas-fasilitas yang diberikan seperti ketersedian Mesin Reader Adapun manfaatnya bagi masyarakat lebih mudah dalam melakukan transaksi, menghemat waktu, dan tidak perlu menyiapkan uang dalam jumlah yang besar. Luthfan (2018) dalam penelitiannya mengatakan jumlah uang elektronik beredar dan jumlah mesin EDC uang elektronik memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap perputaran uang di Indonesia.

2.2 Penelitian Terdahulu

Adapun beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini diantaranya dapat di lihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Peneliti/Tahun Judul Penelitian Variabel

Penelitian Teknik Analisis Hasil Penelitian Tritoguna

Silitonga/ 2014 Analisis Permintaan Uang Elektronik

Sumolang/ 2015 Analisis Permintaan Uang Elektronik di

21 Tri Widodo/ 2018 Analisis Pengaruh

Electronic Money

Lasondy Istanto S Analisis Dampak Pembayaran Non

Saragih/ 2018 Analisis Hubungan Antara Uang

2.3 Kerangka Konseptual Penelitian

Adapun kerangka pemikiran peneliti yang menjadi dasar dalam penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.4 Hipotesis

Dari tinjauan pustaka yang telah di uraikan di atas dan berdasarkan penelitian terdahulu maka hipotesa dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Diduga bahwa Jumlah Uang Beredar (M1) berpengaruh terhadap permintaan uang elektronik (e-money) di Indonesia.

2. Diduga bahwa Nilai Transaksi Uang Elektronik berpengaruh terhadap permintaan uang elektronik (e-money) di Indonesia.

3. Diduga bahwa Volume Transaksi Uang Elektronik berpengaruh terhadap permintaan uang elektronik (e-money) di Indonesia.

4. Diduga bahwa Infrastruktur Uang Elektronik berpengaruh terhadap permintaan uang elektronik (e-money) di Indonesia.

M1(𝑥1)

Infrastruktur Uang Elektronik (𝑥4) Nilai Transaksi Uang

Elektronik (𝑥2) Permintaan Uang

Elektroni k (y) Volume Transaksi

Uang Elektronik (𝑥3)

BAB III

METODE PENELITIAN

Dokumen terkait